Anda di halaman 1dari 8

Jurnal

Sinaga EW & Aulia TN IlmuIlmu


/ Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Kesehatan Masyarakat.2022;
2022;11
11(4):
(4): 329-336
329-336

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat


(The Public Health Science Journal)

Journal Homepage: http://journals.stikim.ac.id/index.php/jikm

Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan Lilitan Tali Pusat

Elvalini Warnelis Sinaga1*, Tasya Nur Aulia2


1,2
Program Studi D3 Kebidanan, Universitas Imelda Medan

Abstrak
Kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan serangkaian proses
fisiologis yang berkesinambungan. Lilitan tali pusat dapat mengakibatkan hal fatal yaitu kematian pada bayi, hal
tersebut dikarenakan puntiran tali pusat yang berulang-ulang ke suatu arah dan dapat mengakibatkan aliran darah dari
ibu ke janin terhambat total. Tujuan penelitian adalah melakukan Asuhan Kebidanan Berbasis Continuty of Care
dilakukan dengan pendekatan manajemen 7 langkah Helen Varney dan SOAP. Metode penelitian dilakukan dengan
studi kasus. Penatalaksanaan dilakukan dengan pendekatan Continiue Of Care yaitu asuhan kebidanan pada Ny. A
G1P0A0. Asuhan kebidanan komperensif pada Ny ”A” di dapat keluhan yang di rasakan masih dalam hal fisiologis dan
telah di lakukan penatalaksanan sesuai dengan keluhan dan sesuai dengan hasil fisiologis dan dilakukan
penatalaksanaan sesuai dengan kondisi pada pasien pada masa hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB. Kala I
persalinan Ny”A” berjalan normal, dengan Kala II dilakukan dengan menunda pemotongan tali pusat dalam waktu 60
menit. Penatalaksaannya yang di lakukan yaitu melakukan mengobservasi kemajuan persalinan dan keadaan janin dan
berjalan dengan baik dan tidak mengalami masalah. Masih banyaknya ibu yang melahirkan dengan tanpa menunda
pemotongan tali pusat yang disebabkan masih sedikit pilihan tempat melahirkan dengan penundaan pemotongan tali
pusat.
Kata Kunci: Asuhan kebidanan, ibu bersalin, lilitan tali pusat.

Abstract
Pregnancy, childbirth, postpartum, newborn and the selection of contraceptives are physiological and continuous processes.
The twisting of the umbilical cord can be fatal, namely the death of the baby, this is because repeated twisting of the umbilical
cord in one direction can result in completely blocked blood flow from the mother to the fetus. The purpose of this study was
to conduct Continuity of Care-Based Midwifery Care. Planned midwifery care was carried out using a 7-step management
approach by Helen Varney and SOAP. The research method is carried out by case studies. Management is carried out with a
continuous of care approach, namely midwifery care for Ny. A G1P0A0. Comprehensive midwifery care for Mrs "A" received
complaints that she felt were still in physiological terms and had been managed according to the complaints and in
accordance with the physiological results and carried out according to the conditions of the patients during pregnancy,
childbirth, postpartum, neonates, and KB. The first stage of Mrs. "A"'s delivery was normal, with the second stage, the
umbilical cord was cut for 60 minutes. The treatment that was carried out was to observe the progress of labor and the
condition of the fetus and it went well and did not experience problems. There are still many mothers who give birth without
delaying the cutting of the umbilical cord because there are still few choices of places to give birth with the delay of cutting the
umbilical cord.
Keywords: Midwifery care, maternal maternity, umbilical cord entanglement.

Korespondensi*: Elvalini Warnelis Sinaga, Program Studi D3 Kebidanan, Universitas Imelda Medan, Jl. Bilal No. 52
Kelurahan Pulo Brayan Darat I Kecamatan Medan Timur, Medan - Sumatera Utara, E-mail: geoffreygopaz@gmail.com

https://doi.org/10.33221/jikm.v11i04.1502
Received : 04 November 2021 / Revised : 14 Februari 2022 / Accepted : 17 Februari 2022
329 2252-4134, e-ISSN: 2354-8185
Copyright @ 2022, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, p-ISSN:
Sinaga EW & Aulia TN / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 329-336

