Anda di halaman 1dari 16

“ANALISIS PEMBIAYAAN”

MAKALAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Baitul Maal Wat Tamwil
Dosen Pengampu: Lili Bariadi, S.Ag. M.Si.

Disusun Oleh :

KELOMPOK 6
Dinar Nurhidayat 11200530000047
Nur Fadillah 11200530000053
Ananda Haliza 11200530000077
Nur Almaas Salsabil 11200530000092

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022

i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan serta kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dam hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah
yang berjudul “Analisis Pembiayaan”.
Selama proses penyusunan makalah, penyusun mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, penyusun berterima kasih kepada Bapak
Lili Bariadi, S.Ag. M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Baitul Maal Wat Tamwil
yang telah memberikan tugas ini dan juga pihak yang tidak dapat disebutkan penyusun
satu persatu.
Penyusun sadar bahwa penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan.
Untuk itu kami menghimbau agar para pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang
membangun demi perbaikan makalah ini. Akhir kata penyusun berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi pihak-pihak yang
memerlukan.

Jakarta, 31 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….. 2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN
A. PEMBIAYAAN………………………………………………………………… 3
B. PINJAMAN KONVENSI ASET……………………………………………….. 3
C. PINJAMAN PELINDUNGAN ASET………………………………………….. 4
D. PINJAMAN ARUS KAS……………………………………………………….. 5
E. PRINSIP PEMBIAYAAN………………………………………………………. 7
F. PENERIMA PEMBIAYAAN…………………………………………………... 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………………. 11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) pada dasarnya merupakan
pengembangan dari konsep ekonomi dalam Islam terutama dalam bidang
keuangan yang kegiatanya mengelola dana yang bersifat nirlaba (sosial) dan
menghimpun, menyalurkan dana masyarakat dan bersifat profit motive.
Penghimpunan dana diperoleh melalui simpanan pihak tiga dan penyalurannya
dilakukan dalam bentuk pembiayaan atau investasi, yang dijalankan berdasarkan
prinsip syari’at.Sistem bebas bunga atau disebut Bank Syari’ah, memang tidak
khusus diperuntukkan untuk sekelompok orang namun sesuai landasan Islam
yang “Rahmatan lil ‘alamin” tetapi didirikan guna melayani masyarakat banyak
tanpa membedakan keyakinan yang dianut.
Pihak swasta secara individual ataupun kelembagaan, kepemilikan
dananya juga terbatas untuk memenuhi operasional dan pengembangan
usahanya. Dengan keterbatasan kemampuan finansial lembaga negara dan
swasta tersebut, maka penyediaan permodalan pengembangan pada sektor-sektor
produktif. Banyak nasabah yang mempunyai problema untuk memulai sebuah
usaha. Maka, ada salah satu produk bank syari’ah yaitu pembiayaan Murabahah.
Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah dalam rangka pemenuhan
kebutuhan barang modal (investasi). Murabahah sama dengan pembiayaan
investasi yang diberikan oleh bankbank syari’ah dan karenanya pembiayaan ini
berjangka waktu di bawah atau diatas satu tahun (long run financing).
Pembiayaan murabahah merupakan perjanjian antara bank dengan
nasabahnya. Perjanjian tersebut dalam bentuk pembiayaan pembelian atas
sesuatu barang yang dibutuhkan oleh nasabah. Nasabah akan membayar kepada
bank sesuai dengan waktu yang telah diperjanjikan (pada tanggal jatuh tempo)
dan lazimnya pembiayaan ini merupakan pembiayaan yang pendek. Pada
sebagian masyarakat melakukan pembiayaan Murabahah dengan BMT Syari’ah.
Dengan ini, mulai dari para petani dan pedagang pasar (usaha kecil) meminjam
modal untuk kelancaran dan perluasan usahanya.kebanyakan yang dihadapi
masyarakat terletak pada pembiayaan pada dagangannya, kadang-kadang
keuntungan dari barang yang dijual tidak sebanding dengan biaya yang mereka
keluarkan untuk membeli dagangannya
Pembiayaan adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian
1
atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu dengan suatu janji
pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada jangka waktu yang
disepakati.Pada sisi penyaluran dana (Landing of Fund), pembiayaan merupakan
pembiayaan yang potensial menghasilkan pendapatan dibandingkan dengan
alternatif pendanaan lainnya. Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa itu Pembiayaan?
2. Apa itu Pembiayaan BMT?
3. Apa tujuan Pembiayaan Murabahah?
4. Bagaimana sistematika pembiayaan?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam karya tulis ini, antara lain :
1. Untuk mengetahui apa itu pembiayaan dan pembiayaan BMT
2. Untuk mengetahui tujuan pembiayaan BMT
3. Mengetahui sistematika pembiayan BMT

