Anda di halaman 1dari 7

Literatur

Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis


Enok Noni Masrinah dkk, 2019
https://prosiding.unma.ac.id/index.php/semnasfkip/article/download/129/126/

Kelebihan dan Kekurangan PBL


Hamdani (2011) dalam jurnal Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis mengemukakan
beberapa kelebihan dan kekurangan model PBL sebagai berikut.
Kelebihan
1. siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserap dengan
baik;
2. siswa dilatih untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain; dan
3. siswa dapat memperoleh pemecahan masalah dari berbagai sumber.

Sementara itu Rerung (2017) dalam Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
menambahkan kelebihan PBL sebagai berikut :
1. Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata.
2. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar.
3. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu saat itu dipelajari oleh siswa.
Hal ini mengurangi beban siswa untuk menghapal atau menyimpan informasi.
4. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok
5. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari perpustakaan, internet, wawancara dan observasi.

Kekurangan PBL
1. untuk siswa yang malas, tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.
2. membutuhkan banyak waktu dan dana; dan - tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.
3. dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas
4. PBL kurang cocok untuk diterapkan di sekolah dasar karena masalah kemampuan bekerja dalam kelompok.
5. PBL biasanya membutuhkan waktu yang tidak sedikit
6. membutuhkan kemampuan guru yang mampu mendorong kerja siswa dalam kelompok secara efektif.

Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Penguasaan
Konsep Fisika Siswa SMA
Ali Ismail M.Pd,
https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/petik/article/download/55/45#:~:text=Model%20pembelajaran%20CLIS
%20adalah%20kerangka,Lembar%20Kerja%20Siswa%20(LKS).

Menurut Ali Ismail pada jurnal diatas Kelebihan-kelebihan CLIS sebagai berikut :
1. Gagasan anak lebih mudah dimunculkan.
2. Membiasakan siswa untuk belajar mandiri dalam memecahkan suatu masalah.
3. Empat syarat perubahan konsepsi yang dikemukakan oleh posner etal terpenuhi. 4. Menciptakan kreatifitas siswa untuk
belajar sehingga tercipta suasana kelas yang lebih nyaman dan kreatif,terjadi kerjasama sesama siswa dan siswa terlibat
langsung dalam melakukan kegiatan
5. Menciptakan belajar yang lebih bermakna karena timbulnya kebanggaan siswa menemukan sendiri konsep ilmiah yang
dipelajari.
6. Guru mengajar akan lebih efektif karena dapat menciptakan suasana belajar yang aktif

Adapun kelemahan CLIS adalah sarana laboratorium harus lengkap, kemudian siswa yang belum terbiasa belajar mandiri atau
berkelompok akan merasa asing dan sulit untuk menguasai konsep.

Jurnal UKSW
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10897/2/T1_292012096_BAB%20II.pdf

Kelebihan metode eksperimen menurut Syaiful Syagala (2010: 220-221), yaitu:


1) Metode ini dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada
hanya menerima kata guru atau buku saja.
2) Dapat mengembangkan sikap mengadakan studi eksploratis tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang
ilmuwan.
3) Metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern antara lain: (a) siswa belajar dengan mengalami atau mengamati sendiri
proses atau kejadian; (b) siswa terhindar jauh dari verbalisme; (c) memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat objektif
dan realistis; (d) mengembangkan sikap berpikir ilmiah (e) hasil belajar akan tahan lama dan internalisasi.

Selain itu menurut Roestiyah N.K (2010: 82), keunggulan dari metode eksperimen antara lain:
1) Dengan eksperimen siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah
percaya pada sesuatu yang belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula kata orang sebelum ia membuktikan
kebenarannya.
2) Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat; hal mana itu sangat dikehendaki oleh kegiatan belajar mengajar yang modern, di
mana siswa lebih banyak aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
3) Siswa dalam melaksanakan proses eksperimen di samping memperoleh ilmu pengetahuan; juga menemukan pengalaman
praktis serta keterampilan dalam menggunakan alat-alat percobaan.
4) Dengan eksperimen siswa membuktikan sendiri kebenaran teori, sehingga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah
peristiwapersitiwa yang tidak masuk akal

Kekurangan Metode Eksperimen Adapun metode eksperimen juga memiliki kekurangan, menurut Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain (2010: 85):
1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
2) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan mahal.
3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di
luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
2 Kemampuan Model Kajian Literatur Berdasarkan eksplorasi alternatif
kerjasama pembelajaran solusi dari kajian literatur dan
peserta didik yang digunakan Upaya Meningkatan Kemampuan Kerjasama Siswa Dan Hasil wawancara kepada teman sejawat,
rendah guru tidak Belajar Kognitif Dalam Pembelajaran IPA Dengan Model guru, kepala sekolah, pengawas,
meningkatkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament Di SMPN dan pakar maka diperoleh analisa
kemampuan 1 Mungkid Kelas VII D
kerjasama belajar
alternatif solusi sebagai berikut:
Aldyana Pertiwi Farizky dkk, 2018
peserta didik https://journal.student.uny.ac.id/index.php/ipa/article/
download/11638/11185

