Anda di halaman 1dari 14

Pengertian Biaya Kualitas (Quality Cost) dalam Produksi – Biaya Kualitas (Biaya Mutu) atau dalam bahasa

Inggris sering disebut dengan Quality Cost adalah Biaya-biaya yang timbul dalam penanganan masalah
Kualitas (Mutu), baik dalam rangka meningkatkan Kualitas maupun biaya yang timbul akibat Kualitas yang
buruk (Cost of Poor Quality). Dengan kata lain, Biaya Kualitas (Quality Cost) adalah semua biaya yang
timbul dalam Manajemen Kualitas (Quality Management).

Feigenbaum (1961) dalam bukunya yang berjudul “Total Quality Control” menyebutkan bahwa Biaya
Kualitas terdiri dari 3 kategori utama, yaitu Biaya Pencegahan (Preventive Cost), Biaya Penilaian
(Appraisal Cost) Biaya Kegagalan (Failure Cost). Biaya Kegagalan kemudian dibagi lagi menjadi 2 jenis
yaitu Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost) dan Biaya Kegagalan Eksternal (External Failure
Cost).

Biaya Pencegahan (Preventive Cost) adalah biaya yang dikeluarkan dalam mencegah terjadi kegagalan
pada proses pertamanya seperti Biaya Pelatihan (Training Cost) dan Biaya Perencanaan Kualitas (Quality
Planning). Biaya Peniliaian (Appraisal Cost) adalah biaya yang timbul saat melakukan penyaringan atau
pendeteksian kegagalan produk seperti Biaya Pengujian, Inspeksi dan Proses Audit. Sedangkan Biaya
Kegagalan adalah Biaya yang timbul akibat buruknya kualitas ataupun kegagalan produk yang tidak
memenuhi standar pelanggan (Customer). Dalam Biaya Kegagalan ini, terdapat lagi biaya kegagalan
Internal yang terjadi akibat buruknya kualitas selama proses produksi dan Biaya Kegagalan Eksternal yang
terjadi akibat kegagalan produk yang telah dijual.

Untuk lebih jelas, silakan perhatikan Tabel dibawah mengenai 3 Kategori Utama Biaya Kualitas (Quality
Cost) beserta contoh biaya-biaya yang akan timbul dari Biaya Kualitas tersebut.

Kategori Contoh Biaya yang perlu dikeluarkan


1. Biaya Pelatihan (Training Cost)

2. Proses Capability Studies (Penelitian Kapabilitas Proses)

Biaya 3. Vendor Survey


Pencegahan (Preventive
Cost) 4. Quality Planning and Design
1. Segala Jenis Pengujian (testing) dan Inspeksi

2. Pembelian Peralatan Pengujian dan Inspeksi

3. Peninjauan Kualitas dan Audit (Quality Audit and Review)


Biaya Penilaian(Appraisal
Cost) 4. Biaya Laboratorium
1. Biaya Scrap dan pengerjaan ulang (Rework)

2. Biaya Perubahan Desain (Design Change)

3. Biaya Kelebihan Persedian (Excess Inventory Cost)


Biaya Kegagalan(Failure
Cost)Internal 4. Biaya Pembelian Bahan
1. Biaya Purna Jual / Jaminan (Warranty)

2. Biaya Pengembalian Produk (Return and Recall)

3. Biaya Penangan Keluhan Pelanggan


Biaya Kegagalan(Failure
Cost)Eksternal 4. Biaya Ganti Rugi
Biaya akibat Kualitas Buruk / Cost of Poor Quality
(COPQ)
Cost of Poor Quality (COPQ) adalah Biaya yang timbul akibat Kualitas Buruk atau kegagalan produk yang
tidak memenuhi standar pelanggan (Customer). Perusahaan yang mampu memperbaiki kualitasnya dan
meng-eliminasi terjadi biaya COPQ ini akan dapat meningkatkan Laba Perusahaan sehingga memiliki
keunggulan dalam bersaing dengan kompetitornya.

Biaya-biaya yang timbul akibat buruknya Kualitas bukan hanya 3 Kategori utama yang disebutkan diatas,
tetapi terdapat juga kerugian-kerugian ataupun biaya-biaya tersembunyi lainnya (Hidden cost) seperti
Kerugian akibat kehilangan Proyek / Bisnis, Biaya Manajemen, Kehilangan kepercayaan pelanggan, biaya
kehilangan asset dan lain sebagainya. Biaya-biaya tersebut ibaratnya seperti Gunung Es yang
penampakannya di permukaan air adalah lebih sedikit dibandingkan dengan yang tersembunyi di dalam
air.