1
Menurut pasal 1 ayat 11 UU No. 10/1998 tentang perubahan UU No 7/1992 tentang perbankan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PEMBIAYAAN
Pembiayaan merupakan pengadaan uang atau tagihan yang sejenis dengan itu,
berdasarkan kesepakatan atau persetujuan di antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan individu tersebut yang diberikan dana untuk membayar kembali tagihan
tersebut sampai jangka waktu yang sudah ditentukan dengan bagi hasil sebagai
feedback2.Pembiayaan merupakan penghasil aktiva produktif terbesar bagi sebuah
bank. Namun pembiayaan juga mempunyai risiko yang tinggi yang akan
mempengaruhi tingkat kesehatan bank. Salah satu permasalahan yang muncul adalah
pembiayaan macet dimana dana yang disalurkan kepada nasabah tidak dapat ditagih
kembali sehingga mengancam likuidasi bank.
B. PINJAMAN KONVENSI ASET
Pinjaman konversi aset adalah pinjaman jangka pendek yang biasanya dibayar
kembali dengan melikuidasi aset, biasanya persediaan atau piutang. Pinjaman
konversi aset terkadang digunakan oleh perusahaan dengan bisnis yang sangat
musiman, seperti perusahaan yang memperoleh sebagian besar pendapatan mereka
sekitar Natal.
a. Bagaimana Pinjaman Konversi Aset Bekerja?
Misalnya, sebuah perusahaan mainan mungkin perlu membayar
karyawannya pada pertengahan November, tetapi mereka kekurangan uang
karena telah mengeluarkan sebagian besar dananya untuk memproduksi dan
memasarkan mainan yang tidak akan dibeli hingga Desember. Salah satu opsi
yang mungkin dieksplorasi oleh perusahaan mainan adalah mendapatkan
pinjaman konversi aset. Ini bisa mengambil pinjaman sekaligus setuju untuk
menjual truk pengiriman. Saat truk terjual, pinjaman lunas. Jika tidak menjual,
perusahaan mainan akan gagal dalam pinjaman, tetapi pemberi pinjaman akan
memiliki truk sebagai jaminan.
b. Pinjaman Konversi Aset vs. Pinjaman Berjangka
Bergantung pada kelayakan kreditnya, perusahaan mainan mungkin
memiliki opsi pinjaman lain. Ini bisa mengambil pinjaman berjangka,
menggunakan truk pengiriman sebagai jaminan, dan melunasi pinjaman dalam
jangka waktu yang lebih lama. Dengan begitu ia bisa mempertahankan truk
2
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya, edisi revisi (Jakarta: PT .Raja grafindo persada, 2008), h. 56.

3
tersebut asalkan terus melakukan pembayaran pinjaman.
c. Referensi cepat
Pinjaman konversi aset adalah pinjaman jangka pendek yang berguna
untuk bisnis yang sangat musiman dan diperoleh dengan melikuidasi aset,
biasanya inventaris atau piutang.
d. Related Posts
1. Panduan untuk Menjual Kembali Mainan saat Natal untuk Uang Tambahan
2. Kurang dari truk (LTL)
3. Opsi Saham Karyawan (ESO)
4. Obligasi Konversi
5. Premium konversi
6. Pendapatan marjinal dan biaya produksi marjinal
7. Konversi paksa
8. Konversi tanpa sadar
9. Paritas konversi Price.
10. Rasio konversi3

