Anda di halaman 1dari 26

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

NOMOR : 127/PM.00/K1/03/2023

TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
NOMOR: 274/PM.00/K1/08/2022 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN
PENCEGAHAN PELANGGARAN DAN SENGKETA PROSES PEMILIHAN UMUM DAN
PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI,
SERTA WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatan kerja-kerja pencegahan


khususnya percepatan terhadap penyampaian laporan atas
aktivitas pencegahan yang dilakukan oleh Bawaslu, Bawaslu
Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota dan/atau Panitia Pengawas
Pemilihan Umum Kecamatan maka dipandang perlu untuk
membuat sistem Formulir Pencegahan Online;
b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi terhadap Surat Keputusan
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor
274/PM.00.00/K1/08/2022 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa Proses Pemilihan
Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota, perlu dilakukan
beberapa perubahan atau penyesuaian terhadap poin-poin yang
diatur dalam Surat Keputusan tersebut diantaranya dengan
menambahkan point pengaturan tentang Formulir Pencegahan
secara Online;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Ketua Badan
Pengawas Pemilihan Umum tentang Perubahan Surat Keputusan
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor
274/PM.00.00/K1/08/2022 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa Proses Pemilihan
Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5656) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2020 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi
Undang-Undang Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 193, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6547);
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6109);
3. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2018 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Wewenang, Organisasi, dan Tata Kerja
Sekretariat Jenderal Badan Pengawas Pemilihan Umum,
Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, dan
Sekretariat Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 141);
4. Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 20 Tahun
2018 tentang Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa Proses
Pemilihan Umum; (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 869);
5 Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 1 Tahun
2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal
Badan Pengawas Pemilihan Umum, Sekretariat Badan
Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, Sekretariat Badan
Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, dan Sekretariat
Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 411);

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS
PEMILIHAN UMUM NOMOR: 274/PM.00/K1/08/2022 TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PENCEGAHAN PELANGGARAN DAN
SENGKETA PROSES PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN
GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI,
SERTA WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA.

KESATU : Menetapkan beberapa perubahan terhadap Lampiran I, Lampiran II, dan


Lampiran III Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum
Nomor 274/PM.00.00/K1/08/2022 tentang pedoman teknis pelaksanaan
pencegahan pelanggaran dan sengketa proses pemilihan umum yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Perubahan terhadap Lampiran I, Lampiran II dan Lampiran III


sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU terdiri atas:
a. Lampiran I:
1) Menyesuaikan Pemilihan Umum dan Pemilihan Gubernur dan
Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil
Walikota;
2) Menambahkan naskah dinas dalam BAB II Huruf B. Bentuk
Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa Proses PemilIihan Umum
dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota;
3) Menambahkan Edukasi literasi digital kepemiluuan di media sosial,
Pendidikan Pengawas Partisipatif, Forum Warga Pengawasan
Partisipatif, Pengelolaan Komunitas Digital Pengawasan
Partisipatif, Forum Konsolidasi Bersama Stakeholders, Surat
Edaran, Surat Imbauan, Surat Intruksi, Surat Keputusan, Posko
aduan masyarakat (atau sebutan lainnya), Siniar, Diskusi publik,
Liputan, dan Pemberitaan dalam Bab II Huruf C. Jenis
Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa Proses PemilIihan Umum
dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota;
4) Menambahkan Tahapan Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan
Wakil Walikota dalam BAB II Huruf D Tahapan yang berkaitan
dengan Pelaksanaan.

b. Lampiran II:
1) Menambahkan Jenis dan Tata cara pelaksanaan pencegahan
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
dalam poin publikasi;
2) Menambahkan Jenis Kegiatan dalam Kegiatan Lainnya.
c. Lampiran III menghapus Formulir Laporan Hasil Pencegahan.
KETIGA : Keputusan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
Keputusan Ketua Badan Pengawasan Pemilihan Umum Nomor:
274/PM.00/K1/08/2022 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pencegahan
Pelanggaran Dan Sengketa Proses Pemilihan Umum Dan Pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota
dan Wakil Walikota.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan dan/atau diperlukan penambahan,
akan dilakukan perbaikan dan/atau penambahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal , 27 Maret 2023

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM


KETUA,

RAHMAT BAGJA

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 127/PM.00/K1/03/2023
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PENCEGAHAN PELANGGARAN

