Anda di halaman 1dari 25

TENAGA KERJA / PENGANGGURAN

Dosen Pengampu:
Khalish Khairina, M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 10

Muhammad alif adani (202241090)


Mayang malinda (202241091)
Naila tasya (202241092)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) LHOKSEUMAWE
TAHUN 2023
PEMBAHASAN

A. Pengertian tenaga kerja


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tenaga kerja adalah orang yang
bekerja atau orang yang dapat mengerjakan sesuatu. Definisi menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa Pekerja melakukan sesuatu
dalam bidang yang dikuasai untuk menghasilkan barang atau jasa untuk
meningkatkan produktivitas baik dalam jangka waktu panjang guna meningkatkan
tingkat output pada periode tertentu.
Tenaga kerja adalah setiap orang yang memiliki kemampuan untuk
melakukan pekerjaan baik dalam bentuk jasa maupun barang, tenaga kerja dalam
UU No 25 Tahun 1997 menyatakan bahwa yang termasuk tenaga kerja adalah
setiap orang yang sudah berusia 15 tahun atau lebih. Tenaga kerja disini dianggap
sebagai setiap orang yang sudah siap masuk ke dunia kerja. Bekerja memiliki
tujuan untuk mendapatkan imbalan berupa upah, dimana untuk memenuhi
kebutuhan sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Undang-undang terbaru No. 13
Tahun 2003 tentang tenaga kerja tidak menjelaskan tentang batasan usia namun
hanya melarang mempekerjakan anak, dimana anak yang dimaksud adalah yang
berusia dibawah 18 tahun. Selain itu juga menjelaskan untuk anak berusia 13
tahun sampai 15 tahun diperbolehkan dipekerjakan selama tidak mengganggu
tumbuh kembang, kesehatan, mental serta sosial.
Tenaga kerja merupakan faktor penting sebagai pendorong dalam
pembangunan ekonomi suatu negara. Namun demikian masih banyak sekali
permasalahan ketenagakerjaan di negara kita untuk dapat menjadi pendorong
pembangunan ekonomi negara. Berikut adalah contoh permasalahan
ketenagakerjaan yang sering dihadapi oleh Negara kita ini, yaitu;
1) Jumlah pengangguran yang tinggi bahkan tak terkendali,
2) Meningkatnya angkatan kerja baru,
3) Kualitas tenaga kerja yang masih rendah,
4) Penyebaran tenaga kerja yang tidak merata.
Pada pasar tenaga kerja kaum Klasik mempunyai prinsip yang unik yaitu
kondisi perekonomian selalu dari dalam kondisi penawaran sama dengan
permintaan atau sering disebut sebagai kondisi pasar full employment. Adanya
pengangguran (unemployment) bukan berarti daya tampung lapangan pekerjaan
tidak mencukupi tetapi para pekerja itu sendiri yang tidak mau bekerja dengan
upah yang berlaku di pasar. Beberapa kondisi pada pasar tenaga kerja ini adalah:

1) supply create (menghasilkan) owns demand (AD=AS) artinya kondisi


selalu berada pada full employment permintaan terhadap barang maupun
tenaga kerja (TK) selalu diimbangi dengan penawarannya,
2) tidak ada campur tangan (intervention) pemerintah.

Berbeda dengan kaum Keynes, yang mewakili dari kaum modern, ia berpendapat
tentang pasar tenaga kerja dan uang, pada pasar tenaga kerja pendapatnya adalah:

1) menganggap bahwa secara teori memang ada kondisi full employment


tapi dilapangan tidak ada atau saling untuk diterapkan,
2) ada campur tangan pemerintah.

Jumlah penduduk yang semakin besar mengakibatkan jumlah angkatan


kerja yang semakin besar pula, sehingga jumlah orang yang mencari pekerjaan
atau menganggur juga banyak. Supaya keadaan bisa seimbang maka seharusnya
mereka bisa mendapatkan suatu pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan
keinginan serta keterampilan mereka. Hal ini tentunya perekonomian harus selalu
menyediakan lapangan-lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja baru maupun yag
sudah lama menganggur.

B. Jenis-jenis tenaga kerja


Pada dasarnya ketenagakerjaan dapat diklasifikasikan minimal menjadi tiga
macam yakni tenaga kerja terdidik (skill labour), tenaga kerja terlatih (trainer
labour), tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour).
1. Tenaga kerja terdidik (skill labour)
Tenaga kerja terdidik (skill labour) adalah tenaga kerja yang pernah
memperoleh pendidikan formal dalam bidang tertentu tetapi mereka belum pernah
dilatih dalam bidang tersebut. Tenaga kerja terdidik ini diidentikkan dengan
tenaga kerja yang belum berpengalaman.
Keuntungan di dalam memilih tenaga kerja yang belum berpengalaman ini antara
lain:
 Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif lebih murah harganya
karena tidak mempunyai kekuatan posisi tawar yang tinggi terhadap balas
jasa atau upah yang diinginkan.
 Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif banyak tersedia di
masyarakat sehingga perusahaan akan lebih leluasa memilih tenaga kerja
yang dianggap memenuhi persyaratan dan berpotensi untuk bisa ikut
memajukan perusahaan.
 Tenaga kerja yang belum berpengalaman lebih mudah untuk dibentuk dan
diarahkan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Sedagkan kelemahannya adalah:
 Perusahaan harus merencanakan membuat program pelatihan tertentu
kepada tenaga kerja yang belum berpengalaman agar benar-benar terampil
dan menguasai di bidangnya.
 Perusahaan harus rela mengeluarkan sejumlah uang guna membiayai
jalannya.
Program pelatihan yang telah direncanakan. Untuk menjadikan tenaga kerja
terdidik menjadi terlatih memerlukan proses waktu yang lama sehingga hasil
yang dicapai oleh perusahaan tentu tidak seperti ketika merekrut tenaga kerja
terlatih.