C. PINJAMAN PERLINDUNGAN ASET


Asset protection lending rationale merupakan pemikiran bank untuk menilai
kemampuan nasabah dalam mengembalian pinjamannya. Pada dasarnya setiap
pembiayaan tidak jauh dari risiko, karena semakin tinggi dana yang disalurkan, maka
semakin tinggi risiko yang dihadapi. Oleh karena itu, bank tersebut harus selektif
dalam memberikan pembiayaan agar terhindar dari risiko yang akan terjadi. Bank
harus lebih jeli dalam mengumpulkan berkas-berkas penting untuk dijadikan bukti
apabila terjadi kesalahan pada saat memberikan pembiayaan dan diharapkan mampu
mengendalikan serta meminimalisirkan berbagai risiko yang mungkin terjadi.
Pembiayaan pada kategori asset protection lending, berfokus membiayai modal kerja
seperti, barang komoditas. Pada dasarnya bank akan memberikan pembiayaan untuk
stok barang, artinya keuntungan yang diambil dari pembiayaan ini adalah bagi hasil
dari penjualan nasabah. Jika stok barang yang dibiayai oleh bank berjalan lancar maka
keuntungan yang didapat bank pun akan baik, begitu sebaliknya jika keadaan usaha
nasabah sedang menurun maka keuntungan yang didapat akan menurun, bahkan bisa
jadi nasabah tidak dapat membayarkan bagi hasil kepada bank, pembiayaan ini
3
https://www.sridianti.com/ekonomi/pinjaman-konversi-aset-keuangan.html

4
sangatlah bergantung dari kemanjuan bisnis nasabah dan yang bisa saja bank akan
terus memberikan pembiayaan selama bisnis itu terus berjalan dan akan baru berhenti
jika bisnis itu berakhir, ini berarti bank akan terus memberikan modal selama waktu
yang tidak bisa ditentukan, analisa yang dilakukan oleh bank pun harus selektif,
karena jika pihak bank tidak berhati-hati dalam memberikan pembiayaan akan terjadi
risiko yang dapat merugikan bank, karena bisa saja usaha yang dijalani nasabah
mengalami kerugian. Terlebih Asset protection lending,berfokus membiayai modal
kerja berskala besar (satuan miliar).

D. PINJAMAN ARUS KAS


a. Definisi pinjaman arus kas
Pinjaman arus kas adalah jenis pinjaman tanpa jaminan yang
digunakan oleh bisnis untuk operasi sehari-hari. Umumnya, pinjaman
digunakan untuk membiayai modal kerja, seperti pembayaran gaji, sewa,
inventaris, dan sebagainya, dan dibayar kembali oleh arus kas masuk bisnis
Anda. Ini berarti Anda akan meminjam dari pendapatan yang Anda harapkan
akan diterima di masa depan.
b. Bagaimana cara kerja pinjaman arus kas?
Dalam kebanyakan kasus, pinjaman arus kas digunakan oleh
perusahaan kecil yang tidak memiliki aset yang diperlukan untuk mendukung
pinjaman, rekam jejak profitabilitas, atau riwayat kredit yang signifikan. Ini
berarti bahwa pemberi pinjaman akan sering membebankan suku bunga yang
lebih tinggi, sementara biaya originasi juga cenderung lebih tinggi.
Arus kas atau cash flow merupakan pergerakan uang yang masuk dan
keluar dalam periode waktu tertentu. Pada umumnya setiap bisnis
menginginkan pergerakan uang yang masuk lebih besar dibandingkan uang
yang keluar. Namun, ada kalanya uang yang keluar menjadi lebih besar
daripada uang yang masuk, sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan
dalam arus kas.
Menjaga arus kas merupakan hal penting agar perusahaan dapat terus
beroperasional. Tetapi, para pelaku usaha kerap kali kurang memperhatikan
arus kas miliknya sehingga perusahaannya tidak lagi bisa melanjutkan
kegiatan operasional. Parahnya lagi, arus kas yang negatif berkepanjangan
bisa mengancam keberadaan sebuah perusahaan, karena apabila sebuah

5
perusahaan tidak memiliki kas yang cukup untuk membayar supplier,
karyawan, atau kreditor, maka perusahaan tersebut akan dianggap pailit.