DAN SENGKETA PROSES PEMILIHAN UMUM DAN


PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR,
BUPATI DAN WAKIL BUPATI, SERTA WALIKOTA DAN
WAKIL WALIKOTA

PEDOMAN PELAKSANAAN PENCEGAHAN PELANGGARAN


DAN SENGKETA PROSES PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN GUBERNUR
DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, SERTA WALIKOTA
DAN WAKIL WALIKOTA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Agenda Pemilu tahun 2024 memiliki kompleksitas baik dalam persiapan


dan pelaksanaanya oleh seluruh elemen yang terkait. Dari sudut pandang Badan
Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), pemilu secara ideal diterjemahkan untuk
melakukan pencegahan terhadap terjadinya pelanggaran dan penyelesaian
sengketa proses dalam tataran teknis sesuai kebutuhan substansi pelaksanaan
Pemilu tahun 2024. Berdasarkan kompleksitas itu pula logis jika menyatakan
bahwa mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Maka dari itu pentingnya
mencegah hal-hal yang akan bertentangan dengan asas dan aturan mengenai
pelaksanaan pemilu, lebih diutamakan daripada mengobati. Sebab mengobati
bagian-bagian yang telah mengalami kerusakan mengakibatkan perubahan pada
fungsi-fungsi organ. Sehingga mencegah lebih diprioritaskan daripada
mengobati. Terhadap konteks tersebut, Bawaslu memiliki peran yang strategis
dalam melakukan pencegahan terhadap potensi pelanggaran dan sengketa
proses pemilihan umum.
Dalam menjalankan peran pencegahan pelanggaran dan sengketa proses
pemilu, Bawaslu memerlukan partisipasi aktif seluruh elemen. Fungsi
pencegahan yang luas memberikan ruang untuk melibatkan semua pihak, mulai
dari masyarakat, penyelenggara pemilu, peserta pemilu, pemerintah, dan
kelompok masyarakat lainnya. Peran aktif dari seluruh pihak dalam upaya

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
pencegahan membuat pemilu yang berkesesuaian dengan asas menjadi hal
yang mungkin untuk wujudkan. Di sisi lain Bawaslu memiliki kewajiban dalam
meningkatkan partisipasi masyarakat yang dimaknai bahwa partisipasi
masyarakat lebih dari sekadar menggunakan hak pilihnya saja, melainkan
menjadi subjek melakukan pencegahan pelanggaran mewujudkan pemilu yang
demokratis.
Desain pencegahan pelanggaran dan sengketa proses pemilu yang terus
mengalami perkembangan kemudian diejawantahkan dalam beberapa bentuk,
diantaranya identifikasi kerawanan pemilu, edukasi kepada masyarakat,
penguatan partisipasi masyarakat, kolaborasi dengan stakeholders, serta
supervisi Bawaslu di seluruh tingkatan. Adapun bentuk pencegahan tersebut
perlu dilaksanakan dengan sinergis dan efektif oleh Bawaslu sebagai
implementasi upaya pencegahan penanganan pelanggaran dan sengketa proses
pemilihan umum sebagaimana telah diatur dalam pasal 93 huruf b Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum dimana “Bawaslu
bertugas melakukan pencegahan dan penindakan terhadap:
1. pelanggaran Pemilu; dan
2. sengketa proses Pemilu;”
lebih lanjut komitmen Bawaslu dalam menjalankan amanah Undang-Undang
dalam melakukan pencegahan Bawaslu terhadap pelanggaran dan sengketa
proses pemilu telah diturunkan dalam Perbawaslu Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa Proses Pemilihan Umum.
Berdasarkan hal di atas Bawaslu memandang perlu membentuk pedoman
secara teknis mengenai pelaksanaan pencegahan pelanggaran dan sengketa
proses pemilihan umum. Pedoman tersebut disusun sebagai dasar atau acuan
bagi pengawas pemilu pada seluruh tingkatan dalam melaksanakan fungsi
pencegahan pelanggaran dan sengketa proses pemilihan umum.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud
Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa Proses
PemilIihan Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota dimaksudkan sebagai dasar
dan acuan bagi pengawas pemilu di seluruh tingkatan dalam melaksanakan
fungsi pencegahan pelanggaran dan sengketa proses secara sinergis dan
efektif.
2. Tujuan
Tujuan ditetapkannya Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Pelanggaran
dan Sengketa Proses PemilIihan Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota adalah
menciptakan sinergitas Bawaslu pada seluruh tingkatan dalam melaksanakan
pencegahan,pelanggaran dan sengketa proses, membentuk strategi
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
pencegahan secara efektif dan tepat sasaran, serta diharapkan memberikan
pemahaman lebih lanjut dalam pelaksanaan pencegahan pelanggaran dan
sengketa proses.

