Kelompok 1 - Edem Paru...
Kelompok 1 - Edem Paru...
Dosen Pengampu :
Penulis
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
sempurna (insufisiensi). Hal ini menyebabkan darah mengalir
kembali melalui katub menuju paru-paru.
4) Hipertensi
Hipertensi tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya
penebalan pada otot ventrikel kiri dan dapat disertai dengan
penyakit arteri koronaria.
b. Edema Paru Non Kardiogenik
Yaitu edema paru yang terjadi bukan disebabkan karena kelainan
pada jantung tetapi paru itu sendiri. Pada non-kardiogenik, accute
lung oedema (ALO) dapat disebabkan oleh:
1) Infeksi pada paru
2) Lung injury, seperti emboli paru, smoke inhalation dan infark
paru.
3) Paparan toxic
Overdosis pada heroin atau methadone dapat menjurus pada
pulmonary edema. Overdosis Aspirin tinggi yang kronis dapat
menjurus pada Aspirin Intoxication, terutama pada kaum tua,
yang mugkin menyebabkan pummonary edema. Selain itu
merokok kokain bisa menyebabkan ALO.
4) Gagal ginjal
Gagal Ginjal dan ketidakmampuan untukmengeluarkan cairan
dari tubuh dapat menyebabkan penumpukan cairan dalam
pembuluh – pembuluh darah,berakibat pada pulmonary edema.
Pada orang - orang dengan gagal ginjal yang telah lanjut,
dialyisis mungkin perlu untuk mengeluarkan kelebihan cairan
tubuh.
5) Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
Pada ARDS, integritasai alveoli menjadi terkompromi sebagai
akibat dari respon peradangan yang mendasarinya, dan ini
menerus pada alveoli yang bocor yang dapat di penuhi dengan
cairan dari pembuluh - pembuluh darah.
6) Trauma Otak
3
Perdarahan dalam otak ( intracranial hemorrhage), seizure -
seizure yang parah, atau operasi otak dapat adakalanya beakibat
pada akumulasi cairan di paru - paru, menyebabkan Neurologic
Pulolmonary Edema.
Selain itu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi paru-paru
manusia adalah sebagai berikut :
1) Usia
Kekuatan otot maksimal paru-paru pada usia 20-40 tahun dan
dapat berkurang sebanyak 20% setelah usia 40 tahun. Selama
proses penuaan terjadi penurunan elastisitas alveoli, penebalan
kelenjar bronkial, penurunan kapasitas paru.
2) Jenis kelamin
Fungsi ventilasi pada laki-laki lebih tinggi sebesar 20-25% dari
pada fungsi ventilasi wanita, karena ukuran anatomi paru pada
laki-laki lebih besar dibandingkan wanita. Selain itu, aktivitas
laki-laki lebih tinggi sehingga recoil dan compliance paru
sudah terlatih.
3) Tinggi badan
Seorang yang memiliki tubuh tinggi memiliki fungsi ventilasi
lebih tinggi daripada orang yang bertubuh kecil pendek.
Diakes pada
http://repository.stikeshangtuah-sby.ac.id/161/1/REVISI
%20KIA%20Sinta%20Ayu%20Artika
%20%282030100%29_07%20Agustus%202021.pdf.
3. Patofisiologi
4. Manifestasi klinis
5. Diagnosis
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehiddupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu,
4
keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan
kesehatan. (SDKI, Edisi 1, 2018). Adapun diagnosa prioritas untuk
masalah edema paru yaitu :
6. Penatalaksanaan
7. Prognosis
Prognosis untuk edema paru akut tergantung pada penyebab
yang mendasarinya. Meski demikian, mortalitas secara umum adalah
tinggi terlepas dari penyebabnya. Mortalitas untuk edema paru akut
kardiogenik adalah sekitar 15-20%, sedangkan untuk acute respiratory
distress syndrome (ARDS) yang merupakan penyebab paling sering
dari edema paru akut nonkardiogenik adalah sekitar 40%.
5
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
2. Diagnosa
3. Intervensi
4. Implemestasi
5. Evaluasi
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
7
DAFTAR PUSTAKA