Anda di halaman 1dari 15

UNIVERSITAS INDONESIA

NURSING CONCEPTUAL MODEL: DOROTHEA E. OREM


(SELF CARE DEFICIT THEORY OF NURSING)

MAKALAH
Mata Kuliah: Sains Keperawatan (KEP81107)
Fasilitator: Dr. Enie Novieastari SKp., MSN

KELOMPOK 4 KELAS C
ANDI AMALIA WILDANI (1606859235)
MOH HERI KURNIAWAN (1606859526)
AHMAD SAHURI (1606947181)
CICILIA IKA WULANDARI (1606947282)
PETRUS. K. S. TAGE (1606947591)
VENNY ARDITA (1606947736)

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI MAGISTER


KEPERAWATAN PEMINATAN KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN
KEPERAWATAN DEPOK, 25 OKTOBER 2016
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan salah satu profesi yang memiliki peran penting dalam
pelayanan kesehatan disamping keperawatan sedang mengalami perkembangan
yang begitu pesat, baik dibidang praktik, penelitian, maupun pendidikan
keperawatan. Ilmu keperawatan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan,
memiliki teori-teori yang terbentuk dari filosofi dan paradigma yang berbeda dari
para pencetus teori keperawatan. Tidak semua teori dapat diaplikasikan secara
langsung pada praktik keperawatan sehari-hari, tergantung pada kondisi pasien
dan situasi lingkungan yang dialami pasien (Fawcett, 2005). Sehingga, perawat
sebagai profesi yang menjalankan praktik berdasarkan batang tubuh ilmu
keperawatannya, harus dapat mengenali dan memahami teori-teori yang
berkembang dalam dunia keperawatan. Berbagai teori yang telah berkembang saat
ini salah satunya adalah teori yang dikemukakan oleh Dorothea E. Orem yang
dimana teorinya kini telah berkembang dalam dunia keperawatan mengenai self
care deficit. Teori ini begitu banyak bermanfaat dalam penegakan diagnosa
keperawatan.

Makalah ini akan menganalisis tentang teori model konseptual keperawatan yang
dikemukakan oleh Dorothea E. Orem yang memperkenalkan teori self care deficit.
Kerangka kerja dalam menganalisis teori Orem ini kami mengacu pada buku yang
ditulis oleh Fawcett (2005).

1.2 Tujuan Penulisan


Penulisan yang dilakukan memiliki beberapa tujuan, diantaranya:

1.2.1 Tujuan Umum


Penyusun mampu menganalisis tentang model konseptual Dorothea E. Orem

1.2.2 Tujuan Khusus


Penulisan ini bertujuan agar penyusun mampu memberikan gambaran tentang
model konseptual Dorothea E. Orem yang meliputi:

1.2.2.1 Mampu menjelaskan originalitas model konseptual Dorothea E. Orem

1 Univesitas Indonesia
2
1.2.2.2 Mampu menjelaskan fokus model konseptual Dorothea E. Orem

1.2.2.3 Mampu menjelaskan konten model konseptual Dorothea E. Orem


1.3 Manfaat Penulisan
Penulisan yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak,
sebagai berikut:

1.3.1 Manfaat Bagi Profesi Keperawatan


Makalah ini sebagai bahan pengembangan sains keperawatan khususnya terkait
dengan model konseptual Dorothea E. Orem.

1.3.2 Manfaat Bagi Mahasiswa Keperawatan


Makalah ini diharapkan menjadi referensi tambahan ilmu dalam upaya
pengembangan diri terutama dalam hal penerapan model konseptual Dorothea E.
Orem.

Universitas Indonesia
BAB 2 ANALISIS TEORI OREM

Pembahasan pada bab ini tentang originalitas, fokus dan konten dari model
konseptual Dorothea E. Orem mengenai self-care deficit.

2.1. Originalitas Model Konseptual Dorothea E. Orem


Originalitas sebuah karya dapat dilihat dari empat aspek yaitu gambaran tentang
evolusi sejarah model keperawatan, filosofi penulis, pengaruh pemikiran penulis,
dan pandangan dunia mengenai model keperawatan (Fawcett, 2005).