Salah satu Strategi yang dipergunakan oleh Manajemen Perusahaan untuk meng-eliminasi COPQ (Cost of
Poor Quality) adalah dengan menerapkan Metodologi Six Sigma. Dengan Six Sigma Manajemen
Perusahaan dapat meng-identifikasikan penyebab-penyebab terjadinya kegagalan dan melakukan
perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan Kualitas secara keseluruhan.

Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada
bagian kepemilikan sebuah perusahaan. [1] Dengan menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-
perusahaan yang membutuhkan pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis -
saham (efek ekuitas) - dengan imbalan uang tunai.[2] Ini adalah metode utama untuk meningkatkan modal
bisnis selain menerbitkan obligasi.[2] Saham dijual melalui pasar primer (primary market) atau pasar
sekunder(secondary market).[3]
Daftar isi

Riwayat saham[sunting | sunting sumber]


Jenis[sunting | sunting sumber]
Ada beberapa tipe dari saham, termasuk saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred
stock).[4] Saham preferen biasanya disebut sebagai saham campuran karena memiliki ciri-ciri hampir sama
dengan saham biasa.[5] Biasanya saham biasa hanya memiliki satu jenis tetapi dalam beberapa kasus
terdapat lebih dari satu, tergantung dari kebutuhan perusahaan.[4] Saham biasa memiliki beberapa jenis,
seperti kelas A, kelas B, kelas C, dan lainnya.[4] Masing-masing kelas dengan keuntungan dan kerugiannya
sendiri-sendiri dan simbol huruf tidak memiliki arti apa-apa.[4]

Ciri-ciri[sunting | sunting sumber]


Saham preferen[sunting | sunting sumber]

Saham preferen memiliki ciri-ciri sebagai berikut:[5][6]

 Memiliki berbagai tingkat, dapat diterbitkan dengan ciri-ciri yang berbeda


 Tagihan terhadap aktiva dan pendapatan, memiliki prioritas lebih tinggi dari saham biasa dalam hal
pembagian dividen
 dividen kumulatif, bila belum dibayarkan dari periode sebelumnya maka dapat dibayarkan pada
periode berjalan dan lebih dahulu dari saham biasa
 Konvertibilitas, dapat ditukar menjadi saham biasa, bila kesepakatan antara pemegang saham dan
organisasi penerbit terbentuk
Saham biasa[sunting | sunting sumber]

Memiliki ciri-ciri sebagai berikut :[5]

 Hak suara pemegang saham, dapat memillih dewan komisaris


 Hak didahulukan, bila organisasi penerbit menerbitkan saham baru
 Tanggung jawab terbatas, pada jumlah yang diberikan saja

Kategori[sunting | sunting sumber]


Bila ditinjau dari kinerja perdagangan, saham dapat dikelompokkan menjadi :[1]

1. Blue chip stocks, saham biasa yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin dalam industrinya,
memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen
2. Income stocks, saham suatu emiten dengan kemampuan membayarkan dividen lebih tinggi dari
rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya
3. Growth stocks, terdiri dari well-known dan lesser-known
4. Speculative stocks, saham secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun,
mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi pada masa mendatang, namun belum pasti
5. Cyclical stocks, saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis
secara umum
6. Emerging Growth Stocks, saham yang dikeluarkan oleh emiten yang relatif kecil dan stabil
meskipun dalam kondisi ekonomi yang kurang mendukung
7. Defensive Stocks, saham yang tetap stabil dari suatu periode atau kondisi yang tidak menentu dan
resesi.