Upaya dalam meningkatkan kemampuan kerjasama siswa tidaklah


mudah. Menurut Yamin (2009: 14) dalam Upaya Meningkatan
Kemampuan Kerjasama Siswa Dan Hasil Belajar Kognitif Dalam
Pembelajaran Ipa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams-Games-Tournament Di Smpn 1 Mungkid Kelas VII D, siswa
memiliki perbedaan satu sama lain. Berbeda dalam minat,
kemampuan kesenangan, pengalaman, dan cara belajar. Begitu
juga berbeda dalam hal kerjasama. Selain itu, dalam kegiatan
belajar mengajar di lingkungan sekolah sering dijumpai beberapa
masalah. Kurang partisispasi antar siswa dalam pembelajaran
merupakan hambatan dalam menjalin kerjasama. Oleh sebab itu,
dari kurangnya kemampuan kerjasama siswa dapat berimbas
kepada hasil belajar, karena hasil belajar berkaitan erat dengan
proses dalam pembelajaran.

Peningkatan Kemampuan Kerjasama Melalui Pembelajaran


Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa SMP N 14 Purworejo Tahun
Pelajaran 2011/2012
Wilda Ruandini dkk, 2012
https://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/radiasi/article/download/
261/151

menurut Robert E. Slavin, 2009: 12 dalam Peningkatan


Kemampuan Kerjasama Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pada Siswa SMPN 14 Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012 salah
satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana adalah
metode STAD (Student Teams Achievement Devisions). Gagasan
utama STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya aktif, dapat
saling mendukung dan saling membantu satu sama lain dalam
menguasai materi yang diajarkan oleh guru

Kelebihan dan Kekurangan serta Teori yang Melandasi


Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Rabudin
https://www.detikpendidikan.id/2020/12/kelebihan-dan-
kekurangan-serta-teori-STAD.html

Kelebihan Model STAD menurut Slavin (Karmawati, 2009) sebagai


berkut:
1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan
menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk
berhasil bersama.
3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih
meningkatkan keberhasilan kelompok.
4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan
kemampuan mereka dalam berpendapat.

Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran kooperatif tipe


STAD menurut Dess (Karmawati, 2009) adalah sebagai berikut:
1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga
sulit mencapai target kurikulum.
2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga
pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran
kooperatif.
3. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak
semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.
4. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka
bekerja sama.

Upaya Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Dan Berpikir Kritis


Melalui Model Collaborative Problem Solving Di SMP Nasional
Malang
Maria Elviani Ovesarti, 2021
https://ejournal.unikama.ac.id/index.php/jtst/article/download/
4797/3218/17024

menurut Zubaidah 2017 dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan


Kerjasama Dan Berpikir Kritis Melalui Model Collaborative Problem
Solving Di SMP Nasional Malang,
perkembangan pada zaman 21 memiliki misi penting dalam
membentuk generasi yang mampu bekerjasama, mampu mengusai
kemampuan berpikir kritis, berkolaborasi, dan inovasi

https://etheses.uinsgd.ac.id/26609/4/4_bab1.pdf

Menurut Hamzah dan Muhlisrarini (2014: 157), ada enam


manfaat penerapan model pembelajaran kolaboratif yaitu:
1. Meningkatkan pengetahuan anggota kelompok, karena
interaksi anggota kelompok berpengaruh terhadap
penguasaan konsep
2. Siswa belajar memecahkan masalah dalam kelompok
3. Memupuk rasa kebersamaan antara siswa, mereka perlu
mengenali sifat, pendapat yang berbeda, dan mampu
mengelolanya. Landasan filsafat manusia sebagai makhluk
sosial diaplikasikan di dalamnya
4. Meningkatkan keberanian, memunculkan ide atau
pendapat untuk pemecahan bersama, setiap individu
diarahkan untuk mengajarkan atau memberi tahu temannya
jika mengetahui dan menguasai permasalahannya
5. Memupuk rasa tanggung jawab individu dalam mencapai
suatu tujuan bersama agar dalam bekerja, tidak terjadi
tumpang tindih atau berbedaan pendapat yang prinsipil
6. Setiap anggota melihat dirinya sebagai milik kelompok
yang merasa memiliki tanggung jawab yang terwujud pada
kebersamaan dalam belajar.

Berdasarkan OECD (2017: 3), kolaborasi memiliki


keunggulan yang berbeda atas pemecahan masalah individu
karena memungkinkan:
1. Pembagian kerja yang efektif
2. Penggabungan informasi dari berbagai sumber
pengetahuan, perspektif dan pengalaman
3. Peningkatan kreativitas dan kualitas solusi yang
dirangsang oleh ide-ide dari anggota kelompok lain.

Kelemahan dari pembelajaran Collaborative Problem Solving


adalah membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena untuk
mengondisikan siswa supaya mengikuti rancangan guru atau
siswa yang merancang sendiri cara belajarnya tidaklah
mudah untuk pertemuan pertama. Siswa masih
menyesuaikan kondisi belajar terlebih dahulu.

Wawancara

Teman Sejawat (Arum Tri HKS, S.Pd)


Teman Sejawat (Nova Yesika G, S.Pd)

Pengawas Sekolah (I Wayan Sadra, S.Pd, M.Pd)

Pakar

Anda mungkin juga menyukai