C. SASARAN

1. Penyelenggara Pemilu;
2. Peserta Pemilu;
3. Pelaksana atau tim kampanye;
4. Kementerian/lembaga atau pemerintah daerah;
5. Masyarakat;
6. Pemilih; dan
7. Pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai Pemilu.

D. RUANG LINGKUP

1. Bentuk Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa Proses PemilIihan Umum


dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
serta Walikota dan Wakil Walikota; dan
2. Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa Proses
PemilIihan Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota

E. PENGERTIAN UMUM

1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan


rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan
Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan untuk memilih anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali
Kota dan Wakil Wali Kota yang selanjutnya disebut Pemilihan adalah
pelaksanaan kedaulatan rakyat di wilayah provinsi dan kabupaten/kota untuk
memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota
dan Wakil Wali Kota secara langsung dan demokratis;
3. Badan Pengawas Pemilu yang selanjutnya disebut Bawaslu adalah lembaga
penyelenggara Pemilu yang mengawasi penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan
di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. Badan Pengawas Pemilu Provinsi yang selanjutnya disebut Bawaslu Provinsi
adalah badan yang mengawasi penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan di
wilayah provinsi, termasuk Panita Pengawas Pemilihan Provinsi Aceh;

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
5. Badan Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut Bawaslu
Kabupaten/Kota adalah badan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilu dan
Pemilihan di wilayah kabupaten/kota, termasuk Panitia Pengawas Pemilihan
Kabupaten/Kota di seluruh Provinsi Aceh;
6. Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan yang selanjutnya disebut Panwaslu
Kecamatan adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Kabupaten/Kota untuk
mengawasi penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan di wilayah kecamatan atau
nama lain;
7. Panitia Pengawas Pemilu Kelurahan/Desa atau nama lain yang selanjutnya
disebut Panwaslu Kelurahan/Desa adalah petugas untuk mengawasi
Penyelenggaraan Pemilu di kelurahan/desa atau nama lain;
8. Panitia Pengawas Pemilu Luar Negeri yang selanjutnya disebut Panwaslu LN
adalah pengawas yang dibentuk oleh Bawaslu untuk mengawasi
Penyelenggaraan Pemilu di luar negeri;
9. Pengawas Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut Pengawas TPS
adalah petugas yang dibentuk oleh Panwaslu Kecamatan untuk membantu
Panwaslu Kelurahan/Desa;
10. Pengawas Pemilu adalah Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota,
Panwaslu Kecamatan, Panwaslu Kelurahan/Desa, Pengawas TPS, dan
Panwaslu LN;
11. Pencegahan adalah segala upaya mencegah terjadinya pelanggaran Pemilu dan
Pemilihan dan Sengketa Proses Pemilu dan Pemilihan melalui tugas
pengawasan oleh Pengawas Pemilu maupun dengan melibatkan partisipasi
masyarakat serta publikasi media;
12. Sengketa proses pemilu adalah sengketa yang terjadi antarPeserta Pemilu dan
sengketa Peserta Pemilu dengan penyelenggara Pemilu sebagai akibat
dikeluarkannya keputusan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota;
13. Pelanggaran pemilu adalah tindakan yang bertentangan, melanggar, atau tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan terkait Pemilu.

BAB II
Pelaksana dan Bentuk Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa Proses
PemilIihan Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota

A. Pelaksana Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa Proses PemilIihan


Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil
Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota
1. Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu
Kecamatan bertugas melakukan pencegahan terhadap:

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
a. Pelanggaran PemilIihan Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota;
dan
b. Sengketa Proses PemilIihan Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota.
2. Panwaslu LN, Panwaslu Desa/Kelurahan, dan Pengawas TPS bertugas
melakukan pencegahan terhadap terjadinya praktik Politik Uang.

