Dosen Pembingbing :
Tahun 2022
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus, atas berkat dan anugerahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PERILAKU MUTU YANG
BAGUS UNTUK BISA DIPERTAHANKAN DI PRODI TEKNIK INFORMATIKA” adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Quality
Management System (QMS).
Kami juga mengucapkan terimahkasih kepada Ibu Mauren Langie, ST., Mpd., M.Mkom
selaku dosen mata kuliah Quality Management System (QMS). Kami menyadari bahwa
makalah ini masih terbatas dan jauh dari kata sempurna, Karena pengetahuan, pengalaman
dan waktu yang kami miliki sangat terbatas. Namun, kami telah berusaha dan bekerja keras
supaya makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis
KELOMPOK 5 QMS i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
Definisi Mutu..........................................................................................................1
Apa yang dimaksudkan dengan mutu seseorang?................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................1
Mutu barang dan jasa............................................................................................1
Dimaksud dengan kebiasaan.................................................................................1
Pengertian kode etik..............................................................................................3
Perilaku mutu di Prodi Teknik Infomatika........................................................4
Perilaku mutu lain yang perlu dipertahankan...................................................4
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................5
A. KESIMPULAN......................................................................................................5
B. SARAN...................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................5
KELOMPOK 5 QMS ii
BAB 1 PENDAHULUAN
Perilaku mutu di tingkat personal
Definisi Mutu
Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu. Istilah ini banyak
digunakan dalam bisnis, rakayasa, dan manufaktur dalam kaitannya dengan teknik dan konsep untuk
memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, seperti Six, Sigma, TQM, Kaizen, dll.
BAB 2 PEMBAHASAN
Mutu barang dan jasa
Para profesional bisnis di seluruh dunia telah menetapkan standar mutu barang dan jasa.
Standar tersebut biasanya dinyatakan dalam kerangka kualitatif atau kuantitatif atau keduanya. Jika
mutu dinyatakan dalam kerangka kualitatif, akan dikatakan bahwa barang atau jasa tersebut pasti
memiliki karakteristik tertentu sehingga bisa disebut sebagai “barang atau jasa bermutu tinggi”.
KELOMPOK 5 1
Kebiasaan 1: Bersikap proaktif
Proaktif adalah bertanggung jawab atas kehidupan sendiri, kemampuan untuk memilih
tanggapan pada situasi tertentu. Perilaku proaktif merupakan suatu kesadaran yang didasarkan
pada nilai-nilai dan bukan perilaku reaktif, yang berdasarkan pada perasaan.
Kebiasaan 2: Mulai Memikirkan Tujuan
Penerapan kebiasaan yang lebih fundamental adalah tiap hari memulai dengan sebuah
gambaran, atau paradigma tentang tujuan hidup kita sebagai kerangka rujukan kita. Tiap
bagian hidup bisa diteliti dalam artian apa yang benar-benar berarti bagi kita pandangan
terhadap hidup kita secara keseluruhan. Mulailah dengan mempertimbangkan contoh-contoh
berikut:
Jangan pernah berkompromi dengan kejujuran;
ingatlah orang-orang yang terlibat;
pertahankan sikap positif;
berolahragalah tiap hari agar tetap sehat;
jagalah selera humor;
jangan takut salah;
Dengan memusatkan kehidupan kita pada prinsip yang benar, kita menciptakan fondasi yang
kokoh untuk pengembangan faktor-faktor pendukung kehidupan yaitu keamanan, penjagaan,
kebijaksanaan dan kekuatan.
Kebiasaan 3: Mendahulukan yang paling penting
Kebiasaan nomor 3 berkaitan dengan penerapan manajemen diri. Dalam pelaksanaannya
membutuhkan kebiasaan 1 dan 2 sebagai pendahuluan. Kebiasaan yang satu ini adalah
manajemen diri tiap hari, tiap saat.
