Revisi
Revisi
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................
DAFTAR TABEL..................................................................................
DAFTAR GAMBAR.............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................
A. Latar Belakang............................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................
C. Tujuan Penelitian.........................................................................
1. Tujuan Umum.......................................................................
2. Tujuan Khusus.......................................................................
D. Manfaat........................................................................................
1. Manfaat Teoritis....................................................................
2. Manfaat Aplikatif..................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
LAMPIRAN...........................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa atau keadaan dimana selama enam minggu atau
42 hari. Pada masa nifas banyak kejadian-kejadian yang dapat dialami oleh ibu
maupun bayi, salah satunya yaitu bendungan ASI (Air Susu Ibu), yang
mengakibatkan ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya. Terdapat beberapa
hal yang dapat mengkibatkan bendungan asi seperti, tidak melakukan perawatan
payudara, tidak menyusui dengan benar, dan tidak mengosongkan payudara (ASI)
secara keseluruhan dan bayi tidak mau menyusui.
Gejala yang akan timbul pada saat terjadi bendungan ASI antara lain payudara
bengkak, payudara terasa panas dan keras dan suhu tubuh ibu sampai 38,0⁰ C
Menurut Wulandari dan Handayani (2011), Selain itu payudara akan terlihat
mengkilat dan edema di daerah eritema difus, Puting susu teregang menjadi rata,
dan ASI tidak mengalir dengan mudah (Handayani, 2007). Selain berdampak
pada ibu, bendungan ASI juga berdampak pada bayi dimana kebutuhan nutrisi
bayi akan kurang terpenuhi karena kurangnya asupan nutrisi yang didapatkan
oleh bayi. Dampak yang akan ditimbulkan jika bendungan ASI tidak teratasi
yaitu akan terjadi mastitis dan abses payudara. Mastitis merupakan inflamasi atau
infeksi payudara dimana gejalanya yaitu payudara keras, memerah, dan nyeri,
dapat disertai demam >38,0 C (Kemenkes RI, 2013) sedangkan abses payudara
merupakan komplikasi lanjutan setelah terjadinya mastitis dimana terjadi
penimbunan nanah didalam payudara (Rukiyah, 2012).
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat kasus “ Pengaruh Daun
Kubis Dingin pada Ibu Nifas Dengan Bendungan Asi” karena terdapat ibu yang
mengalami masalah Bendungan ASI pada masa nifas. Harapan penulis agar
selama masa nifas ibu dapat merasa nyaman dalam proses menyusui dan bayi
mendapatkan asi yang cukup hingga 6 bulan asi ekslusif.
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
Tujuan asuhan kebidanan berkelanjutan meliputi tujuan umum dan tujuan khusus,
yaitu:
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melaksakan asuhan kebidanan pada ibu nifas terhadap Ny.
Untuk mengatasi bendungan ASI di PMB dengan menggunakan pendekatan
management kebidanan varney dan di dokumetasikan dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a) Melakukan pengkajian data pada Ny. X dengan masalah Bendungan ASI
di PMB Karmila
b) Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan pada ibu nifas terhadap Ny. X dengan masalah Bendungan
ASI di PMB Karmila.
c) Menegakan diagnosa potensial masalah pada ibu nifas terhadap Ny. X
dengan masalah Bendungan ASI di PMB Karmila.
d) Melakukan tindakan segera pada ibu nifas terhadap Ny. X dengan
masalah Bendungan ASI yang diproduksi tidak cukup ASI di PMB
melalui pendekatan manajemen kebidanan.
e) Merencanakan tindakan yang menyeluruh sesuai dengan pengkajian data
pada Ny. X dengan masalah Bendungan ASI dengan menggunakan
kompres daun kubis dingin di PMB Karmila
f) Melaksakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny.X dengan masalah
Bendungan ASI dengan menggunakan kompres daun kubis dingin di
PMB Karmila.
g) Mengevaluasi hasil asuhan pada Ny. X dengan masalah Bendungan ASI
dengan menggunakan kompres daun kubis dingin di PMB Karmila.
h) Mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan pada Ny. X dengan
Bendungan ASI di PMB dengan metode Subjektif, Objektif, Analisa, dan
Penatalaksanaan (SOAP).