B. Bentuk Pencegahan Pelanggaran dan Sengeketa Proses PemilIihan Umum


dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
serta Walikota dan Wakil Walikota
1. Identifikasi kerawanan;
2. Pendidikan;
3. Partisipasi masyarakat;
4. Kerja sama;
5. Naskah dinas;
6. Publikasi; dan/atau
7. Kegiatan lain.

C. Jenis Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa Proses PemilIihan Umum


dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
serta Walikota dan Wakil Walikota
1. Pendidikan Pengawas Partisipatif;
2. Forum Warga Pengawasan Partisipatif;
3. Pojok Pengawasan;
4. Perjanjian Kerjasama;
5. Kampung Pengawasan Partisipatif;
6. Pengelolaan Komunitas Digital Pengawasan Partisipatif;
7. Konsolidasi data;
8. Sosialisasi;
9. Edukasi literasi digital kepemiluan di Media Sosial;
10. KKN Tematik;
11. Konsolidasi dengan Pemantau Pemilu;
12. Forum Konsolidasi bersama Stakeholders;
13. Nota Kesepahaman;
14. Surat Edaran;
15. Surat Imbauan;
16. Surat Instruksi;
17. Surat Keputusan;
18. Siaran pers;
19. Konferensi pers;
20. Siniar;
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
21. Diskusi publik;
22. Liputan;
23. Pemberitaan;
24. Mengoordinasi dan Menyupervisi;
25. Konsultasi;
26. Apel Siaga;
27. Patroli Pengawasan;
28. Posko Aduan Masyarakat (atau sebutan lainnya) sesuai dengan tahapan;
dan
29. Kegiatan lainnya.

D. Tahapan yang berkaitan dengan Pelaksanaan


1. Tahapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum
a. Pemutakhiran data pemilih dan penetapan daftar pemilih sementara serta
daftar pemilih tetap;
b. Penataan dan penetapan daerah pemilihan DPRD kabupaten/kota;
c. Penetapan Peserta Pemilu;
d. Pencalonan sampai dengan penetapan Pasangan Calon, calon anggota
DPR, calon anggota DPD, dan calon anggota DPRD sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Pelaksanaan kampanye dan dana kampanye;
f. Pengadaan logistik Pemilu dan pendistribusiannya;
g. Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilu di
TPS;
h. Pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan sertifrkat
hasil penghitungan suara dari tingkatTPS sampai ke PPK;
i. Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara di PPK, KPU
Kabupaten/Kota, KPU Provinsi, dan KPU;
j. Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilu
lanjutan, dan Pemilu susulan; dan
k. Penetapan hasil Pemilu.

2. Tahapan Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati


dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota
a. Pemutakhiran data pemilih dan penetapan daftar pemilih sementara serta
daftar pemilih tetap;
b. Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara
pencalonan, proses dan penetapan calon;
c. Kampanye dan dana kampanye;
d. Pengadaan logistik pemilihan dan pendistribusiannya;
e. Pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilihan di TPS;

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
f. Pergerakan surat suara, berita acara penghitungan suara, dan sertifikat
hasil penghitungan suara dari tingkatTPS sampai ke PPK;
g. Rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara yang dilakukan oleh
PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi;
h. Penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilihan lanjutan, dan
Pemilihan susulan; dan
i. Penetapan hasil Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota.

BAB III

Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa Proses PemilIihan


Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
serta Walikota dan Wakil Walikota

A. Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan


1. Melakukan Pengumpulan dan analisis data;
2. Koordinasi dan supervisi jajaran Bawaslu dalam rangka identifikasi
kerawanan setiap tahapan Pemilu;
3. Koordinasi bersama Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, dan
stakeholders;
4. Sosialisasi terkait dengan Pemilu dan Pemilihan;
5. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Pengawas Partisipatif;
6. Pembentukan dan pengembangan Kampung Pengawasan Partisipatif,
Forum Warga Pengawasan Partisipatif, dan Komunitas Digital Pengawasan
Partisipatif;
7. Pendirian dan pengembangan Pojok Pengawasan;
8. Publikasi hasil pengawasan; dan
9. Tata cara pelaksanaan lainnya.