Kebiasaan 4: Berpikir dengan pola sama-sama enak (win-win solution)
Solusi sama-sama enak adalah mencari keuntungan timbal balik dalam semua hubungan
manusia. Jika tidak bisa dicapai solusi sama-sama enak, maka alternatifnya adalah tidak ada
kesepakatan. Pemikiran ini mencakup lima dimensi kehidupan yang saling bergantung:
karakter, hubungan, kesepakatan, sistem dan proses. Karakter melibatkan integritas,
kedewasaan, yang merupakan keseimbangan antara memikirkan orang lain dengan
keberanian mengungkapkan perasaan. Hubungan berarti bahwa kedua belah pihak saling
percaya dan sangat berkomitmen untuk mencapai solusi sama-sama enak. Kesepakatannya
membutuhkan kelima elemen hasil yang diinginkan, panduan, sumber, pertanggung jawaban
dan konsekuensi.
Untuk mencapai kesepakatan sama-sama enak, ada empat langkah yang dibutuhkan :
1) memandang masalah dari sudut pandang lain,
2) mengenali masalah dan perhatian utamanya,
3) menentukan hasil yang bisa diterima, dan
4) mencari kemungkinan pilihan lain untuk mencapai hasil tersebut.
Kebiasaan 5: Mencoba mengerti agar bisa dimengerti
Mencoba mengerti terlebih dulu melibatkan sebuah pergeseran paradigma karena kita
biasanya mencoba untuk dimengerti terlebih dulu. Mendengarkan dengan empati merupakan
kunci komunikasi efektif. Ini menitik beratkan pada mempelajari bagaimana orang lain
memandang dunia, bagaimana orang lain merasakan sesuatu.
Kebiasaan 6: Sinergi
Sinergis berarti bahwa satu keseluruhan lebih besar dibanding bagian-bagiannya. Bersama-
sama, kita bisa mencapai lebih banyak dari yang kita capai sendiri-sendiri. Kebiasaan ini
menitikberatkan konsep sama-sama senang dan kemampuan berkomunikasi dengan empati
KELOMPOK 5 2
meskipun tantangan-tantangan yang dibawa oleh alternatif-alternatif baru ini tidak ada
sebelumnya. Sinergis terjadi saat orang mengabaikan kebiasaan lama mereka dan mentalitas
menang-kalah mereka dan membuka diri untuk kerja sama kreatif.
Kebiasaan 7: Menajamkan gergajinya (Pembaharuan)
adalah memanfaatkan waktu untuk menajamkan gergaji kita agar bisa memotong lebih cepat.
Hal ini merujuk pada pertahanan dan peningkatan diri kita sendiri. Kebiasaan ini
memperbaharui empat dimensi sifat alami kita, fisik, spiritual, mental, dan emosi-sosial.
Keempat dimensi sifat alami kita ini harus digunakan secara reguler dengan cara yang bijak
dan seimbang. Ketiga dimensi ini mengesampingkan dulu masalah waktu, termasuk dalam
kegiatan-kegiatan di kuadran II. Dimensi sosial dan emosional kehidupan kita saling terikat
karena kehidupan emosional kita utamanya, meski tidak eksklusif, muncul dari dan
dimanifestasikan dalam hubungan kita dengan orang lain.
KELOMPOK 5 3
Kenapa harus beretika?
Orang-orang memiliki banyak alasan untuk bersikap etis:
Ada keuntungan dari dalam dirinya sendiri. Menerapkan prinsip-prinsip etis merupakan
penghargaan bagi diri sendiri.
Ada keuntungan pribadi. Sangat bijaksana jika memilih untuk bersikap etis. Hal itu
merupakan urusan yang bagus yang menimbulkan kepercayaan dari pelanggan atau dari orang
lain yang tidak sedang berada dalam situasi bisnis.
Ada persetujuan. Bersikap etis menimbulkan harga diri dan martabat, kekaguman dari orang-
orang yang mencintai dan rasa hormat dari temanteman dekat.
Ada kebiasaan. Tindakan etis bisa sangat cocok dengan proses pelatihan.
Namun, ada juga hambatan-hambatan untuk bersikap etis, yang mencakup Etika kepentingan diri
sendiri. Jika motivasi untuk berperilaku etis berasal dari kepentingan diri sendiri, pengambilan
keputusan menyempit menjadi penghitungan untung rugi. Jika resiko (kerugian) untuk berperilaku
etis besar, atau resiko dari berperilaku tidak etis kecil dan keuntungannya besar, maka prinsip-prinsip
moral akan kalah demi keuntungan tersebut. Ini bukan masalah kecil: banyak orang yang mencontek
saat ujian, berbohong saat menulis resume lamaran pekerjaan, dan mengaburkan atau bahkan
memalsukan fakta saat bekerja.
KELOMPOK 5 4
Praktek kewarganegaraan yang baik dan sederhana
Beberapa perilaku mutu yang baik dan berkaitan dengan kita semua adalah:
• pengelolaan limbah;
• penghematan energi;
• Mengurangi polusi;
• menggunakan fasilitas umum dengan hati-hati
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu. Istilah ini banyak
digunakan dalam bisnis, rakayasa, dan manufaktur dalam kaitannya dengan teknik dan konsep untuk
memperbaiki kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, seperti Six, Sigma, TQM, Kaizen, dll. Mutu
seseorang merupakan ciri pribadi yang dapat dilihat oleh orang lain seberapa berguna dan berharga
bagi masyarakat. Kebiasaan adalah pertemuan pengetahuan, kemampuan dan keinginan. Pengetahuan
adalah sesuatu yang harus dilakukan dan mengapa dilakukan (tingkat kognitif), kemampuan adalah
bagaimana melakukannya (tingkat psikomotorik) dan keinginan adalah motivasi atau keinginan untuk
melakukannya (tingkat afektif). Ada 7 kebiasaan yang mebuat orang menjadi efektif dalam bekerja
untuk memanajemen waktu. Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa Komunikasi dalam
revolusi 4.0 mengalami perubahan signifikan antara perilaku dan bahasa yang memunculkan budaya
yang seringkali tidak sesuai dengan identitas akademis yang mengedepankan etika dan sopan santun
jangan sampai terjebak pada berita hoax baik bidang politik maupun sosial, maka dalam dunia
akademis perlu adanya peraturan dan contoh dalam berkomunikasi antara dosen dan mahasiswa, agar
konsep pendidikan, identitas, dan karakter bangsa Indonesia tetap terjaga sopan santun dan serta
mengedepankan nilai-nilai filosofi bangsa sebagai generasi penerus dalam menghadapi jaman
milenial, sehingga tidak terjebak pada sisi negatif digitalisasi dalam dunia akademis.
B. SARAN
Kita menterjemakan nilai-nilai kedalam bentuk prinsip/ajaran sehingga nilai tersebut bisa
mengarahkan dan memotivasi tindakan etis. Prinsip-prinsip etis merupakan aturan untuk bertindak
yang muncul dari nilai-nilai etis. Misalnya, kejujuran adalah sebuah niilai yang mengatur perilaku
dalam bentuk ajaran-ajaran seperti : katakan sejujurnya, jangan menipu, dan jangan curang. Dengam
cara ini, nilai-nilai berubah menjadi ajaran/prinsip dalam bentuk “anjuran” dan ”larangan” khusus.
Perilaku mutu dan Etika juga berkaitan dengan menerapkan ajaran atau prinsip tadi dalaam tindakan.
Konsistensi antara apa yang menurut kita bernilai dan apa tindakan kita dianggap masalah integritas.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu > Nurul Aini Fatchulliza BUDAYA MUTU DITINGKAT
PERSONAL DAN TEMPAT KERJA
KELOMPOK 5 5