2. Tenaga kerja Terlatih (trained labour)


Yang dimaksud tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang telah bekerja
dan pernah mengikuti latihan sesuai dengan bidangnya, misalnya seorang yang
telah menamatkan studinya dalam bidang akuntansi, maka mereka dapat
digolongkan sebagai tenaga kerja terlatih. Tenaga kerja terlatih ini dapat
disamakan dengan tenaga kerja yang sudah berpengalaman.
Keuntungan dalam memilih tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini antara
lain:
 Tenaga kerja yang sudah berpengalaman mempunyai tingkat produktivitas
tinggi sehingga dapat secara langsung memberikan sumbangan yang besar
bagi perusahaan.
 Tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini tidak memerlukan pelatihan
khusus dan hanya memerlukan penyesuaian-penyesuaian tertentu sehingga
perusahaan tidak perlu membuat program pelatihan seperti yang terjadi
pada tenaga kerja yang belum berpengalaman.
 Sebagai akibatnya perusahaan tidak harus mengeluarkan biaya untuk
pelatihan khusus bagi tenaga kerja yang sudah berpengalaman tersebut.
Sedangkan kelemahannya adalah:
 Tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini pada dasarnya lebih sulit
diperoleh atau didapat karena jumlahnya tidak banyak.
 Tenaga kerja yang sudah berpengalaman mempunyai daya tawar tinggi
terhadap balas jasa atau upah yang diinginkan. Dengan demikian untuk
mendapatkannya perusahaan harus siap memberikan imbalan yang cukup
besar.
 Tenaga kerja yang sudah berpengalaman pada umumnya sudah terbentuk
karakterya dan sudah jadi sehingga jika terjadi ketidaksesuaian dengan
keinginan perusahaan biasanya sulit untuk diarahkan dan dibelokkan.

3. Tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour)


Yang dimaksud tenaga kerja tidak terlatih adalah tenaga kerja di luar tenaga
kerja terdidik dan juga tenaga kerja terlatih. Tenaga kerja tidak terlatih ini
merupakan bagian terbesar dari seluruh tenaga kerja yang ada. Mereka umumnya
hanya mengenyam pendidikan formal pada tataran tingkat bawah dan tidak
mempunyai keahlian yang memadai karena memang belum ada pengalaman kerja,
sehingga pekerjaan yang dikerjakannyapun umumnya tidak memerlukan keahlian
secara spesifik. Misalnya seorang pelajar (Tingkat Sekolah Dasar, Tingkat
Sekolah Menengah, Tingkat Sekolah Lanjutan Atas) droup out, maka mereka
dapat digolongkan pada tenaga kerja tidak terlatih.
Keuntungan di dalam memilih tenaga kerja yang tidak terlatih antara lain:
 Tenaga kerja yang tidak terlatih ini sangat murah harganya karena di
samping tidak mempunyai pendidikan formal tingkat tinggi juga
keterampilan yang dimiliki tidak ada Dengan demikian posisi kekuatan
tawar menawar menjadi sangat lemah dibanding dengan tenga kerja
terdidik dan tenaga kerja terlatih.
 Tenaga kerja yang tidak terlatih ini paling banyak tersedia di masyarakat,
bahkan melebihi dari kapasitas tenaga kerja yang dibutuhkan, sehingga
perusahaan akan sangat leluasa sekali untuk memilih tenaga kerja yang
dianggap benar-benar memenuhi persyaratan dan berkomitmen untuk ikut
mengembangkan perusahaan.
 Tenaga kerja yang tidak terlatih ini sangat mudah untuk diarahkan sesuai
tujuan perusahaan.
Sedangkan kelemahannya adalah:
 Tenaga kerja yang tidak terlatih ini hanya dapat menjalankan perkerjaan
yang bersifat umum dan tidak memerlukan keahlian.
 Tenaga kerja tidak terlatih ini hanya dapat menjalankan pekerjaan yang
bersifat rutin dan umunya tingkat inisiatif daya kreativitasnya rendah
sehingga bila terjadi kendala di lapangan mereka akan merasa kesulitan
untuk mencari jalan keluarnya.
 Tenaga kerja tidak terlatih ini kurang bisa menjalankan tugas dan
tanggungjawabnya, sehingga perlu pengawasan yang lebih teratur dari
pihak perusahaan.