c. Tipe-tipe arus kas


Arus kas secara garis besar dibagi dua: arus kas masuk (inflow) dan
arus kas keluar (outflow). Arus kas masuk atau inflow merupakan jumlah uang
yang masuk ke dalam kas perusahaan. Termasuk di antaranya, jumlah
penjualan barang dan jasa, penerimaan royalti dan komisi, restitusi pajak,
bunga dari investasi, penjualan aset dan lain-lain.
Sedangkan arus kas keluar (outflow) merupakan jumlah uang yang
keluar dari kas perusahaan, yang biasanya terdiri dari pembayaran gaji
karyawan, pelunasan kepada pemasok barang dan jasa, pembelian aset,
pembayaran pajak dan lain-lain. Secara umum, timbulnya arus kas yang
negatif ini disebabkan oleh jumlah pengeluaran yang lebih besar (outflow)
dibandingkan jumlah uang yang masuk (inflow).
d. Penyebab Arus Kas Negatif
Salah satu penyebab umum arus kas bermasalah dalam berbisnis
adalah adanya pengeluaran biaya pada saat menunggu pelunasan atau
pencairan dari invoice klien. Hal ini dikarenakan adanya terms of payment
(TOP), yaitu jangka waktu dari penerbitan invoice sampai pelunasannya.
Terms of payment tiap perusahaan berbeda-beda, ada yang berjarak 30 hari
dan ada pula yang memiliki durasi hingga 90 hari. Istilah terms of payment ini
sangat lazim didengar oleh perusahaan yang bergerak di bidang B2B
(Business-to-Business).
Hal ini dapat semakin diperparah apabila pembayaran sampai telat
hingga jatuh tempo. Dana yang harusnya cair dan dapat digunakan sebagai
modal operasional atau untuk pengembangan usaha tidak dapat diterima,
sehingga kegiatan bisnis pun menjadi terhambat.
Sebagai contoh, perusahaan A yang bergerak dalam bidang instalasi
listrik melakukan transaksi bisnis dengan perusahaan B selaku pengguna jasa
tersebut. Perusahaan B sebagai klien dari perusahaan A memiliki terms of
payment hingga 90 hari, padahal dalam waktu dekat perusahaan A harus
melunasi biaya bahan baku dan peralatan yang digunakan dalam proyek
tersebut. Belum lagi, dalam waktu yang bersamaan, Perusahaan A harus

6
membayar gaji pegawainya. Akibatnya, kegiatan operasional perusahaan A
menjadi terhambat. Perusahaan A pun tidak bisa memulai proyek baru karena
tidak memiliki modal untuk membeli bahan baku.
Karena itu, pergerakan uang keluar yang besar pada saat menunggu
pelunasan dari klien membuat arus kas dari sebuah perusahaan akan
terganggu. Para pelaku usaha perlu memutar otak untuk mencari cara
mendapatkan modal, agar mereka dapat menjalankan bisnisnya kembali dan
mempertahankan perusahaannya. Salah satu caranya adalah dengan meminjam
dana.4

E. PRINSIP-PRINSIP PEMBIAYAAN
Adapun prinsip analisis pembiayaan yang dilakukan perbankan untuk
mengetahui dan menentukan apakah seseorang itu layak atau tidaknya untuk
memperoleh kredit sebagai berikut :
a. Prinsip 5 C
1) Character menggambarkan watak dan kepribadian calon debitur. Bank perlu
melakukan analisis terhadap karakter calon debitur, tujuannya untuk
mengetahui bahwa kewajiban calon debitur mempunyai keinginan untuk
memenuhi kewajiban membayar pinjamannya sampai dengan lunas.
2) Capacity adalah kemampuan calon debitur dalam menjalankan usahanya
guna memperoleh laba yang diharapkan. Penilaian ini berfungsi untuk
mengetahui atau mengukur kemampuan calon debitur dalam
mengembalikan atau melunasi utang-utangnya secara tepat waktu dari usaha
yang diperolehnya.5
3) Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek kredit perlu dilakukan
analisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah modal yang
dimilikioleh calon debitur atau berapa banyak dana yang akan diikutsertakan
dalam proyek yang di biayai oleh calon debitur. Semakin besar modal yang
di miliki oleh calon debitur akan semakin meyakinkan bagi bank akan
keseriusan calon debitur dalam mengajukan kredit.

