Anda di halaman 1dari 19

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Mutu
Mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu. Istilah ini banyak
digunakan dalam bisnis,rekayasa,dan manufaktur dalam kaitannya deangan teknik dan
konsep untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkan,seperti Six
sigma,TQM,Kaizen,dan lain-lain.

2. Perilaku mutu di tingkat personal


Definisi Mutu

Mutu bila didefinisikan secara umum dan dalam ruang lingkup yang luas adalah:

 Sifat penting yang mampu membedakan sesuatu atau seseorang;

 Tingkat atau angka keunggulan atau harga: "kualitas mahapeserta didik naik";

 Sesuatu yang melekat pada suatu entitas dan nyata: “


masing-masing kota
mempunyai mutunya sendiri”;
 Warna nada: (musik) milik bunyi khas kompleks (suara atau bunyi atau suara
musik); "warna nada penyanyi sopran kaya dan bagus";
 Terpilih: superior angka; "kertas mutu"; "memilih bananas

 Status sosial yang tinggi; orang kualitas";

Kualitas merujuk pada sifat atau milik tak terpisahkan atau khas orang, benda, proses atau
hal lain. Sifat atau milik seperti itu mungkin menentukan orang atau hal selain orang
atau hal lain, atau mungkin menunjukkan suatu tingkat prestasi atau keunggulan. Kalau
dipakai di kerabat untuk mendiami, masa juga mungkin menandakan seorang peran atau ciri
pribadi. Peran atau ciri pribadi itu adalah apa yang bisa ditegaskan sebagai kualitas?

Apa yang dimaksudkan dengan mutu seseorang?

Ketika mendefinisikan mutu seseorang, perlu memperhitungkan dari beberapa perspektif


yang berbeda dengan menyaring kenyataan secara subyektif, karena mutu bisa
dipersepsikan dan ada hubungannya dengan kepemilikan.
 Hubungan kepemilikan hanya bisa ditegaskan berdasarkan sesuatu yang
berpasangan, contoh sederhana ialah jarak (memerlukan dua ujung) ;
 Mutu seseorang tergantung pada interaksi dan hubungan sesamanya: pada

sistem sosial tidak ada yang benar secara absolut, kecuali konsekuensi yang terjadi
akibat diterapkannya suatu sistem atau peraturan.
 Hubungan kombinasi yang dinamik yang sudah ada dan dimengerti sebagai
suatu produk interaksi.

Sistem sosial adalah lingkungan yang luas dan membiarkan setiap individu untuk
menentukan tugas masing-masing serta secara leluasa terlibat dalam persaingan kelas
dunia.
Mutu seseorang merupakan ciri pribadi yang dapat dilihat oleh orang lain seberapa
berguna dan berharga bagi masyarakat. Mutu seseorang juga merefleksikan sifat mutu
praktis pada tingat individu melalui internalisasi dan silaturahmi, secara bersamaan, pada
level sosial merupakan tempat dimana perubahan inisiatif dan kreatifitas, mengusulkan
perubahan budaya dari situasi sekarang dan peraturan baru pengaruh dari eksternal.
Oleh karena itu, sistem sosial yang dinamis, selalu berubah disesuaikan dengan proses
pengembangan mutu dibangun pada:
 Pemenuhan janji ke tingkat mutu perseorangan (peraturan internal) ;

 Penentuan mutu melalui pendekatan baru dengan pola berpikir yang kreatif untuk
keuntungan masyarakat (peraturan eksternal)

Mutu barang dan jasa


Para profesional bisnis di seluruh dunia telah menetapkan standar mutu barang dan jasa. Standar-
standar tersebut biasanya dinyatakan dalam kerangka kualitatif atau kuantitatif atau keduanya. Jika
mutu dinyatakan dalam kerangka kualitatif, akan dikatakan bahwa barang atau jasa tersebut pasti
memiliki karakteristikkarakteristik tertentu sehingga bisa disebut sebagai “barang atau jasa bermutu
tinggi”.
Jika dinyatakan dalam kerangka kuantitatif, mutu akan dikatakan bahwa barang dan jasa tersebut
pasti memiliki karakteristik-karakteristik tertentu yang bias ditunjukkan dengan angka. Misalnya,
sebuah mobil Fiat pasti memenuhi standar- standar tertentu agar bisa dijual. Pertama, harus
memenuhi sejumlah kriteria kualitatif tertentu seperti kenyamanan, penampilan dan bagian-bagian
mekanis mobil tersebut. Dari sudut pandang kuantitatif, pabrik pembuat mobil Fiat tersebut
memiliki kriteria berbentuk angka (jumlah) untuk mengukur mutu untuk: ukuran bagian-bagian
mesin dan mobil, jumlah putaran mesin per menit dengan kecepatan perjalanan tertentu, dan
seterusnya. Berdasarkan kedua kriteria tersebut: kualitatif dan kuantitatif untuk menyusun
standar Fiat agar bisa dijual.

