Laporan Rifaldi
Laporan Rifaldi
DECORUS
Disusun Oleh :
(A01218010)
1
DAFTAR ISI
BAB I ....................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 3
1.2 Tujuan...................................................................................................................... 3
BAB II ...................................................................................................................................... 4
ISI ............................................................................................................................................. 4
Departemen Assembling................................................................................................. 7
PENUTUP ............................................................................................................................. 12
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pada kesempatan kali ini di praktik industri tahun pertama penulis, penulis
berkesempatan untuk melakukan pengamatan pada hampir keseluruhan proses
produksi di pabrik CV. Decorus. Latar belakang pengamatan penulis kali ini adalah
untuk mempelajari bagaimana alur proses produksi furnitur di CV. Decorus dan
untuk menemukan masalah serta memecahkan masalah yang terjadi di proses
produksi dan tentunya yang masih berkaitan dengan ruang lingkup program studi
desain furnitur.
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan pengamatan kali ini adalah agar penulis sebagai mahasiswa
program studi desain furnitur dapat memahami secara keseluruhan proses produksi
furnitur, sehingga penulis sebagai mahasiswa prodi desain furnitur dapat
mempertimbangkan faktor-faktor pada proses produksi sebagai acuan dalam
pembuatan desain. Selain itu tujuan lain dari pengamatan industri kali ini adalah agar
penulis dapat menemukan dan memecahkan masalah lapangan yang terjadi di
produksi, khususnya yang berkaitan dengan lingkup desain furnitur.
3
BAB II
ISI
Proses pertama yaitu sawmill adalah proses pemotongan kayu dari log
menjadi batangan. Proses yang terjadi di sawmill adalah pertama kayu log dipotong
memanjang berbentuk persegi, kemudian kulit kayu yang masih menempel dengan
daging kayu dipisahkan untuk dibuat bahan bakar mesin kiln dry. Setelah kayu
dipotong menjadi batang-batangan, kayu diteruskan ke proses perebusan.
4
dengan solar secukupnya tergantung kebutuhan. Suhu yang dibutuhkan pada proses
perebusan ini adalah 100 derajat celcius atau sama dengan titik didih air.
Departemen Pembahanan
Departemen pembahanan merupakan tempat pembuatan bahan yang akan
diproses menjadi komponen untuk furnitur. Di departemen pembahanan terdapat 6
jenis mesin yang memiliki fungsi berbeda-beda. Mesin pertama yaitu mesin
pemotongan, mesin ini berfungsi untuk memotong kayu yang datang dari warm room
yang notabene masih berbentuk memanjang sesuai kebutuhan. Mesin kedua bernama
mesin ripsaw yang fungsinya masih sama yaitu memotong kayu, tetapi bedanya
mesin ini lebih cocok untuk memotong bagian lebar dan tebal kayu. Mesin
5
selanjutnya bernama mesin thicknesser yang berfungsi sebagai mesin serut untuk
mendapatkan ukuran tebal net dari bahan tersebut. Selanjutnya bernama mesin
moulding, fungsinya hampir sama dengan thicknesser tetapi mesin moulding dapat
memotong ke 4 sisi pada kayu. Mesin ke 5 bernama fingerjoint yang berfungsi
memberi konstruksi fingerjoint pada kayu sisa sehingga kayu tersebut dapat
disambung kembali menjadi satu bahan utuh yang dapat dipakai. Dan mesin yang
terakhir yaitu mesin laminasi yang berfungsi menggabungkan kayu yang semula
berukuran memanjang di lem kemudian di press sehingga menjadi lebih lebar. Secara
garis besar proses di pembahanan berfokus di pembuatan bahan menjadi ukuran
rough size dan pemanfaatan bahan seefisien mungkin.
Departemen Mesin
Departemen mesin adalah departemen yang bertugas membentuk kayu
menjadi net size serta memberi konstruksi pada kayu. Pada departemen mesin
terdapat 6 jenis mesin, yaitu panel saw yang berfungsi untuk memotong panjang dan
lebar komponen, mesin double end berfungsi untuk memotong sisi samping dan
memberi alur, mesin tennon utuk memberi konstruksi berupa tennon/pen, mesin
morthice berfungsi untuk memberi lubang pen pada kayu, mesin rotter untuk
memberi radius/membulatkan pojokan kayu, dan mesin chamfer yang berfungsi
memberi alur pada kayu dan membuat lace/aksen. Selain mesin-mesin tersebut, ada
juga 2 mesin CNC 3-axis dan 1 mesin CNC 5-axis yang dapat melakukan semua
fungsi ke 6 mesin yang telah saya sebutkan, terutama mesin CNC 5-axis. Tetapi
mesin CNC memiliki kelemahan yaitu lamanya pemrograman mesin dan
pengoperasiannya yang rumit sehingga hanya pekerjaan yang membutuhkan ukuran
yang presisi saja yang dikerjakan menggunakan CNC.