C. Pengertian pengangguran
Menurut Sadono Sukirno Pengangguran adalah suatu keadaan dimana
seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan
tetapi belum dapat memperolehnya. Menurut Payman J. Simanjuntak
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak
bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum
pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.
Pengangguran atau orang yang menganggur adalah mereka yang tidak
mempunyai pekerjaan dan sedang aktif mencari pekerjaan. Salah satu masalah
pokok yang sering dihadapi adalah masalah pengangguran. Tingginya tingkat
pengangguran dalam suatu negara dapat membawa dampak negatif terhadap
perekonomian negara tersebut. Angka pengangguran yang rendah dapat
mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang baik, serta dapat mencerminkan
adanya peningkatan kualitas taraf hidup penduduk dan peningkatan pemerataan
pendapatan, oleh karena itu kesejahteraan penduduk meningkat.
Pengangguran terjadi disebabkan jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih
kecil dari jumlah pencari kerja juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan
pasar kerja dan kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain
itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.
Kurangnya kesadaran masyarakat atas pentingnya pendidikan juga ikut serta
meningkatkan angka pengangguran di suatu daerah tersebut. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik
keamanan dan sosial sehingga menghambat pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi daerah.

D. Jenis-Jenis Pengangguran
Beberapa jenis-jenis pengangguran antara lain :
1. Pengangguran terbuka (Open Unemployment), adalah pengangguran yang
terjadi karena pertambahan pekerjaan lebih rendah daripada pertambahan
tenaga kerja.dikarenakan kegiatan ekonomi yang menurun, kemajuan
teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga manusia atau kemunduran
perkembangan suatu industry.
2. Pengangguran tersembunyi (Disguised Unempluyment), adalah
pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja untuk
satu unit pekerjaan, padahal dengan mengurangi tenaga kerja sampai
jumlah tertentu tidak akan mengurangi jumlah produksi. Terjadi disektor
pertanian atau jasa. Contohnya: anggota keluarga yang besar mengerjakan
luas tanah yang sangat sempit.
3. Pengangguran musiman,adalah pengangguran yang terjadi pada waktu
tertentu di dalam satu tahun, terjadi di sector pertanian dan perikanan.
Pengangguran musiman berlaku pada waktu dimana kegiatan bercocok
tanam sedang menurun kesibukannya, pada periode tersebut petani dan
tenaga kerja di sector pertanian tidak melakukan pekerjaan. Jenis
pengangguran ini hanya sementara. Cara mengatasi pengangguran
musiman adalah: pemberian informasi yang cepat jika lowongan kerja di
sector lain dan melakukan pelatihan di bidang keterampilan untuk
memanfaatkan waktu ketiga menunggu musim tertentu.

E. Faktor Penyebab Pengangguran


Berikut beberapa faktor penyebab pengangguran:
1. Turunnya perekonomian negara
Daya beli masyarakat yang menurun menyebabkan penumpukan barang di
gudang. Akibatnya perusahaan mengurangi dan menghentikan kegiatan
produksinya bahkan memecat buruh.
2. Perubahan struktur perekonomian
Perubahan struktur ini didominasi oleh peningkatan teknologi dalam
industri. Saat ini sudah banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dengan alat
canggih dan hanya membutuhkan beberapa orang saja. Contoh lainnya
perubahan sektor pertanian ke sektor industri yang mengakibatkan buruh
pertanian harus memiliki keterampilan industri agar bisa tetap bekerja.
3. Kesulitan mencari dan melamar pekerjaan
Pemberi kerja mengharapkan tingginya kualifikasi calon pelamar dan
pelamar yang menginginkan pekerjaan dengan fasilitas terbaik. Keduanya
sama-sama membutuhkan waktu untuk memutuskan pilihan. Selain itu,
kesulitan mencari dan melamar pekerjaan juga didukung karena faktor
jarak dan kurangnya informasi lamaran pekerjaan. Namun, di sisi lain,
kesulitan ini juga terjadi karena adanya budaya memilih pekerjaan.
4. Pergantian musim
Pergantian musim juga menjadi faktor penyebab pengangguran. Misal
musim panen yang usai, membuat petani tidak memiliki pekerjaan.
5. Diskriminasi
Adanya diskriminasi dalam memberi pelatihan, membuat seorang pekerja
mengalami penurunan SDM (Sumber Daya Manusia).
6. Pemalas dan tidak berani ambil resiko
Beberapa orang yang malas mencari dan menemukan pekerjaan,
menimbulkan banyak pengangguran. Selain itu, muncul ketakutan untuk
mengambil risiko. Beberapa orang lebih memilih untuk berdiam dan
mencoba mencari pekerjaan sesuai minat dan pikiran pibadi.

Adapun faktor lain dari penyebab pengangguran, yaitu kurangnya tingkat


pendidikan dan kemampuan dan kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia.
Pengangguran juga bisa disebabkan oleh perbedaan pandangan terhadap kawasan
industri, dan kurangnya perhatian pemerintah terhadap kemampuan seseorang.

