1
https://jdih.bandung.go.id
KATA PENGANTAR
Bandung,2016
Tim Penyusun
i
https://jdih.bandung.go.id
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................ ii
iii
https://jdih.bandung.go.id
iv
https://jdih.bandung.go.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
daerah lain, bahkan pada pihak lain seperti swasta dan luar negeri baik
otonomi daerah.
Tahun 2014;
masalahtersebut.
B. Identifikasi Masalah
Daerah?
masalah tersebut?
Sama Daerah.
Daerah.
D. Metode
7
https://jdih.bandung.go.id
hukum lainnya, serta hasil penelitian, hasil pengkajian, dan referensi
lainnya.
serta didukung oleh data primer. Data sekunder tersebut antara lain
terdiri atas:
Peraturan Perundang-undangan;
1 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi III.
Cet. Kesepuluh. Jakarta : Rineka Cipta, 1996, hal 243.
8
https://jdih.bandung.go.id
Bahan hukum sekunder yang berkaitan dengan materi penelitian
9
https://jdih.bandung.go.id
BAB II
KERJA SAMADAERAH
A. Kajian Teoretis
1. Pengertian Kerjasama
Makna Kerja Sama dalam hal ini adalah Kerja Sama dalam
2
website www.etd.library.ums.ac.id
3
Pamudi, Kerjasama Antar Daerah, 1985, hlm.12-13
10
https://jdih.bandung.go.id
tersebut tidak termuat dalam satu obyek yang dikaji, dapat
a. adanya kepedulian
d. adanya interaksi
Jadi dalam Kerja Sama ada unsur kegiatan, beberapa pihak dan
pencapaian tujuan.
4
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001 Edisi Ketiga, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Balai
Pustaka, Jakarta, hlm 544.
11
https://jdih.bandung.go.id
terletak pada tingkatan yang paling rendah. Sedangkan
dan rasa saling percaya. Walaupun hasil atau tujuan akhir dari
permasalahan.
12
https://jdih.bandung.go.id
Kolaborasi mengeksplorasi perbedaan-perbedaan diantara
bentuk yaitu :
5
Thomson, Ann Marie and James L. Perry (2006), Collabotration Processes : Inside the Black Box, Paper
Presented on Public Administration Review; Dec 2006; 66, Academic Research Library,hlm,20
6
Ibid
13
https://jdih.bandung.go.id
a. consortia, yaitu pengaturan Kerja Sama dalam sharing
sendiri.
digunakan.
mendirikan bangunan.
tertentu.
tujuan. Oleh karena itu, inisiasi Kerja Sama daerah baru dapat
14
https://jdih.bandung.go.id
berjalan dengan efektif apabila telah ditemukan kesamaan isu,
masyarakat.8
cukup menarik secara politis bagi level pimpinan itu. Tentu saja,
karena secara politis Kerja Sama ini harus menarik bagi semua
7
Antonius Tarigan, Meningkatkan Daya Saing Wilayah, Buletin Tata Ruang, Maret-April 2009
8
Ibid
15
https://jdih.bandung.go.id
salah satu filosofi dasar KerjaSama. Secara teoritis, Kerja
16
https://jdih.bandung.go.id
Model Kerja samadaerah yang dikenal dalah regional
yang menangani isu-isu umum yang lebih besar dari isu lokal
didalam.
pihak yang sedang bekerja sama adalah Kerja Sama tidak akan
9
Ibid
17
https://jdih.bandung.go.id
Agar dapat berhasil melaksanakan Kerja Sama maka
a. transparansi
b. akuntabilitas
c. partisipatif
d. efisiensi
e. efektivitas
f. konsensus
B. Praktik Empiris
18
https://jdih.bandung.go.id
Peraturan perundang-undangan tersebut, antara lain terbitnya UU
No. 23 Tahun 2014 yang memberikan amanah adanya Kerja Sama wajib,
dikerjasamakan.
dengan Kementerian/LPNK.
yang terbit relatif baru (setelah terbitnya Perda No. 12 Tahun 2010) yang
meliputi:
Pemerintahan;
Penyedian Infrastruktur;dan
20
https://jdih.bandung.go.id
Penyelenggaraan Kerja SamaDaerah, secara prinsip terbagi dua
meliputi:
kementerian
pinjam pakai.