2.1.1. Sejarah dan Latar Belakang Kehidupan Dorothea E. Orem


Berikut sejarah dan latar belakang kehidupan Dorothea E. Orem (Alligood, 2014;
Asmadi, 2005; Fawcet, 2005; Marriner, 2001; & Petiprin, 2016).
Nama Penemu Dorothea E. Orem
Lahir di Baltimore, Maryland-1914
Meninggal Jumat, 22 Juni 2007 di Skidaway Island, Georgia
Riwayat Pendidikan • Nursing Diploma, Providence Hospital School of
Nursing di Washington, D.C. (1930)
• Bachelor of Science in Nursing, Catholic University
of America di Wahington, D.C. (1939)
• Master of Science in Nursing, Catholic University of
America di Wahington, D.C. (1945)
• Honorary Doctorates of Sciences, Georgetown
University, Washington D. C. (1976) dan Incarnate
Word College, San Antonio, Texas (1980)
• Honorary Doctorate of Human Letters dari Illinois
Wesleyan University (1988)
• Doctorate Honoris Causae, University of Missouri di
Columbia (1998)
Riwayat Pekerjaan • Staf Keperawatan, Pengajar dan Asisten Direktur
Providence Division of the School of Nursing,
Catholic University of America (1939-1945)
• Direktur Providence Hospital School of Nursing dan
Direktur Nursing Service Rumah Sakit Detroit
(1945-1948)
• Konsultan perawat, Division of Health and
Institutionsl Service di Departemen Kesehatan
Negara Bagian Indiana (1949-1957)
• Konsultan pengajaran (kurikulum) di Kantor
Pendidikan Departemen Kesehatan, Pendidikan dan
Kesejahteraan (HEW), Amerika Serikat (1958-1960)
3

Universitas Indonesia
4

 Asisten Profesor Pendidikan Keperawatan di


Catholic University of America di Wahington, D.C.
dan Dekan Pelaksana di Sekolah Keperawatan,
Associate Professor Pendikan Keperawatan (1959)
 Konsultan Ilmu Keperawatan dan Pendidikan
Keperawatan, Firma Konsultasi Orem dan Shields di
Chevy Chase, Md (1970)
Karya  Menulis the art of nursing is practiced by doing for
the person with disability, and or by helping him to
do for himself (1956)
 Publikasi Guides for Developing Curricula for the
Education of Practical Nurses (1959)
 Nursing Concepts of Practice (1971), etc
Penghargaan  Catholic University of America Alumni
Achievement Award for Nursing Theory (1980)
 the Linda Richards Award from the National League
for Nursing (1991)
 Honorary Fellow of the American Academy of
Nursing (1992)

2.1.2. Filosofi Orem


Orem (2001, dalam Alligood, 2014) menyatakan bahwa keperawatan merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada orang yang benear-benar
membutuhkan pelayanan perawatan kesehatan karena memiliki gangguan
kesehatan. Menurutnya keperawatan memiliki karakteristik sosial dan interpersonal
yang mencirikan hubungan saling membutuhkan kepada pelayanan keperawatan.
Awal mulanya, Orem mengakui bahwa keperawatan adalah bidang keilmuan yang
terdepan dalam praktik sehingga membutuhkan tubuh pengetahuan keperawatan
yang terstruktur. Sumber utama munculnya ide-ide Orem adalah pengalamannya
selama di dunia keperawatan.

Orem mampu merefleksi dan mengidentifikasi situasi dan objek keperawatan


dengan tepat. Orem menemukan kondisi dimana manusia membutuhkan perawat
untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, dan ini menjadi objek dan focus Orem
dalam menentukan domain dan batas-batas keperawatan dalam bidang pengetahuan
maupun praktik keperawatan. Orem fasih dalam literature dan pemikiran
keperawatan kontemporer sehingga ini mempengaruhi pengembangan karyanya
Self-care Deficit Nursing Theory (SCDNT) Orem adalah system filsafat realisme

Universitas Indonesia
5

moderat dimana mengungkapkan konsistensi antara pandangan orem mengenai


sifat realitas, manusia, lingkungan, dan keperawatan sebagai ilmu yang terkait.
Orem tidak membahas secara khusus sifat realitas, namun pernyataan yang
diungkapkan mencerminkan sebuah pandangan realis moderat. Orem (2001, dalam
Alligood, 2014) ada empat kategori entitas yang membangun ontology dari
SCDNT. Keempat kategori tersebut adalah orang dibatasi oleh ruang dan waktu,
atribut dan karakter dari manusia, gerakan atau perubahan, dan produk yang
dihasilkan.