F. Dampak penganguran terhadap perekonomian


Dampak dari pengangguran berimbas pada menurunnya tingkat perekenomian
negara, berdampak pada ketidakstabilan politik, berdampak pada para investor,
dan pada sosial dan mental. Banyak sekali dampak yang ditimbulkan dari
pengangguran. Beberapa dampak yang timbul oleh pengangguran yaitu sebagai
berikut:
1. Ditinjau dari segi ekonomi pengangguran akan meningkatkan jumlah
kemiskinan. Karena banyaknya yang menganggur berdampak rendahnya
pendapata ekonomi mereka. Sementara biaya hidup terus berjalan. Ini akan
membuat mereka tidak dapat meandiri dalam menghasilkan finansial untuk
kebutuhan hidup para pengangguran.
2. Ditinjau dari segi sosial, dengan banyaknya pengangguran yang terjadi maka
akan meningkatnya jumlah kemiskinan, dan banyaknya pengemis,
gelandangan, serta pengamen. Yang dapat mempengaruhi terhadap tingkat
kriminal, karena sulitnya mencari pekerjaan, maka banyak orang melakukan
tindak kejahatan seperti mencuri, merampok, dan lain-lain untuk memenuhi
kehidupan mereka.
3. Ditinjau dari segi mental, dengan banyaknya penganguran maka rendahnya
kepercayaan diri, keputusan asa, dan akan menimbulkan depresi.
4. Ditinjau dari segi politik maka akan banyaknya demonstrasi yang terjadi.
Yang akan membuat dunia politik menjadi tidak stabil, banyaknya
demosntrasi para serikat kerja karena banyaknya pengangguran yang terjadi.
5. Ditinjau dari segi keamanan, banyaknya pengangguran membuat para
pengangur melakukan tindak kejahatan demi menghidupi perekonomiannya,
seperti merampok, mencuri, menjual narkoba, tindakan penipuan.
6. Banyaknya pengangguran juga dapat meningkatkan Pekerja Seks komersial
dikalangan muda, karena demi menghidupi ekonominya.
7. Banyaknya dampak pengangguran yang timbul, menjadi tanggung jawab
pemerintah dan masyarakat untuk segera menanggulangi jumlah
pengangguran yang terjadi. Pemerintah harus meningkatkan kegiatan
ekonomi di Indonesia. Setiap daerah harus mampu mandiri dalam meningkat
laju perekonomiannya.

Menurut Muhadir Pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan


perekonomian: Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap perekonomian
kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi,
yaitu:
Pertama, dampak pengangguran terhadap perekonomian suatu negara. Tujuan
akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan
kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam
keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal
tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah
dicita-citakan. Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap
kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
1) Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan
tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran
bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat
akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang
seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun
akan lebih rendah.
2) Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari
sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan
menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan
masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar
dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana
untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan
pembangunan pun akan terus menurun.
3) Pengangguran tidak menggalahkan pertumbuhan ekonomi. Adanya
pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang
sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang.
Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk
melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat
investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.
Kedua, dampak pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan
masyarakat. Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap
individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya: (a)
Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian; (b) Pengangguran dapat
menghilangkan ketrampilan; (c) Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan
sosial politik.
Menurut Syahrial bahwa pengangguran akan berakibat buruk terhadap
perekonomian adalah:
a. Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak dapat meminimumkan
tingkat kesejahteraan yang mungkin dicapainya. Pengangguran
menyebabkan output aktual yang dicapai lebih rendah dari atau dibawah
output potensial. Keadaan ini berarti tingkat kemakmuaran masyarakat yang
di capai adalah lebih rendah dari tingkat yang akan dicapainya.
b. Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak pemerintah berkurang,
pengangguran yang disebabkan oleh rendahnya tingkat kegiatan ekonomi,
pada gilirannya akan menyebabkan pendapatan pajak yang diperoleh
pemerintah akan menjadi sedikit. Dengan demikian tingkat pengangguran
yang tinggi akan mengurangi kemampuan pemerintah dalam menjalankan
berbagai kegiatan pembangunan.
c. Pengangguran yang tinggi akan menghambat, dalam arti tidak
menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Keadaan ini jelas bahwa
penganggurantidak akan mendorong perusahaan untuk melakukan investasi
di masa yang akan datang

G. Hubungan upah dan pengangguran


Hubungan besaran upah yang berpengaruh terhadap pengangguran
dijelaskan oleh Kaufman dan Hotckiss (1999). Tenaga kerja yang menetapkan
tingka tupah minimumnya pada tingkat upah tertentu, jika seluruh upah yang
ditawarkan besarnya dibawah tingkat upah tersebut, seseorang akan menolak
mendapatkan upah tersebut dan akibatnya menyebabkan pengangguran. Jika upah
yang ditetapkan pada suatu daerah terlalu rendah, maka akan berakibat pada
tingginya jumlah pengangguran yang terjadi pada daerah tersebut. Namun dari sisi
pengusaha, jika upah meningkat dan biaya yang dikeluarkan cukup tinggi, maka
akan mengurangi efisiensi pengeluaran, sehingga pengusaha akan mengambil
kebijakan pengurangan tenaga kerja guna mengurangi biaya produksi. Hal ini
akan berakibat peningkatan pengangguran.

H. Tenaga kerja dalam persefektif islam


Menurut Imam Syaibani: “Kerja merupakan usaha mendapatkan uang atau
harga dengan cara halal. Dalam Islam kerja sebagai unsur produksi didasari oleh
konsep istikhlaf, dimana manusia bertanggung jawab untuk memakmurkan dunia
dan juga bertanggung jawab untuk menginvestasikan dan mengembangkan harta
yang diamanatkan Allah untuk menutupi kebutuhan manusia.
Sedangkan tenaga kerja adalah segala usaha dan ikhtiar yang dilakukan
oleh anggota badan atau fikiran untuk mendapatkan imbalan yang pantas.
Termasuk semua jenis kerja yang dilakukan fisik atau pikiran. Tenaga kerja
sebagai salah satu faktor produksi mempunyai arti yang besar. Karena semua
kekayaan alam tidak berguna bila tidak dieksploitasi oleh manusia dan diolah
buruh. Alam telah memberikan kekayaan yang tidak terhitung tetapi tanpa usaha
manusia semua akan tersimpan.
Islam mendorong umatnya untuk bekerja dan memproduksi, bahkan
menjadikannya sebagai sebuah kewajiban terhadap orang-orang yang mampu,
lebih dari itu Allahakan memberi balasan yang setimpal yang sesuai dengan
amal/kerja sesuai dengan firman Allah dalam QS. An-Nahl(16) ayat 97:

