Anda di halaman 1dari 3

Nama:Mindi Aulia Dewi

Nim: 2103026082
ESSAY
Pengalamam Praktisi Mengajar Pengembangan Sumber Daya Manusia
Oleh: Mindi Aulia Dewi
Praktisi Mengajar merupakan salah satu program Merdeka Belajar Kampus Merdeka
(MBKM) yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) RI. Program ini mendorong kolaborasi aktif praktisi ahli dengan dosen
agar tercipta pertukaran ilmu dan keahlian yang mendalam serta bermakna antarsivitas
akademika di perguruan tinggi dan profesional di dunia kerja. Kolaborasi ini dilakukan dalam
mata kuliah Pengembangan Sumber Daya Manusia yang disampaikan di oleh praktisi baik
secara luring maupun daring.
Alhamdulillah, beberapa pertemuan, yaitu di Universitas Mulawarman, khususnya Prodi
Agribisnis mendapat 1 praktisi mengajar . Untuk memegang kendali mata kuliah Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Pada mata kuliah ini sebenarnya saya tidak berharap banyak, dari hanya
sekedar yang menilai keaktifan kelas maupun sikap, dan mengerjakan semua tugas yang
diberikan. Namun, tidak di sangka mata kuliah ini memberikan saya pengalaman materi yang
sangat berharga serta sangan bernilai. Memberikan juga pengajaran untuk masa depan, masa
yang akan saya jalani. Dan materi yang di berikan juga sudah mudah untuk di pahami.
Tentu materi yang di sampaikan sudah banyak yang saya dapatkan dan saya akan jelaskan
beberapa materi yang dapat saya pahami untuk di pelajari lagi seperti berikut;
Sumber daya manusia (SDM) adalah individu produktif yang bekerja sebagai penggerak suatu
organisasi, baik itu di dalam institusi maupun perusahaan yang memiliki fungsi sebagai aset
sehingga harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya. Pengertian sumber daya manusia
makro secara umum terdiri dari dua yaitu SDM makro yaitu jumlah penduduk dalam usia
produktif yang ada di sebuah wilayah dan SDM mikro dalam arti sempit yaitu individu yang
bekerja pada sebuah institusi atau perusahaan. Tanpa adanya elemen tersebut atau kualitasnya
yang kurang baik, perusahaan akan sulit untuk berjalan dan beroperasi dengan semestinya meski
sumber daya yang lain telah terpenuhi.
Dan masuk ke menajemen Sumber Daya Manusia adalah manajemen orang yang efektif dalam
pekerjaan mereka, dan manajemen Sumber Daya Manusia melihat hal-hal yang dapat atau harus
dilakukan untuk membuat karyawan lebih produktif dan puas. Manajemen sumber daya manusia
adalah proses memperoleh, melatih, mengevaluasi, dan memberi penghargaan kepada karyawan
dengan memperhatikan hubungan kerja, kesehatan, keselamatan, dan keadilan. Menurut kamus
besar bahasa Indonesia, manajemen terpadu mempunyai dua arti, yaitu manajemen adalah
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan, dan manajemen adalah
manajemen yang bertanggung jawab atas berjalannya perusahaan dan organisasi.
Pada dasarnya yang paling berperan dalam mencapai tujuan yang maksimal adalah dimulai
dari hal yang paling menunjang tercapainya tujuan tersebut, yaitu sumber daya manusia (SDM).
Oleh karena itu perlu adanya suatu praktek yang disebut dengan pengelolaan atau pengembangan
dan ditujukan untuk menciptakan manusia yang produktif. Dengan pengelolaan dan
pengembangan sumber daya manusia yang baik, maka pegawai dapat dengan mudah
menghadapi dan menyelesaikan kebutuhan pekerjaan, baik saat ini maupun di masa yang akan
datang.
Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
1. Pre Service Training (Pelatihan Pra Tugas)
Pelatihan yang diberikan kepada calon karyawan yang akan memulai untuk bekerja, atau
karyawan baru yang bersifat pembekalan, agar mereka dapat melaksanakan tugas yang nantinya
dibebankan kepada mereka.
2. In Service Training (Pelatihan dalam Tugas)
Pelatihan dalam tugas yang dilakukan untuk karyawan yang sedang bertugas dalam organisasi
dengan tujuan meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan.