4
https://amp.kontan.co.id/news/atur-arus-kas-keuangan-dengan-menggunakan-invoice-financing-sebagai-
solusinya
5
Veithzal Rivai, dkk. Comercial Bank Management(Manajemen Perbankan dari Teori ke Praktik), (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), h. 218

7
4) Collateral merupakan jaminan atau agunan yang diberikan oleh calon
debitur atas kredit yang diajukan. Agunan merupakan sumber pembayaran
kedua, artinya apabila debitur tersebut tidak dapat membayar anggsurannya
dan termasuk dalam kredit macet, maka bank dapat melakukan eksekusi
terhadap agunan.
5) Condition Of Economy merupakan analisis terhadap kondisi perekonomian.
Bank perlu mepertimbangkan sektor usaha calon debitur dikaitkan dengan
kondisi ekonomi, apakah kondisi ekonomi tersebut akan berpengaruh pada
usaha calon debitur di masa yang akan datang6

F. PENERIMA PEMBIAYAAN
Penerima pembiayaan adalah seseorang yang menerima pembiayaan murabahah dari
BMT. Penerima pembiayaan ini yang mengajukan permohonan BMT karena satu dan
hal lain, bertujuan untuk dibantu dalam memenuhi kebutuhan.
a. Ketentuan Umum Pembiayaan pada BMT
Yang menjadi ketentuan umum untuk calon penerima pembiayaan sebagai
berikut:
1. Beragama Islam Dan Kewarganegaraan Indonesia.
Hal ini mutlak karena BMT merupakan suatu lembaga keuangan islam
yang bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umat Islam di Indonesia.
2. Punya Usaha yang Layak dan milik sendiri.
Suatu usaha dinilai layak jika usaha tersebut berjalan 1 (satu) tahun,
yang berlokasi strategis dengan Profit yang bagus atau paling tidak punya
potensi untuk dapat dikembangkan dan usaha tersebut tidak usaha
bersama.
3. Pelarangan Pembiayaan.
- Pembiayaan tidak diberikan kepada perorangan atau badan usaha yang
tidak berdomisili di sekitar BMT.
- Pembiayaan tidak diberikan kepada perorangan atau badan usaha yang
tercatat dicatatan hitam (black lease).
- Pembiayaan tidak diberikan kepada usaha yang haram dan yang
bertentangan dengan syari’at Islam, seperti: a) Klub malam. b) Arena

6
Ismail, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 112-114

8
Perjudian. c) Peternakan babi. d) Kolam renang. e) Bioskop. f) Dan
usaha lain yang dilarang dalam Syariat Islam.
b. Prosedur Pemberian Pembiayaan
Dalam penyaluran pembiayaan ada beberapa aktivitas yang harus
dilakukan sehubungan dengan pelaksanaan aktivitas tersebut, maka prosedur
yang harus dijalani adalah:
1. Mengisi Permohonan Pembiayaan.
Calon penerima pembiayaan mengisi formulir permohonan
pembiayaan yang berisikan yang telah disediakan oleh BMT dan boleh
juga membuat permohonan sendiri yang berisikan tentang identitas
nasabah, jenis usaha yang akan di biayai dan jenis anggunan, serta
melampirkan :
a. Foto copy KTP suami-istri atau orang tua atau kerabat terdekat.
b. Foto copy KK (Kartu Keluarga).
c. Foto copy rekening tabungan.
d. Surat Izin Usaha.
e. Gambaran umum usaha yang telah berjalan
f. Perincian penggunaan dana.
g. Jumlah dan jangka waktu penggunaan dana.
h. Foto copy jaminan pembiayaan
i. Surat persetujuan suami istri/orangtua/kerabat terdekat
2. Pemeriksaan Kelengkapan Administrasi.
Formulir permohonan yang diajukan akan diperiksa oleh
Administrasi Pembiayaan, untuk memeriksa apakah kelengkapan
administrasi calon penerima pembiayaan sudah lengkap. Apabila sudah
lengkap maka bagian administrasi akan meneruskan ke Account
Officer untuk dilakukan Survei.
3. Pelaksanaan Survei.
Setelah kelengkapan administrasi, biasanya survei dilakukan
paling lama 2 hari setelah penyerahan kelengkapan administrasi.
Survei ini biasanya akan dilaksanakan oleh Kepala Cabang dengan
Kepala Pembiayaan atau Kepala Pembiayaan dengan Account Officer.
Survei ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan data nasabah