Apa yang dimaksudkan dengan kebiasaan?

Kebiasaan adalah pertemuan pengetahuan, kemampuan dan keinginan. Pengetahuan adalah sesuatu
yang harus dilakukan dan mengapa dilakukan (tingkat kognitif), kemampuan adalah bagaimana
melakukannya (tingkat psikomotorik) dan keinginan adalah motivasi atau keinginan untuk
melakukannya (tingkat afektif).

Apa yang dimaksudkan dengan perilaku mutu?

Perilaku mutu bisa didefinisikan sebagai perilaku yang efektif dan efisien, dengan kata lain seseorang
memanifestasikan perilaku mutu dengan melakukan hal yang benar dengan cara yang benar.

Apa yang dimaksudkan dengan tindakan yang bagus?

Suatu tindakan yang bagus merujuk pada perilaku moral dan etika yang didukung oleh nilai-nilai
moral dan etika. Etika merujuk pada prinsip-prinsip yang mendefinisikan perilaku sebagai sebuah
tindakan yang tepat, baik dan benar. Prinsip-prinsip tersebut tidak selalu mendikte satu tindakan

moral” yang tunggal, melainkan memberikan alat untuk evaluasi dan memutuskan diantara
sejumlah pilihan yang ada.

Apa pengertian kinerja yang bagus itu?

Kinerja yang bagus itu merujuk pada karyawan dalam melaksanakan tugas dan dan tangung
jawabnya sesuai yang diberikan padanya.dalam hal ini,perusahaan menilai kinerja karyawan guna
menjadi bahan evaluasi sekaligus menggali pontensi diri karyawan itu sendiri.

B. Perilaku mutu dalam pikiran: pentingnya etika

Memang mutu dan etika memiliki satu premis inti yang sama yaitu melakukan hal yang baik
dengan benar, dengan kata lain memanifestasikan perilaku mutu. Etika bukanlah ajaran mutu yang
eksklusif, begitu juga sebaliknya. Etika adalah sekumpulan prinsip atau standar tindakan manusia
yang mengatur perilaku individu dan organisasi. Etika mengetahui hal apa yang benar dan
mempelajari saat seseorang tumbuh dewasa.

Hubungan antara etika dan nilai

Istilah “etika” dan “nilai” tidak bisa saling ditukarkan. Etika berkaitan dengan bagaimana seseorang
yang bermoral harus bersikap, sementara nilai adalah penilaian dalam diri yang menentukan
bagaimana seseorang sebenarnya bersikap. Nilai kita adalah apa yang kita hargai dan sistem nilai
adalah tatanan dimana kita menghargai nilai tersebut. Karena nilai-nilai tersebut memberi peringkat
pada apa yang kita sukai dan tidak kita sukai, maka nilai-nilai kita menentukan bagaimana kita akan
bersikap pada situasi tertentu. Namun, nilai-nilai seringkali saling bersinggungan atau bertentangan.

Apa pengertian kode etika itu?

Kode etik berhubungan dengan nilai-nilai dalam hidup kita secara umum dan merujuk pada
perilaku kita dalam masyarakat. Sebuah kode etik umumnya tidak memiliki bidang atau konteks
yang spesifik seperti halnya kode tindakan yang baik dalam profesi yang akan kita bahas nanti.

Apa yang dimaksudkan dengan prinsip-prinsip etika?

. Prinsip-prinsip etis merupakan aturan untuk bertindak yang muncul dari nilai-nilai etis.
Etika juga berkaitan dengan menerapkan ajaran atau prinsip tadi dalam tindakan. Konsistensi antara
apa yang menurut kita bernilai dan apa tindakan kita dianggap sebagai masalah integritas.

Kenapa harus beretika?

Orang-orang memiliki banyak alasan untuk bersikap etis:

 Ada keuntungan dari dalam dirinya sendiri. Menerapkan prinsip-prinsip etis


merupakan penghargaan bagi diri sendiri.
 Ada keuntungan pribadi. Sangat bijaksana jika memilih untuk bersikap etis. Hal
itu merupakan urusan yang bagus yang menimbulkan kepercayaan dari pelanggan
atau dari orang lain yang tidak sedang berada dalam situasi bisnis.
 Ada persetujuan. Bersikap etis menimbulkan harga diri dan martabat, kekaguman
dari orang-orang yang mencintai dan rasa hormat dari teman- teman dekat.
 Ada kebiasaan. Tindakan etis bisa sangat cocok dengan proses pelatihan. Namun,
ada juga hambatan-hambatan untuk bersikap etis, yang mencakup:
 Etika kepentingan diri sendiri. Jika motivasi untuk berperilaku etis berasal dari
kepentingan diri sendiri, pengambilan keputusan menyempit menjadi penghitungan
untung rugi.