3. Post Service Training (Pelatihan Purna/Pasca Tugas)
Pelatihan yang dilaksanakan organisasi untuk membantu dan mempersiapkan karyawan dalam
menghadapi pension.
Mengenal Onboarding
Sebagus apapun sebuah perusahaan, karyawan baru tetap harus melewati proses “naturalisasi
budaya” agar bisa bekerja dengan maksimal. Onboarding adalah istilah yang digunakan untuk
menyebut proses penyerapan budaya. Menurut Strategic Human Resource Management
(SHRM), onboarding adalah proses berkesinambungan yang dilakukan HRD dan pemimpin
perusahaan untuk memaksimalkan potensi karyawan, sekaligus membuatnya merasa betah di
lingkungan kerja.
Jadi berbeda jauh dengan orientasi yang isinya sebatas perkenalan perusahaan dan karyawan,
tujuan utama onboarding ada dua hal, yaitu:
 Memaksimalkan potensi dan produktivitas tim
 Menjaga engagement tim sehingga angka turnover (karena mengundurkan diri atau
tidak perform) bisa ditekan
Kesuksesan program onboarding adalah ketika dalam waktu 3 - 12 bulan setelah direkrut,
karyawan punya kualitas kerja tinggi, engagement tim baik, dan loyal pada perusahaan. Oleh
karena itu, selama onboarding dilaksanakan, HRD dan pemimpin langsung karyawan perlu
melakukan pendekatan dan character building secara intensif pada timnya.
Onboarding adalah sebuah bentuk engagement yang diberikan perusahaan agar karyawan dapat
menyesuaikan diri dengan peran barunya dan dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya
sesuai dengan tujuan perusahaan. Dan Orientasi adalah sebuah bagian dari
proses onboarding untuk mengenalkan lingkungan perusahaan kepada karyawan dan membuat
mereka merasa diterima di perusahaan barunya.
Cara Menerapkan Onboarding Untuk Karyawan yang Efektif
1. Company Tour
Tahapan awal dalam menerapkan onboarding adalah dengan mengajak karyawan baru untuk
berkeliling perusahan dan memperkenalkan divisi-divisi yang ada. Hal ini dilakukan agar
karyawan baru bisa mengenal perusahaan dan divisi yang kemungkinan akan bekerja sama.
Selain itu, melalui company tour, karyawan baru juga dapat mempelajari kebiasaan dan pola
interaksi dalam perusahaan. Sebagai contoh, ada perusahaan yang pola komunikasinya formal
dan ada pula yang informal.
2. Memaksimalkan Interaksi
Seperti sudah disebutkan, onboarding adalah program yang tidak bisa dipaksa selesai dalam
waktu singkat. Proses pengenalan value, penyelarasan budaya, serta penanaman loyalitas
memerlukan interaksi-interaksi yang rutin dilakukan. Oleh sebab itu, selama masa onboarding,
HRD dan atasan perlu memaksimalkan interaksi dengan karyawan baru. Selain agar saling
mengenal lebih dalam, onboarding juga diperlukan untuk memperkuat engagement dengan
perusahaan.
3. Pelaksanaan Workshop Rutin
Saat ini, perusahaan menamai program workshop onboarding dengan istilah berbeda-beda,
seperti monthly meetup, temu kangen, pesta perusahaan, outing, dan sebagainya. Sebagai HRD,
Anda bisa memanfaatkan acara semi formal atau informal semacam ini untuk mengenalkan value
perusahaan ke karyawan dengan lebih mendalam. Bukan hanya bermanfaat untuk karyawan
baru, workshop onboarding semacam ini juga bisa menjadi pengingat bagi karyawan lama, lho!
4. Program On-The Job Training
Selain orientasi, program lain yang termasuk dalam onboarding adalah on-the-job training, atau
belajar sambil bekerja. Alih-alih memberikan beban kerja berat, karyawan baru perlu terlebih
dulu mengenali perusahaan dan cakupan pekerjaannya. Setelah terbiasa, baru atasan atau
pendamping onboarding menambah beban kerja secara bertahap.
5. Ikut Sertakan Karyawan Baru dalam Diskusi
Tahapan selanjutnya dalam program onboarding adalah dengan mengikutsertakan karyawan baru
dalam diskusi. Hal ini akan membantu karyawan baru cepat dalam menyerap pelajaran dan
bimbingan yang diberikan. Lebih dari itu, pelibatan karyawan baru juga berpotensi memberikan
insight baru yang menguntungkan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai