KLOMPOK 3
UNIVERSITAS WARMADEWA
PENAMPANG EMAS (GOLDEN SECTION)
Deretan lain yang hampir mendekati Golden Section dalam angka-angka keseluruhan adalah Deret
Fibonacci 1.1.2.3.5.8. 13 Setiap anaka merupakan jumlah dan kedua angka sebelumnya dan
perbandingan antara dua angka berurutan cenderung mendekat Golden Section sementara deret in
menerus sampai tak terhingga
Dalam deret numenk 10 000 setiag angka merupakan jumlah dan dua angka sebelumnya
Suatu bentuk persegi panjang yang sisi-sisinya
diproporsikan merurut Golden Section a kenal
sebaga sebuah Persegi Emas (Golden Rectangle).
Jika suatu bujursangkar didinkan pada sisi ebn keo
nya, maka bagian asal dari persegi panjang itu akan
menjadi sebuah Perseg Emas yang lebin kecil tapi
serupa. Operasi ini dapat diulang tanpa henti untuk
menciptakan suatu gradas pujursangkar dan Persegi
perseg Emas. Selama proses transformasi ini, setiap
bagian akan tetap serupa dengar seluruh bagian lain
begitupun dengan bagian keseluruhan Diagram-
diagram pada halaman ini mengilustrasikan pola
pertumbuhan proses geometris dan aditif yang
didasarkar pada Golden Section.
Danas grafen meng lustrasikan penggunaan Golden Section dalam memproporsican fasad Parthenon
Menarik untuk alcatat bahwa sementara kedua anales dimulai dengan cara memasukkan fasad tersebut
ke dalam sebuah Perseg Emas namun setiap analiso ternyata benarasi satu sama lain dalam mal
pendekatama untuk membuktikan keberadaan Golden Section dan dampaknya pada dimensi dimensi
serta distribus deman di seluruh fasad terseout
GARIS-GARIS YANG MENGATUR
Bagi bangsa Romawi dan Yunani kuno Kasic tatanan-tatanan ini direpresentasikan ke dalam proporsi
elemen-elemen mereka melalui ekspresi keindahan dan harmoni yang sempurna Urat dimensi
dasamya adalah duameter kolom. Dari modul rilah muncul dimens sang puncak kolom maupun kaki
kolom ai bawah dan balok di atasnya hingga ke detail yang paling kecil. Intercolumnation-sistem
perjarakan antar kolom-uga didasarkan pada diameter kolom tersebut
Karera ukuran kolom-kolom bervariasi menurut lingkungan suatu bangunan, maka tatanan-tatanan
tidak didasarkan pada suatu unit pengukuran yang tetap Intensinya lebih pada untuk memastikan
bahwa seluruh bagian dari bangunan manapun ada dalam proporsi serta harmoris terhadap satu sama
lain.
Vitruvius, dalam masa pemerintahan Kaisar Agustus mempelajari contoh-contoh aktual dari tatanan-
tatanan in! dan mempresentasikan propors ideal masing-masing contoh tersebut dalam tulisarnya. The
Ten Books on Architecture Vignola merumuskan ulang aturan-aturan ini bagi Kaum Rena sans Italu
dan bentuk-bentuknya bagi Tatanan-tatanan tersebut mungkin adalah yang paling terkenal saat
TEORI-TEORI RENAISANS
S. Maria Novella, Florent ina, Italia. Alberti merancang fasad Renaisans ini (1456-70)
untuk melengkapi sebuah bangunan gereja Gotik (1278-1350)
Le Corbusier memulai studinya pada 1942 dan mengembangkan system proporsinya, dan
menerbitkan Modulor. Modulor adalah suatu pengukur harmonis terhadap skala manusia yang bias
diterapkan secara universal bagi arsitektur dan mekanika pada 1948.
Grid dasarnya terdiri dari tiga buah pengukuran: 113, 70, dan 43 sentimeter, yang diproporsikan
menurut Golden Section.
43 + 70 = 113
113 + 70 = 183
113 + 70 + 43 = 226 (2x113)
113, 183 dan 226 mendefinisikan ruang yang dihuni oleh manusia. Dari 113 dan 226, Le Corbusier
mengembangkan rangkaian Merah dan Biru, dengan mengecilkan skala-skala dimensi yang terkait
dengan posisi berdiri manusia.
Le Corbusier melihat bahwa Modulor tidak hanya merupakan serangkaian angka dengan suatu
harmoni dasar, namun juga sebagai suatu system pengukuran yang dapat mengatur panjang,
permukaan, dan volume, serta dengan mempertahankan skala manusia
Karya prinsip Le Corbusier yang mencontohkan penggunaan Modulor adalah pada bangunan Unite
d’Habitation di Marselles. Bangunan ini menggunakan 15 pengukuran Modulor untuk membawa
skala manusia kepada sebuah bangunan sepanjang 140 meter, selebar 24 meter, dan setinggi 70 meter.