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan dan referensi
bacaan tentang penerapan kompres daun kubis dingin pada ibu nifas
dengan bendungan ASI untuk meredakan rasanya nyeri, panas dan
pembengkakan pada payudara.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Institusi pendidikan DIII kebidanan Poltekkes Kebidanan TJK
Manfaat bagi institusi adalah dijadikan sumber refrensi penerapan
asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan penerapan kompres dingin
daun kubis dengan bendungan ASI.
b. Bagi PMB
Sebagai bahan informasi dan penerapan ilmu secara langsung pada
masyarakat mengenai penerapan kompres daun kubis pada ibu nifas
dengan bendungan ASI untuk meredakan rasa nyeri, pembengkakan
dan rasa panas pada payudara.
c. Bagi Klien
Mendapatkan informasi dan pengalaman penerapkan kompres daun
kubis dingin dengan bendungan ASI untuk meredakan rasa nyeri,
panas dan pembengkakan pada payudara karena bendungan ASI.
Sehingga ibu dapat menyusui bayinya dan bayi mendapatkan nutrisi
yang sesuai dengan kebutuhannya.
D. Ruang Lingkup
b) Prosedur Kerja
1) Tujuan
Meminimalisir rasa nyeri pada payudara terhadap ibu
nifas dengan bendungan ASI menggunakan daun kubis
dingin.
2) Pelaksanaan
Dilakukan sebanyak 1 atau 2 kali sehari hingga
pembengkakan mereda (Ina Rohmawati, 2016).
3) Persiapan Pasien
a. Mempersiapkan klien untuk duduk atau bersndar
jika memungkinkan
b. Membuka baju atas klien
c. Memasang handuk dibagian bawah dan dibagian
punggung klien.
5) Penatalaksaan
a. Penanganan dengan menggunakan kompres daun
kubis
b. Pilih daun kubis yang masih segar
c. Daun kubis hijau diambil secara utuh perlembar,
usahakan tidak robek.
d. Cuci bersih daun kubis
e. Daun kubis didinginkan dalam frezzer sekitar 20-30
menit
f. Tutupi semua area payudara yang bengkak dan kulit
yang sehat,
g. Kompres payudara berlangsung selama 20-30 menit
atau sampai daun kol tersebut layu. (Dapat
dilakukan di dalam bra).
h. Lakukan dua kali sehari selama 3 hari Berdasarkan
bukti ilmiah bahwa daun kubis dapat mengurangi
pembengkakan payudara tanpa efek samping dan
dapat meningkatkan durasi pemberian ASI. Namun
beberapa literatur menunjukkan bahwa terlalu
sering menggunakan kompres daun kubis dapat
mengurangi produksi ASI.
i. Daun kubis tersebut juga tidak boleh dikompreskan
pada daerah kulit yang rusak seperti putting susu
lecet. Jika puting susu lecet maka menempatkan
daun kubis disekitar payudara tanpa menutupi kulit
yang rusak tersebut.
A. Penatalaksaan Asuhan Kebidanan Nifas
Asuhan pada ibu nifas dan menyusui Pernyataan Kompetensi ke-5: Bidan
memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan
tanggap terhadap budaya setempat. Berdasarkan pernyataan kompetensi 5 maka
dapat dirumuskan pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap
bidan, yaitu:
1. Pengetahuan dasar
a. Fisiologi nifas.
b. Proses involusi dan penyembuhan sesudah persalinan / abortus.
c. Proses laktasi / menyusui dan teknik menyusui yang benar serta
penyimpangan yang lazim terjadi termasuk pembengkakan payudara,
abses, mastitis, puting susu lecet, puting susu masuk.
d. Kebutuhan nutrisi nifas, kebutuhan istirahat, aktivitas dan kebutuhan
fisiologis lainnya seperti pengosongan kandung kemih.
e. Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir.
f. Adaptasi psikologis ibu sesudah bersalin dan abortus.
g. Bonding dan attachement orangtua dan bayi baru lahir untuk
menciptakan hubungan positif.
h. Indikator subinvolusi misalnya perdarahan yang terus menerus, infeksi.
i. Indikator masalah-masalah laktasi.