9
meliputi: 1) Tempat usaha calon nasabah. 2) Rumah calon nasabah. 3)
Agunan calon nasabah
4. Tahap Keputusan Pembiayaan.
Setelah dilakukan analisa, maka hasil dari analisa tersebut akan
dirapatkan oleh Kepala Pembiayaan dengan Kepala Cabang, untuk
memutuskan layak atau tidak layaknya usaha yang akan dibiayai. Jika
hasilnya layak maka akan dikeluarkan Surat Persetujuan Pasilitas
Pembiayaan (SP3) kepada calon nasabah. Jika tidak layak, maka calon
nasabah akan diberitahukan melalui telephon.
5. Penandatanganan Akad Pembiayaan.
Jika calon nasabah sepakat dengan SP3 yang diterbitkan oleh
BMT Taqwa Muhammadiyah, maka proses selanjutnya adalah
penandatanganan aqad pembiayaan yang juga dihadiri oleh Notaris.
6. Pencairan Dana.
Setelah penandatanganan akad, maka nasabah (penerima
pembiayaan) telah bisa mengambil dana dari BMT. Adapun
kelengkapan administrasi yang harus ada dalam pembiayaan ini
adalah:
Dokumen yang diperlukan dalam pembiayaan di BMT adalah :
a. Surat pemberitahuan permohonan nasabah disetujui.
b. Akad al-murabahah dengan notaris.
c. Pengikatan jaminan berupa fidusia, gadai dan Surat Kuasa
Memegang Hak Tanggungan (SKMHT).

10
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Pembiayaan merupakan pengadaan uang atau tagihan yang sejenis dengan itu,
berdasarkan kesepakatan atau persetujuan di antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan individu tersebut yang diberikan dana untuk membayar
kembali tagihan tersebut sampai jangka waktu yang sudah ditentukan dengan
bagi hasil sebagai feedback.Pembiayaan merupakan penghasil aktiva produktif
terbesar bagi sebuah bank. Namun pembiayaan juga mempunyai risiko yang
tinggi yang akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank. Salah satu
permasalahan yang muncul adalah pembiayaan macet dimana dana yang
disalurkan kepada nasabah tidak dapat ditagih kembali sehingga mengancam
likuidasi bank.
2. Pinjaman konversi aset adalah pinjaman jangka pendek yang biasanya dibayar
kembali dengan melikuidasi aset, biasanya persediaan atau piutang. Pinjaman
konversi aset terkadang digunakan oleh perusahaan dengan bisnis yang sangat
musiman
3. Asset protection lending rationale merupakan pemikiran bank untuk menilai
kemampuan nasabah dalam mengembalian pinjamannya. Pada dasarnya setiap
pembiayaan tidak jauh dari risiko, karena semakin tinggi dana yang disalurkan,
maka semakin tinggi risiko yang dihadapi. Oleh karena itu, bank tersebut harus
selektif dalam memberikan pembiayaan agar terhindar dari risiko yang akan
terjadi.
4. Pinjaman arus kas digunakan oleh perusahaan kecil yang tidak memiliki aset
yang diperlukan untuk mendukung pinjaman, rekam jejak profitabilitas, atau
riwayat kredit yang signifikan. Ini berarti bahwa pemberi pinjaman akan sering
membebankan suku bunga yang lebih tinggi, sementara biaya originasi juga
cenderung lebih tinggi.
5. Arus kas secara garis besar dibagi dua: arus kas masuk (inflow) dan arus kas

11
keluar (outflow).
6. Adapun prinsip analisis pembiayaan Prinsip 5 C (Character, Capacity ,
Capital, Collateral, Condition Of Economy)

DAFTAR PUSTAKA

a. Adiwarman, A. Karim. 2006. Bank Islam; Analisis Fiqih dan Keuangan. Edisi
tiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
b. Alanshari, F., & Marlius, D. (2018). Prosedur Pemberian Kredit KPR Pada
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) TBK Cabang Pembantu Bukittinggi.
https://doi.org/10.31227/osf.io/rsfhc
c. Amelia, L., & Marlius, D. (2018). Pengendalian Kredit Dalam Upaya
Menciptakan Bank Yang Sehat Pada PT. Bank Pembangunan Daerah
Sumatera Barat Cabang Utama Padang. https://doi.org/10.31227/osf.io/kpc64
d. Antonio, Muhammad Syafi’i. 1999. Bank Syariah. Jakarta: Tazkia Institute.
Antonio,
e. Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek., Jakarta: Gema
Insani Press.
f. Albone, Abdul Aziz, dkk 2009. Panduan Penyusunan Proposal Penelitian
dengan Mudah. Yayasan Jihabul Khair Center: Padang.

12
13

Anda mungkin juga menyukai