Anda di halaman 1dari 2

Khutbah I ketika kita menyaksikan daun pepohonan sedang bergerak ke arah utara.

Kita bisa
‫ َأ ْشَهُد َأ ْن لَا ِاَلَه‬. ‫َاْل َحْمُد لله اَّلِذْي َخَلَق الَّس َماَواِت َواْلَأ ْرَض َواْخ ِتَلاَف الَّل ْيِل َوالَّن َهاِر َلَآَياٍت ِلُأ وِلي اْلَأ ْلَباِب‬ tahu dari kejauhan sedang terjadi kebakaran saat menyaksikan kepulan asap
‫ َوَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدَنا َحَّم ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه‬.‫ َشَهاَدَة َمْن ُهَو َخْيٌر َّم َقاًما َوَأ ْح َسُن َنِدًّي ا‬،‫ِالَّا اللُه َوْحَدُه َلاَشِرْيَك َلُه‬ membumbung ke udara. Dalam konteks ini, fenomena daun bergerak dan
‫ َوَعَلى‬،‫ لَاَّل ُهَّم َفَصِّل َوَسِّلْم َعَلى َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َكاَن َصاِدَق اْلَوْعِد َوَكاَن َرُسْولًا َنِبًّي ا‬.‫اْلُمَّت ِص ُف ِباْلَمَكاِرِم ِكَباًرا َوَص ِبًّي ا‬ membumbungnya asap hanyalah perantara bagi yang melihatnya tentang apa yang
‫ ُاْوِص ْيِنْي‬،‫ َفَيا َأ ُّي َها اْل َحاِضُرْوَن َرِح َمُكُم اللُه‬،‫ َأ َّم ا َبْعُد‬،‫آِلِه َوَص ْحِبِه اَّلِذْيَن ُيْحِس ُنْوَن ِإ ْس لَاَمُهْم َوَلْم َيْفَعُلْوا َشْيًئا َفِرًّي ا‬ berada di baliknya, yakni udara dan api. Dalam skala yang lebih besar dan lebih
‫ َوِمْن َءاَٰيِتِه ٱَّلْيُل َوٱلَّن َهاُر َوٱلَّش ْمُس َوٱْلَقَمُرۚ َلا‬: ‫ َقاَل اللُه َتَعاَلى‬.‫ َفَقْد َفاَز اْلُمَّت ُقْوَن‬،‫َنْفِسْي ِإَو َّي اُكْم ِبَتْقَوى اللِه‬ hakiki, fenomena pergerakan benda-benda langit yang demikian tertib, agung, dan
‫َتْسُجُدو۟ا ِللَّش ْمِس َوَلا ِلْلَقَمِر َوٱْس ُجُدو۟ا َّلِلِه ٱَّلِذى َخَلَقُهَّن ِإ ن ُكنُتْم ِإ َّي اُه َتْعُبُدوَن‬ menakjubkan adalah tanda akan hadirnya Dzat dengan kekuasaan yang tak mungkin
tertandingi oleh apa pun dan siapa pun. Dialah Allah subhânahu wata‘âlâ. Dengan
Jamaah shalat gerhana bulan as‘adakumullah, demikian, fenomena gerhana bulan yang kita saksikan saat ini pun seyogianya kita
Setiap orang di antara kita barangkali sudah mengimani bahwa seluruh keberadaan posisikan tak lebih dari ayat. Kita patut bersyukur mendapat kesempatan melewati
alam semesta ini diciptakan oleh Allah subhânahu wata‘âlâ. Gunung, laut, momen-momen indah tersebut. Selain menikmati keindahan dan mengagumi
rerumputan, binatang, udara, benda-benda langit, jin, manusia, hingga seluruh detail gerhana bulan, cara bersyukur paling sejati adalah meresapi kehadiran Allah di balik
organ dan sel-sel di dalamnya tidak luput dari penguasaan dan pengaturan Allah. peristiwa alam ini. Jamaah shalat gerhana bulan as‘adakumullah, Jika kita sering
Tak satu pun makluk lepas dari sunnatullah. Inilah makna Allah sebagai Rabbul mendengar anjuran untuk mengucapkan tasbih “subhânallâh” (Mahasuci Allah) kala
