Anda di halaman 1dari 2

Manfaat Jaminan Kehilangan Pekerjaan

Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) adalah salah satu solusi yang diciptakan oleh pemerintah
demi menanggulangi permasalahan pengangguran yang disebabkan oleh Pemutusan Hubungan
Kerja (PHK) mendadak. JKP diharrapkan dapat menjadi suatu program yang dapat membantu
pekerja/buruh untuk menemukan motivasi kerja.

Berdasarkan pemaparan diatas, JKP dapat memberikan manfaat bagi para pekerja/buruh untuk
mendapatkan pekerjaan baru. Manfaat JKP dapat berupa dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Uang tunai paling banyak enam bulan yang diberikan setiap bulan. Terbagi atas 45 persen
dari upah untuk tiga bulan pertama dan 25 persen untuk tiga bulan berikutnya. Bila upah
yang diterima tidak sesuai dengan jumlah yang sebenarnya, sehingga ada kekurangan
dalam pembayaran pembayaran uang tunai, maka perusahaan wajib membayar
kekurangan manfaat uang tunai ke pekerja/buruh sekaligus.
2. Manfaat dalam bentuk akses informasi pasar kerja berupa informasi dan bimbingan
jabatan oleh petugas antarkerja melalui sistem informasi ketenagakerjaan. Informasi
pasar kerja berupa lowongan, sedangan bimbingan dalam bentuk asesmen atau konseling
karir.
3. Manfaat pelatihan kerja. Manfaat ini diberikan secara daring maupun luring melalui
lembaga pelatihan kerja milik pemerintah, swasta, atau perusahaan yang sudah
terverifikasi oleh sistem ketenagarkerjaan. Lembaga pelatihan dapat bekerja sama dengan
lembaga sertifikasi profesi untuk uji kompetensi yang berlisensi dari badan nasional
sertifikasi profesi. Manfaat ini dilaksanakan oleh pemerintah di bidang ketenagakerjaan.

Tujuan Jaminan Kehilangan Pekerjaan.

Program JKP bertujuan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat pekerja
kehilangan pekerjaan. Pekerja dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak saat terjadinya
resiko akibat pemutusan hubungan kerja seraya berusaha mendapatkan pekerjaan kembali.

JKP juga bertujuan untuk menghilangkan rasa ketakutan melalui teori triple skilling. Yaitu
penyesuaian keterampilan yang dapat menjadi nilai tambah untuk dipekerjakan (skilling);
pembaharuan dan penyesuaian guna menunjang dalam mencari pekerjaan baru (re-skilling); dan
meningkatkan kemampuan guna persiapan menghadapi ketidakpastian dan tantangan pasar yang
dinamis (up-skilling).

Sumber

Zellius Ragiliawan dan Beni Teguh Gunawan, "Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) Dalam
Perspektif Belanja Negara," Jurnal Ketenagakerjaan 15, no. 1 (2021): 54.

Syifa Fauzi dan Bambang Shergi Laksmono, "Implementasi Kebijakan Triple Skilling Dalam
Membangun Sumber Daya Manusia Terampil Dan Produktif," Jurnal Pembangunan Manusia 2,
no. 2 (2021):4.
Chintiya Oktaviani Silitonga, Solechan, dan Muhamad Azhar,"Prospek Pemberian Jaminan
Kehilangan Pekerjaan Guna Memberikan Perlindungan Hak Pekerja dalam Sistem Hukum
Ketenagakerjaan," Administrative Law & Governance Journal 5, no. 1(2022)
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/alj/article/download/14554/7363

Anda mungkin juga menyukai