B. Laporan Hasil Pelaksanaan Pencegahan Pelanggaran dan Sengketa Proses


PemilIihan Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan
Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota
1. Pencegahan pelanggaran dan sengketa proses oleh pengawas Pemilu
dilaporkan kepada Bawaslu secara berjenjang sesuai dengan tingkatannya
terdiri atas:
a. laporan periodik; dan
b. laporan akhir.
2. Bawaslu dapat meminta laporan pencegahan pelanggaran dan sengketa
proses pemilu kepada Bawaslu Provinsi, Bawaslu Kabupaten/Kota,
Panwaslu Kecamatan sesuai dengan kebutuhan Pengawas Pemilu secara
berjenjang;

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
3. Pelaporan terhadap Hasil pelaksanaan Pencegahan Pelanggaran dan
Sengketa Proses dituangkan kedalam Formulir Pencegahan.

BAB IV
PENUTUP

Pedoman ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
LAMPIRAN II

KEPUTUSAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA


NOMOR : 127/PM.00/K1/03/2023
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PENCEGAHAAN PELANGGARAN DAN SENGKETA PROSES PEMILIIHAN UMUM DAN PEMILIHAN
GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, SERTA WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

MATRIKS PELAKSANAAN PENCEGAHAN PELANGGARAN


DAN SENGKETA PROSES PEMILIIHAN UMUM DAN
PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, SERTA WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
No Bentuk Tahapan yang Jenis Kegiatan Tujuan Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan Tindak Lanjut
Pencegahan berkaitan

1 Identifikasi 1. pemutakhiran 1. Konsolidasi data 1. Rekap dan analisis 1. Melakukan pengumpulan dan (Kolom tindak lanjut
Kerawanan data pemilih kerawanan potensi kerawanan pengelolaan data kerawanan disesuaikan dengan
dan penetapan Pemilu/Pemilihan pada setiap Pemilu/Pemilihan. hasil pelaksanaan
daftar pemilih 2. Mengkoordinasika tahapan a. perintah atau larangan yang diatur kegiatan pencegahan)
sementara n dan Pemilu/Pemilihan dalam peraturan perundang-
serta daftar mensupervisi data 2. Validasi data undangan;
pemilih tetap; kerawanan kerawanan b. ketentuan peraturan perundang-
2. penataan dan Pemilu/Pemilihan Pemilu/Pemilihan undangan yang berpotensi
penetapan kepada jajaran untuk menimbulkan multitafsir;
daerah pengawas Pemilu dikoordinasikan c. perbuatan yang belum diatur dalam
pemilihan kepada jajaran ketentuan peraturan perundang-
DPRD Pengawas Pemilu undangan;
kabupaten/kota d. subjek atau pelaku yang berpotensi
; melakukan pelanggaran dan sengketa
3. penetapan proses;
Peserta e. wilayah pengawasan dengan
Pemilu; mempertimbangan tinggi rendahnya
4. Pencalonan tingkat kerawanan dan besarnya
sampai dengan potensi pelanggaran dan sengketa
penetapan proses pada wilayah tertentu

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
No Bentuk Tahapan yang Jenis Kegiatan Tujuan Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan Tindak Lanjut
Pencegahan berkaitan

Pasangan berdasarkan pengalaman Pemilu


Calon Presiden sebelumnya;
dan Wakil f. Evaluasi hasil pengalaman
Presiden, calon Pemilu/Pemilihan sebelumnya
anggota DPR,
calon anggota 2. Berkoordinasi dan menyupervisi Jajaran
DPD, dan calon Bawaslu dalam rangka identifikasi
anggota DPRD, kerawanan di setiap tahapan pemilu.
serta pasangan
calon pada
2 Pendidikan 1. Pendidikan 1. Membentuk kader 1. Pendidikan berbasis sekolah secara (Kolom tindak lanjut
Pemilihan
Pengawas pengawas berjenjang, yakni Pendidikan Pengawas disesuaikan dengan
gubernur dan
Partisipatif partisipatif yang Partisipatif tingkat kabupaten kota, hasil pelaksanaan
wakil gubernur,
2. Sosialisasi berperan Pendidikan Pengawas Partisipatif tingkat kegiatan pencegahan
bupati dan
3. Pendidikan melakukan provinsi, Pendidikan Pengawas
wakil bupati,
Pengawasan Pendidikan politik Partisipatif tingkat nasional
serta walikota
Pemilu di dan menjadi tokoh 2. Sosialisasi dan diseminasi informasi
dan wakil
Lingkungan penggerak pengawasan Pemilu/Pemilihan (tahapan,
walikota sesuai
Akademik masyarakat pengawasan, dugaan pelanggaran dan
dengan
4. Pojok Pengawasan melakukan sengketa proses, serta ajakan untuk
ketentuan
5. Edukasi literasi pengawasan melakukan pengawasan partisipatif)