‘âlamîn, pemilik sekaligus penguasa dari seluruh keberadaan; al-Khâliqu kulla syaî’, berdecak kagum, maka sesungguhnya itu manifestasi dari ajaran bahwa segala
pencipta segala sesuatu. Apa saja dan siapa saja. Namun, apakah nilai lebih sesuatu—bahkan yang menakjubkan sekalipun—harus dikembalikan pada keagungan
selanjutnya setelah kita mempercayai itu semua? Allah menciptakan segala sesuatu dan kekuasaan Allah. Kita dianjurkan untuk seketika mengingat Allah dan
tak lain sebagai ayat atau tanda akan beradaan-Nya. Dalam khazanah Islam lazim menyucikannya dari godaan keindahan lain selain Dia. Bahkan, Allah sendiri
kita dengar istilah ayat qauliyyah dan ayat kauniyyah. Yang pertama merujuk pada mengungkapkan bahwa tiap sesuatu di langit dan di bumi telah bertasbih tanpa henti
ayat-ayat berupa firman Allah (Al-Qur’an), sedangkan yang kedua mengacu pada ayat sebagai bentuk ketundukan kepada-Nya. Dalam Suarat al-Hadid ayat 1 disebutkan:
berupa ciptaan secara umum, mulai dari semesta benda-benda langit sampai diri
‫َس َّب َح َّلِلِه َما ِفي الَّس َماَواِت َوالَأ ْرِض َوُهَو اْلَعِزْيُز اْل َحِكْيُم‬
manusia sendiri. Dalam Al-Qur’an dijelaskan:
Artinya: “Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada
‫َس ُنِريِهْم آَياِتَنا ِفي الآَفاِق َوِفي َأ ْنُفِسِهم‬
Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha
“Kami (Allah) akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (ayat) Kami di
Bijaksana.”
segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri….” QS Fushshilat ayat 53
Sementara dalam Surat al-Isra ayat 44 dinyatakan:
Tanda (ayat) tetap akan selalu berposisi sebagaimana tanda. Ia medium atau
ۗ‫ُتَسِّبُح َلُه الَّس َماَواُت الَّس ْبُع َواْلَأ ْرُض َوَمْن ِفيِهَّن ۚ ِإَو ْن ِمْن َشْي ٍء ِإ َّل ا ُيَسِّبُح ِبَحْمِدِه َوَٰلِكْن َلا َتْفَقُهوَن َتْسِبيَحُهْم‬
perantara untuk mencapai sesuatu. Kita bisa tahu udara sedang bertiup ke arah utara
‫ِإ َّن ُه َكاَن َحِليًما َغُفوًرا‬
Artinya: “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada ikhlas menolong sesama, serta menjaga kita untuk selalu ramah terhadap alam
Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekitar kita. Wallahu a’lam.
sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun
‫ َوَنَفَعِني ِإَو َّي اُكْم ِبَماِفْيِه ِمْن آَيِة َوِذْكِر اْل َحِكْيِم َوَتَقَّب َل اللُه ِمَّن ا َوِمْنُكْم‬،‫َباَرَك الله ِلي َوَلُكْم ِفى ْالُقْرآِن ْالَعِظْيِم‬
lagi Maha Pengampun.”
‫ َوَأ ُقْوُل َقْوِلي َهَذا َفأْس َتْغِفُر اللَه الَعِظْيَم ِإ َّن ُه ُهَو الَغُفْوُر الَّر ِحْيم‬،‫ِتلَاَوَتُه ِإَو َّن ُه ُهَو الَّس ِمْيُع الَعِلْيُم‬