Pendahuluan Sub-Sahara dan Asia Selatan memberikan


Kehamilan merupakan pertumbuhan sekitar 86% (254.000) dari perkiraan
dan perkembangan janin di dalam uterus kematian ibu global pada tahun 2017.
mulai sejak terjadi konsepsi dan berakhir Afrika Sub-Sahara menyumbang sekitar
sampai dengan permulaan persalinan. dua pertiga (196.000) kematian ibu,
Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru sementara Asia Selatan menyumbang
lahir dan pemilihan alat kontrasepsi hampir seperlima (58.000).4
merupakan serangkaian proses fisiologis Berdasarkan profil Kesehatan
dan berkesinambungan.1 Masa kehamilan, Indonesia tahun 2019, secara umum telah
persalinan, masa nifas, bayi baru lahir terjadi penurunan kematian ibu selama
sampai pada penggunaan kontrasepsi, periode tahun 1991 sampai 2015 dari 390
wanita mungkin akan mengalami berbagai menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup.
masalah kesehatan. Supaya kehamilan, Walaupun terjadi penurunan angka
persalinan serta masa nifas seorang wanita kematian pada ibu, namun angka tersebut
dapat berjalan dengan baik, maka tidak berhasil mencapai target yang
dibutuhkan pelayanan kesehatan yang baik. ditetapkan MDGs yang harus bias dicapai
Peraturan pemerintahan Nomor 61 Tahun yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran
2014 tentang kesehatan reproduksi hidup pada tahun 2015. Target penurunan
menyebutkan bahwa setiap perempuan AKI dapat ditentukan lewat tiga model
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yaitu Annual Average Reduction Rate
untuk mencapai hidup sehat dan mampu (ARR) atau angka penurunan rata-rata
melahirkan generasi yang sehat dan kematian ibu per tahun. Dari tiga model
berkualitas serta mengurangi Angka tersebut, Kementerian Kesehatan memakai
Kematian Ibu. Pelayanan kesehatan yang model kedua dengan rata-rata penurunan
baik sangat dibutuhkan selama masa ini. 5,5% per tahun sebagai target kinerjanya.
Pelayanan asuhan kebidanan yang Berdasarkan model tersebut dapat
berkelanjutan (continuity of care) saat ini diperkirakan pada tahun 2024 AKI
sangat penting untuk setiap ibu. Dengan Indonesia mengalami peturunan menjadi
adanya asuhan kebidanan tersebut maka 183/100.000 kelahiran hidup dan di tahun
para tenaga kesehatan seperti bidan, dapat 2030 dapat turun menjadi 131 per 100.000
memantau, memeriksa dan memastikan kelahiran hidup.3
kondisi ibu dari masa kehamilan, bersalin, Pelayanan kesehatan ibu hamil harus
serta sampai pada masa nifas.2 memenuhi frekuensi kunjungan minimal di
Angka Kematian Ibu (AKI) tiap semester, yaitu minimal kunjungan
merupakan salah satu indikator untuk satu kali pada trimester pertama (umur
menilai keberhasilan dalam upaya kehamilan 0-12 minggu), minimal satu kali
meningkatkan kesehatan ibu. AKI adalah pada trimester kedua (umur kehmilan 12-
rasio kematian ibu selama pada masa 24 minggu), dan minimal dua kali pada
kehamilan, persalinan dan nifas yang dapat trimester ketiga (umur kehamilan 24
disebabkan oleh kehamilan, persalinan, minggu sampai menjelang persalinan).
dan nifas atau proses pengelolaannya tetapi Standar waktu pelayanan tersebut
bukan karena sebab-sebab lain seperti dilakukan untuk menjamin perlindungan
kecelakaan atau insiden di setiap 100.000 kesehatan kepada ibu hamil dan janin
kelahiran hidup.3 Menurut World Health berupa deteksi dini faktor resiko,
Organization (WHO) sekitar 295.000 pencegahan serta penanganan dini
wanita meninggal selama atau setelah komplikasi pada kehamilan.5
kehamilan dan persalinan pada tahun 2017. Asuhan antenatal merupakan upaya
Sebagian besar kematian ini (94%) terjadi preventif program pelayanan terhadap
pada rangkaian sumber daya yang rendah, kesehatan obstetrik untuk
dan sebagian besar dapat dicegah. Afrika mengoptimalisasi luaran maternal dan

330
Sinaga EW & Aulia TN / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 329-336

neonatal lewat serangkaian kegiatan luar rahim. Dan untuk ibu, dengan dengan
pemantauan rutin selama kehamilan.6 menunda penjepitan tali pusat ternyata bisa
Asuhan segera bayi baru lahir adalah mengurangi komplikasi seperti perdarahan.
asuhan yang diberikan pada bayi tersebut Tujuan penelitian ini adalah untuk
selama jam pertama setelah kelahiran.7 mengetahui apakah Klinik Bersalin Shanty
Masa nifas adalah masa masa pemulihan sudah melakukan Asuhan Kebidanan
kembali, pemulihan mulai dari persalinan Berbasis Continuty of Care pada Ibu
berakhir sampai alat-alat kandungan Hamil, Bersalin, Nifas, Neonatus dan
kembali seperti pra-hamil. Lama masa Keluaga Berencana asuhan kebidanan
nifas pada ibu yaitu 6-8 minggu. Batasan sesuai dengan manajemen 7 langkah Helen
masa nifas yang paling singkat tidak ada Varney dan SOAP.
batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam
waktu relatif pendek darah sudah keluar, Metode
sedangkan batasan maksimal adalah 40 Metode penelitian dilakukan dengan
hari.8 observasi. Penatalaksanaan dilakukan
Berdasarkan profil kesehatan dengan pendekatan Continiu Of Care
Sumatera Utara tahun 2020, jumlah yaitu asuhan kebidanan pada Ny. F
kematian dalam 3 tahun terakhir ditemukan G1P0A0 mulai dari Kehamilan,
berfluktuasi, yaitu 205 kematian pada Persalinan, BBL, Nifas dan KB di klinik
tahun 2017, 185 kematian pada tahun Bersalin Shanty.
2018, dan 200 kematian pada tahun 2019. Data yang dikumpulkan dalam
Bila jumlah kematian ibu dikonversi ke penelitian ini adalah data sekunder dan
Angka Kematian Ibu (AKI), maka data primer data primer diperoleh dengan
diperoleh AKI di Provinsi Sumatera Utara menggunakan pendekatan asuhan
Tahun 2019 sebesar 71,96 per 100.000 kebidanan dilakukan pada kunjungan
KH. Namun, angka ini diyakini belum Antenatal Care selama 6 kali pada
menggambarkan angka yang sebenarnya, trimemester tiga, Intranatal Care selama 1
karena diprediksi masih banyak kematian kali pada pembukaan 1-10 cm dan
ibu yang belum tercatat dan dilaporkan.9 pengawasan kala 1 sampai IV, Postnatal
Lilitan tali pusat dapat berujung fatal Care selama 2 kali, Bayi Baru Lahir
dimana dapat mengakibatkan kematian sampai putus tali pusat selama 2 kali dan
pada bayi, hal tersebut dikarenakan KB dengan melakukan konseling dan
puntiran tali pusat berulang kali terjadi ke penyuluhan selama 2 kali kunjungan.
suatu arah dapat mengakibatkan aliran Pengumpulan data ini diperoleh dari
darah dari ibu ke janin terhambat total. hasil pengkajian yaitu data Subjektif (S)
Lilitan tali pusat pada bayi yang terlalu dan data Objektif (O). Data subjektif atau
ketat sampai dua atau tiga kali bisa gejala adalah fenomena yang dialami oleh
menyebabkan penekanan pada tali pusat klien dan mungkin suatu permulaan
sehingga janin mengalami kekurangan kebiasaan sensasi normal klien. Data
oksigen. Beberapa penyebab terjadinya Objektif, didasarkan pada fenomena yang
lilitan tali pusat yaitu gerak bayi yang dapat dilihat secara faktual. Data
terlalu aktif atau adanya his yang berlebih objektif dapat diamati dan diukur. Data ini
saat persalinan.10 akan memberikan bukti gejala klinis pasien
Dalam penelitian ini, peneliti dan fakta yang berhubungan dengan
melakukan penundaan pemotongan tali diagnosis. Kemudian dilakukan
pusat, dimana maksud dan tujuan pendokumentasian atau catatan manajemen
penundaan pemotongan tali pusat ini kebidananan dengan metode 7 langkah
adalah agar masih adanya waktu untuk Helen Varney yaitu mengumpulkan data,
darah merah, sel-sel batang dan sel-sel interpretasi data, mengidentifikasi
kekebalan untuk ditransisi ke tubuh bayi di diagnosa atau masalah potensial,

