Anda di halaman 1dari 3

1. Tekstur tanah terdiri dari tekstur pasir, debu, dan liat. Menurut Sakiah, et al.

(2018), tekstur
tanah merupakan perbandingan fraksi pasir, debu, dan liat yang dinyatakan dalam bentuk
persen. Setiap tekstur tanah memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Misalnya, pada
tanah bertekstur liat air akan bergerak horizontal. Hal tersebut dikarenakan tekstur liat
memiliki luas permukaan yang lebih besar. Luas permukaan yang besar menyebabkan
gaya matriks tanah yang besar sehingga air ditahan ke samping dan sulit bergerak ke
bawah. Menurut Intara (2011), jumlah air yang diperoleh tanah tergantung pada
kemampuan tanah dalam menyerap dan meneruskan air yang diterima dari permukaan
tanah ke lapisan tanah di bawahnya. Semakin kecil permukaan tanah maka kemampuan
tanah untuk menyerap air dan unsur hara semakin kecil pula. Hal ini diperkuat oleh
pendapat Hardjowigeno (2015), bahwa tanah yang bertekstur pasir memiliki luas
permukaan yang kecil sehingga sulit menyerap air dan unsur hara. Sedangkan tanah
bertekstur liat mempunyai luas permukaan yang besar sehingga dapat menyimpan air dan
unsur hara dalam jumlah besar.
2. TANAH KERING UDARA
Berat tanah basah + cawan = 5,15 gram
Berat tanah kering + cawan = 5,05 gram
Berat cawan = 4,15 gram
% Kadar air = ….?
Berat tanah basah = 5,15 – 4,15
= 1 gram
Berat tanah kering = 5,05 – 4,15
= 0,9 gram
berat tanah basah−berat tanah kering
% kadar air = x 100%
berat tanah kering
1−0,9
= x100%
0,9
0,1
= x 100%
0,9

= 11,11%
TANAH KAPASITAS LAPANG
Berat tanah basah + cawan = 5,85 gram
Berat tanah kering + cawan = 5,30 gram
Berat cawan = 4,85 gram
% Kadar air = ….?
Berat tanah basah = 5,85 – 4,85
= 1 gram
Berat tanah kering = 5,30 – 4,85
= 0,45 gram
1−0,45
% kadar air = x100%
0,45
0,55
= x100%
0,45

= 122,22%
3. PENETAPAN KADAR AIR TANAH KERING UDARA
Tanah dalam keadaan kering udara mempunyai selaput-selaput yang semakin lama
semakin menipis sehingga menyebabkan kekuatan untuk menahan air semakin lama
semakin besar. Bahan yang digunakan untuk praktikum adalah tanah kering udara
sedangkan alat yang digunakan yaitu cawan, sendok tanah, tang penjepit, timbangan
analitik, oven, dan eksikator (pendingin). Pertama, cawan yang sudah dibersihkan
ditimbang pada timbangan analitik. Kedua, masukkan tanah kering udara sebanyak 10
gram ke dalam cawan. Ketiga, masukkan cawan yang sudah terisi tanah ke dalam oven
selama 3 jam dengan suhu 1050C. Keempat, keluarkan tanah dari dalam oven dengan tang
penjepit. Kelima, masukkan tanah yang sudah dioven ke dalam eksikator (pendingin)
selama 24 jam. Keenam, timbang tanah yang sudah didinginkan untuk mendapatkan berat
konstan tanah kering udara. Ketujuh, menentukan presentase kadar air tanah menggunakan
rumus sebagai berikut:
BKU−BTKO
% kadar air tanah = X 100%
BTKO

KET : BKU = berat kering udara


BTKO = berat tanah kering oven
DAFTAR PUSTAKA

Hardjowigeno, S. 2015. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.


Intara, Y. I., Sapei, A., Erizal, Sembiring, N., dan Djoefrie, M. H. 2011. Pengaruh Pemberian
Bahan Organik pada Tanah Liat dan Lempung Berliat terhadap Kemampuan Mengikat
Air. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, hlm. 130-135. Vol. 16, No. 2.
Sakiah, Sembiring, M., dan Utomo, T. 2018. Pengaruh Kacangan Penutup Tanah (Mucuna
bracteata) terhadap Beberapa Sifat Fisik dan Kimia Tanah Ultisol pada Perkebunan
Karet (Heava brasiliensis). Jurnal Agro Estate, Vol. 11. No. 1, Juni 2018.

Anda mungkin juga menyukai