j. Tanda dan gejala yang mengancam kehidupan misalnya perdarahan
pervaginaan menetap, sisa plasenta, renjatan (shock) dan preeklamsi
post partum.
k. Indikator pada komplikasi tertentu dalam periode post partum, seperti
anemia kronis, hematoma vulva, retensi urine dan incontinensia alvi.
l. Kebutuhan asuhan dan konseling selam dan sesudah abortus. 13)
Tanda dan gejala komplikasi abortus
2. Ketrampilan dasar
a. Mengumpulkan data tentang riwayat kesehatan yang terfokus,
termasuk keterangan rinci tentang kehamilan, persalinan, dan
kelahiran.
b. Melakukan pemeriksaan fisik yang terfokus pada ibu.
c. Pengkajian involusi uterus serta penyembuhan perlukaan/luka jahitan.
d. Merumuskan diagnisa masa nifas.
e. Menyusun perencanaan.
f. Memulai dan mendukung pemberian ASI eksklusif.
g. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada ibu meliputi perawatan diri
sendiri, istirahat, nutrisi dan asuhan bayi baru lahir.
h. Mengidentifikasi hematoma vulva dan melaksanakan rujukan bilamana
perlu.
i. Mengidentifikasi infeksi pada ibu, mengobati sesuai kewenangan atau
merujuk untuk tindakan yang sesuai.
j. Penatalaksanaan ibu post partum abnormal sisa plasenta, renjatan dan
infeksi ringan.
k. Melakukan konseling pada ibu tentang seksualitas dan KB pasca
persalinan.
l. Melakukan konseling dan memberi dukungan untuk wanita pasca
absorsi.
m. Melakukan kolaborasi atau rujukan pada komplikasi tertentu.
n. Memberikan antibiotika yang sesuai.
o. Mencatat dan mendokumentasikan temuan-temuan dan intervensi yang
dilakukan.
3. Ketrampilan tambahan
a. Melakukan insisi pada hematoma vulva.
1. Standar 13 : perawatan bayi baru lahir Bidan memeriksa dan menilai BBL
untuk memastikan pernafasan dan mencegah terjadinya Hipotermi
2. Standar 14 : penanganan pada 2 jam setelah persalinan Melakukan
pemantauan terhadap ibu dan bayi akan terjadinya komplikasi pada 2 jam
pertama 3.
3. Standar 15 : pelayanan bagi ibu dan bayi selama masa nifas Melakukan
kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam
setelah persalinan. Mencakup : talipusat, komplikasi yang terjadi pada
masa nifas, Gizi, kebersihan (Depkes RI, 2004)
Pasal 19
Bendungan ASI
Tanda Gejala
1. Terasa Nyeri
2. Terasa panas, berat dan
keras
3. Terlihat mengkilap
4. Asi tidak lancar
Penanganan:
1. Pemberian Analgetika
2. Dianjurkan menyusui segera dan lebih
sering
3. Air susu dikeluarkan atau dengan
pompa
4. Kompres daun kubis dingin
Sumber : Asih Yusari dan Risneni (2016), Riyanti dan Yusari (2019), Maryunani
Subjek laporan kasus penelitian dalam studi kasus ini adalah ibu nifas
terhadap Ny. X dengan masalah bendungan ASI dengan menggunakan kompres
daun kubis dingin dengan memenuhi kriteria, sebagai berikut ;
1. Bendungan ASI
2. Bendungan ASI hari ke
3. Tidak mastitis
1. Observasi
Peneliti mencari data dan mengobservasi langsung ibu nifas terhadap Ny.
X dengan bendungan ASI.
2. Wawancara
Melakukan wawancara langsung kepada Ny.x Untuk masalah Bendungan
ASI dan keluhan yang dirasakan Ny. X Selama masa nifasnya, pola hidup
atau kebiasaan sehari-hari, dan hubungan komunikasi Ny. X Dengn
keluarga.