331
Sinaga EW & Aulia TN / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 329-336

mengidentifikasi dan menetapkan 78 x/menit, RR: 22 x/menit, S: 36,0 ,


kebutuhan yang memerlukan penanganan pembukaan: 5 cm (longgar), DJJ: 145
segera, merencanakan asuhan yang x/menit, HIS: 3 kali dalam 10 menit
menyeluruh, melaksanakan perencanaan lamanya 20 detik. Kemudian bidan
dan melakukan evaluasi kemudian meganjurkan ibu untuk berjalan-jalan
dilanjutkan dengan metode SOAP yaitu disekitar ruangan untuk mempercepat
dengan menuliskan bagian subjektif (S), kemajuan proses pembukaan serviks. Pada
menulis bagian objektif (O) menulis bagian pukul 07.15 WIB ibu mengatakan perutnya
penilaian (A) dan menulis bagian sangat mules dan tidak sanggup untuk
perencanaan (P). melakukan gerakan-gerakan tersebut,
kemudian bidan segera melakukan
Hasil pemeriksaan kembali, dan ditemukan hasil
Ny. F Usia 23 tahun G1P0A0 usia pemeriksaan pembukaan sudah 8 cm,
kehamilan 37 minggu 2 hari, datang ke penurunan kepala 3/5, kontraksi semakin
Rumah Besalin Manda pada tanggal 01 kuat yaitu 3-4 kali dalam 10 menit lamanya
Juni 2021 pukul 16.00 WIB untuk 30 detik. Bidan menganjurkan ibu untuk
memeriksakan kehamilannya. Ny. F berbaring dengan posisi miring kiri dan
mengatakan kunjungan ini adalah kanan, menganjurkan suami untuk
kunjungan ketiga. Ibu mengatakan hari memberikan dukungan dan memberi ibu
pertama haid terakhirnya pada tanggal 04 minum disela-sela kontraksi. Kemudian
Juni 2020. Dari hasil pemeriksaan pada pukul 08.30 WIB ibu mengatakan
didapatkan hasil TD: 120/70 mmHg, N: 77 merasakan mules yg semakin sering, dan
x/menit, S: 36,70C, RR: 17 x/menit, Tfu 32 seperti berasa ingin buang air besar. Bidan
cm janin tunggal, hidup, intra uteri, melakukan pemeriksaan kembali dan
punggung kanan, letak membujur, kepala didapatkan hasil TD: 120/80 mmHg, N: 78
sudah masuk PAP keadaan ibu dan janin x/menit, RR: 22 x/menit, S: 36,7oC,
baik. Bidan menganjurkan untuk jalan- pembukaan: 9 cm (longgar), penurunan
jalan di pagi hari agar penurunan kepala kepala 1/5, DJJ: 144 x/menit, HIS: 3-4 kali
lebih baik. dalam 10 menit lamanya 20 detik. Bidan
melakukan amniotomi, menganjurkan
Tabel 1. Distribusi Data Subjektif dan Objektif suami untuk memberi ibu minum disela-
Ny. F sela kontraksi, memijat punggung ibu dan
memberikan motivasi dengan memberitahu
Diagnosa Objektif ibu bahwa kondisi janin dan ibu dalam
Anamnesa Memeriksakan kehamilannya
HPHT 04 Juni 2020
keadaan baik. Bidan mempersiapkan
TD 120/70 mmHg persiapan untuk menolong. Dan pada
Nadi 77 x/menit pukul 09.00 WIB ibu mengatakan mules
Suhu 36,70C yang sangat hebat dan ada dorongan hebat
Pernapasan 17 x/menit seperti ingin mengedan. Bidan melakukan
TFU 32 cm
Janin Tunggal
pemeriksaan dan didapatkan hasil
Letak Janin Kepala pembukaan sudah 10 cm (lengkap),
penurunan 0/5, kontraksi 4-5 kali dalam 10
Kemudian pada tanggal 02 Juni 2021 menit lamanya 40 detik. Bidan segera
pukul 04.00 WIB ibu datang kembali ke memposisikan ibu dengan posisi yang
Rumah Besalin Manda dengan keluhan nyaman bagi ibu dan bidan mulai
sakit di daerah perut menjalar ke pinggang melakukan pertolongan persalinan dan
dan keluar cairan berupa lendir bercampur memimpin ibu untuk meneran. Setelah
sedikit darah dari jalan lahir. Lalu bidan memimpin meneran pada pukul 09.15 WIB
melakukan pemeriksaan dan didapatkan bayi lahir dengan lilitan tali pusat. Setelah
hasil pemeriksaan TD: 120/80 mmHg, N: lilitan tali pusat ditemukan, maka bahu