3. Tujuh kebiasaan orang yang sangat efektif

Kebiasaan 1: Bersikap proaktif

Apa yang dimaksudkan dengan bersikap proaktif? Proaktif adalah bertanggung jawab atas
kehidupan sendiri, kemampuan untuk memilih tanggapan pada dan untuk situasi tertentu. Perilaku
proaktif merupakan suatu keasadaran yang didasarkan pada nilai-nilai dan bukan perilaku reaktif,
yang berdasarkan pada perasaan.

Kebiasaan 2: Mulai Memikirkan Tujuan


Untuk mulai memikirkan tujuan, kembangkanlah filosofi atau keyakinan personal. Mulailah
dengan mempertimbangkan contoh-contoh berikut:
 Jangan pernah berkompromi dengan kejujuran;

 Ingatlah orang-orang yang terlibat;

 Pertahankan sikap positif;


 Berolahragalah tiap hari agar tetap sehat;

 Jagalah selera humor;

 Jangan takut salah;

Kebiasaan 3: Mendahulukan yang paling penting

Kebiasaan nomor 3 berkaitan dengan penerapan manajemen diri. Dalam pelaksanaannya


membutuhkan kebiasaan 1 dan 2 sebagai pendahuluan. Kebiasaan yang satu ini adalah manajemen
diri tiap hari, tiap saat.
Dalam matriks manajemen waktu dibawah ini, mendesak berarti
diperlukan

perhatian segera, sementara penting berkaitan dengan hasil yang berkontribusi pada misi, tujuan,
dan nilai yang ingin dicapai. Orang-orang yang efektif dan proaktif menghabiskan sebagian besar
waktunya di kuadran II sehingga mengurangi waktu yang dihabiskan di kuadran I.

Kebiasaan 4: Berpikir dengan pola sama-sama enak (win-win solution)


Pemikiran ini mencakup lima dimensi kehidupan yang saling bergantung: karakter,
hubungan, kesepakatan, sistem dan proses. Karakter melibatkan integritas, kedewasaan,
yang merupakan keseimbangan antara memikirkan orang lain dengan keberanian
mengungkapkan perasaan.
Hubungan berarti bahwa kedua belah pihak saling percaya dan sangat berkomitmen
untuk mencapai solusi sama-sama enak. Kesepakatannya membutuhkan kelima elemen
hasil yang diinginkan, panduan, sumber, pertanggung jawaban dan konsekuensi.
Kesepakatan sama-sama menang ini hanya bisa bertahan di dalam sistem yang
mendukungnya.
Untuk mencapai kesepakatan sama-sama enak, ada empat langkah yang dibutuhkan 1)
memandang masalah dari sudut pandang lain, 2) mengenali masalah dan perhatian utamanya,
3) menentukan hasil yang bisa diterima .

Kebiasaan 5:pahami orang lain terlebih dahulu

1.lihat ekspresi dan bahasa tubuhnya.


2.menjadi pendengar yang baik
3.perhatikan interaksinya dengan orang lain
4.litah caranya menyelesaikan masalah
5.cari tahu apa yang mereka suka dan tidak suka
Kebiasaan 6: Sinergi

Sinergis berarti bahwa satu keseluruhan lebih besar dibanding bagian-bagiannya. Bersama-
sama, kita bisa mencapai lebih banyak dari yang kita capai sendiri- sendiri. Sebuah contoh
bagus tentang hal ini adalah dalam orkestra. Lima kebiasaan sebelumnya membangun jalan
menuju kebiasaan yang ke6. Kebiasaan ini menitikberatkan konsep sama-sama senang dan
kemampuan berkomunikasi dengan empati meskipun tantangan-tantangan yang dibawa oleh
alternatif- alternatif baru ini tidak ada sebelumnya. Sinergis terjadi
saat orang mengabaikan kebiasaan lama mereka dan mentalitas menang-kalah
mereka dan membuka diri untuk kerja sama kreatif. Jika ada pemahaman sejak awal, orang-
orang bisa mencapai solusi yang lebih baik daripada yang bisa mereka capai sendirian

Kebiasaan 7: Menajamkan gergajinya (Pembaharuan)

Kebiasan 7 adalah memanfaatkan waktu untuk menajamkan gergaji kita agar bisa memotong
lebih cepat. Hal ini merujuk pada pertahanan dan peningkatan aset besar yang kita miliki,
yaitu diri kita sendiri. Kebiasaan ini memperbaharui empat dimensi sifat alami kita, fisik,
spiritual, mental, dan emosi-sosial. Keempat dimensi sifat alami kita ini harus digunakan
secara reguler dengan cara yang bijak dan seimbang.