Hal ini sejalan seperti pendapat Marriner (2001), yang menyatakan bahwa di tahun
1958, Orem memiliki pandangan spontan mengenai mengapa individu-individu
yang memerlukan dan dapat dibantu melalui perawatan yang memudahkannya
merumuskan dan mengekspresikan konsep keperawatannya, sehingga Orem
melakukan strategi dalam menyusun pengembangan teorinya. Strateginya dilihat
dari pandangan spontan Orem membawanya untuk memformalkan dan kemudian
mengekspresikan suatu konsep umum ilmu keperawatan. Generalisasi hal itu
memungkinkan membuat cara berpikir deduktif mengenai keperawatan (Mariner,
2001). Pendapat lain menyatakan wawasan Orem menuntun pada formalisasi awal
dan ekspresi berikutnya dari konsep umum keperawatan. Generalisasi ini kemudian
memungkinkan pemikiran induktif dan deduktif tentang keperawatan (Alligood,
2014)

2.1.3. Ilmuwan yang mempengaruhi Pemikiran Orem


Orem menyebutkan Eugenia K. Spaulding sebagai teman terhebat dan gurunya,
namun ia tidak menunjukkan telah dipengaruhi secara langsung oleh
pemimpinpemimpin dalam ilmu keperawatan dalam karyanya. Ia meyakini
kerjasama dengan banyak perawat selama bertahun-tahun memberikan banyak
sekali pengalaman belajar. Ia memandang kerjasamanya dengan mahasiswa-
mahasiswa serta kerjasama dengan kolega-koleganya sebagai usaha yang berharga.
Pemikiran Orem juga dipengaruhi oleh rekannya saat masih bekerja di CUA
dimana Orem membentuk komite dalam pengembangan konsep (Marriner, 2001).

Universitas Indonesia
6

Orem juga menyebutkan beberapa nama perawat-perawat lain yang memberikan


sumbangan-sumbangan bagi ilmu keperawatan diantaranya Abdellah, Henderson,
Jhonson, King, Levine, Nightingale, Orlando, Peplau, Riehl, Rogers, Roy, Travelbee dan
Wiedenbach (Alligood, 2014). Orem juga menyebutkan sejumlah penulis dari displin
ilmu lain, diantaranya yang paling berpengaruh adalah Arnold (1960) dan Kotarbinski
(1965) tentang pemikirannya mengenai kegiatan manusia secara normal, parsons (1937,
1951) yang mempengaruhi pemikirannya tentang actions (kegiatan). Lonergans (1958)
juga mempengaruhi pemikirannya dan masih banyak lagi ilmuwan yang mempengaruhi
dasar pemikiran Orem (Fawcett, 2005).

2.1.4. Pandangan Dunia Mengenai Model Keperawatan Orem


SCDNT Orem telah mencapai tingkat penerimaan yang signifikan oleh masyarakat
keperawatan internasional, terbukti dengan besarnya materi yang dipublikasikan
dan presentasi di International Orem Society World Congresses 2008, 2011, 2012.
Pengaruh SCDNT Orem telah berlanjut di tingkat Internasional melalui penjabaran
Nursing Concept of Practice ke dalam beberapa bahasa dan poliferasi praktik
berbasis SCDNT, pendidikan, dan penelitian di seluruh dunia.

2.2. Fokus Model Konseptual Dorothea E. Orem


Fokus unik dari teori Orem adalah tindakan yang disengaja oleh perawat meliputi
proses pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi dalam
proses terapeutik kepada individu dan kelompok yang memiliki keterbatasan dalam
memenuhi kebutuhan mandirinya atau memenuhi kebutuhan sesama. Pemenuhan
keterbatasan kemampuan ini yang diberikan secara paripurna dan efektif kepada
individu maupun kelompok, dimana unsur tersebut memiliki keterkaitan dalam
mengembalikan ke kondisi yang normal (Fawcett, 2005).