332
Sinaga EW & Aulia TN / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 329-336

anterior dan posterior dengan perlahan pusat, kandung kemih kosong, perdarahan
dilahirkan di bawah pengawasan tanpa 15 cc. Pada pukul 10:10 WIB dilakukan
memanipulasi talipusatnya, maka bahu pemantauan kembali TTV normal kandung
dilahirkan, posisi kepala bayi tertekuk kemih kosong dan involusi uterus berjalan
sehingga wajah bayi didorong menghadap lancar. Pada pukul 10:30 WIB dilakukan
ke arah paha dalam ibu, Kepala bayi tetap pemantauan kembali TTV dalam batas
diposisikan di samping perineum normal pendarahan 12 cc. Kemudian
sementara tubuh di lahirkan dan dilakukan pemantauan kala IV jam kedua,
melakukan periode jungkir balik saat 30 menit pertama pada pukul 10.00 WIB,
keluar. Tali pusar kemudian dilepaskan hasil pemeriksaan keadaan ibu baik,
dan lanjutkan tindakan dengan manajemen perdarahan 7 cc, bidan menganjurkan ibu
Manuver Somersault adalah dengan cara untuk tetap menyusui bayinya agar
memegang kepala bayi yang tertekuk dan involusi uterus tetap berjalan lancar.
memimpinnya ke atas atau ke samping ke Terakhir pada pukul 10.30 WIB atau 30
arah tulang pubis atau paha dalam ibu, menit kedua pada jam kedua pemantauan
sehingga bayi melakukan jungkir/salto, kala IV, didapatkan involusi berjalan
berakhir dengan kaki bayimenghadap lutut dengan baik, perdarahan 5 cc, ibu dan bayi
ibu dan kepala masih di perineum. Tali dalam keadaan tenang.
pusar kemudian dibuka dan dilanjutkan Pada 1 jam kemudian dilakukan
dengan manajemen yang biasa terjadi tindakan pemeriksaan BBL, hasil
0
kemudian. Setelah tubuh bayi lahir pemeriksaan yaitu: S: 36,8 C, RR: 46
seluruhnya, membuka lilitan. Menarik dan x/menit, N: 140 x/menit, lingkar kepala 35
melonggarkan lilitan tali pusat yang melilit cm, lingkar dada 35 cm, refleks bayi aktif,
pada leher bayi dan melepaskan lilitannya lalu 6 jam kemudian bayi dimandikan dan
dengan melewati kepala bayi sebelum dilakukan imunisasi dasar pertama yaitu
kelahiran dari bahu, jika lilitan tersebut injeksi Hepatitis B-0, kemudian dilakukan
longgar. Kemudian bayi lahir dengan pemeriksaan terhadap ibu nifas 6 jam
selamat dengan BB: 3410 gram PB: 48 cm, melihat apakah ada pendarahan yang
jenis kelamin laki-laki, lalu bidan terjadi atau kelainan - kelainan lainnya.
melakukan pemotongan tali pusat dan Pada tanggal 03 Juni 2021 pukul
kemudian meletakan bayi diperut ibu lalu 15.00 WIB dilakukan kunjungan untuk
bidan mengecek apakah ada janin kedua bayi usia 1 hari, selanjutnya bayi
yang belum lahir. Dan setelah mengetahui dimandikan dan mengganti kasa steril pada
tidak ada janin berikutnya maka bidan tali pusat. Selanjutnya melihat apakah ada
menyuntikkan oksitosin di paha kanan ibu, tanda tanda infeksi yang terjadi pada bayi,
lalu melakukan manajemen aktif kala III, 5 dan memastikan ibu menyusui bayinya
menit kemudian plasenta lahir dengan dengan baik. Kemudian ibu meminta untuk
lengkap dan bidan melakukan masase agar kembali ke rumahnya. Pada tanggal 04
kontraksi membaik. Selanjutnya bidan Juni 2021 dilakukan kunjungan kembali
membersihkan seluruh tubuh ibu dan untuk memandikan bayi dan memastikan
dekontaminasi alat alat yang telah ibu menyusui dengan baik. Pada tanggal 05
digunakan untuk proses persalinan. Juni 2021 dilakukan kunjungan ulang sama
Pada pukul 09.30 WIB dilakukan seperti kunjungan pada tanggal 06 Juni
pemantauan 15 menit pertama TD: 110/70 2021. Pada tanggal 07 Juni 2021 dilakukan
mmHg, N: 88 x/menit, RR: 22 x/menit, T: kunjungan ulang untuk memandikan bayi
36,5 0C, kandung kemih kosong dan tali pusat bayi telah putus, bayi
pendarahan 15 cc. Pada pukul 12.50 WIB menyusu dengan baik. Pada tanggal 08
dilakukan pemantauan 15 menit kedua N: Juni 2021 dilakukan kunjungan masa nifas
88 x/menit, RR: 22 x/menit, T: 36,5 6 hari, dilakukan pemeriksaan TTV dalam
kontraksi uterus baik, Tfu 2 jari dibawah batas yang normal, tinggi fundus uteri di