4. Perilaku mutu ditempat kerja

• Pentingnya kesehatan fisik yang baik


Kesehatan yang baik adalah prioritas untuk Kinerja yang baik dan untuk gaya hidup aktif.
Ada tiga resep yang dibutuhkan untuk mencapai kebugaran/kesehatan fisik, yaitu: kekuatan,
daya tahan, fleksibilitas.maskimum.
Hal-hal yang harus dihindari untuk tetap sehat:

 Merokok;

 Alkohol dan obat-obatan;

 Obat palsu;

 Seks tidak aman yang mungkin menyebabkan hiv/aids;

 Kontak dengan spesies hewan yang mungkin menimbulkan flu burung.

A Perilaku mutu lain yang perlu dipertahankan

Beberapa perilaku mutu yang baik dan berkaitan dengan kita semua adalah:
 Pengelolaan limbah;
 Penghematan energi;

 Mengurangi polusi;

 Menggunakan fasilitas umum dengan hati-hati

5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pengurangan, pendaur ulangan, penggunaan ulang

Perlu diingat bahwa proses daur ulang juga membutuhkan energi dan sumber daya
lainnya. Jauh lebih ramah lingkungan jika kita tidak memproduksi limbah (kurangi
pemakaian atau gunakan sedikit saja) sejak awal atau barang-barang yang telah dipakai,
dipakai lagi (penggunaan ulang): buatlah sesuatu yang bisa digunakan lagi, misalnya kaleng
minuman, silakan merujuk pada kasus di bawah ini.

Penghematan energi

Sejauh energi itu berhubungan dengan listrik danair, kita harus:


 Mematikan lampu secara teratur kapanpun kita tidak membutuhkannya
dan mencabut peralatan listrik rumah tangga yang tidak sedang pakai.
Waspadai kebocoran pipa air dan jika terjadi hentikan segera untuk
menghidari terbuang sia-sia

Mengurangi polusi
 Beli dan pakailah produk-produk biologis yang menggunakan bahan
alami dan bebas pestisida (yang produksinya membutuhkan banyak
energi);
 Abaikan mobil 4x4 wd dan bersepedalah untuk menempuh jarak dekat;

 Prioritaskan penggunaan mobil hibrida yang menggunakan listrik dan


minyak tanah untuk menempuh jarak jauh

6. Pendekatan terintegrasi pada mutu

Sebuah pendekatan holistik memandang CSR sebagai konsep manajemen strategis yang
menjadi keseluruhan kerangka kerja yang terpadu pada struktur dan proses perusahaan.
Sebagai sebuah konsep manajemen, CSR harus memenuhi apa yang disebut “tiga garis
dasar”, yaitu masalah-masalah ekonomi, sosial dan ekologi yang harus diseimbangkan
oleh perusahaan untuk mencapai pengembangan berkelanjutan organisasi secara ekonomi,
sosial dan ekologi.

Pemenuhan standar tenaga kerja internasional dan hak asasi manusia termasuk
regulasi kesehatan dan keamanan.
Pelanggaran hak asasi manusia tidak baik untuk perusahaan. Perusahaan tersebut harus
berurusan tidak hanya dengan masalahnya sendiri, tapi juga dengan implikasi sosialnya.
Penghilangan pelecehan terhadap hak untuk integritas fisik dan mental, kebebasan
berekspresi dan lingkungan kerja yang bebas dari diskriminasi sangat penting untuk
mendukung hak asasi manusia.

Memenuhi regulasi lingkungan dan menjelaskan istilah lingkungan

Pemikiran tentang ‘lingkungan’ memiliki makna berbeda-beda bagi tiap orang. Bagi
sebagian orang, lingkungan adalah segala sesuatu di luar tubuh kita, bagi yang lain,
lingkungan berarti segala sesuatu di luar rumah atau kantor kita. Orangorang juga
menggunakan istilah ‘lingkungan’ sebagai alat untuk mengkualifikasi area atau bidang
pribadi, seperti lingkungan rumah atau lingkungan kantor. Semua istilah ‘lingkungan’ ini
mencakup udara, air, hewan, tumbuhan, manusia, infrastruktur serta proses alam, dan bahkan
proses ekonomi seperti fungsi organisasi dan tekanan dari pesaing.