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
No Bentuk Tahapan yang Jenis Kegiatan Tujuan Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan Tindak Lanjut
Pencegahan berkaitan

peraturan digital kepemiluan partisipatif dilaksanakan melalui tatap muka, daring,


perundang- di Media Sosial 2. Pemberian dan media massa
undangan; informasi dan 3. Sosialisasi dan diseminasi informasi
5. pelaksanaan edukasi pengawasan Pemilu (tahapan Pemilu,
kampanye dan pengawasan pengawasan Pemilu, dugaan pelanggaran
dana kepemiluan untuk dan sengketa proses, serta ajakan untuk
kampanye; masyarakat, melakukan pengawasan partisipatif) yang
6. pengadaan peserta pemilu, dan dilaksanakan di kampus, melibatkan
logistik penyelenggara civitas akademika.
Pemilu/Pemilih pemilu, serta ajakan 4. Pusat informasi pengawasan baik di
an dan untuk terlibat dalam kantor maupun di luar kantor (diskusi
pendistribusian melakukan interaktif, e-learning, pusat data
nya; pemantauan Pemilu pengawasan Pemilu, dan kegiatan lain
7. pelaksanaan 3. Pemberian yang mendukung sinergi pengawas
pemungut an pemahaman Pemilu dan masyarakat)
suara dan kepemiluan dan 5. Sosialisasi bersama pemantau pemilu
penghitungan ajakan untuk terkait dengan proses dan pelaksanaan
suara hasil melakukan Pemilu.
Pemilu di TPS; pengawasan
8. pergerakan terhadap

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
No Bentuk Tahapan yang Jenis Kegiatan Tujuan Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan Tindak Lanjut
Pencegahan berkaitan

surat suara, penyelenggaraan


berita acara pemilu/pemilihan di
penghitungan lingkungan
suara, dan akademik
sertifikat hasil 4. Pembuatan ruang
penghitungan Edukasi yang
suara dari dijadikan sebagai
tingkatTPS pusat aktifitas dan
sampai ke interaksi antara
PPK; pengawas pemilu
9. rekapitulasi dengan masyarakat
3 Partisipasi hasil 1. Pengelolaan Kader 1. Pengembangan 1. Penguatan kapasitas kader, distribusi (Kolom tindak lanjut
Masyarakat penghitungan Pengawas dan pemberdayaan kader, konsolidasi kader, dan penguatan disesuaikan dengan
perolehan Partisipatif kader untuk pos pengawasan partisipatif. hasil pelaksanaan
suara di PPK, 2. KKN Tematik pengembangan pos 2. MoU dengan kampus, terlibat dalam kegiatan pencegahan
KPU 3. Forum Warga pengawasan pengembangan KKN perspektif
Kabupaten/Kot Pengawasan partisipatif pengawasan Pemilu.
a, KPU Partisipatif 2. Memasukkan misi 3. Bawaslu melakukan koordinasi dengan
Provinsi, dan 4. Kampung edukasi pemilu forum warga dan berkolaborasi dalam
Pengawasan dalam program pengembangan pengawasan Pemilu

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
No Bentuk Tahapan yang Jenis Kegiatan Tujuan Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan Tindak Lanjut
Pencegahan berkaitan