333
Sinaga EW & Aulia TN / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 329-336

pertengahan pusat simpisis, kemudian sehingga menyebabkan ibu sering kencing,


menganjurkan kepada ibu untuk dan penulis memberikan anjuran untuk
beristirahat, memberitahu ibu agar datang mengurangi minum pada saat malam hari
ke klinik apabila ada keluhan pada sehingga tidak menyebabkan keletihan
kesehatannya. Pada tanggal 16 Juni 2021 untuk bolak-balik kekamar mandi.
dilakukan kunjungan 2 minggu masa nifas, Pada trimester I kehamilan kandung
kemudian dilakukan pemeriksaan dan kencing tertekan sehingga sering timbul
hasilnya TTV dalam batas yang normal, kencing. Pada trimester II kandung kemih
pengeluaran pervaginam serosa tertekan oleh uterus yang membesar sudah
(kecoklatan) tfu sudah tidak teraba di atas mulai berkurang, karena mulai keluar dari
simpisis. Pada tanggal 16 Juli 2021 uterus, kemudian pada trimester III kepala
dilakukan kunjungan nifas 6 minggu bayi mulai turun ke pintu atas panggul
dilakukan pemeriksaan TTV dalam batas sehingga keluhan sering miksi akan timbul
normal, pengeluaran pervaginam lochea lagi karena kandung kencing tersebut
alba (putih), involusi uterus baik kemudian mulai tertekan kembali.5
memberikan ibu konseling KB, setelah ibu Setelah memimpin meneran pada
mengetahui kegunaan dan efek samping pukul 09.15 WIB bayi lahir dengan lilitan
jenis-jenis KB ibu memilih untuk tali pusat. Setelah lilitan tali pusat
menggunakan KB suntik 1 bulan setelah ditemukan, bahu anterior dan posterior
memikirkan anjuran bidan mengenai bayi secara perlahan akan dilahirkan di
kontrasepsi yang aman dan tidak bawah pengawasan tanpa memanipulasi
mengurangi produksi ASI bagi ibu yang talipusatnya, bahu yang dilahirkan, kepala
menyusui. Pada tanggal 17 Juli 2021 akan tertekuk sehingga wajah bayi
dilakukan asuhan kebidanan KB pada Ny. terdorong menghadap ke arah paha ibu,
D di Rumah Besalin Manda, Medan. Kepala bayi tersebut tetap diposisikan di
Sehubungan dengan pandemi covid-19 samping perineum sementara tubuh di
yang terjadi di tanah air sehingga tidak lahirkan dan melakukan periode jungkir
memungkinkan bagi penulis untuk balik saat keluar. Tali pusar kemudian
melakukan asuhan secara langsung. Maka dilepaskan dan selanjutnya dengan
asuhan KB pada Ny. F dilakukan oleh manajemen Manuver Somersaul yaitu
pihak penulis dan pasien dalam dengan cara memegang kepala bayi
penyusunan Manajemen Asuhan KB pada tertekuk dan menuntunnya ke atas atau ke
Ny. F dalam Laporan Tugas Akhir ini, samping ke arah tulang pubis atau paha,
penulis mengambil data subjektif dari Ny. sehingga bayi dapat melakukan jungkir,
F melalui komunikasi jarak jauh berakhir dengan kaki bayi menhadap lutut
menggunakan Hand phone dan seluruh ibu dan kepala di perineum. Setelah tubuh
data sekunder (asuhan dan hasil bayi lahir seluruhnya, membuka
pemeriksaan fisik) dari pihak Rumah lilitan,menarik dan melonggarkan tali pusat
Besalin Manda, Medan. yang melilit leher dan melepaskan
lilitannya dengan melewati kepala bayi
Pembahasan sebelum kelahiran dari bahu, jika lilitan
Ketika penulis melakukan asuhan Tali Pusat nya longgar.
pada Ny. F di usia kehamilan 38 minggu, Pada kala II persalinan ditemukan
Ny. F mengatakan keluhan yang adanya lilitan tali pusat, akan tetapi lilitan
dialaminya yaitu sering buang air kecil. tali pusat tidak terlalu membahayakan
Sehingga penulis memberitahu bahwa dikarenakan pada proses persalinan
keluhan sering buang air kecil yang kontraksi rahim (mules) kepala janin turun
dialami ibu disebabkan posisi janin yang memasuki saluran persalinan. Lilitan tali
sudah memasuki pintu atas panggul dan pusat bisa terjadi menjadi semakin erat
memberi tekanan pada kandung kemih sehingga menyebabkan penurunan utero-