Aplikasi[sunting | sunting sumber]


Masyarakat dapat membeli saham biasa di bursa efek via broker. Di Indonesia, pembelian saham harus
dilakukan atas kelipatan 100 lembar atau disebut juga dengan 1 lot.[7]Saham pecahan ( tidak bulat 100
lembar ) bisa diperjualbelikan secara over the counter.[7] Salah satu tujuan masyarakat untuk membeli
saham adalah untuk mendapatkan keuntungan dengan cara:[1]
1. Meningkatnya nilai kapital (capital gain).
2. Mendapatkan dividen.
Penawaran Saham Perusahaan kepada masyarakat pertama kali sebelum listing di bursa dinamakan Initial
Public Offering (IPO), sedangkan jika sudah terdaftar (listing) dan perusahaan ingin menambah saham
beredar dengan memberikan hak terlebih dahulu kepada pemegang saham lama untuk membeli-nya
dinamakan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau dikenal juga dengan sebutan Right Issue.
Beberapa perusahaan Indonesia melakukan dual listing saham di Bursa Efek Jakarta dan New York Stock
Exchange. Saham yang diperjualbelikan di NYSE tersebut biasa dikenal dengan American Depositary
Receipt(ADR). Harga saham, bisa naik atau pun turun, seiring dengan situasi dan kondisi yang ada.
Seperti saat krisis moneter pada tanggal 15 September 1998, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga
merupakan barometer saham di Indonesia terpuruk hingga mencapai nilai 292,12 poin.[8] Pada bulan
September pula, IHSG mencapai nilai terendah yaitu 254 poin.[8] Hal ini menyebabkan saham-saham di
dalam negeri menjadi under value.[8] Dalam periode 2002-2007, nilai IHSG telah pulih bahkan sudah
beberapa kali memecahkan rekor. Contohnya pada tahun 2006 dan tahun 2007 IHSG memposisikan
dirinya sebagai salah satu indeks yang memiliki kinerja terbaik dunia ( peringkat 2 setelah Cina, mencapai
level 2.745,826 poin).[9]Pada tanggal 11 Desember 2007, IHSG mencapai level 2.810,262 poin sekaligus
menorehkan sejarah sebagai level indeks tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.[9] Selain itu, IHSG
mengalami peningkatan rata-rata tahunan sebesar 42,18% sebagai pergerakan indeks tertinggi
dibandingkan dengan peningkatan indeks di Asia.[9]

Mekanisme perdagangan saham di Indonesia[sunting | sunting sumber]


Pertama yang perlu dilakukan adalah investor harus menjadi nasabah pada perusahaan efek dahulu.
[10]
Investor membuka rekening dengan membayarkan deposit sejumlah Rp 25 juta, sementara yang lain
mewajibkan sebesar Rp 15 juta dan seterusnya.[10] Jumlah yang disetorkan bervariasi.[10] Pada
dasarnya,batasan minimal atau jumlah nominal membeli saham tidak ada tetapi di Bursa Efek Indonesia
pembelian minimal 100 lembar atau 1 lot, misalnya harga saham perusahaan XYZ senilai Rp 100,00 maka
dana minimal yang dibutuhkan untuk membeli satu lot sama dengan Rp 10.000,00 (100 lembar dikali Rp
100,00).[10] Transaksi penjualan atau pembelian dapat dilakukan pada Hari bursa.[10]

Tempat perdagangan[sunting | sunting sumber]


Tempat lain untuk membeli saham selain IDX/Indonesia Stock Exchange (Indonesia),
yaitu Nasdaq/Nasdaq Stock Market (Amerika Serikat), NYSE/New York Stock Exchange (New
York), SEAQ/Stock Exchange Automated Quotations ( London), Euronext (merger pasar saham antara
negara Paris, Amsterdam, dan Brussels), TSE/Tokyo Stock Exchange ( [Tokyo]]), SGX/Singapore
Exchange (Singapura) dan tempat perdagangan lainnya (terdapat kurang lebih 69 tempat
perdagangan/bursa saham di seluruh dunia).[11][12]

Jual kosong[sunting | sunting sumber]


Biasanya, hal pertama yang dilakukan oleh investor adalah membeli saham dan kemudian menjualnya.
[13]
Dengan jual kosong (short selling), yang terjadi adalah kebalikannya.[13]Pertama, saham dijual kemudian
dibeli kembali.[13] Cara ini memungkinkan investor mendapatkan keuntungan dari penurunan harga saham.
[13]
Dilakukan dengan cara, investor meminjam suatu saham dari broker dan menjualnya.
[13]
Selanjutnya, short-seller harus membeli saham yang sama untuk menggantikan saham yang telah
dipinjam.[13] Kegiatan ini disebut mengganti posisi kosong

Apa yang dimaksud dengan ekuitas (equity)? Secara umum, pengertian ekuitasadalah
besarnya hak residual atau kepentingan pemilik entitas terhadap aset entitas tersebut
setelah dikurangi semua kewajiban dalam neraca.
Arti ekuitas dapat juga didefinisikan sebagai modal atau kekayaan suatu entitas, yaitu
selisih jumlah aktiva (aset) dikurangi dengan pasiva (kewajiban). Jadi, pada prinsipnya
ekuitas adalah kekayaan bersih yang berasal dari investasi pemilik dan juga dari hasil
kegiatan usaha perusahaannya.