21
https://jdih.bandung.go.id
Selain itu, Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 12 Tahun 2010
2011 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.80 Tahun 2015 tentang
1. Kehidupan Masyarakat
22
https://jdih.bandung.go.id
Perubahan perilaku tersebut, merupakan bagian integritas
yang tidak dipisahkan dari norma dan nilai yang diatur dalam Perda
baru tersebut yang diikat Pancasila sebagai norma, nilai dan perilaku
24
https://jdih.bandung.go.id
BAB III
tugas pembantuan.
pemasaran barang dan atau jasa yang dilakukan dengan cara tidak
merugikan masyarakat.
penguasaan pasar oleh satu, dua, atau beberapa pelaku usaha saja
26
https://jdih.bandung.go.id
(monopoli dan oligopoli), karena dalam pasar yang hanya dikuasai
merugikan konsumen.
10
Budi Kagramanto, Larangan Persekongkolan Tender, Srikandi, 2008, hlm. 13-15
27
https://jdih.bandung.go.id
a. secara umum tujuannya adalah menjaga kelangsungan
persaingan antar pelaku usaha itu sendiri agar tetap hidup dan
yaitu:
setiap orang;
yang jelas akan merupakan pagar agar salah satu pihak melihat
bekerja sama.11
11
Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, Anti Monopoli, Rajawali Pers, Jakarta, 2006, hlm. 6
28
https://jdih.bandung.go.id
C. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara
APBD.
pelaksanaan APBN/APBD.12
12
Pasal 2 UU No. 1 Tahun 2004
29
https://jdih.bandung.go.id
Ketentuan UU No.1 Tahun 2004 ini menganut asas
tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota; (c)
negara/daerah.
24
Pasal 47 UU No. 1 Tahun 2004
32
https://jdih.bandung.go.id
Barang Milik Negara/Daerah dilarang untuk diserahkan
pinjaman.16
pemerintahan.17
Peraturan Perundang-undangan
a. asas legalitas;
norma agama, adat istiadat budaya dan susila serta hal-hal yang
Daerah.
36
https://jdih.bandung.go.id
E. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
1. Pasal 363:
a. Daerah lain;
37
https://jdih.bandung.go.id
2. Pasal 364:
Pemerintahan:
bersama.
(1)mencakup:
satuDaerah provinsi.
masing.
Sama antar-Daerah.
melaluiAPBN.
bekerja sama.
4. Pasal 366:
meliputi:
40
https://jdih.bandung.go.id
studikelayakan yang dilakukan oleh para pihak yang
melakukankerja sama.
5. Pasal 367:
b. pertukaran budaya;
manajemenpemerintahan;
PemerintahPusat.
perundangundangan.
41
https://jdih.bandung.go.id
6. Pasal 368:
DaerahProvinsi.
denganPeraturan Pemerintah.
secara nasional.
Negara/Daerah.
43
https://jdih.bandung.go.id
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pemerintah tersebut.
Perbendaharaan Negara.
bangunan.
perbendaharaan.
Pinjam Pakai, Sewa, sewa beli (solusi non aset) atau mekanisme
47
https://jdih.bandung.go.id
Barang Milik Negara/Daerah yang sedang digunakan untuk
perkiraan neraca yang terdiri dari aset lancar, aset tetap dan aset
lainnya terdiri dari aset tak berwujud, aset kemitraan dengan pihak
pemerintahan.
kewenangan masing-masing.
kembali.
49
https://jdih.bandung.go.id
Barang Milik Negara/Daerah berupa tanah dan/atau
peraturan perundang-undangan.
Milik Negara/Daerah.
50
https://jdih.bandung.go.id
Uraian panjang lebar dalam penjelasan umum di atas,
2014 meliputi:
Milik Negara/Daerah;
Negara/Daerah;
sebgai berikut:
daerah;
d. Pasal 32:
dilaksanakan terhadap:
Gubernur/Bupati/Walikota;
atau
52
https://jdih.bandung.go.id
(2) Kerja Sama Pemanfaatan atas Barang Milik Negara
Gubernur/Bupati/Walikota.
e. Pasal 33:
Negara/Daerah tersebut;
undangan;
Negara/Daerah;
Barang;
54
https://jdih.bandung.go.id
3. Pengguna Barang dan dapat melibatkan Pengelola
Barang; atau
55
https://jdih.bandung.go.id
i. bangunan yang dibangun dengan biaya sebagian
dapat diperpanjang.
pada ayat (1) huruf k tidak berlaku dalam hal Kerja Sama
telekomunikasi;
dan/atau
(5) Dalam hal mitra Kerja Sama Pemanfaatan atas Barang Milik
f. Pasal 39:
Usaha.
a. perseroan terbatas;
d. koperasi.
undangan.
