Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN ARANG TEMPURUNG

KELAPA MENJADI BRIKET ARANG

PROPOSAL

Oleh,
MUHAMAD BAGAS PAMUNGKASS
NIM 2005010031

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PERJUANGAN TASIKMALAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang selalu

melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Proposal ini dengan judul “Analisis Nilai Tambah Pengolahan

Arang Tempurung Kelapa Menjadi Briket Arang”.

Penulisan proposal ini disusun sebagai salah satu tugas untuk memperoleh

nilai ujian tengah semester pada jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Perjuangan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu

Ristina Siti Sundari,M.P yang telah memberikan arahan, bimbingan dan motivasi

selama masa penulisan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini terdapat banyak

kekurangan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi

langkah strategis dan acuan bagi pembaca sebagai referensi ilmiah untuk

kemajuan pertanian kedepan.

Tasikmalaya, Mie 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2.Identifikasi Masalah ............................................................. 4
1.3.Tujuan Penelitian ................................................................. 4
1.4.Kegunaan Penelitian ............................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Tanaman Kelapa ............................................ 5
2.2. Tempurung Kelapa .............................................................. 5
2.3. Briket Arang Tempurung Kelapa ........................................ 6
2.4. Nilai Tambah ........................................................................ 6
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................... 8
3.2. Metode Penelitian .................................................................. 8
3.3. Jenis dan Sumber Data .......................................................... 8
3.4. Defenisi dan Operasional Variabel ....................................... 9
3.5. Kerangka Analisis ................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


komoditas kelapa merupakan tanaman perkebunan yang cukup besar
kontribuksinya terhadap perekonomian Indonesia. perkebunan kelapa memiliki
luasan kedua setelah kelapa sawit. kelapa banyak dimanfaatkan untuk konsumsi
dan indrustri. Industri yang membutuhkan bahan baku kelapa sebagai upaya
diversifikasi produk kelapa sehingga memiliki nilai tambah. produk yang
dikembangkan dari kelapa antara lain liquid smoke atau asap cair sebagai
alternatif bahan pengawet pengganti formalin, produk Virgin Coconut Oil (VCO),
biodiesel, adsorben, produk minyak goreng, produk sabun, serat sabut kelapa,
briket arang sebagai pengganti briket batubara, produk nata de coco, produk
karbon aktif, dan lain-lain(Bayu Prasetiyo, Wahib Muhaimin, and Maulidah 2018)
Data Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2019-2021 menunjukan bahwa di
provinsi Jawa Barat, luas areal perkebunan kelapa yang berada di Tasikmalaya
seluas 31.394 ha. Tasikmalaya menepati urutan kedua setelah ciamis sebagai
penghasil komoditas kelapa di Jawa Barat, Sehingga mendorong perkembangan
pengolahan produk kelapa dan turunannya. Salah satu bidang pengolahan yang
memproduksi dari kelapa adalah gula merah, banyak nya sumber bahan baku yang
dapat dimanfaatkan dari kelapa. Data luas areal lahan tanaman kelapa di Jawa
Barat tahun 2019 – 2021 dapat dilihat dari tabel 1
Tabel 1 luas lahan tanaman kelapa di Jawa Barat tahun 2019-2021
Luas Lahan Tanaman Kelapa (Hektar)
Perkebunan Besar
Perkebunan Rakyat Swasta
Kabupaten/Kota 2019 2020 2021 2019 2020 2021
Bogor 3586.07 3586.00 3244.04 54.00 2.00 0.00
Sukabumi 4261.51 4262.00 4261.50 0.00 0.00 0.00
Cianjur 8041.56 8042.00 8091.56 31.00 31.00 0.50

1
Bandung 486.00 486.00 454.00 0.00 0.00 0.00
Garut 5452.75 5453.00 5452.75 0.00 0.00 0.00
Tasikmalaya 31394.70 31395.00 31394.70 1.00 1.00 0.00
Ciamis 32570.23 32562.00 32438.39 0.00 0.00 0.00
Kuningan 5772.29 5772.00 5743.38 0.00 0.00 0.00
Cirebon 743.50 741.00 651.22 0.00 0.00 0.00
Majalengka 2186.81 2187.00 2186.81 0.00 0.00 0.00
Sumedang 5172.00 5172.00 5180.00 0.00 0.00 0.00
Indramayu 5522.00 5522.00 5209.00 0.00 0.00 0.00
Subang 4582.00 4581.00 4564.00 0.00 0.00 0.00
Purwakarta 1252.91 1253.00 1192.42 0.00 0.00 0.00
Karawang 4103.00 4103.00 3634.00 0.00 0.00 0.00
Bekasi 1588.51 1589.00 1564.40 0.00 0.00 0.00
Bandung Barat 1340.39 1340.00 1331.87 0.00 0.00 0.00
Pangandaran 25390.38 25390.00 25370.99 0.00 0.00 0.00
Kota Bogor 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kota Sukabumi 19.63 20.00 27.59 0.00 0.00 0.00
Kota Bandung 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kota Cirebon 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kota Bekasi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kota Depok 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kota Cimahi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Kota
Tasikmalaya 1184.84 1153.00 1219.34 0.00 0.00 0.00
Kota Banjar 2546.67 2547.00 2545.86 0.00 0.00 0.00
Provinsi Jawa
Barat 147197.75 147155.00 145757.82 86.00 34.00 0.50
Sumber data : Badan Pusat Statistik (BPS)