Menurut PSAK (2002) pasal 49, pengertian ekuitas adalah hak residual atas aktiva
perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Dengan kata lain, ekuitas adalah suatu
perkiraan yang mencerminkan porsi hak atau kepentingan pemilik perusahaan
terhadap harta perusahaan tersebut.

Baca juga: Pengertian Modal

Jenis-Jenis Ekuitas
Pada suatu entitas yang berbentuk perseroan, terdapat lima jenis ekuitas. Mengacu
pada pengertian ekuitas, adapun jenis-jenis ekuitas adalah sebagai berikut:

1. Akun Penambah Ekuitas


Akun penambah ekuitas dapat dibagi 2 macam, yaitu Laba Ditahan dan Modal Disetor.
Kedua akun ini nantinya akan dijelaskan pada laporan perubahan ekuitas dan
merupakan unsur penambah ekuitas.

2. Modal Disetor
Modal disetor adalah besarnya uang yang disetorkan oleh pemegang saham. Modal
disetor dapat kelompokkan menjadi dua, yaitu:

 Modal Saham, yaitu jumlah nominal saham yang beredar.


 Agio/ Disagio Saham, yaitu selisih antara setoran pemegang saham dengan
jumlah nominal saham. Agio merupakan selisih di atas nominal, sedangkan
Disagio merupakan selisih di bawah nominal.

3. Pendapatan
Pendapat (revenues) adalah laba suatu entitas yang memberikan penambahan nilai
perusahaan pada periode pencatatan. Dalam hal ini pendapatan adalah laba ditahan
yang dipakai untuk melakukan ekspansi entitas sehingga dapat memperbesar aset
entitas tersebut.
4. Akun Pengurang Ekuitas
Ini adalah kebalikan dari akun penambah ekuitas. Terdapat dua akun pengurang
ekuitas, yaitu pengambilan pribadi dan biaya. Kedua akun pengurang ini akan
dinyatakan sebagai pengurang ekuitas dengan saldo nominal di bagian debit pada
laporan.

5. Pengambilan Pribadi
Ini adalah pengambilan modal yang dilakukan oleh pemilik. Jika perusahaan sudah
berbentuk perseroan, maka pengambilan pribadi (prive) hanya dapat dilakukan bila
disetujui oleh dewan komisaris.

6. Beban/ Pengeluaran
Beban/ pengeluaran adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh entitas untuk kegiatan
operasionalnya dalam menghasilkan barang atau jasa. Pada laporan ekuitas beban dan
pendapatan tidak tercantumkan secara langsung, namun dalam bentuk laba atau rugi.

Baca juga: Pengertian Aset

Contoh Ekuitas dalam Akuntansi


Sebagai contoh, kita dapat melihat beberapa ekuitas yang terdapat pada suatu entitas
berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Adapun beberapa contoh ekuitas adalah sebagai
berikut:

1. Modal Perseroan Terbatas yang terdiri atas saham.


2. Saham yang terdiri dari; Saham Preferen, Saham Biasa, dan Akun Tambahan
Modal Disetor.
3. Modal yang berasal dari sumbangan (donated capital) dapat dilaporkan
sebagai bagian dari tambahan modal disetor.
4. Premium (agio) atau discount (disagio) dari penjualan saham, baik saham
biasa maupun saham preferen.
5. Selisih penilaian kembali aktiva tetap, untuk perusahaan yang melakukan
revaluasi aktiva tetap berdaarkan peraturan pemerintah.
6. Retained Earnings (laba ditahan/ sisa laba tahun sebelumnya) atau Deficit/
Accumulated Losses (sisa rugi tahun sebelumnya).
Baca juga:

 Pengertian Uang
 Pengertian Akuntansi
Demikianlah penjelasan ringkas mengenai pengertian ekuitas, jenis-jenis, dan contoh
ekuitas dalam akuntansi. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan
kamu.