58
https://jdih.bandung.go.id
(5) Mitra Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur yang telah
Infrastruktur:
Infrastruktur; dan
(clawback).
Negara/Daerah.
(1) huruf b dan Pasal 36 ayat (2) dilakukan dengan tata cara:
penawaran;
penunjukan langsung.
60
https://jdih.bandung.go.id
G. Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015 tentang Kerja Sama
Infrastruktur
menyebutkan:
dalampersaingan global;
secara berkeadilan;
61
https://jdih.bandung.go.id
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada
DalamPenyediaan Infrastruktur.
62
https://jdih.bandung.go.id
a. mencukupi kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan dalam
secara sehat;
sosial.
mencakup:
a. infrastruktur transportasi;
b. infrastruktur jalan;
i. infrastruktur ketenagalistrikan;
kesenian;
o. infrastruktur kawasan;
p. infrastruktur pariwisata;
q. infrastruktur kesehatan;
pembangunan nasional.
Negara atau Badan Usaha Milik Daerah sebagai Badan Usaha Milik
Negara atau Badan Usaha Milik Daerah (PJPK); (c) Pengadaan tanah
perencanaan KPBU; (i) penyiapan KPBU; (j) Transaksi KPBU; dan (k)
Simpul KPBU.
65
https://jdih.bandung.go.id
KPBU belum ditandatangani, maka perjanjian KPBU dibuat
(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan Kerja Sama
pembangunan nasional.
diundangkan.
ini diundangkan.
menyebutkan:
Infrastruktur.
69
https://jdih.bandung.go.id
Subtansi dariPermen Bappenas/PPN No. 4 Tahun 2015
mengatur:
1. jenis infrastruktur;
9. Simpul KPBU.
bahwa:
70
https://jdih.bandung.go.id
BAB IV
A. Landasan Filosofis
Peraturan Daerah
18
Lampiran I UU 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.
71
https://jdih.bandung.go.id
kesejahteraan masyarakat dan mendukung kelancaran pembangunan di
Daerah.
B. Landasan Sosiologis
yang dewasa ini menjadi bagian dari pola kehidupan masyarakat antara
C. Landasan Yuridis
yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
jika kaidah itu merupakan bagian dari suatu kaidah hukum tertentu
terhadap yang lain. Sistem kaidah hukum yang demikian itu terdiri atas
Peraturan Perundang-undangan
b. Aspek substansi:
Daerah;
Negara
Daerah
74
https://jdih.bandung.go.id
75
https://jdih.bandung.go.id
BAB V
merupakan:
1. Ketentuan Umum
76
https://jdih.bandung.go.id
c. hal-hal lain yang bersifat umum yang berlaku bagi pasal atau
dan kewajiban.
6. Mitra Kerja Sama adalah Daerah lain, pihak ketiga, lembaga atau
bekerjasama.
dikerjasamakan.
manfat bersama.
kewenangan Daerah.
79
https://jdih.bandung.go.id
Kerja Sama Daerah dilakukan dengan asas:
a. efisiensi;
b. efektivitas;
c. sinergi;
d. saling menguntungkan;
e. kesepakatan bersama;
f. itikad baik;
h. persamaan kedudukan;
i. transparansi;
j. keadilan; dan
k. kepastian hukum.
80
https://jdih.bandung.go.id
b. menyerasikan pelaksanaan pembangunan daerah dan
ketiga;
kesejahteraan masyarakat;
bersama;
82
https://jdih.bandung.go.id
Sementara itu, menngenai dokumen Kerja Samawajib
c. objek;
d. ruang lingkup;
f. sumber biaya;
i. rencana kerja.
kurang memuat:
h. sumber biaya;
j. risiko;
k. keadaan memaksa;
l. penyelesaian perselisihan;
n. penutup.
b. latar belakang;
lainnya;
Jawa Barat;
Jawa Barat;
perundang-undangan.