KPU; Partisipatif KKN bersama komunitas/stakeholder


10. pelaksanaan 5. Pengelolaan 3. Wadah silaturahmi kepemiluan.
penghitungan Komunitas Digital Bawaslu dan 4. Koordinasi Bawaslu dengan apparat desa/
dan Pengawasan steakholder kewilayahan, kader penggerak, serta
pemungutan Partisipatif kepemiluan serta masyarakat setempat untuk mendorong,
suara ulang 6. Konsolidasi sosialisasi door to mendeklarasikan, dan mengembangkan
Pemilu/Pemilih bersama door pengawas kampung/desa pengawasan partisipatif.
an, Pemantau Pemilu pemilu dan 5. Pengelolaan media sosial kader untuk
pemungutan masyarakat perluasan literasi kepemiluan di media
suara lanjutan 4. Edukasi sosial, serta pemantauan Pe milu di
Pemilu/Pemilih kepemiluan dan media sosial.
an, dan aktifitas 6. Konsolidasi Bawaslu dengan Pemantau
Pemilu/Pemilih pengawasan Pemilu dalam melakukan tugas
an susulan; partisipatif berbasis pemantauan Pemilu
dan kampung atau desa
11. penetapan 5. penguatan literatur
hasil kepemiluan
Pemilu/Pemilih berbasis media
an. sosial dan
pemantauan

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
No Bentuk Tahapan yang Jenis Kegiatan Tujuan Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan Tindak Lanjut
Pencegahan berkaitan

kampanye di media
sosial
4 Kerjasama 1. Audiensi 1. Penyamaan 1. Penguatan koordinasi antar lembaga (Kolom tindak lanjut
Antarlembaga 2. Nota persepsi antara dalam mencegah terjadinya pelanggaran disesuaikan dengan
Kesepahaman bawaslu dengan dan sengketa proses dalam bentuk hasil pelaksanaan
(MoU), stakeholder dalam pemetaan organisasi dan penentuan kegiatan pencegahan
3. Perjanjian mencegah materi koordinasi, serta diskusi peluang
Kerjasama dengan terjadinya Kerjasama kelembagaan.
Kementerian/Lemb pelanggaran dan 2. Penjajakan kerja sama, penyusunan nota
aga/Organisasi sengketa proses; kesepahaman/ perjanjian kerja sama,
terkait, dan 2. Penguatan penyusunan langkah strategis
4. Forum Konsolidasi kolaborasi melalui pencegahan pelanggaran dan sengketa
bersama Kerjasama proses sebagai tindak lanjut nota
Stakeholders untuk program antar kesepahaman/ perjanjian kerja sama; dan
Pencegahan lembaga evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan
Pelanggaran dan kerja sama kelembagaan.
Sengketa Proses 3. Melakukan sosialisasi bersama
Pemilu stakeholders mengenai pelaksanaan
Pemilu dan Pemilihan

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
No Bentuk Tahapan yang Jenis Kegiatan Tujuan Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan Tindak Lanjut
Pencegahan berkaitan

5 Publikasi 1. Konferensi Pers 1. Penyebaran 1. Bawaslu mengundang media massa (Kolom tindak lanjut
2. Siaran Pers informasi tentang untuk menyampaikan informasi terkait disesuaikan dengan
3. Siniar kebijakan tugas, fungsi, dan kebijakan kelembagaan hasil pelaksanaan
4. Diskusi Publik kelembagaan Bawaslu kegiatan pencegahan
5. Liputan (pencegahan dan 2. Bawaslu mengirimkan berita baik yang
6. Pemberitaan; dan hasil kerja bersifat insidental maupun berkala kepada
7. Kegiatan Lainnya. kelembagaan) Media Massa dengan sasaran agar Media
2. Penyebaran Massa mendapatkan aktualitas berita
informasi tentang mengenai perkembangan kebijakan
kebijakan Bawaslu
kelembagaan 3. Bawaslu menyampaikan informasi terkait
(pencegahan dan tugas, fungsi, dan kebijakan kelembagaan
hasil kerja Bawaslu melalui media siniar
kelembagaan) 4. Bawaslu mengundang media untuk
dengan melakukan wawancara bersama Bawaslu.
mengundang awak 5. Bawaslu menyampaikan informasi terkait
media ke kantor. tugas, fungsi, dan kebijakan kelembagaan
3. Untuk mengajak Bawaslu melalui media website Bawaslu
stakeholder agar
tidak melakukan