‫َم ْن َع ِمَل َص اِلًحا ِّم ْن َذ َك ٍر َاْو ُاْنٰث ى َو ُهَو ُم ْؤ ِم ٌن َفَلُنْح ِيَيَّنٗه َح ٰي وًة َطِّيَبًۚة َو َلَنْج ِزَيَّنُهْم َاْج َر ُهْم ِبَاْح َس ِن َم ا َك اُنْو ا َيْع َم ُلْو َن‬

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun


perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.”

Sedangkan Hadis Nabi yang berkaitan dengan bekerja dapat dikemukakan antara
lain:

1. Dari Ibnu Umar r.a ketika Nabi ditanya: Usaha apakah yang paling baik?
Nabi menjawab yaitu pekerjaan yang dilkukan oleh dirinya sendiri dan
semua jual beli yang baik.
2. HR. Imam Bukhari “Sebaik-baiknya makanan yang dikonsumsi seseorang
adalah makanan yang dihasilkan oleh kerja kerasnya dan sesungguhnya
Nabi Daud as mengonsumsi makanan dari hasil keringatnya (kerja keras)”.
Al-Qur’an memberi penekanan utama terhadap pekerjaan dan menerangkan
dengan jelas bahwa manusia diciptakan di bumi ini untuk bekerja keras untuk
mencari penghidupan masing-masing. Allah berfirman dalam QS. Al-Balad ayat
4:

‫َلَقْد َخ َلْقَنا اِاْل ْنَس اَن ِفْي َك َبٍۗد‬

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berad dalam susah


payah”

Bentuk-bentuk kerja yang disyariatkan dalam Islam adalah pekerjaan yang


dilakukan dengan kemampuannya sendiri dan bermanfaat, antara lain:

a) Menghidupkan tanah mati (tanah yang tidak ada pemiliknya dan tidak
dimanfaatkan oleh satu orang pun). HR. Imam Bukhari dari Umar Bin
Khattab” siapa saja yang menghidupkan tanah mati, maka tanah( mati
yang telah dihidupkan) tersebut adalah miliknya”.
b) Menggali kandungan bumi
c) Berburu
d) Makelar (samsarah)
e) Peseroan antara harta dengan tenaga (mudarabah)
f) Mengairi lahan pertanian (musyaqah)

I. Kontrak tenaga kerja (ijarah) dalam perspektif ekonomi islam

Ijarah secara bahasa berasal dari bahasa Arab yaitu al-ajru yang
bermakna al-iwadh (ganti). Kata ijarah juga bermakna upah, sewa, jasa atau
imbalan. Secara istilah ijarah adalah “Suatu jenis akad untuk mengambil manfaat
dengan jalan penggantian”. Manfaat kadangkala berupa manfaat barang, misalnya
manfaat rumah yang ditempati, manfaat mobil untuk dinaiki juga manfaat dari
tenaga dan keahlian seseorang. Merujuk pada pengertian ini maka ijarah adalah
pemilikan jasa dari seorang aajir atau mu’ajjir (orang yang dikontrak tenaganya)
oleh musta’jir (orang yang mengontrak tenaga). Sesuatu yang diakadkan untuk
diambil manfaatnya disebut ma’jur (sewaan). Sedangkan jasa yang diberikan
sebagai imbalan manfaat disebut ajran atau Ujrah (upah).

Beberapa ulama mendefinisikan akad ini dengan perspektif masing-


masing: Pertama, Ulama Mahzab Hanafi mendefinisikan: Transaksi terhadap
suatu manfaat dengan suatu imbalan. Kedua, Ulama Mahzab Syafi‟©
mendefinisikan: Transaksi terhadap manfaat yang dituju, tertentu bersifat bisa
dimanfaatkan, dengan suatu imbalan tertentu. Ketiga, Ulama Malikiyah dan
Hanbaliyah mendefinisikan “Pemilikan manfaat sesuatu yang dibolehkan dalam
waktu tertentu dengan suatu imbalan”.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka akad al-ijarah adalah akad


jual beli jasa antara satu pihak dengan pihak lainnya yang memunculkan hak dan
kewajiban bagi masing-masing pihak. Hak pekerja adalah mendapatkan upah
(ujrah) dari pekerjaannya, sementara kewajibannya adalah bekerja sesuai dengan
kesepakatan. Kewajiban pemberi kerja adalah memberikan upah kepada pekerja
sedangkan haknya adalah memperoleh jasa kerja dari pekerja tersebut.

J. Kebijakan fiskal dan moneter dalam mengatasi pengangguran


a) Masalah pengangguran dan kebiijakan fiskal
Dalam menerangkan mengenai peranan kebijakan fiskal dalam
menghadapi masalh pengangguran, analisis yang akan dibuat dibedakan ke dalam
dua pendekatan: dengan menggunakan grafik Y=AE, dan grafik AE-ES.Seperti
dalam bab lima,dalam menjalankan kebijakan fiskal dapat dilakukan tiga bentuk
tindakan : (a) mengubah pengeluaran pemerintah,(b) mengubah pajak saja,dan (c)
secara serentak mengubah pengeluaran pemerintah dan pajak.Dalam analisi di
bagian ini yang akan diterangkan adalah kebijakan fiskal yang dinyatakan dalam
(a) dan (b).Selanjutnya dalam analisis yang dibuat akan dimisalkanperubahan
pengeluaran pemerintah yang dilakukan adalah sama dengan perubahan pajak.