85
https://jdih.bandung.go.id
eksternalitas lintas Daerahdan penyediaan layanan publik
kabupaten/kota.
a. kesehatan;
b. pendidikan;
c. sosial;
e. lingkungan hidup;
f. persampahan;
g. kebakaran;
i. penanggulangan bencana.
d. bentuk kerjasama;
e. sumber biaya;
h. rencana kerja.
b. objek kerjasama;
a. tahap persiapan;
b. tahap penawaran;
g. tahap pelaksanaan.
penawaran.
undangan.
undangan.
Perangkat Daerah.
90
https://jdih.bandung.go.id
Perangkat Daerah dan Kerja Samayang biayanya sudah
a. tujuan kerjasama;
pelaksanaan kerjasama;
jasa;
26dikaji oleh DPRD paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
bekerjasama.
ketiga meliputi:
92
https://jdih.bandung.go.id
Hasil pemetaan Urusan Pemerintahan dan pihak ketiga
memuat:
d. bentuk kerjasama;
e. sumber biaya;
h. rencana kerja.
a. subjek kerjasama;
b. objek kerjasama;
negara/pendapatan daerah.
dilaksanakan terhadap:
Kota;
atau
perundang-undangan;
97
https://jdih.bandung.go.id
g. dalam Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Daerah berupa
Pemanfaatan; dan
diperpanjang.
98
https://jdih.bandung.go.id
biaya pelaksanaan Kerja Sama Pemanfaatan menjadi beban mitra
tempat pembuangan;
99
https://jdih.bandung.go.id
h. infrastruktur minyak dan/atau gas bumi meliputi instalasi
pada ayat (3) paling lama 50 (lima puluh) tahun sejak perjanjian
huruf e.
perundang-undangan.
penawaran;
100
https://jdih.bandung.go.id
c. dalam hal calon mitra yang memasukkan penawaran kurang
langsung; atau
penunjukan langsung.
a. infrastruktur transportasi;
b. infrastruktur jalan;
kesenian;
o. infrastruktur kawasan;
p. infrastruktur pariwisata;
q. infrastruktur kesehatan;
infrastruktur.
komersial.
102
https://jdih.bandung.go.id
untuk jenis Infrastruktur lain dilaksanakan setelah
peraturan perundangundangan.
103
https://jdih.bandung.go.id
PJPK dapat membiayai sebagian Penyediaan
undangan.
KPBU.
Minat Pasar.
104
https://jdih.bandung.go.id
lingkungan hidup; dan (c) permohonan pemberian Dukungan
f. pengkategorian KPBU.
perundang-undangan.
105
https://jdih.bandung.go.id
Wali Kota mengidentifikasi Penyediaan Infrastruktur yang
Perencanaan.
106
https://jdih.bandung.go.id
Wali Kota menyampaikan informasi mengenai
peraturan perundangundangan.
untuk KPBU.
barang/jasa pemerintah.
107
https://jdih.bandung.go.id
Penyiapan kajian KPBU memuat kegiatan Prastudi
2. kajian teknis;
6. kajian risiko;
Pemerintah; dan
yang mencakup:
KPBU; dan
108
https://jdih.bandung.go.id
c. kepastian perlu atau tidaknya Dukungan dan/atau
Jaminan Pemerintah.
peraturan perundang-undangan.
perundang-undangan.
internasional.
perundang-undangan.
110
https://jdih.bandung.go.id
KPBU dapat memperoleh jaminan Pemerintah Daerah
peraturan perundang-undangan.
kegiatan:
Pelaksana;
e. pemenuhan pembiayaan.
111
https://jdih.bandung.go.id
PJPK dapat dibantu oleh Badan Penyiapan untuk
internasional.
lingkungan hidup.
anggaran berjalan.
tertentu.
a. tujuan KerjaSama;
pelaksanaan kerjasama;
atau jasa.
Ketiga dikaji oleh DPRD paling lama 30 (tiga puluh hari kerja
b. pertukaran budaya;
pemerintahan;
Pemerintahan Daerah;
Daerah;
dan/atau
dialihkan.
harus memperhatikan:
b. kesamaan karakteristik;
c. kesamaan permasalahan;
116
https://jdih.bandung.go.id
Kerja SamaDaerah dengan lembaga dan/atau Pemerintah
undangan.
peraturan perundang-undangan.
masyarakat.
kemandirian daerah.
dan akuntabilitas.