3. Studi Dokumentasi
Dilakukan dalam asuhan kebidanan dalam metode SOAP yaitu :
a. S (Subjektif)
Berisikan pendokumentasin hasil pengumpulan data dasar Ny.x
Melalui anamnesa sebagai langkah varney yang terdiri dari identitas
diri Ny. X Dan suami, serta keluhan yang dialami saat kunjungan.
b. O (Objektif )
Berisikan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik Ny.x Hasil TTV,
dan tes diagnosa lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk
mendukung assessment sebagai langkakh 1 Varney.
c. A (Analisa)
Beriskan hasil analisa dan interpretasi data subjektif dan objektif
dialami diidentifikasi diagnosa dan masalah potensial dan perlunya
tindakan segera oleh bidan atau dokter, sebagai langkah 2,3, dan 4
varney ).
d. P (Penatalaksaan )
Berisikan tindakan perencanaan, tindakan, dan evaluasi berdasarkan
analisa data (assessment( sebagi langkah 5,6 dan 7 varney.
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil wawancara, observasi langsung dan
pemeriksaab fisik terhadap Ny. P A dengan amslah bendungan ASI sesuai
7 langkah varney.
a. Langkah 1 (pertama): Pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data untuk mengevaluasi keadaan Ny. Secara
lengkap, yaitu :
1) Riwayat kesehatan
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhanya
3) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
4) Meninjau data laboraturium dan membandingkan dengan hasil
studi
b. Langkah II (kedua) : Interpretasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang ebnar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan Ny. Berdasarkan interpretasi yang benar
atas data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulakan dinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnose yang spesifik. Kata masalah dan diagnosa keduanya
digunakan, karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti
diagnosa tetapi sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan
kedalam sebuah rencana asuahan terhadap klien.
c. Langkah III (Ketiga) : Mengindentifikasi diagnose atau masalah
potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial
lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membtuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan, sambil mengamati Ny. X. penulis diharapkan dapat bersiap-
siap bila diagnosa/masalah potensial ini benar-benar terjadi.
d. Langkah IV (keempat) : Mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan
Ny. X yang memerlukan penanganan segera.
e. Langkah V (kelima) : Merencanakan asuhan menyeluruh pada langkah
ini direncanakan asuhan pada Ny. X yang menyeluruh yang ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini memerlukan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosa satu masalah yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar
yang tidak lengkap dapt dilengkapi.
f. Langkah VI (keenam) : Melaksanakan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efesien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh penulis atau
sebagian dilakukan oleh penulis dan sebagimana lagi oleh Ny. X atau
anggota tim kesehatan yang lain.
g. Langkah VII (ketujuj): Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana
telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnose. Rencana tersebut
dapat dianggap efektif jika memamng benar efektif dalam pelaksaanya.
2. Data Sekunder Meliputi
a. Dokumentasi
Pada kasus ini dokumentasi dari Ny. X berasal dari rekam medis di
PMB Karmila.
b. Studi kepustakaan
Pada kasus ini studi kepustakaan diperoleh dari literature yang
berkaitan tentang penatalkasanaan kompres daun kubis dingin terhadap
bendungan ASi
Herdini Widyaning Pertiwi, Hana Rosiana Ulfah. Jurnal Kebidanan, Vol. X, No.