Jamaah shalat gerhana bulan as‘adakumullah, Khutbah II

‫ َوَأ ْشَهُد َأ ْن لَا ِاَلَه ِإ لَّا اللُه َواللُه َوْحَدُه لَا َشِرْيَك َلُه َوَأ ْشَهُد‬.‫َاْل َحْمُد للِه َعلَى ِإ ْح َساِنِه َوالُّش ْكُر َلُه َعلَى َتْوِفْيِقِه َوِاْمِتَناِنِه‬
Apa konsekuensi lanjutan saat kita mengimani, menyucikan, serta mengagungkan
Allah? Tidak lain adalah berintrospeksi betapa lemah dan rendah diri ini di hadapan ‫ اللُهَّم َصِّل َعَلى َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد ِوَعَلى َاِلِه َوَأ ْص َحاِبِه َوَسِّلْم َتْس ِلْيًما‬.‫أَّن َسِّيَدَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه الَّد اِع ى إلَى ِرْض َواِنِه‬

Allah. Artinya, meningkatnya pengagungan kepada Allah berbanding lurus dengan ‫ِكثْيًرا َأ َّم ا َبْعُد َفيَا ُّيَا َها الَّن اُس َّتِا ُقوااللَه ِفْيَما َأ َمَر َواْنَتُهْوا َعَّم ا َنَه ى َواْعَلُمْوا َأ َّن اللَه َأ َمَرُكْم ِبَأ ْمٍر َبَدَأ ِفْيِه ِبَنْفِسِه‬
menurunnya sikap takabur, angkuh atas kelebihan-kelebihan diri, termasuk bila itu ‫َوَثـَنى ِبَملآ ِئَكِتِه ِبُقْدِسِه َوَقاَل َتعَاَلى ِإ َّن اللَه َوَملآِئَكَتُه ُيَص ُّل ْوَن َعلَى الَّن ِبى يآ ُّيَا َها اَّلِذْيَن آَمُنْوا َص ُّل ْوا َعَلْيِه َوَس ِّلُمْوا‬
prestasi ibadah. Yang diingat adalah ketakberdayaan diri, sehingga memunculkan ‫ اللُهَّم َصِّل َعَلى َس ِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َص َّلى اللُه َعَلْيِه َوَسِّلْم َوَعَلى آِل َس ِّيِدنَا ُم َّمَح ٍد َوَعَلى َاْنِبيآِئَك َوُرُس ِلَك َوَملآِئَكِة‬.‫َتْس ِلْيًما‬
sikap merasa bersalah dan bergairah untuk memperbanyak istighfar. Dalam momen
‫ْالُمَقَّر ِبْيَن َواْرَض الّلُهَّم َعِن ْالُخَلَفاِء الَّر اِشِدْيَن َأ ِبى َبْكٍر َوُعَمر َوُعْثَمان َوَعِلى َوَعْن َبِقَّي ِة الَّص َحاَبِة َوالَّت اِبِعْيَن َوَتاِبِعي‬
gerhana bulan ini pula kita dianjurkan untuk menyujudkan seluruh kebanggaan dan
‫الَّت اِبِعْيَن َلُهْم ِبِاْح َساٍن ِاَلىَيْوِم الِّدْيِن َواْرَض َعَّن ا َمَعُهْم ِبَرْح َمِتَك َيا َأ ْرَحَم الَّر اِحِمْيَن َاللُهَّم اْغِفْر ِلْلُمْؤِمِنْيَن َوْالُمْؤِمَناِت‬
keagungan di luar Allah, sebab pada hakikatnya semuanya hanyalah tanda.
‫َوْالُمْس ِلِمْيَن َوْالُمْس ِلَماِت َالَاْح يآُء ِمْنُهْم َوْالَاْمَواِت اللُهَّم َأ ِعَّز ْالِإ ْس لَاَم َوْالُمْس ِلِمْيَن َوَأ ِذَّل الِّشْرَك َوْالُمْشِرِكْيَن َواْنُصْر‬
‫َوِمْن آَياِتِه الَّل ْيُل َوالَّن َهاُر َوالَّش ْمُس َواْلَقَمُر َلا َتْسُجُدوا ِللَّش ْمِس َوَلا ِلْلَقَمِر َواْس ُجُدوا َّلِلِه اَّلِذي َخَلَقُهَّن ِإ ْن ُكْنُتْم‬ ‫ِعَباَدَك ْالُمَوِّح ِدَّي َة َواْنُصْر َمْن َنَصَر الِّدْيَن َواْخُذْل َمْن َخَذَل ْالُمْس ِلِمْيَن َو َدِّمْر َأ ْعَداَء الِّدْيِن َواْعِل َكِلَماِتَك ِإ َلى َيْوَم‬
‫ِإ َّي اُه َتْعُبُدوَن‬
‫ اللُهَّم اْدَفْع َعَّن ا ْالَبلَاَء َوْالَوَباَء َوالَّز لَاِزَل َوْالِمَحَن َوُسْوَء ْالِفْتَنِة َوْالِمَحَن َما َظَهَر ِمْنَها َوَما َبَطَن َعْن َبَلِدَنا‬.‫الِّدْيِن‬
“Sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan.
‫ َرَّب َنا آِتنَا ِفى الُّد ْنَيا َحَسَنًة َوِفى ْالآِخَرِة َحَسَنًة‬.‫ِاْنُدوِنْيِس َّي ا خآَّص ًة َوَساِئِر ْالُبْلَداِن ْالُمْس ِلِمْيَن عآَّم ًة َيا َرَّب ْالَعاَلِمْيَن‬
Jangan kalian bersujud pada matahari dan jangan (pula) pada bulan, tetapi
‫ ِعَباَداللِه ! ِإ َّن اللَه َيْأ ُمُرَنا‬.‫َنُكْوَن ِمَن ْال اَخِسِرْيَن‬
‫ َرَّب َنا َظ َلْمَنا َاْنُفَسَنا َواإْن َلْم َتْغِفْر َلَنا َوَتْرَحْمَنا َل َّن‬.‫َوِقَنا َعَذاَب الَّن اِر‬
bersujudlah kalian kepada Allah yang menciptakan semua itu, jika kamu hanya
menyembah-Nya,” QS Fushilat ayat 37.
‫ِء‬ ‫ِء‬
‫ِبْالَعْدِل َوْالِإ ْح َساِن ِإَو ْيتآ ِذي ْالُقْربَى َوَيْنَه ى َعِن ْالَفْح شآ َوْالُمْنَكِر َوْالَبْغي َيِعُظُكْم َلَعَّل ُكْم َتَذَّك ُرْوَن َواْذُكُروا اللَه‬
Dalam tataran praktis, ada yang memaknai perintah sujud pada ayat tersebut sebagai ‫ْالَعِظْيَم َيْذُكْرُكْم َواْش ُكُرْوُه َعلَى ِنَعِمِه َيِزْدُكْم َوَلِذْكُر اللِه َأْك َبْر‬
perintah untuk melaksanakan shalat gerhana sebagaimana yang kita lakukan pada
malam hari ini. Momen gerhana bulan juga menjadi wahana tepat untuk
memperbanyak permohonan ampun, tobat, kembali kepada Allah sebagai muasal dan
muara segala keberadaan. Semoga fenomena gerhana bulan kali ini meningkatkan
kedekatan kita kepada Allah subhânahu wata‘âlâ, membesarkan hati kita untuk

Anda mungkin juga menyukai