Orem (1995, dalam Fawcett, 2005) menekankan bahwa alasan mengapa manusia
membutuhkan pertolongan perawat, ini juga menegaskan kepada khalayak umum
bahwa perawat sebagai bentuk lembaga pelayanan masyarakat, dimana bidang
keahlian perawat ada pada manusia sebagai individu dan manusia sebagai
kelompok yang memiliki keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan mandiri. Orem
meyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan – kebutuhan self-care

Universitas Indonesia
7

dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali bila
tidak mampu.

Para ahli juga memiliki pandangan tersendiri mengenai konsep self-care


diantaranya Meleis (1997) yang menyatakan self-care sebagai contoh dari kategori
kebutuhan dan dia menerapkannya dalam kategori keperawatan terapeutik dalam
teorinya sendiri. Marriner-tomey (1989) menempatkan self-care pada kategori
humanistic. Riehl-Sisca (1989) mengubahnya menjadi kategori interaksi.

2.3. Konten Model Konseptual Dorothea E. Orem


Teori keperawatan yang Orem kemukakan merupakan teori umum yang terdiri dari
tiga teori yang terkait yang meliputi; teori perawatan diri, yang menjelaskan
mengapa dan bagaimana seseorang merawat diri mereka sendiri; teori
ketergantungan perawatan, yang menjelaskan bagamana anggota keluarga dan/atau
teman – teman pasien memberikan perawatan untuk orang yang ketergantungan
secara social; teori deficit perawatan diri, yang menggambarkan dan menjelaskan
mengapa orang dapat dibantu melalui keperawatan dan teori system keperawatan,
yang menggambarkan dan menjelaskan hubungan yang harus dilakukan dan
dipelihara untuk menghasilkan keperawatan.

Konsep Orem yang dijelaskan pada gambar 2.1 dalam penerapannya dalam praktik
terbagi menjadi tiga kategori yaitu tiga yaitu sistem kompensatori penuh (wholly
compensatory system), sistem kompensatori sebagian (partly compensatory system)
dan sistem dukungan-pendidikan (supportive-educative system). Pertama yaitu
sistem keperawatan kompensatori penuh (wholly compensatory nursing system)
memandang bahwa individu tidak mampu melakukan kemandirian dan ambulasi
yang terkontrol atau penatalaksanaan medis untuk menahan diri dari aktivitas
sehingga individu tidak mampu terlibat dalam tindakan pemenuhan kebutuhan
self-care. Perawat membantu secara penuh kebutuhan self-care pasien contoh pada
pasien koma.

Kedua, sistem keperawatan kompensatori sebagian (partly compensatory nursing


system) memandang Situasi dimana baik perawat dan klien melakukan tidakan care

Universitas Indonesia
8

atau tindakan lain yang bersifat manipulatif atau ambulasi dan mempunyai peran
yang besar dalam pelaksanaan tindakan perawatan. Perawat mambantu pemenuhan
kebuttuhan self-care pasien sebagian. Contoh pada pasiien kasus keterbatasan
gerak. Ketiga, sistem keperawatan dukungan-pendidikan (supportive-educative
nursing system)yang berupa pemberian pendidikan kesehatan untuk mendukung
klien melakukan self-care tindakan berupa pemulihan ringan.

Sistem yang mengkompensasi sepenuhnya


Menyelesaikan perawatan diri therapeutik pasien

Tindakan Kompensasi ketidakmampuan pasien untuk terlibat dalam


Perawat memenuhi perawatan diri

Mendukung dan melindungi pasien

Sistem yang mengkompensasi sebagian


Menjalankan beberapa kegiatan perawatan diri pasien

Kompensasi keterbatasan perawatan diri pasien

Membantu pasien sesuai kebutuhan

Tindakan
Tindakan
perawat Mengatur Agen perawatan diri
Tindakan
Melakukan beberapa langkah perawatan diri Pasien

Menerima asuhan dan bantuan perawat

System Mendukung-Edukatif
Melakukan / menyelesaikan perawatan diri
Tindakan Tindakan
Mengatur latihan dan mengembangkan agen
Perawat Pasien
perawatan diri

Gambar 2.1 Dasar Sistem keperawatan menurut Orem (Alligood, 2014)

Asumsi dasar yang muncul pada teori ini diformalkan pada awal 1970-an dan
pertama kali disajikan di Marquette University School of Nursing. Menurut
Alligood (2014) Orem mengidentifikasi lima premis yang mendasari teori umum
keperawatan yaitu manusia, agen manusia, manusia dewasa , agen manusia dan
grup manusia.