Apa maksud hal ini dalam prakteknya

Lingkungan ada disekitar manusia sebagai individu, kelompok atau komunitas dan
perusahaan. Orang-orang memiliki hubungan yang sangat dekat dan intim dengan
lingkungannya, khususnya lingkungan di tempat hidupnya. Segala hal yang terjadi di
lingkungan (misalnya bising atau cuaca) bisa mempengaruhi kita dan kita juga bisa
mempengaruhi segala hal yang terjadi di lingkungan dengan mengemudikan mobil,
menghangatkan rumah dan kantor, atau menghidupkan lampu di malam hari. Pemikiran
tentang lingkungan sama persis dengan pemikiran tentang ekosistem.

Memenuhi sistem manajemen mutu


Penerapan sistem manajemen mutu haruslah merupakan keputusan strategis perusahaan.
Rancangan dan implementasi sistem manajemen mutu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai
kebutuhan, tujuan khusus, barang yang disediakan, proses yang dipakai, dan ukuran serta
struktur organisasi tersebut. Tujuan Standar Internasional ini bukan untuk menyarankan
keseragaman dalam struktur sistem manajemen mutu atau keseragaman dokumentasi
Contoh sistem manajemen mutu berdasarkan proses yang ditunjukkan dibawah ini
menggambarkan hubungan-hubungan proses. Ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa
pelanggan memainkan peran yang signifikan dalam menentukan persyaratan input.
Memonitor kepuasan pelanggan mengharuskan adanya evaluasi informasi terkait dengan
persepsi pelanggan tentang apakah organisasi tersebut telah memenuhi
persyaratan/permintaan pelanggan atau belum.

7. Perilaku mutu di tingkat institusional


Perilaku mutu di tingkat institusional menyiratkan penerapan kebijakan dan program sikap
warga korporasi yang dimulai dengan menentukan kode kerja untuk profesi tersebut dan
menggunakan pendekatan terpadu terhadap mutu yang mencakup: pemenuhan standar tenaga
kerja internasional dan pemenuhan hak asasi manusia termasuk didalamnya peraturan
keamanan dan kesehatan; pemenuhan peraturan lingkungan; serta pemenuhan standar sistem
manajemen mutu Mendefinisikan kewarga negaraan korporasi
Secara umum, corporate social responsibility (CSR) menjabarkan hubungan antara bisnis
dengan masyarakat. Pada tingkat yang lebih sempit, CSR atau warga perusahaan (corporate
citizenship, CC) menjabarkan peran perusahaan di masyarakat tidak hanya pada aspek
ekonomi semata. Hal ini biasanya diekspresikan dalam serangkaian kebijakan dan kegiatan di
dalam dan di luar perusahaan yang akan membantu mencapai tujuan ini. Kontribusi ini
ditentukan oleh seberapa baik perusahaan mengatur dampak ekonomi, sosial dan
lingkungannya sekaligus sehubungan dengan pihak-pihak terkait

The UN Global Compact (UNGC) Apa yang dimaksudkan dengan UNGC4?

UNGC adalah sebuah inisiatif sukarela warga perusahaan yang menyatukanperusahaan-


perusahaan dengan agens PBB, organisasi buruh yang independen dan aktor masyarakat
sipil lainnya yang mendorong tindakan dan kemitraan dalam usaha untuk mengejar
ekonomi global yang lebih bisa dipertahankan dan lebih inklusif. Compact ini berdasarkan
pada sembilan Prinsip yang berkenaan dengan bidang hak asasi manusia, buruh/tenaga
kerja, dan lingkungan
Kesembilan prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memastikan bahwa perusahaan tidak terlibat dalam pelecehan hak


asasimanusia
2. Bisnis sebaiknya mendukung dan menghargai perlindungan internasional
terhadap hak asasi manusia dalam pengaruhnya; dan
3. sebaiknya kebebasan asosiasi dan pengetahuan efektif tentang hak
untuktawar menawar kolektif.
4. Penghapusan semua bentuk pemaksaan tenaga kerja;
5. Penghilangan pemaksaan dan pemerasan tenaga kerja yang efektif.

6. Menghilangkan diskriminasi dalam ketenaga kerjaan dan lapangan kerja.

7. Bisnis sebaiknya mendukung pendekatan awal terhadap tantangan li ng


kunga n.
8. Melakukan inisiatif untuk mendukung tanggung jawab lingkungan yang
lebih besar; dan
9. mendorong pengembangan dan penggunaan teknologi ramah lingkungan.