01, Juni 2018 “Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan
Payudara Dengan Kejadian Bendungan Asi Pada Ibu Nifas”
Heni Suraida Rahayu, Eka Tri Wulandari 2020 P-Issn : 2721-1770 Volume 1
Issue 3 “Perbandingan Efektivitas Kompres Air Hangat Dan Kompres Daun
Kol Untuk Mengurangi Nyeri Pada Ibu Dengan Pembengkakan Payudara Di
Wilayah Kerja Puskesmas Wana Kabupaten Lampung Timur Tahun”
Sri Hennyati A,Lala Yuniadah Jurnal Sehat Masada Volume Xv Nomor 2 Juli
2021 Issn : 1979-2344 Jurnal Penelitian Kesehatan Stikes Dharma Husada
Bandung 218. “Hubungan Teknik Menyusui Dan Praktik Breast Care
Dengan Kejadian Bendungan Asi Di Pbmbd.“L"Kota Bandung”
Nelfi Sarlis E-Issn - 2477-6521 Vol 5(1) Februari 2020 (21-28) “Faktor Penyebab
Terjadinya Bendungan Asi Pada Ibu Postpartum”
Sri Juliani1, Nurrahmaton Vol. Iii No. 1 Hal. 16-29 I E-Issn 2614-7874 “Faktor
Yang Memengaruhi Bendungan Asi Pada Ibu Nifas Di Wilayah Kerja
Puskesmas Rambung Merah Kabupaten Simalungun”
Nova Rati Lova1 , Della Siti Nurfalah Jurnal Ilmiah Kesehatan “Gambaran
Karakteristik Ibu Postpartum Dengan Bendungan Asi Di Pmb Bd. I
Citeureup Neglasari Bandung”
Tuti Meihartati Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, Vol. 13, No. 1, Juni 2017:
19-24 “Hubungan Antara Perawatan Payudara Dengan Kejadian Bendungan
Asi (Engorgement) Pada Ibu Nifas”
Clara Ega Ayu Rutiani, Lisna Anisa Fitriana Jurnal Pendidikan Keperawatan
Indonesia. 2016;2(2):146–155. “Gambaran Bendungan Asi Pada Ibu Nifas
Dengan Seksio Sesarea Berdasarkan Karakteristik Di Rumah Sakit
Sariningsih Bandung”
Ervi Damayanti, Dewi Ariani , Danik Agustin Journal Of Issues In Midwifery,
Vol. 4 No. 2 Bulan Agustus – November 2020, Halaman 54 – 66. “Pengaruh
Pemberian Kompres Daun Kubis Dingin Sebagai Terapi Pendamping
Bendungan Asi Terhadap Skala Pembengkakan Dan Intensitas Nyeri
Payudara Serta Jumlah Asi Pada Ibu Postpartum Di Rsud Bangil”
Krisma , Evi Istiqamah, Siti Hardiyanti Hamang , Suchi Avnalurini Sharif , Micha
Erawati Window Of Midwifery Journal Vol. 01 No. 02 (Desember, 2020) :
56-65. ”Manajemen Asuhan Kebidanan Post Natal Care Hari Ketiga Pada
Ny. N Dengan Bendungan Asi”
Yusrah Taqiyah, Sunarti , Nur Fadilah Rai “Pengaruh Masase Payudara Terhadap
Bendungan Asi Pada Ibu Post Partum Di Rsia Khadijah I Makassar”
Fatma Jama, Suhermi.S Efektifitas Pijat Oketani Terhadap Bendungan Asi Pada
Ibu Postpartum Di Rsb.Masyita Makassar
Siti Nur Aidah Dan Tim Penerbit Kbm Indonesia 2020 “ Ensiklopedi Kubis”
Lampiran 1 standar operasional prosedur
TERHADAP NY. x
DI PMB KARMILA
LAMPUNG SELATAN
Hari/tanggal :
A. SUBJEKTIF
1. Identitas
Ibu Ayah
Nama : :
Umur : :
Agama : :
Suku : :
Pendidikan : :
Pekerjaan : :
Alamat :
No HP :
2. Keluhan Utama
3. Riwayat Persalinan
Tempat bersalin :
Jumlah perdarahan :
Jenis persalinan :
Lamanya : Kala I :
: Kala II :
: Kala III :
: Kala IV :
: Total :
Komplikasi :
4. Bayi
Jenis Kelamin :
BB :
PB :
5. Plasenta
Berat Plasenta :
Insersi :
7. Pola Eliminasi
BAK :
BAB :
8. Mobilisasi :
B. OBJEKTIF (O)
Keadaan Umum :
Kesadaran :
TTV : TD : N :
:R : S :
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala :
Rambut :
Wajah :
Mata :
Hidung :
Telinga :
2. Leher
Kelenjar Tiroid :
Kelenjar Limfe :
Vena Jugularis :
3. Dada
Jantung :
Paru-paru :
Payudara
Pembesaran :
Putting susu :
Pengeluaran :
Rasa Nyeri :
Benjolan :
4. Abdomen
Bekas oprasi :
Kontraksi Uterus :
TFU :
5. Ekstremitas
Atas :
Bawah :
6. Anogenetal
Vulva :
Perenium :
Lochea :
Anus :
C. ANALISA (A)
Diagnosa :
D. PENATALAKSANAAN (P)