334
Sinaga EW & Aulia TN / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 329-336

placenter, dan juga menyebabkan menghadap ke arah paha ibu. Kepala bayi
penekanan pada pembuluh-pembuluh tetap dipertahankan di samping perineum
darah tali pusat sehingga dapat sementara tubuh di lahirkan dan
menyebabkan suplai darah yang melakukan periode jungkir balik saat
mengandung oksigen dan zat makanan ke keluar.7 Tali pusar kemudian dibuka dan
bayi menjadi hipoksia. dilanjutkan dengan manajemen Manuver
Kala pembukaan pada primigravida Somersault adalah dengan cara memegang
berlangsung selama 12 jam.Yaitu terbagi kepala bayi tertekuk dan memandunya ke
menjadi 2 fase yaitu: fase laten atas atau ke samping ke arah tulang
(pembukaan 1-3 cm), fase aktif kemaluan atau paha, sehingga bayi
(pembukaan 4-10 cm). Kala III dimulai melakukan jungkir/salto, berakhir dengan
sejak lahirnya bayi, plasenta dan selaput kaki bayi terhadap lutut ibu dan kepala
ketuban. Tanda-tanda lepasnya plasenta masih di perineum.
adalah uterus ibu menjadi bundar, Hasil penelitian ini didukung pula
terdorong keatas, karena plasenta lepas ke oleh penelitian Ardyana yang menyatakan
segmen bawah rahim, sehingga tali pusat bahwa kelahiran dengan lilitan tali pusat
bertambah panjang.1 Berdasarkan data bisa dilakukan secara normal tanpa harus
yang diperoleh waktu Ny. A pada kala I melakukan operasi. Dengan demikian
yaitu sebanyak 11 jam. Dalam hal ini pemantauan yang dilakukan sudah sesuai
penulis tidak menemukan adanya masalah. dengan teori dan pemantauan dilakukan
Pada persalinan kemungkinan dengan menggunakan patograf.
kompliksi yang bisa saja mungkin terjadi Kunjungan masa nifas pada Ny. F
diantaranya adalah distosia karena kelainan dilakukan sebanyak 4 kali, yaitu kunjungan
his/tenaga (Power), Distosia karena jalan nifas 1 pada tanggal 02 Juni 2021,
lahir bayi (Passage), Distosia karena kunjungan nifas 2 pada 08 Juni 2021,
kelainan pada janin itu sendiri (Passager), kunjungan nifas 3 pada 15 Juni 2021 dan
Panggul ibu yang sempit (Pevic kunjungan nifas 4 pada 13 Juli 2021. Pada
Contraction), bentuk dan kelainan panggul kunjugan nifas pertama didapatkan hasil
ibu, partus percobaan, kelainan jalan lahir, pemeriksaan, yaitu TTV dalam batas
kelainan letak kepala, presentasi normal, TFU 2 jari dibawah pusat,
rangkap/ganda, letak sungsang, letak kontraksi baik, lochea rubra, memberikan
lintang, Distosia karena kelainan bentuk ibu penkes mencegah terjadinya
dan besar janin, tali pusat menumbung, perdarahan masa nifas, KIE pentingnya
partus lama dan partus terlantar. Tali pusat ASI eksluksif.
bayi yang panjang dapat menyebabkan Menurut asumsi penulis, masa nifas
bayi terlilit tali pusat, panjang tali pusat berjalan dengan normal dan masalah Ny. A
bayi rata-rata adalah sekitar 50-60 cm. yang mengalami rasa pegal-pegal di nifas
Akan tetapi tiap bayi mempunyai panjang kedua telah teratasi hal ini dikarenakan
tali pusat berbeda-beda, dikatakan panjang dukungan penuh dari setiap keluarga serta
tali pusat jika melebihi 100 cm dan ibu yang mau menerapkan apa yang
dikatakan pendek jika panjangnya kurang disampaikan bidan. Asuhan kebidanan
dari 30 cm.11 pada bayi baru lahir Ny. F diawali dengan
Hasil penelitian ini sudah sesuai pengkajian pada tanggal 02 Juni 2021
dengan teori yang menjelaskan bahwa pukul 09.15 wib. Dimana bayi baru lahir
penatalaksanaan kelahiran dengan lilitan normal, JK: laki-laki, PB: 48 cm, BB: 3410
tali pusat yaitu dengan bahu anterior dan gram, keadaaan umum baik, apgar skor
posterior yang secara perlahan dilahirkan 9/10, IMD sudah dilakukan. Asuhan yang
di bawah pengawasan tanpa memanipulasi diberikan yaitu pemberian vitamin K dan
talipusatnya, bahu dilahirkan, kepala Hb0, dan melakukan pemotongan tali pusat
tertekuk sehingga wajah bayi didorong dengan ,etode penundaan tali pusat setelah