EFEK KEBIJAKAN FISKAL: PENDEKATAN Y=AE


Perhatian gamabar10.4. Grafik (a) menunjukan efekk kebijakan fiskal
apabila penggunaan berlaku dalam perekonomian dan pertumbuhan pengeluaran
pemerintah sebesar ∆G dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Sedangkan
gambar (b) menunjukan efek kebijakan fiskal apabila perubahan itu dilakukan
melalui penurunan pajak dimana ∆ T=∆G.

Perubahan Keseimbangan yang Berlaku

Dalam grafik (a) dimisalkan keseimbangan asal dicapai dititik E1.


Keseimbangan ini menunjukkan pendapatan nasional adalah Y1 dalam
kesimbangan ini pengangguran berlaku. Untuk mengatasinya pemerintah
menambah pengeluarannya sebanyak ∆G dan pertambahan pengeluaran ini
memindahkan pengeluaran adregat dari AE1 ke AE2.Perubahan tersebut berarti
keseimbangan bergeser ke E2 dan pendapatan nasional meningkat dari Y1 ke Y2.
Perubahan ini akan menambah kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran.

Dalam grafik (b),yang menunjukkan efek pengurangan pajak keatas


keseimbangan pendapatan nasional!,juga dimisalkan keseimbangan yang asal
adalah E1.Pengurangan pajak sebesar ∆T (yang sama nilainya dengan ∆C) akan
menambah pendapatan disposebel rumah tangga sebesar: ∆Yd =∆T. Pertambahan
pendapatan disposebel ini akan menaikan pengeluaran rumah tangga,akan tetapi
menaikan pengeluaran itu adalah kurang dari ∆G,yaitu hanya
sebesar:∆C=MPC.∆G,kenaikan pengeluaran rumah tangga tersebut akan
memindahkan pengeluaran agregat menjadi AE2 dan keseimbangan menjadi
E2.Maka pendapatan nasional baru akan dicapai di Y1.Pendapatan nasional
bertambah dan oleh sebab itu kesempatan kerja meningkat dan pengangguran
berkurang.

Perbandingan Mengenai Sebab yang Berlaku

Apabila diperhatikan efek dari pertambahan pengeluaran pemerintah


(ditunjukkan dalam grafik a)dan pengurangan pajak (ditunjukkan dalam grafik b)
dapat disimpulkan bahwa Y0Y1 dalam grafik(b) adalah kurang dari Y1 Y2 dalam
grafik (a).Hal ini berlaku dalam keadaan dimana diasumsikan ∆G = ∆T.Yang
menyebabkan perbedaan tersebut adaalah karena pengurangan pajak akan
menambah pengeluaran agregat (yang berlaku sebagai akibat pertambahan
konsumsi rumah tangga) pada jumlah yang lebih kecil dari ∆G. Dari perbedaan
efeknya ini dapat disimpulkan bahwa multiplier pajak adalah lebih kecil dari
multiplier pengeluaranpemerintah.

Kebaikan lain penambahan pengeluaran pemerintah apabila dibandingkan


dengan pengurangan pajak sebagai alat kebijakan fiskal adalah: efek pertambahan
pengeluaran pemerintah dalam menggalkkan kegiatan ekonomi adalah lebi cepat
dari efek pengurangan pajak. Pengambilan keputusan untuk menambah
pengeluaran pemerintah, pelaksanaan pengeluaran itu dan kenaikan kegiatan
ekonomi yang diakibatkannya pelaku dalam masah yang relatif cepat. Ini
disebabkan karena pengeluaran pemerintah merupakan komponen
pengeluaranagregat.

Pengurangan pajak akan melalui perjalanan panjang sebelum


menimbulkan perubahan dalam pengeluaran agregat. Terlebih dahulu, peraturan
harus dibuat mengenai pajak yang dikurangkan. Kedua, terdapat perbedaan waktu
diantara pembuatan peraturan pengurangan pajak dan pelaksanaan kebijaan
tersebut. Hanya setelah pelaksanaa n perubahan pajak itu terlaksana pendapatan
disposebel dan konsumsi rumah tangga meningkat, dan mendorong kepada
perkembangan kegiatan ekonomi.

Walau bagaimanapun, disamping memahami kebaikannya, perlu


pila disadari kelemahan kebijakan meningkatan pengeluaran pemerintah.
Pertambahan pengeluaran seringkali menimbulkan defisit dalam budget
pemerintah dan meningkatkan hutang negara. Kenaikan hutag negara yang terus-
menerus dapat menimbulkan efek buruk kepada pertumbuhan ekonomi dimasa
depan.