Laporan arus kas

Laporan arus kas atau yang dikenal dengan cash flow


statement merupakan elemen penting yang berfungsi untuk memberikan
informasi mengenai kondisi keuangan sebuah perusahaan pada suatu
periode.

Pada artikel ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai definisi serta jenis-
jenis laporan arus kas.

Definisi Laporan Arus Kas


Laporan arus kas adalah sebuah laporan yang menunjukkan perincian
dari arus kas masuk (penerimaan) dan keluar (pengeluaran) suatu
perusahaan pada suatu periode tertentu.

Yang biasa digambarkan dalam laporan keuangan arus kas (cash flow
statement) meliputi jumlah kas yang diterima, seperti pendapatan tunai
dan investasi tunai dari pemilik, serta jumlah kas yang dikeluarkan
perusahaan, seperti beban-beban yang harus dikeluarkan, pembayaran
utang, dan pengambilan prive.
[Baca Juga: Definisi Aktiva Adalah]

Laporan arus kas dibuat setelah pembuatan neraca keuangan dan


disusun berdasarkan data laporan laba rugi periode berjalan serta data
dari neraca periode sebelumnya.

Laporan arus kas, baik untuk perusahaan barang ataupun jasa,


mempunyai klasifikasi yang dibagi menjadi 3 jenis aktivitas, yaitu
operasional, investasi dan pendanaan.

Ingin tahu pemaparan lebih lengkapnya? Silakan simak di bawah ini:

#1 Arus Kas Operasional (Operational Cash Flow)


Arus kas operasional adalah arus kas yang terkait dengan operasional
perusahaan pada masa periode tertentu.

Biasanya, yang termasuk pada arus kas operasional adalah penerimaan


kas dari konsumen atau pendapatan piutang, pembayaran utang,
pembayaran biaya pegawai (gaji dan perlindungan), penerimaan bunga,
pembayaran pajak dan pengeluaran lainnya yang terkait dengan
aktivitas operasional.
#2 Arus Kas Pembiayaan (Financing Cash Flow)
Arus kas pembiayaan adalah arus kas yang terkait dengan aktivitas
pembiayaan perusahaan (pengurangan dan penambahan modal) pada
masa periode tertentu.

Beberapa contoh aktivitas pendanaan adalah pinjaman bank, penerbitan


obligasi, penerbitan saham melalui IPO (Initial Public Offering),
penerbitan saham baru melalui HMETD dan aktivitas lainnya.

#3 Arus Kas Investasi (Investing Cash Flow)


Arus kas investasi adalah arus kas masuk dan keluar yang terkait
dengan aktivitas investasi perusahaan pada periode tertentu.

Beberapa aktivitas yang tergabung dalam arus kas investasi adalah


pembelian dan penjualan aset tetap, penyertaan saham, dan bentuk
investasi lainnya.

Contoh Laporan Arus Kas


Fungsi dan Tujuan Laporan Arus Kas
Salah satu fungsi dan tujuan utama dari laporan arus kas terletak pada
informasi yang disajikan terkait pengeluaran dan penerimaan uang kas
pada sebuah periode.

Dari informasi ini perusahaan dapat membuat strategi keuangan, seperti


evaluasi terhadap aktiva bersih sebuah perusahaan, struktur keuangan
sebuah perusahaan (likuiditas dan solvabilitas), serta menyesuaikan
arus kas dengan perubahan keadaan dan peluang.
Suatu perusahaan yang memiliki laba bersih tinggi, belum tentu
menjamin bahwa perusahaan tersebut dapat membayar biaya karyawan
dan membeli perlengkapan perusahaan, oleh karena itu dibutuhkan
laporan arus kas.

[Baca Juga: Definisi Buku Besar Adalah]

Secara khusus, laporan arus kas bertujuan sebagai:

 Memperkirakan arus kas pada periode depan berdasarkan laporan


keuangan arus kas periode kini
 Menentukan kemampuan atau ketidakmampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban perusahaan.
 Landasan untuk pengambilan keputusan guna memperbaiki
kinerja perusahaan.
 Laporan mengenai hubungan laba bersih terhadap perubahan kas
perusahaan.