Universitas Indonesia
9

Tabel 2.1 Analisis Asumsi

No Asumsi Analisis

1 Manusia Manusia dipandang sebagai individu dan juga kelompok yang


melakukan aktifitas self care demi mempertahan-kan
kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan maka manusia
menjalankan fungsi biologis, simbolik dan sosial merupakan
tanggung jawab individu untuk memenuhinya serta perawat
menjadi agen self care bagi manusia yang sakit atau cacat.
2 Lingkungan Lingkungan menurut Orem terdiri dari lingkungan fisik, kimia,
biologi dan sosial yang dapat mempengaruhi individu
memenuhi kebutuhan self care secara optimal yang berada
disekitar pasien.
3 Kesehatan Sehat merupakan tanggung jawab individu untuk mencapainya,
bila individu dapat memenuhi kebutuhan self care-nya secara
baik dan optimal maka individu tersebut dapat dikatakan sehat.
4 Keperawatan Aktifitas perawat sebagai agent self care
pasien serta memenuhi kebutuhan self care secara therapeutik.

Tabel di atas menjelaskan terkait analisis asumsi yang mendasari Orem dalam
pengembangan menjadi preposisi sehingga menjadi teori system keperawatan, teori
deficit perawatan diri, dan teori perawatan diri.

Teori Sistem Keperawatan


Orem dalam teori sistem keperawatannya berfokus kepada kebutuhan pasien yang
harus dipenuhi oleh perawat atau pasien itu sendiri atau oleh kedua duanya. Sistem
keperawatan dirancang oleh perawat untuk meningkatkan self agency dari pasien
dan kemampuan pasien dalam menampilkan aktivitas self-care. Apabila terjadi
defisit antara apa yang bisa dilakukan (self-care agency) dan apa yang perlu
dilakukan untuk mempertahankan fungsi optimum (self-care demand) maka pasien
mengalami self-care deficit yang memerlukan bantuan keperawatan. Unsur
keperawatan (nursing agency) adalah orang yang dididik dan dilatih sebagai
perawat dimana mereka mampu dan dapat membantu orang lain dalam pemenuhan
kebutuhan self-care dengan cara melaksanakan self-care agency mereka sendiri.

Universitas Indonesia
10

Gambar 2.2 Struktur konseptual dari teori self-care deficit (Alligood &
Tomey, 2002)

Teori Self-care
Teori Self-care yang menggambarkan mengapa dan bagaimana orang-orang peduli
untuk diri mereka sendiri tindakan yang mementingkan orang lain untuk
berkembang dan memanfaatkan kemampuannya agar dapat menggunakan secara
tepat, nyata dan Valid untuk mempertahankan fungsi dengan stabil sesuai
perubahan lingkungan, Self-care digunakan untuk mengontrol atau faktor eksternal
dan internal yang mempengaruhi aktifitas seseorang untuk menjalankan fungsinya
dan berperanan untuk mencapai kesejahteraannya, klien akan mengalami defisit
perawatan diri apabila dia tidak mampu melakukan perawatan secara sendiri, maka
perawat akan membantu klien untuk melakukan tugas perawatan dirinya.

Teori Self-Care Deficit


Inti dari teori ini menggambarkan manusia yang memiliki keterbatasan dalam
mencapai taraf kesehatan yang optimal sebagai penerima perawatan yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan perawatan dirinya. Perawatan yang diberikan
didasarkan kepada tingkat ketergantungan, yaitu ketergantungan total atau parsial.
Defisit perawatan diri menjelaskan hubungan antar kemampuan seseorang dengan
tuntutan kebutuhan tentang perawatan diri, sehingga dia akan mengalami defisit
perawatan diri apabila tuntutan lebih besar dari kemampuan,Teori defisit perawatan
diri, yang menggambarkan dan menjelaskan mengapa orang dapat dibantu melalui
perawatan.