1. Apa maksudnya dalam praktek?

UNGC diperkenalkan pada bulan Juli 2000 oleh Sekjen PBB. Sembilan prinsip tersebut
berasal dari konsensus yang hampir universal dalam Deklarasi UniversalHak Asasi Manusia
(1948), Deklarasi Organisasi Buruh Internasional tentang Prinsip dan Hak dasar dalam
Bekerja (1998) dan Deklarasi Rio tentang Lingkungan dan Pengembangan (1992).

Tanggung jawab Sosial perusahaan, bergunakah konsep ini untuk pengembangan?


Dengan adanya konferensi tingkat tinggi di Afrika Selatan pada tahun 2002, CSR secara
resmi memasuki arena kebijakan internasional. Dengan perkembangan peran yang
diberikan pada pertumbuhan ekonomi dan pengembangan, peran bisnis dalam
pengembangan perbaikan sosial juga telah meningkat.

Tujuan Pengembangan Milenium (The Millennium Development Goals / MDG)

1. Menghapuskan kemiskinan dan kelaparan: hilangkan setengah dari


proporsi orang miskin yang hidup dengan biaya dibawah sedolar
sehari dan setengahlagi dari proporsi orang yang menderita kelaparan.
2. Mencapai pendidikan dasar universal: memastikan bahwa semua anak
menyelesaikan wajib belajar.
3. Mendukung kesamaan gender dan memperkuat posisi wanita:
menghilangkan pembedaan gender di dunia pendidikan dasar dan
menengah, khususnya pada 2005 dan di semua tingkatan pada 2015.
4. Mengurangi tingkat kematian anak: mengurangi dua per tiga rasio
kematian ibu;
5. Meningkatkan kesehatan ibu: mengurangi tiga per empat rasio kematian
ibu.

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lain: beralih dan mulai


membalik penyebaran HIV/AIDS dan membalik pengaruh malaria dan
penyakit besar lainnya.
7. Memastikan keberlangsungan lingkungan: mengintegrasi prinsip-prinsip
pengembangan berkelanjutan menjadi kebijakan dan program negara dan
mengembalikan hilangnya sumber daya alam; mengurangi setengah
proporsi orang yang tidak memiliki akses terhadap air minum yang
aman; dan mencapai peningkatan signifikan dalam kehidupan 100 juta
orang miskin di tempat kumuh pada tahun 2020.
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangungan: sejauh ini,
melingkupi masalah-masalah negara berkembang seperti pengurangan
tarif dan kuota pasar ekspor, meningkatkan pelunasan hutang dan akses
obat- obatan penting yang terjangkau di negara-negara berkembang.
Tantangan untuk memenuhi harapan ini menjadi semakin kompleks dalam ekonomi
global dunia saat ini, dengan perusahaan-perusahaan biasanya beroperasi dalam
sejumlah lingkungan bisnis dan budaya yang legal dan memiliki peraturan.

Kode Tindakan dalam Profesi

Memang kenapa kita membutuhkan Kode Profesional?

Kode Profesional adalah dengan memandangnya sebagai pendekatan tersistem untuk


menengahi masalah-masalah yang bisa terjadi jika seseorang memakai beberapa topik.
Pandangan lain menyatakan bahwa Kode Formal tidakan merupakan gambaran hubungan
antara masyarakat dengan warga negara yang baik.

Tanggung jawab profesional mencakup apa aja?

Tanggung jawab profesional adalah tanggung jawab untuk menggunakan pengetahuan dan
kemampuan khusus untuk kepentingan individu maupun masyarakat secara keseluruhan.
Untuk itu perlu pembentukan standard produk yang baik berdasarkan pada kode profesi
melalui persetujuan atau kontrak yang mampu mengangkat nilai kelompok, termasuk
penuntun bagaimana menggunakan keterampilan khusus sesuai dengan standard profesi.

Kode tindakan memiliki disiplin dan konteks khusus.

Ada kesamaan nilai antara kode etik dan kode profesional karena keduanya memiliki
banyak nilai yang sama, antara lain kejujuran, keadilan, tidak membahayakan, dan berjalan
untuk meningkatkan mutu kehidupan sebanyak mungkin.
8. Perilaku yang meningkatkan mutu kerja dan menambah
produktivitas

Belajar dari orang lain

Entah formal atau informal, pegawai baru harus dilatih oleh pegawai yang lebih
berpengalaman untuk membantunya mempelajari pekerjaan barunya dan mencapai
standar mutu. Pegawai yang berpengalaman yang memiliki karakteristik karakteristik berikut
bisa memberikan bantuan paling banyak pada pegawai baru.

Kesehatan dan keamanan di tempat kerja

• Definisi

Lingkungan kerja yang sehat adalah lingkungan kerja dimana pegawai, kontraktordan
masyarakat tidak terkena bahaya kesehatan dan potensi kecelakaan. Kesehatan juga berkaitan
dengan kondisi kesehatan fisik, mental dan sosial. Hal ini lebih dari sekedar tidak adanya
penyakit atau kuman.

Berpikir aman
a. Kurangnya sikap aman
b. Kurangnya pengetahuan
c. Kurangnya kemampuan
d. Kepenatan.

Peralatan dan perlengkapan kerja

Memakai pakaian yang aman


Pakailah pakaian yang pas dan halus yang melindungi tubuh sesuai dengan yang dibutuhkan,
dari pergelangan tangan sampai pergelangan kaki. Pakaian lengan pendek adalah pakaian yang
paling bagus untuk bekerja di dalam ruangan menggunakan mesin.
R angkuman

Perilaku mutu pada tingkat personal akan ditinjau dari dua sudut pandang yang meskipun
berbeda tapi saling tergantung: perilaku mutu pikiran, misalnya pentingnya etika dan
pelaksanaan etika; serta perilaku mutu tubuh, misalnya pentingnya gizi dan kesehatan fisik yang
baik. Ada tujuh kebiasaan orang yang sangat efektif, yaitu 1) bersikap proaktif, 2) mulai
memikirkan tujuan, 3) mendahulukan yang lebih penting, 4) berpikir dengan pola sama- sama
enak (winwin solution), 5) mencoba mengerti untuk dimengerti, 6) sinergis dan 7)
pembaharuan, yang akan dianalisis dengan penekanan khusus pada manajemen waktu. Perilaku
mutu agar bisa dipertahankan juga secara khusus dibahas berkaitan dengan manajemen
sampah/limbah, penghematan energi, mengurangi polusi, dan penggunaan fasilitas umum
dengan baik.

Perilaku mutu di tingkat tempat kerja


1.Kebiasaan yang meningkatkan mutu kerja dan menambah produktivitas
2.Kesehatan dan keamanan di tempat kerja

Perilaku mutu di tingkat institusional


1. Tanggung jawab sosial korporasi/perusahaan
2. Kode/aturan dalam melaksanakan profesi
3. Pendekatan terintegrasi pada mutu

Kita menterjemahkan nilai-nilai kedalam bentuk prinsip/ajaran sehingga


nilai tersebut bisa mengarahlkan dan memotivasi tindakan etis.
Prinsip-prinsip etis merupakan aturan untuk bertindak yang muncul dari
nilai-nilai etis. Misalnya, kejujuran adalah sebuah nilai yang mengatur
perilaku dalam bentuk ajaran-ajaran seperti: katakan yang sebenarnya,
jangan menipu, dan jangancurang. Dengan cara ini, nilai-nilai berubah
MAKALAH
BUDAYA MUTU DITINGKAT PERSONAL, TEMPAT KERJA,
DAN INSTITUSIONAL

DOSEN PENGAMPU : NOVI JOHAN KASENDA SE., M.Si

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2


STEVANI ABNETA DJOROHO (23043103)
EFRANI TOLENG (23043096)
BEA DELA ROSA BAGIT (23043111)
INDRI SENGKA (23043094)
CLAY PANGUMPIA (23002771)

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI KEUANGAN

POLITEKNIK NEGERI MANADO


2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Latar belakang masalah budaya mutu di tingkat personal, tempat kerja, dan
institusional mencakup sejumlah isu yang mempengaruhi pentingnya memperhatikan
mutu di berbagai konteks ini. Berikut adalah latar belakang masalah yang relevan untuk
setiap tingkat:

Tingkat Personal:
Banyak individu tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang pentingnya
budaya mutu dalam kehidupan sehari-hari mereka. Sebagai akibatnya, keputusan dan
tindakan mereka mungkin tidak selalu berfokus pada mutu. Kurangnya kesadaran akan
bagaimana budaya mutu di tingkat personal dapat memengaruhi hubungan sosial,
kesehatan, dan kualitas hidup individu.

Tempat Kerja:
Di tempat kerja, tekanan untuk mencapai target, mengurangi biaya, atau
meningkatkan produktivitas sering kali mengalahkan perhatian terhadap mutu. Hal ini
dapat mengarah pada pengorbanan mutu dalam upaya mencapai tujuan bisnis yang
singkat. Tidak semua organisasi memiliki budaya mutu yang kuat, dan beberapa
mungkin kurang memperhatikan pentingnya kualitas produk atau layanan yang mereka
hasilkan.