Efek kebijakan fiskan: pendekatan analisis AD-AS

Cara lain untuk menujukkan efek kebijakan fiskal kepada keseimbangan


pendapatan nasional dengan kegiatan ekonomi adalah dengan menggunakan
anlisis AD-AS. Perhatikan gambar 10.5. keseimbangan yang asal adalah di
E0─yaitu pada perpotongan diantara kurva AD0 dan AS. Dalam gambar 10.5
kurva AS adalah landai oleh karna dimisalkan dalam perekonomian masih
terdapat banyak pengangguran.Pada keseimbangan ini tingkat harga adalah P0
dan pendapatan nasional adalah Y0.apabila pengeluaran pemerin ntah bertambah
sebanyak ∆G maka kurva Ado akan bergeser ke AD 1.Besarnya penggeseran
tersebut ditentukan oleh nilai y1y2 dalam gambar (a)dari gambar 10.4 yaitu pada
harga tetap(yaitu pada Po,kenaikan pengeluartan pemerintah menambah
pendapatan nasional sebanyak Y1Y2 dan perubahan itu adalah sama dengan
perubahan titik keseimbangan dari titik Eo menjadi titik A.Kurva AD1 memotong
kurva AS di titik E1 dan berarti kebijakan fiscal dengan menambah pengeluaran
penerintah sebesar∆G akan menyebabkan keseimbangan pendapatan nasional
bergeser ke E1.
Gambar 10.5 juga menunjukkan efek pengangguran pajak.telah ditunjukkan
dalam garfik (b)dari gambar 10.4 bahwa pajak yang berkurang tersebut akan
menambah pendapatan nasional yang lebih kecil dari gambar (a).Keseimbangan
AD-AS yang baru ini menunjukkanpengurangan pajak menyebabkan pendapatan
nasional riil bertambah dari Yo menjadi Y2 dan tingkat harga meningkat dari Po
menjadi P2.Gambaran mengenai efek kebijakan fiskal dengan menggunakan
analisis AD-AS juga menunjukkan bahwa pertambahan pengeluaran adalah lebih
efektif dari pengurangan pajak dalam mengalakkan perkembangan ekonomi dan
mengatasi penggangguran.

b) Kebijakan moneter dan masalah pengangguran


Dalam menerangkan efek kebijakan moneter dalam mempengaruhi
kegiatan ekonomi. Juga dapat digunakan dua pendekatan: dengan menggunakan
grafik Y=AE dan dengan menggunakan analisis AD-AS. Kedua pendekatan itu
digambarkan dalam grafik Gambar 10.6
Efek Kebijakan Moneter dalam Analisis Y=AE Dalam analisis dengan
menggunakan grafik Y=AE, efek kebijakan moneter ditunjukkan dalam Gambar
10.6 (a). Pengeluaran agregat yang mula-mula berlaku dalam ekonomi
ditunjukkan oleh AE1 dan dengan demikian pendapatan nasional adalah Y1.

Untuk mengatasi pengangguran dan menggalakkan kegiatan ekonomi


bank sentral menambah penawaran uang. Langkah ini menurunkan suku bunga
dan menggalakkan para pengusaha menambah investasi, yaitu sebesar ∆L.
Pertambahan investasi tersebut memindahkan pengeluaran agregat dari AE0
menjadi AE1 dan memindahkan keseimbangan dari E0 ke E1. Dengan demikian
pendapatan nasional meningkat menjadi Y1. Peningkatan ini menambah
kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran. Perubahan kegiatan ini berlaku
pada harga yang tidak mengalami perubahan yaitu diansumsikan tingkat harga
yang berlaku adalah P1.

Efek Kebijakan Moneter dalam Analisis AD-AS


Perhatikan grafik (b) dari Gambar 10.6 yang menggambarkan efek
kebijakan moneter ke atas keseimbangan AD-AS, pendapatan nasional riil dan
tingkat harga. Penawaran agregat dalam perekonomian itu digambarkan oleh
kurva AS, yang landau bentuknya karena dimisalkan terdapat banyak
pengangguran dalam perekonomian. Permintaan agregat yang asal adalah AD1
dan titik A menggambarkan keseimbangan yang mula-mula dicapai dan
keseimbangan ini adalah sama dengan E1 pada grafik (a) yang menggambarkan
pendapatan nasional riil adalah Y1 dan tingkat harga P1. Seperti telah dinyatakan,
pada keseimbangan ini terdapat banyak pengangguran dalam perekonomian.
Dengan menjalankan kebijakan moneter diharapkan suku bunga akan menjadi
semakin rendah dan investasi meningkat.

Telah ditunjukkan dan diterangkan dengan menggunakan grafik (a) bahwa


kebijakan moneter akan memindahkan pengeluaran agregat dari AE0 ke AE1 dan
meningkatkan pendapatan nasional dari Y0 ke Y1. Dalam grafik (b) perpindahan
tersebut di gambarkan oleh perubahan AD0 menjadi AD1 dan jarak AB sama
dengan Y0Y1. Permintaan agregat AD1 memotong penawaran agregat AS di titik
C. Dengan demikian, sebagai akibat dari kebijakan moneter keseimbangan AD-
AS berubah dari titik A ke titik C. Perubahan ini menggambarkan perubahan
berikut efek dari dijalankannya kebijakan moneter pendapatan nasional riil
meningkat dari Y1 menjadi Y2 dan tingkat harga meningkat dari P0 menjadi P1.

Grafik (b) jelas menggambarkan bahwa menurut analisis Y=AE


(Penawaran agregat – Pengeluaran agregat dari analisis Keynesian) perubahan
pengeluaran (Yaitu dimisalkan investasi bertambah) dalam perekonomian
menyebabkan pertumbuhan yang lebih besar kepada pendapatan nasional apabila
dibandingkan dengan analisis AD-AS. Hal ini disebabkan karena perbedaan
permisalan dalam kedua analisis tersebut. Dalam analisis Y=AE dimisalkan harga
tidak berubah (Tetap pada P1). Akan tetapi dalam analisis AD-AS harga dapat
mengalami perubahan. Uraian di atas menunjukkan harga mengalami kenaikan,
yaitu dari P0 menjadi P1. Perubahan ini menyebabkan: Konsumsi riil rumah
tangga berkurang, ekspor berkurang dan impor bertambah. Oleh karena itu
analisis AD-AS pendapatan nasional riil hanya meningkat ke Y2 bukan ke Y1.
KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa Tenaga kerja adalah
setiap orang yang memiliki kemampuan untuk melakukan pekerjaan baik dalam
bentuk jasa maupun barang, tenaga kerja dalam UU No 25 Tahun 1997
menyatakan bahwa yang termasuk tenaga kerja adalah setiap orang yang sudah
berusia 15 tahun atau lebih. Tenaga kerja disini dianggap sebagai setiap orang
yang sudah siap masuk ke dunia kerja. Sedangkan dalam perspektif islam tenaga
kerja adalah segala usaha dan ikhtiar yang dilakukan oleh anggota badan atau
fikiran untuk mendapatkan imbalan yang pantas. tenaga kerja adalah segala usaha
dan ikhtiar yang dilakukan oleh anggota badan atau fikiran untuk mendapatkan
imbalan yang pantas. Adapun kontrak tenaga kerja dalam prespektif islam disebut
ijarah, ialah pemilikan jasa dari seorang aajir atau mu’ajjir (orang yang di
kontrak tenaganya) oleh musta’jir (orang yang mengontrak tenaga). Sesuatu yang
diakadkan untuk diambil manfaatnya disebut ma’jur (sewaan). Sedangkan jasa
yang diberikan sebagai imbalan manfaat disebut ajran atau Ujrah (upah).
Pada dasarnya ketenagakerjaan dibagi menjadi tiga macam yakni:
 tenaga kerja terdidik (skill labour),
 tenaga kerja terlatih (trainer labour),
 tenaga kerja tidak terlatih (unskill labour).

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong


dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya. Dan pengangguran terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
 Pengangguran terbuka (Open Unemployment)
 Pengangguran tersembunyi (Disguised Unempluyment)
 Pengangguran musiman

Dan ada juga beberapa faktor yang menyebab terjadinya pengangguran yaitu:
 Turunnya perekonomian negara
 Perubahan struktur perekonomian
 Kesulitan mencari dan melamar pekerjaan
 Pergantian musim
 Diskriminasi
 Pemalas dan tidak berani ambil resiko

Adapun dampak pengangguran terhadap perekonomian dapat di tinjau dari


berbagai segi yaitu: segi ekonomi, segi sosial, segi mental, segi politik, segi
keamanan, dan dari segi lain-lalinnya. Sedangkan hubungan antara upah dan
pengangguran saling berhubungan karena Jika upah naik maka, akan menurunkan
tingkat pengangguran. Sebaliknya jika upah turun, maka akan menaikkan tingkat
pengangguran.

Dan Kebijakan fiskal dapat mengatasi pengangguran dengan


cara memotong pajak untuk mendorong AD. Pajak yang rendah dapat
meningkatkan pendapatan bersih masyarakat dan perusahaan, sehingga mereka
dapat mengeluarkan lebih banyak uang untuk membeli barang dan jasa.
Sedangkan kebijakan moneter dalam mengatasi pengangguran dengan
cara memangkas suku bunga untuk mendorong AD. Suku bunga yang rendah
dapat menurunkan biaya pinjaman dan meningkatkan investasi, konsumsi, dan
ekspor. Hal ini dapat meningkatkan produksi dan pendapatan nasional, serta
menyerap tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Diniyah, H., & Fisabilillah, L. W. P. (2023). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Tingkat Pengangguran di Indonesia. Independent: Journal of Economics,
2(2), 155–168. https://doi.org/10.26740/independent.v2i2.50992

Fakhruzy, A. (2020). Sistem Operasional Akad Ijarah Pada Kinerja Tukang


Bangunan Menurut Ekonomi Islam di Desa Kertagena Tengah Kabupaten
Pamekasan. Jurnal BAABU AL-ILMI: Ekonomi Dan Perbankan Syariah,
5(1), 60. https://doi.org/10.29300/ba.v5i1.3119

hans. (n.d.). Kebijakan_Pemerintah_dalam_mengatasi_ken.

Pemerintah, K. (n.d.). BAB 10 Pengangguran, Inflasi dan Kebijakan Pemerintah.

Pewangi, M. (2010). Hubungan Kerja dan Ketenagakerjaan Perspektif Islam.


Jurnal Kajian Islam Kontemporer, 01(2), 79–91.

Sejati, D. P. (2020). Pengangguran Serta Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Dan


Pembangunan Ekonomi. AKSELERASI: Jurnal Ilmiah Nasional, 2(3), 98–
105. https://doi.org/10.54783/jin.v2i3.313

Yuliansyah. (2020). Hubungan antara pengangguran dan upah minimum. Cross-


Border, 3(2), 338–345.

Anda mungkin juga menyukai