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
No Bentuk Tahapan yang Jenis Kegiatan Tujuan Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan Tindak Lanjut
Pencegahan berkaitan

pelanggaran pemilu
dan pemilihan
6 Naskah Dinas 1. Surat Edaran 1. Menyampaikan 1. Mengeluarkan naskah dinas yang (Kolom tindak lanjut
2. Surat Instruksi informasi memuat aktifitas pencegahan dalam disesuaikan dengan
3. Surat Imbauan kedinasan bentuk: hasil pelaksanaan
4. Surat berupa a. Surat Edaran kegiatan pencegahan)
Keputusan pemberitahuan, b. Surat Instruksi
pernyataan, c. Surat Imbauan
permintaan, d. Surat Keputusan
penyampaian Yang disesuaikan dengan kebutuhan
naskah dinas Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan Bawaslu
kepada jajaran Kabupaten/Kota.
Bawaslu
dan/atau pihak
lain di luar
Bawaslu.
2. Membuat sebuah
acuan yang
bersifat umum di
lingkungan

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
No Bentuk Tahapan yang Jenis Kegiatan Tujuan Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan Tindak Lanjut
Pencegahan berkaitan

Instansi
Pemerintah yang
perlu dijabarkan
kedalam
petunjuk
operasional dan
penerapannya
disesuaikan
dengan
karakteristik
lembaga
Pengawas
Pemilu.
3. Mengeluarkan
naskah dinas
yang berisi
pemberitahuan
untuk tidak
melakukan
aktivitas/kegiatan

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
No Bentuk Tahapan yang Jenis Kegiatan Tujuan Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan Tindak Lanjut
Pencegahan berkaitan

yang berkaitan
dengan adanya
potensi
pelanggaran
sebagaimana
diatur dalam
peraturan
Perundang-
Undangan.
7 Kegiatan 1. Inovasi 1. Untuk 1. Inovasi pencegahan (Kolom tindak lanjut
lainnya pencegahan di mengakomodir 2. Melakukan koordinasi tatap muka, disesuaikan dengan
luar 6 bentuk bentuk asistensi dan monitoring ke jajaran hasil pelaksanaan
pencegahan pencegahan Pengawas Pemilu. kegiatan pencegahan
yang sudah yang belum
ditentukan; terakomodir
2. Supervisi dan dalam bentuk
Monitoring; pencegahan
3. Konsultasi; yang sudah
4. Rapat disebutkan.
Koordinasi 2. Untuk

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
No Bentuk Tahapan yang Jenis Kegiatan Tujuan Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan Tindak Lanjut
Pencegahan berkaitan

dengan jajaran menguatkan


Pengawas tugas dan fungsi
Pemilu. jajaran
5. Imbauan pengawas
secara lisan; Pemilu, baik
dan dalam
6. Kegiatan pencegahan,
Lainnya; pengawasan,
dan penindakan.

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
LAMPIRAN III

KEPUTUSAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA

NOMOR : 127/PM.00/K1/03/2023

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN PENCEGAHAAN


PELANGGARAN DAN SENGKETA PROSES PEMILIIHAN
UMUM DAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL
GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, SERTA
WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

Keterangan Kode Surat

No Uraian Kode Keterangan

1. Nomor - Nomor dikeluarkannya


form pencegahan

2. Kode Form F.CEGAH Nama form pencegahan


Pencegahan

3. Kode Petugas PM Divisi Bagian


Pencegahan (yang
PS
berkaitan dengan
PP
pencegahan dan
HM pengawasan)

HK Divisi Penyelesaian

SDM sengketa

Divisi Penindakan

Divisi Hubungan
Masyarakat

Divisi Hukum

Divisi Sumber Daya


Manusia

4. Kode Wilayah PM.AC Kode Wilayah Provinsi


Provinsi (Aceh) berdasarkan
Perbawaslu 11 Tahun
2020

Kode Wilayah Kabupaten


Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
Kode Wilayah PM.AC.01 Kota berdasarkan
Kabupaten/Kota Perbawaslu 11 Tahun
2020

Kode Wilayah Kecamatan


berdasarkan kode
Kode Wilayah PM.AC.01.1101010 klasifikasi arsip sesuai
Kecamatan
dengan Perbawaslu 11
Tahun 2020 dan kode
yang digunakan oleh
Badan Pusat Statistik
No.5 Tahun 2021

5. Kode Bulan dan Bulan dan Tahun digunakan Bulan dan tahun
Tahun penomoran angka pelaksanaan

6. Contoh Disesuaikan tingkat jajaran Form pencegahan ini


dikeluarkan oleh Biro
Pengawasan Bawaslu,
dengan urutan 10 pada
bulan Oktober 2022

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai