Anda di halaman 1dari 2

Nama : Febby Febrianthy Mansur

Nim : 200605502027
Kelas : A/2020

“Tugas 2 Etika Administrasi Publik”

Teleologi
Etika teleologi berasal dari bahas kata Yunani telos (τ?λος), yang berarti akhir, tujuan,
maksud, dan logos (λ?γος), perkataan. Teleologi adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu
dan segala kejadian menuju pada tujuan tertentu. Etika teleologi mengukur baik dan buruknya suatu
tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan itu atau berdasarkan akibat yang
ditimbulkan oleh tindakan itu. Artinya, teleologi bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan
baik buruknya suatu tindakan yang dilakukan.

Etika teleologi menegaskan bahwa apa yang membuat suatu inisiatif, perilaku, atau tindakan
menjadi benar atau salah, ditimbang berdasarkan konsekuensi yang diakibatkan oleh tindakan atau
perilaku tersebut. Jika konsekuensi dari tindakan atau inisiatif yang dilakukan perusahaan
memberikan manfaat, maka tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai tindakan yang benar.
Sebaliknya jika tidak memberikan manfaat, maka tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai
suatu kesalahan.

Utilitarianisme

Etika Utilitarianisme adalah suatu Etika yang berangkat dari konsep utilitarianisme berupa
etika normatif yang menyatakan bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan
penggunaan, biasanya didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi
penderitaan.

Etika ini menggambarkan apa yang sesungguhnya dilakukan oleh orang yang rasional
dalam mengambil keputusan dalam hidup ini, khususnya keputusan moral, termasuk juga dalam
bidang bisnis. Merumuskan prosedur dan dan pertimbangan yang banyak digunakan dalam
mengambil sebuah keputusan, khusunya yang menyangkut kepentingan banyak orang.

Deontologis

Etika deontologis atau deontologi adalah pandangan etika normatif yang menilai moralitas
suatu tindakan berdasarkan kepatuhan pada peraturan. Etika ini kadang-kadang disebut etika
berbasis "kewajiban" atau "obligasi" karena peraturan memberikan kewajiban kepada seseorang.

Etika deontologis biasanya dianggap sebagai lawan dari konsekuensialisme, etika pragmatis,
dan etika kebajikan. Etika Deontologi Kant bersumber kepada 3 (tiga) eksistensi Metafisis yaitu
Kebebasan, Keabadian dan Tuhan.

Menurut etika deontologis, tindakan dikatakan benar apabila selaras dengan prinsip
kewajiban. Oleh karena itu, etika deontologis tidak menganggap akibat tindakan sebagai penilaian
moral. Perlu diketahui bahwa etika deontologis dipelopori oleh Immanuel Kant (1724-1804).
Virtue Ethics

Keutamaan berasal dari bahasa latin, yakni “virtue”, yang artinya keperwiraan, kegagahan,
ketabahan hati (laki-laki), keberanian, ketetapan hati, kecepatan, dan kesiapan. Dalam
perkembangan selanjutnya, kata”virtue” ini diartikan menjadi pribadi yang tidak mengganggu atau
merepotkan orang lain dan melakukan apa yang diperintahkan.

Dalam pandangan K. Bertens, keutamaan adalah suatu disposisi, yang artinya adalah
kecenderungan tetap. Watak ini dicirikan sebagai stabilitas kepribadian. Bisa dikatakan etika jika
dari pendapat K. Bertens ini etika keutamaan ini adalah etika yang berasal dari dalam dirikita.
Maksudnya ialah setiap manusia memiliki prioritas nya masing-masing.

Etika keutamaan sangat menekankan pentingnya sejarah kehebatan moral para tokoh besar
dan dari cerita dongeng ataupun sastra kita belajar tentang nilai dan keutamaan, serta berusaha
menghayati dan mempraktekkannya seperti tokoh dalam sejarah, dalam cerita, atau dalam
kehidupan masyarakat. Tokoh dengan teladannya menjadi model untuk kita tiru.

Etika keutamaan sangat menghargai kebebasan dan rasionalitas manusia, karena pesan
moral hanya di sampaikan melalui cerita dan teladan hidup para tokoh lalu membiarkan setiap
orang untuk menangkap sendiri pesan moral itu.

Anda mungkin juga menyukai