Institusional:
Di institusi pemerintah, perubahan menuju budaya mutu seringkali dihadapi oleh
hambatan birokratis dan kebijakan yang tidak mendukung.
Lembaga pendidikan tinggi mungkin menghadapi tantangan dalam mengadopsi
budaya mutu yang berkelanjutan karena perubahan dalam tuntutan pendidikan dan
kurangnya sumber daya.
Selain itu, perubahan konstan dalam kebutuhan pelanggan, tuntutan pasar yang
ketat, dan perubahan teknologi juga dapat mempengaruhi latar belakang masalah di
semua tingkat. Oleh karena itu, pemahaman tentang pentingnya budaya mutu di
berbagai konteks ini penting untuk mengidentifikasi masalah, mengatasi tantangan, dan
memajukan budaya mutu yang kuat.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah langkah awal penting dalam penelitian atau pembahasan
tentang budaya mutu di tingkat personal, tempat kerja, dan institusional. Berikut adalah
beberapa contoh rumusan masalah untuk setiap tingkat tersebut:
Tingkat Personal:
Bagaimana tingkat kesadaran individu terhadap pentingnya budaya mutu memengaruhi
kualitas kehidupan sehari-hari mereka?
Apa faktor-faktor yang memengaruhi tingkat komitmen individu dalam menjaga mutu
dalam interaksi sosial dan pekerjaan mereka?
Bagaimana budaya mutu di tempat kerja dapat mempengaruhi produktivitas karyawan
dan kepuasan mereka?
Apa peran pemimpin dalam mengembangkan budaya mutu di tempat kerja dan
bagaimana dampaknya pada kinerja organisasi?
Institusional:
5. Bagaimana proses perubahan menuju budaya mutu di lembaga pemerintah dapat
diimplementasikan secara efektif dan berkelanjutan?

C. Tujuan Penelitian
Tingkat Personal:
Mengidentifikasi Faktor-faktor Penentu Budaya Mutu Personal: Tujuan ini adalah
untuk memahami faktor-faktor apa saja yang memengaruhi tingkat kesadaran individu
terhadap budaya mutu di kehidupan sehari-hari mereka.
Menganalisis Dampak Budaya Mutu Personal: Menganalisis bagaimana budaya
mutu di tingkat personal dapat memengaruhi kualitas hidup dan hubungan sosial
individu.

Tempat Kerja:
Mengukur Dampak Budaya Mutu di Tempat Kerja: Tujuan ini adalah untuk
mengukur dampak budaya mutu di tempat kerja terhadap produktivitas karyawan,
retensi, dan kepuasan kerja.
Mengidentifikasi Strategi Pengembangan Budaya Mutu: Mempelajari strategi dan
praktik terbaik yang digunakan oleh organisasi dalam mengembangkan budaya mutu di
tempat kerja.

Institusional:
Mengkaji Tantangan dalam Mengadopsi Budaya Mutu di Lembaga Pemerintah: Tujuan
ini adalah untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi lembaga pemerintah dalam
mengadopsi budaya mutu dan cara mengatasinya.
KATA PENGANTAR

Puji sukur kehadirat Tuhan yang maha Esa. Atas Rahmat dan tuntunan-Nya, Kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Budaya Mutu di tingkat Personal,
Tempat Kerja, dan Konstitusional” dengan tepat waktu.

Makalah disusun bertujuan menambah wawasan tentang Budaya Mutu untuk


membangun sebuah Usaha pembaca dan juga bagi kami. Kami mengucap terima kasih
kepada Dosen mata kuliah Kewarganegaraan, kami menyadari makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan Makala ini.

Manado, 08 Agustus 2023

Kelompok II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................... ................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN.................. ................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ................ ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................... ................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................... ................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................... ...................................................................


1.1 Pengertian Mutu ........................... ................................................................... 3
2.1 Perilaku Mutu di Tingkat Personal ................................................................... 4
3.1 Tujuh Kebiasaan yang sangat efektif ................................................................ 4
4.1Tanggung jawab sosial Perusahaan.................................................................... 6
5.1 Perilaku Mutu di tempat kerja .......................................................................... 8
6.1 Pendekatan Integrasi pada mutu ....................................................................... 10
7.1 Perilaku Mutu ditingkat Institusional ................................................................ 12
8.1 Perilaku yang meningkatkan Mutu kerja dan menambah produktivitas ............. 13

BAB II PENUTUP.................................................................................................
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................. 15
Daftar Pustaka........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA

Scrib, D. (2022, April 12). Budaya Mutu di Tingkat Personal, tempat Kerja,
dan Institusional. Retrieved from id.scribd:
https://id.scribd.com/document/388534025/Qms1-Budaya-Mutu-di-
Tingkat-Personal-Tempat-Kerja-dan-Institusional

Anda mungkin juga menyukai