Self-care deficit adalah sebuah konsep abstrak yang dinyatakan dalam hal
keterbatasan tindakan, memberikan panduan memilih metode untuk membantu dan

Universitas Indonesia
11

memahami peran pasien dalam perawatan diri (Alligood, 2014). Pelaksanaan


selfcare deficit dapat diterapkan apabila terjadi penurunan kemampuan dalam
perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self-care, baik secara kualitas maupun
kuantitas, bisa juga pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan. Orem memiliki metode mengatasi masalah
sebagai pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan
lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada
orang lain.

Universitas Indonesia
12
BAB 3 PENUTUP

Pembahasan pada bab ini tentang kesimpulan dari analisis model konseptual
Dorothea E. Orem

3.1 Kesimpulan
Dari hasil penulisan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
3.1.1 Originalitas teori keperawatan Dorothea E. Orem yaitu berdasarkan sejarah
dan latar belakang, filosofinya yang meyakini bahwa keperawatan merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada orang yang benear-benar
membutuhkan pelayanan perawatan kesehatan karena memiliki gangguan
kesehatan dan juga Orem meyakini bahwa keperawatan memiliki karakteristik
sosial dan interpersonal yang mencirikan hubungan saling membutuhkan kepada
pelayanan keperawatan. Orem telah mencapai tingkat penerimaan yang signifikan
oleh masyarakat keperawatan internasional.

3.1.2 Fokus model konseptual Dorothea E. Orem yaitu deficit perawatan diri.

3.1.3 Konten model konseptual Dorothea E. Orem


Model teori ini, dimana individu harus merawat dirinya sendiri ketika mampu,
perawat dapat membantu apa bila individu tidak mampu dalam merawat diriny
sendiri. Nilai-nilai keperawatan awal dari pemikiran teori Orem, terdapat beberapa
jumlah elemen konseptual dan teori spesifik yang berhubungan Self Care,
Dependent-Care, and Nursing. Hal ini merupakan konsep teori umum yang
menjelaskan gambaran pada semua tipe praktek keperawatan.

3.2 Saran
Mengacu kepada kesimpulan hasil penulisan ini, maka penyusun menyampaikan
beberapa saran bagi pihak yang terkait dengan penulisan makalah ini antara lain
sebagai berikut:

11 Universitas Indonesia
3.2.1 Bagi Profesi Keperawatan
Makalah ini diharapkan dapat menjadi masukan dan sumber informasi bagi
perawat dan juga sebagai bahan pengembangan pengetahuan dalam keilmuan
keperawatan khususnya tentang model konseptual Dorothea E. Orem.

3.2.2 Bagi Mahasiswa Keperawatan


Makalah ini diharapkan menjadi referensi tambahan ilmu dalam upaya
pengembangan diri terutama dalam hal penerapan model konseptual Dorothea E.
Orem.
14
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, R, M., (2001). Pakar teori keperawatan dan karya mereka. (Achir Yani
S. Hamid & Kusman Ibrahim, penerjemah). Jakarta: Elsevier bekerjasama
dengan AIPNI.

Alligood, R. M & Tomey, A. (2002). Nursing theorists and their work. (6th ed).
Toronto: Mosby.

Asmadi. (2005). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Fawcett, J. (2006). Contemporary nursing knowledge: Analysis and evaluation of


nursing models and theoriest. (2nd ed). Philadelphia: F. A. Davis Company.

Marriner, A. (2001). Teori ilmu keperawatan: Para ahli dan berbagai


pandangannya. (Ismail Ekawijaya & Ridlo Riyono, penerjemah). Jakarta.

Orem, D., E. (2001). Nursing concepts of practice.(6th ed). St. Louis: Mosby. Inc.

Petiprin, A. (2016). Nursing theory. October 19, 2016.


http://www.nursingtheory.org/nursing-theorists/Dorothea-E-Orem.php

13

Anda mungkin juga menyukai