335
Sinaga EW & Aulia TN / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2022; 11 (4): 329-336

1 jam bayi lahir dan plasenta. Dan tidak terjadi perdarahan dan infeksi.
menjelaskan kepada ibu manfaat Dengan diterapkan asuhan kebidanan pada
penundaan pemotongan tali pusat agar ibu ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru
mengetahui dilakukannya teknik lahir diharapkan dapat bermanfaat dan
penundaan pemotongan tali pusat tersebut. terlaksana dengan baik sehingga kelainan
Menjaga kehangatan suhu tubuh bayi dan maupun komplikasi dapat terdeteksi sedini
menganjurkan ibu memberikan ASI mungkin sehingga petugas kesehatan
sesering mungkin. khususnya bidan dapat segera memberikan
Ditinjau dari usia Ny. F yaitu 23 tindakan dengan baik dan tepat.
tahun dengan Primigravida alat kontrasepsi
yang dianjurkan adalah Metode Amenore Saran
Laktasi (MAL), suntik 3 bulan dan IUD Sebaiknya setiap wanita yang siap
yang tidak mengganggu produksi ASI menjadi ibu mau berkerjasama dan mau
karena ibu menyusui bayinya secara mengikuti anjuran yang diberikan bidan,
eklusif. Setelah berdiskusi dengan keluarga karena sangat bermanfaat bagi
dan setelah mengisi informed consent kesehatannya dan janinnya.
maka Ny. F telah memutuskan ingin
menggunakan metode kontrasepsi Metode Daftar Pustaka
Amenore Laktasi dan Ny. F juga 1. Kurniarum, A. Asuhan Kebidanan Persalinan
mengatakan bahwa dirinya takut memakai dan Bayi Baru Lahir. Pusdik SDM Kesehatan;
2016.
metode suntik 3 bulan dan IUD 2. Diana S. Model Asuhan Kebidanan
dikarenakan takut pada proses pemasangan Contunuity Of Care. In Model Asuhan
AKDR dikarenakan proses pemasangan Kebidanan Contunuity Of Care; 2017.
AKDR yang menggunakan berbagai alat- http://103.38.103.27/repository/index.php/E-
alat medis. Ny. F telah mendapat POL/article/download/839/640
3. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan
penjelasan tentang keuntungan maupun Indonesia 2019. In Profil Kesehatan Indonesia
kekurangan dari metode kontrasepsi 2019; 2020
Metode Amenore Laktasi. https://doi.org/10.5005/jp/books/11257_5
4. WHO, UNICEF, U. and the W. B. Maternal
Kesimpulan mortality 19. September, 1–5; 2019.
5. Romauli, S. Konsep Dasar Asuhan
Setelah penulis melaksanakan asuhan Kehamilan. Nuha Medika; 2021.
kebidanan selama hamil, bersalin, nifas, 6. Saifuddin AB. Buku Ajar Keperawatan
asuhan bayi baru lahir dan KB yang Maternitas; 2013.
dimulai pada usia masa kehamilan sampai 7. Walyani ES & Purwoastuti TE. Asuhan
KB dapat diambil kesimpulan bahwa Pada Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Pustaka Baru;
2018.
masa kehamilan Ny. F melakukan ANC 8. Wulandari & Sri Handayani. Asuhan
secara teratur sesuai dengan referensi yang Kebidanan Ibu Nifas. Gosyen Publishing;
menyatakan bahwa kunjungan antenatal 2019.
sebaiknya dilakukan minimal 4 kali selama 9. Dinas K & Prov.SU. Profil Kesehatan
kehamilan. Pada proses persalinan Ny. F Sumatera Utara; 2019.
10. Ayuwandari EG, Hidayati N, & F, I. S.
dari kala I sampai kala III berlangsung Persalinan Dengan Masalah Kala I Lama Dan
dengan normal dan ditemukan lilitan tali Lilitan Tali Pusat Dipraktik Mandiri Bidan siti
pusat yang masih bisa ditangani sendiri saudah s.st.kebkec. babadan kab. ponorogo.
oleh bidan sehingga persalinan dapat Health Sciences Journal, 3(2), 56; 2019.
berjalan normal, tidak terjadi perdarahan https://doi.org/10.24269/hsj.v3i2.265
11. Sumatera Utara, D. K. Provinsi Sumatera
yang abnormal. Bayi lahir pukul 09.15 Utara. Jurnal Ilmiah Smart, III(2), 68–80;
WIB, jenis kelamin laki-laki, berat badan 2019.
3410 gram, panjang badan 48 cm, bayi
dalam keadaan sehat. Pada masa nifas

336

Anda mungkin juga menyukai