Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN UDEMA PARU

Dosen Pengampu :

Ferry Fadli Fratama, SST., M.Tr. Kep

Disusun oleh Kelompok 1:


Adila Alfina Rahmah P07120220001
Aprilia Hikmatul Husna P07120220004
Dwina Ananda Putri P07120220009
Erien Febina Mawaranti P07120220011
Fitri Fatimah P07120220014
Indah Rainasari P07120220018
Lintang Cahya Mulya P07120220021
Lutfia P07120220022
Melati Jayusman P07120220023
Muhammad Syeikha Rahmana P07120220024
Muhammad Aulia Rahman P07120220025
Muhammad Ihsan Maulana P07120220026
Nadia Nur Amini P07120220028
Neta Agustiya Sandari P07120220030
Nursyifa P07120220036
Regita Eka Cahyani P07120220038
Risda Nurul Husna P07120220039
Siti Yurisda Muthya P07120220044

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Keperawatan Kritis Respirasi & Kardiovaskuler yang berjudul
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Udema Paru. Makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Udema
Paru bagi pembaca maupun penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ferry Fadli Fratama, SST.,


M.Tr.Kep. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang telah
memberikan dukungan dan motivasi agar tugas ini terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.


Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Banjarbaru, 2 Agustus 2023

Penulis

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR TEORI


1. Definisi
2. Etiologi dan Faktor Pencetus Edema Paru Akut
Penyebab terjadinya Accute Lung Oedema (ALO) dibagi menjadi 2,
yaitu:
a. Edema Paru Kardiogenik
Yaitu edema paru yang disebabkan karena gangguan pada jantung
atau sistem kardiovaskuler.
1) Penyakit pada arteri koronaria
Arteri yang bertugas menyuplai darah untuk jantung dapat
menyempit karena adanya penimbunana lemak (plaques).
Serangan jantung terjadi jika terbentuknya gumpalan darah
pada arteri dan menghambat aliran darah serta merusak otot
jantung yang disuplai oleh arteri tersebut.
2) Kardiomiopati
Menurut beberapa ahli diyakini penyebab terbanyak terjadinya
kardiomiopati dapat disebabkan oleh terjadinya infeksi pada
miokard jantung (miokarditis), pemakaian dan penyalahgunaan
alkohol dan efek racun dari obat-obatan seperti kokain dan obat
kemoterapi. Kardiomiopati menyebabkan ventrikel kiri menjadi
lemah sehingga tidak mampu berkontraksi secara baik yang
menyebabkan suatu keadaan dimana kebutuhan jantung
memompa darah lebih berat karena berada pada keadaan
infeksi.
3) Gangguan katup jantung
Pada kasus gangguan katup mitral atau aorta, katup yang
berfungsi untuk mengatur aliran darah tidak mampu membuka
secara adekuat (stenosis) atau tidak mampu menutup dengan

2
sempurna (insufisiensi). Hal ini menyebabkan darah mengalir
kembali melalui katub menuju paru-paru.
4) Hipertensi
Hipertensi tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya
penebalan pada otot ventrikel kiri dan dapat disertai dengan
penyakit arteri koronaria.
b. Edema Paru Non Kardiogenik
Yaitu edema paru yang terjadi bukan disebabkan karena kelainan
pada jantung tetapi paru itu sendiri. Pada non-kardiogenik, accute
lung oedema (ALO) dapat disebabkan oleh:
1) Infeksi pada paru
2) Lung injury, seperti emboli paru, smoke inhalation dan infark
paru.
3) Paparan toxic
Overdosis pada heroin atau methadone dapat menjurus pada
pulmonary edema. Overdosis Aspirin tinggi yang kronis dapat
menjurus pada Aspirin Intoxication, terutama pada kaum tua,
yang mugkin menyebabkan pummonary edema. Selain itu
merokok kokain bisa menyebabkan ALO.
4) Gagal ginjal
Gagal Ginjal dan ketidakmampuan untukmengeluarkan cairan
dari tubuh dapat menyebabkan penumpukan cairan dalam
pembuluh – pembuluh darah,berakibat pada pulmonary edema.
Pada orang - orang dengan gagal ginjal yang telah lanjut,
dialyisis mungkin perlu untuk mengeluarkan kelebihan cairan
tubuh.
5) Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Pada ARDS, integritasai alveoli menjadi terkompromi sebagai
akibat dari respon peradangan yang mendasarinya, dan ini
menerus pada alveoli yang bocor yang dapat di penuhi dengan
cairan dari pembuluh - pembuluh darah.
6) Trauma Otak