Penyusunan laporan arus kas dengan benar dan tepat dapat berguna
untuk masa depan perusahaan, terutama untuk mengembangkan usaha
serta investasi modal.
Manfaat Laporan Arus Kas
Tentunya, laporan keuangan terutama laporan arus kas memberikan
manfaat tidak hanya bagi perusahaan tetapi juga bagi banyak pihak
seperti investor, kreditor, pengelola perusahaan serta pihak lainnya.

Tidak hanya perusahaan barang, perusahaan jasa pun juga dapat


menikmati manfaat dari adanya laporan arus kas. Berikut adalah
manfaat dari laporan arus kas:

1. Memberikan informasi mengenai kemampuan entitas suatu


perusahaan dalam menghasilkan arus kas di masa depan
2. Dapat mengetahui besarnya kemampuan perusahaan dalam
membayar dividen dan memenuhi kewajibannya (seperti
membayar gaji karyawan)
3. Mengukur dengan jelas keberhasilan sebuah perusahaan

2 Metode Penyusunan Laporan Arus Kas


Untuk penyajiannya, laporan arus kas dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu langsung dan tidak langsung.

Elemen yang dilaporkan di dalam kedua jenis laporan tersebut tidak ada
yang berbeda, yang berbeda hanyalah metode penyusunan arus kas
yang berasal dari kegiatan operasional.

Pada kedua metode ini, sub-total yang dihasilkan akan sama untuk
ketiga kegiatan perusahaan, yaitu operasional, investasi serta
pembiayaan.

Berikut adalah perbedaan dari kedua metode ini:

#1 Metode Langsung
Pada metode ini, laporan arus kas akan disajikan dalam 3 kelompok
penerimaan dan pengeluaran kas, yaitu dari kegiatan operasional
(secara lengkap), kegiatan investasi, dan yang terakhir adalah kegiatan
pembiayaan.
Pada metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dibagi
menjadi 2 arus kas, yaitu masuk dan keluar, kemudian dirinci lagi
menjadi beberapa jenis penerimaan dan pengeluaran kas.

Keuntungan cara penyajian metode langsung adalah anda dapat


mengetahui sumber dana serta penggunaan kas melalui laporan metode
langsung.

Arus kas pada kegiatan operasi juga digolongkan dalam berbagai


kategori utama sehingga lebih mudah dimengerti.

Kelemahannya adalah jika Anda ingin mencari data seringkali tidak


mudah dan biaya pengumpulannya umumnya mahal.

Singkatnya:

 Laporan arus kas disusun dari buku kas/bank


 Karena disusun berdasarkan buku kas, pada saat pencatatan
setiap transaksi kas, harus langsung digolongkan dalam ke-3 jenis
aktivitas. Tujuannya untuk mempermudah penyusunan.

[Baca Juga: Definisi Defisit Adalah]


#2 Metode Tidak Langsung
Pada metode tidak langsung, arus kas dari kegiatan operasional,
ditentukan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas,
penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk
operasi dari masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau
beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaa seperti
biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan utang lancar serta laba
atau rugi. Metode penyajian secara tidak langsung ini didasarkan pada
lapoan laba rugi dan neraca keuangan.

Keuntungan metode penyajian secara tidak langsung adalah data lebih


terpusat pada perbedaan antara laba bersih dan arus kas dari aktivitas
operasional. Metode ini menunjukkan hubungan antara laporan laba
rugi, neraca dan laporan arus kas.

Singkatnya:

 Laporan arus kas disusun dari laporan keuangan (Laporan Neraca


dan Laporan Laba Rugi)
 Tidak diperlukan penggolongan pada setiap transaksi kas.
Pengelompokan aktivitas transaksi disusun berdasarkan
akun/rekening dalam laporan Keuangan.

Pentingnya Laporan Arus Kas


Karena laporan arus kas membantu sebuah perusahaan untuk
mengetahui tindakan yang sebaiknya ditempuh untuk memaksimalkan
keuntungan, sebaiknya laporan arus kas dibentuk dengan benar dan
tepat.

Apakah anda pernah menyusun laporan arus kas untuk bisnis Anda?
Sudahkah Anda cukup jelas mengenai dasar-dasar dari laporan
keuangan ini? Silakan ajukan pertanyaan serta komentar Anda pada
kolom di bawah ini.

Sumber Referensi:

 Admin. 14 Juni 2017. Laporan Arus Kas: Pengertian, Cara, Tujuan dan
Contoh. Dosenakuntansi.com – htt

Anda mungkin juga menyukai