Pusat, memuat:
a. subjek KerjaSama;
b. latar belakang;
e. hasil kerjasama;
119
https://jdih.bandung.go.id
h. Kerjasama Tahun Jamak atauPengikatan Dana Anggaran
Pemerintah Daerah;
120
https://jdih.bandung.go.id
b. manfaat dan eksternalitasnya pada lingkup Daerah; dan
waktu tertentu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan
Walikota.
mendesak.
pekerjaan.
dari PPP yaitu: (a) inovasi; (b) kemudahan pembiayaan; (c) ilmu
a. tujuan bersama;
c. kerangka institusi;
e. kepentingan stakeholders.
sektor infrastruktur dan antar wilayah; dan (d) analisa biaya dan
manfaat sosial.
kontraknya.
dibangunnya.
pemerintah.
kontrak berakhir.
127
https://jdih.bandung.go.id
g. Build Transfer Lease (BTL) yakni swasta membangun
secara berkala.
128
https://jdih.bandung.go.id
dibangun kemudian dioperasikan swasta. Apabila masa
modal kerjanya.
sharing masing-masing.
129
https://jdih.bandung.go.id
q. Lease Develop Operate or Buy Develop Operate (LDO/BDO)
layanan publik.
memperbaiki/melengkapi/ mengembangkan/mengoperasikan
130
https://jdih.bandung.go.id
untuk periode waktu tertentu tanpa campur tangan
pemerintah.
pengembalian investasi.
kepercayaan masyarakat.
5. jangka waktu;
6. kepemilikan aset;
j. Kerja SamaLainnya
131
https://jdih.bandung.go.id
Kerja Sama lainnya yang dapat dilakukan oleh
perundang-undangan
k. Kelembagaan
Sekretariat.
yang bekerjasama.
Kerja samadaerah;
132
https://jdih.bandung.go.id
2. memberikan saran terhadap proses pemilihan daerah dan
pihak ketiga;
Samadaerah;
perjanjian kerjasama;
kerjasama.
a. tahap persiapan;
b. tahap penawaran;
g. tahap pelaksanaan.
undangan.
perundang-undangan.
n. Penyelesaian Perselisihan
134
https://jdih.bandung.go.id
Apabila Kerja SamaPemerintah Daerah dengan
perundang-undangan.
perundang-undangan.
o. Perubahan
Kerja Sama.
135
https://jdih.bandung.go.id
Perubahan terhadap ketentuan dalam dokumen Kerja
induknya.
dokumen KerjaSama;
peraturan perundang-undangan;
dan/atau
3. Ketentuan Peralihan
Daerah ini.
138
https://jdih.bandung.go.id
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infrastruktur
dan (e) Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015 tentang Kerja Sama
SamaDaerah.
B. Saran
141
https://jdih.bandung.go.id
142
https://jdih.bandung.go.id
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis),
Gunung Agung, Jakarta, 2002.
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum , PT. Raja
Grafindo persada, Jakarta: 2006.
A.M. Stroink dalam Abdul Rasyid Thalib, Wewenang Mahkamah Konstitusi dan
Aplikasinya dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia,
Bandung: Citra Aditya Bakti, 2006.
143
https://jdih.bandung.go.id
Hamid S. Attamini, Perbedaan Antara Peraturan Perundang-Undangan dan
Peraturan Kebijakan, Makalah pada Pidato Dies Natalis PTIK Ke-46,
Jakarta 17 Juni 1992.
Kelsen, Hans, General Theory of Law and State, New York, Russell & Russell,
1945
144
https://jdih.bandung.go.id
– 22 Agustus 1945, (Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia,
1995.
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian
dan Disertasi, Rajawali Pers, cetakan ke-2, Jakarta, 2013.
W. Riawan Tjandra dan Kresno Budi Harsono, Legislatif Drafting Teori dan
Teknik Pembuatan Peraturan Daerah, Yogyakarta: Universitas
Atmajaya, 2009.
Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, Cetakan Ketiga, Sinar Grafika, Jakarta, 2008
145
https://jdih.bandung.go.id