3
Perdarahan dalam otak ( intracranial hemorrhage), seizure -
seizure yang parah, atau operasi otak dapat adakalanya beakibat
pada akumulasi cairan di paru - paru, menyebabkan Neurologic
Pulolmonary Edema.
Selain itu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi paru-paru
manusia adalah sebagai berikut :
1) Usia
Kekuatan otot maksimal paru-paru pada usia 20-40 tahun dan
dapat berkurang sebanyak 20% setelah usia 40 tahun. Selama
proses penuaan terjadi penurunan elastisitas alveoli, penebalan
kelenjar bronkial, penurunan kapasitas paru.
2) Jenis kelamin
Fungsi ventilasi pada laki-laki lebih tinggi sebesar 20-25% dari
pada fungsi ventilasi wanita, karena ukuran anatomi paru pada
laki-laki lebih besar dibandingkan wanita. Selain itu, aktivitas
laki-laki lebih tinggi sehingga recoil dan compliance paru
sudah terlatih.
3) Tinggi badan
Seorang yang memiliki tubuh tinggi memiliki fungsi ventilasi
lebih tinggi daripada orang yang bertubuh kecil pendek.
Diakes pada
http://repository.stikeshangtuah-sby.ac.id/161/1/REVISI
%20KIA%20Sinta%20Ayu%20Artika
%20%282030100%29_07%20Agustus%202021.pdf.

3. Patofisiologi
4. Manifestasi klinis
5. Diagnosis
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehiddupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu,

4
keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan. (SDKI, Edisi 1, 2018). Adapun diagnosa prioritas untuk
masalah edema paru yaitu :

a. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membran alveoluuskapiler


(SDKI, Hal 22/D.0003)
b. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas (SDKI, Hal
26/D.0005)
c. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d hipersekresi jalan napas
(SDKI, Hal 18/D.0001)
d. Hipervolemia b.d kelebihan asupan cairan (SDKI, Hal 62/D.0022)
e. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen (SDKI, Hal 128/D.0056)

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018.Standar Diagnosis


Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
PPNI

6. Penatalaksanaan
7. Prognosis
Prognosis untuk edema paru akut tergantung pada penyebab
yang mendasarinya. Meski demikian, mortalitas secara umum adalah
tinggi terlepas dari penyebabnya. Mortalitas untuk edema paru akut
kardiogenik adalah sekitar 15-20%, sedangkan untuk acute respiratory
distress syndrome (ARDS) yang merupakan penyebab paling sering
dari edema paru akut nonkardiogenik adalah sekitar 40%.

Pada kasus nonkardiogenik, mortalitas umumnya disebabkan


oleh tingkat keparahan penyakit. Pada fase dini, pasien bisa mengalami
kegagalan organ multipel yang berujung pada kematian. Pada tahap
lanjut, dapat terjadi komplikasi berupa pneumonia nosokomial dan
sepsis. Meski pada pasien yang selamat umumnya tidak ada
keterbatasan fungsi paru, gejala sisa seperti gangguan kognitif dan
psikologi dapat terjadi.

Tinjauan literatur yang dilakukan Assaad dkk pada 2018


mendapati bahwa sebanyak 15% pasien edema paru akut akan
memerlukan ventilasi mekanik. Sementara itu, pada suatu penelitian
retrospektif, didapati bahwa usia lanjut, diabetes mellitus, infark
miokard, penyakit arteri perifer, penyakit ginjal kronik, hipotensi,
atrial fibrilasi, anemia, hipoalbuminemia, dan riwayat edema paru akut
berulang merupakan faktor yang dapat memperburuk prognosis pasien.

5
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Intervensi
4. Implemestasi
5. Evaluasi

6
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN

7
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai