Anda di halaman 1dari 2

Kebudayaan sampit/samuda

MANDI SAFAR

Selain upacara Simah Laut di Ujung Pandaran, tradisi yang masih dijadikan agenda
tahunan di Kabupaten Kotim adalah Mandi Safar dengan cara menceburkan diri ke Sungai
Mentaya. Ini dilakukan agar adanya saling menghargai antarmasyarakat dan pejabat
pemerintahan, serta mengakrabkan dan menguatkan rasa persatuan pimpinan dan
masyarakatnya. Dengan demikian kelestarian Sungai Mentaya yang menjadi kebanggaan
masyarakat sampit akan terjaga kebersihannya.
Kegiatan Mandi Safar ini bertujuan mengangkat budaya lokal. Dengan begitu, seluruh
masyarakat Indonesia lebih mengetahui budaya yang ada di Kotim. Kegiatan budaya Mandi
Safar merupakan tradisi masyarakat yang mendiami tepian Sungai Mentaya, dipromosikan
sebagai atraksi wisata Provinsi Kalteng. Mandi Safar dilaksanakan pada hari Arba
Musta'mir atau Hari Rabu terakhir dalam Bulan Safar (bulan kedua dalam kalender Hijriah).
Berdasarkan keterangan, upacara Mandi Safar dilakukan untuk mengenang dan memperingati
peristiwa mati syahidnya Husin bin Ali bin Abi Tholib yang memimpin tentaranya berangkat
dari Mekkah ke Kota Kuffah.Masyarakat yang akan mengikuti prosesi Mandi Safar, sebelum
menceburkan diri ke dalam sungai Mentaya, telah membekali diri dengan daun Sawang yang
diikat di kepala atau di pinggang.Daun Sawang tersebut sebelumnya dirajah oleh sesepuh
atau alim ulama setempat. Menurut kepercayaan, pemakaian Daun Sawang itu agar orang
yang mandi terjaga keselamatannya dari segala gangguan baik dari gangguan binatang
maupun makhluk halus.Setelah selesai mandi, masyarakat berkumpul di tempat acara yaitu di
Pelabuhan Sampit untuk bersama-sama membaca doa mohon keselamatan yang dipimpin
oleh kiai setempat.Selanjutnya masyarakat beramai-ramai memperebutkan aneka makanan
yang dibentuk seperti gunungan terdiri dari 41 jenis kue tradisional seperti kue cucur, apem
putih, apem merah, wajik, ketupat burung, dan lain-lain.Kegiatan Mandi Safar merupakan
satu di antara atraksi budaya bernuansa agama yang akan terus dipromosikan guna
menambah perbendaharaan objek wisata Kalteng.Dengan lebih banyaknya atraksi budaya
menjadi objek wisata, diharapkan Kalteng lebih dikenal luas sehingga kian banyak wisatawan
mengunjungi wilayah itu.

Anda mungkin juga menyukai