6
Departemen Assembling
Departemen assembling merupakan departemen yang bertugas untuk merakit
komponen-komponen yang sudah dibuat. Di departemen assembling hanya terdapat
satu jenis mesin, yaitu mesin press yang berfungsi untuk pressing barang yang sudah
dirakit. Disini proses perakitan sering terkendala oleh pembuatan konstruksi di
departemen mesin yang kurang singkron satu sama lain.
Departemen Finishing
Departemen finishing bisa disebut sebagai departemen paling krusial karena
disini merupakan tempat pengecatan dari barang yang terlihat mentah menjadi barang
jadi yang bernilai jual tinggi. Proses di departemen finishing dapat dikatakan
kompleks karena setiap jenis finishing memiliki proses yang berbeda.
Jenis proses spraying pada finishing dibagi menjadi 3 yaitu spray sanding
sealer yang berfungsi untuk melindungi permukaan dan menyegel pori-pori kayu agar
7
getah yang tersisa didalam kayu tidak keluar dan mengubah warna finishing, spray
toner atau pemberian warna, dan spray top coat yang berfungsi sebagai lapisan
terakhir pada proses finishing yang berfungsi untuk melindungi lapisan-lapisan
dibawahnya. Sebelum menambah lapisan finishing, setiap lapisan harus diamplas
terlebih dahulu agar hasilnya lebih halus dan lapisan yang baru mau menempel
dengan baik.
Untuk bahan campuran yang dipakai pada proses finishing kayu dibedakan
menjadi 4 jenis yaitu PU, NC, Melamin, dan Waterbased. Ke 4 jenis tersebut
memiliki karakteristik yng berbeda-beda. NC merupakan jenis cat 1 komponen yang
berarti tidak memerlukan campuran komponen lain, NC memiliki karakter mudah
kering, mudah mengelupas, permukaan mengadung racun, dan harganya cenderung
murah. Sedangkan jenis PU merupakan cat 2 komponen yang waktu pengeringannya
lebih lama dari NC, tetapi jenis PU lebih sukar mengelupas dan tidak beracun. Untuk
jenis melamin memiliki karakter yang sama dengan PU tetapi pada melamin memiliki
bau yang agak menyengat. Yang terakhir merupakan jenis waterbased, merupakan
jenis dengan harga paling mahal karena komponen campurannya dapat menggunakan
air sehingga lebih mudah dan praktis, sedangkan untuk karakternya sama dengan
jenis PU.
8
2.2 Rumusan Masalah
Dalam pengamatan proses produksi kali ini penulis menemui beberapa masalah
teknis di beberapa bidang yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas produk
maupun menurunkan efisiensi waktu dalam proses produksi. Berikut ini adalah
masalah yang saya temui dalam proses produksi:
9
adalah sulitnya operator mesin untuk memasang stopper dan mungkin hasil
pemotongannya juga tidak siku/lurus..
Dalam kasus ini, masalah yang terjadi sebenarnya hanya human error dari
operator mesin tennon-morthice. Sebenarnya untuk menangani masalah human error
pada proses produksi bisa dilakukan dengan cara memberi penyuluhan tentang
keseluruhan alur produksi agar pekerja tau pentingnya bagian yang dikerjakan
olehnya dan mengetahui akibat yang dapat ditimbulkan oleh kesalahannya sehingga
pekerja dapat lebih teliti dan berhati-hati dalam bekerja.
MDF merupakan panel yang terbuat dari serbuk kayu yang dicampur oleh
bahan kimia resin, jadi bisa dibilang MDF merupakan kayu mati. Sedangkan veneer
merupakan kayu yang di slice / iris tipis dan digunakan sebagai lapisan panel,
sehingga veneer masih memiliki sifat-sifat kayu, salah satunya yaitu kembang susut.
Veneer yang di press ke panel MDF kemungkinan dapat menyusut sehingga panel
MDF tertarik dan akhirnya panel melengkung. Untuk mengatasi masalah ini bisa
dengan cara melapisi panel MDF tidak hanya dengan 1 lapis veneer tetapi 2 lapis,
dengan susunan arah serat yang menyilang sehingga veneer tidak akan mengembang /
menyusut karena seratnya saling mengunci.
10
-Finishing yang berubah warna
11
BAB III
PENUTUP
Dari pengamatan lapangan kali ini banyak ilmu yang dapat saya ambil dari CV.
Decorus sebagi penunjang untuk melanjukan pembelajaran di Politeknik Industri
Furnitur dan Pengolahan Kayu. Saya berterima-kasih kepada Bp. Ngaryanto S.E.
selaku pembimbing industri karena telah memberikan saya kesempatan yang berharga
ini, tidak lupa saya juga berterima-kasih kepada semua komponen pekerja dari CV.
Decorus karena telah membimbing saya pada masa pengamatan ini.
Sebagai penutup, penulis sadar bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, karena keterbatasan pengetahuan penulis dan karena kesempurnaan hanya
milik Allah SWT semata, maka dari itu mohon dimaklumi apabila ada kesalahan yang
terdapat pada laporan ini.
12