2
komoditas kelapa dalam penelitian ini lebih memfokuskan pengolahan hasil
samping buah kelapa. Dalam satu buah kelapa hanya menghasilkan daging kelapa
sebesar 28%, sisanya adalah sabut kelapa sebesar 35% dan tempurung kelapa
sebesar 12% yang sering dianggap sebagai limbah sisa(Nurhilal and Sri 2018).
Meskipun sabut kelapa dan tempurung dianggap sebagai limbah sisa sebenarnya
sabut kelapa dan tempurung banyak manfaat nya. Sabut kelapa ini dapat
dikembangkan menjadi beragam produk, antara lain cocopeat,cocofibre,
cocomesh, cocopot, coco fiber board dan cococoir(Interior and Multimedia n.d.).
Sebagai contoh tempurung kelapa, kalau diolah menjadi arang tempurung dan
arang aktif dapat meningkatkan nilai ekonomi kelapa(Interior and Multimedia
n.d.).
Kelapa banyak manfaatnya dari mulai daging buahnya banyak dijadikan
kopra,hasil lain nya seperti daun, batang, bahkan tempurung kelapa juga
dimanfaat kan menjadi bahan baku untuk pembuatan arang tempurung kelapa.
Perkembangan teknologi arang tempurung bisa diolah menjadi briket yang
biasanya arang tempurung kelapa. briket adalaha bahan bakar padat
yangmengandung karbon, mempunyai nilai kalori tinggi dan dapat menyala
dengan lama. Manfaatan briket arang tempurung kelapa merupakan salah satu
solusi dalam usaha eksplorasi sumber energi alternatif maupun pengurangan
polusi lingkungan (Budi 2017). Keunggulan briket antara lain lebih murah dan
ekonomis, panas yang tinggi dan kontinu sehingga sangat baik untuk pembakaran
yang lama, tidak beresiko meledak/terbakar seperti kompor minyak tanah atau
kompor gas elpiji, bahan baku briket melimpah, ramah lingkungan karena diolah
tanpa menggunakan bahan kimia dan aman bagi kesehatan karena pada saat
digunakan abunya tidak berterbangan dan tidak berasap.(Tetap et al. n.d.)
Pengolahan Briket arang tempurung kelapa ini tidak menggunakan bahan
kimia, sehingga aman saat digunakan. briket juga tidak mengeluarkan asap dan
debu tidak seperti arang pada umum nya. Briket sangat berpotensi untuk
dikembangkan menjadi komoditas ekspor yang bernlai tinggi. Briket juga
memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandungkan arang biasa.

3
Potensi pengolahan tempurung kelapa menjadi briket salah satunya terdapat di
Kp. Cibungkul Kelurahan Sukamajukaler Kecamatan Indihiang Kota
Tasikamalaya, Jawa Barat. Daerah Cibungkul memiliki UMKM yang
memprodusi pengolahan arang tempurung kelapa menjadi briket. UMKM
bertindak sebagai yang memproduksi dan juga memasarkan.
Usaha pengolahan briket arang dapat membantu masyarakat sekitar. Tujuan
pengolahan briket untuk meningkatan daya tahan arang tempurung sehingga
dapat digunakan oleh masyarakat dan konsumen untuk keperluan sehari – hari
sebagai bahan bakar alternative dan ramah lingkungan.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat di
identifikasi rumusan masalah yang akaan dianalisis sebagai berikut :
1. Bagaaimana proses pengolahaan arang teempurung kelapa menjadi briket
arang?
2. Berapa besar nilai tambah yang dihasilakan dari pengolahan briket tempurung
kelapa menjadi briket?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan indetifikasi masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui proses pengolahaan arang tempurung kelapa menjadi briket arang
2. Menganalisis besar nilai tambah yang dihasilakan dari pengolahan briket
tempurung kelapa menjadi briket
1.4. Kegunaan Penelitian
1. Bagi peneliti, sebagai bahan tambahan pengetahuan mengenai proses
pengolahan aarang tempurung kelapa menjadi briket yang bernilai ekonomis
2. Bagi pihak UMKM, nilai tambah dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam menjalakan usaha.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Tanaman Kelapa


Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna yang seluruh bagian
tanaman dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Kelapa
merupakan tanaman perkebunandari famili palmae yang tinggi besar dengan
batang yang tumbuh lurus ke atas dan tidak bercabang. Pada umumnya tinggi
batang kelapa dapat mencapai 30 m, dengan garis tengah batang 20-30 cm,
tergantung kepada keadaan iklim, tanah dan lingkungan lahan(Resnyanskaya et al.
2005). Tanaman kelapa dalam sistematika (taksonomi) adalah sebagai berikut.
Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Palmales
Familia : Palmae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera L
Buah kelapa banyak dimanfaatkan oleh manusia dari mulai air
kelapa,sabut, tempurung. Air kelapa dimanfaatkan untuk minuman segar dan bisa
dijadikan nata de coco. Sabut digunakan untuk bahan tali,anyaman keset, matras
dan jok mobil. Tempurung digunakan untuk pembuatan gayung, mangkuk, arang
tempurung kelapa, briket arang.
2.2. Tempurung kelapa
Tempurung kelapa terletak didalam kelapa setelah serabut kelapa.
Tempurung merupakan lapisan yang keras dengan ketebalan 3mm sampai 5mm.
Berat total buah kelapa, 15-19 persen merupakan berat tempurungnya. Tempurung
kelapa memiliki sifat difusi termal yang baik dibandingkan dengan kayu (Esmar
2011).

5
Tempurung kelapa biasanya digunakan sebagai baahan kerajinan, bahan
baakar, dan briket. Tempurung kelapa dalam penggunaan biasanya digunakan
sebagai bahan pembuaatan arang dan arang aktif. Hal tersebut dikarenakan
tempurung kelapa memiliki nilai kalori yang cukup tinggi, dan tempurung kelapa
juga cukup baik untuk pembuatan bahan arang aktif.
Arang tempurung kelapa merupakan produk yang diperoleh dari karbonasi
terhadap tempurung kelapa. Arang memberikan kalor pembakaran yang tinggi da
asap yang lebi sedikit dibandingkan dengan tempurung kelapa secara langsung.
Tempurung kelapa memiliki nilai ekonomis yang tinggi seperti arang dan briket.
2.3. Briket Arang Tempurung Kelapa
Briket merupakan bahan bakar padat yang di proses dari bahan bakar padat
seperti arang yang sudah digiling sehingga dapat berbentuk serbuk dan dapat
disatukan atau dibentukan. Briket bertujuan untuk meningkatkan kualitas bahan
bakar dengan meningkatkan kepadatan dan mengurangi kandungan air serta dapat
dibentuk sesuai dengan keinginan untuk keperluan pemasaran. ada beberapa hal
yang perlu di perhatikan dalam pembuatan briket adalah perlakuan terhadaf bahan
baku yang dimana harus di sortasi, pengeringan, karbonasi, pencampuran serbuk
arang dan perekat, penggempalan dan pengeringan.
keuntungan pemakaian briket arang antara lain, biayanya lebih murah
dibandingkan dengan minyak atau arang kayu, briket arang memiliki masa bakar
yang jauh lebih lama, penggunaan briket relatif lebih aman, briket mudah
disimpan dan dipindah-pindahkan, tidak perlu berkali-kali mengipasi atau
menambah dengan bahan bakar yang baru. Dengan berbagai keunggulan tersebut,
peran briket arang sebagai bahan bakar alternatif telah diakui di berbagai negara.
Sejak(Shell and Tray 2018).
2.4. Nilai Tambah
Nilai tambah merupakan pertambahan nilai dalam suatu komoditas karena
adanyaa input fungsional yang dilakukan pada komoditas yang bersangkutan.
input fungsional tersebut berupa proses perubahan bentuk, pemindahan tempat,
maupun penyimpanan. Nilai tambah dapat dihitung dengan cara menghitung nilai

6
tambah saat proses produksi dan menghitung nilai tambah selama proses
pemasaran.
Terdapat tiga komponen pendukung dalam analisis nilai tambah yaitu
faktor konversi yang menunjukan banyaknya output dihasilakan dari satu-satuan
input. faktor koefisien tenaga kerja yang menunjukan banyaknya tenaga kerja
langsung yang diperlukan untuk mengolah satu-satuan input dan nilai produk
yang menunjukan nilai output yang dihasilkan dari input. analisi nilai tambah
menggunakan metode hayami menghasilkan iinformasi antara lain:
1. nilai perkiraan nilai tambah
2. Rasio nilai tambah terhadap nilai produk yang dihasilkan
3. Pangsa tenaga kerja
4. imbalan bagi modal dan manajeman yang tingkat keuntungan yang diterima
oleh perusahan
5. keuntungan yang diterima perusahan
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah untuk pengolahan dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu faktor tenis dan faktor ekonomis. Faktor tenis
adalah ketersediaan bahan baku, kapasitasa produk, dan tenaga kerja. sedangkan
faktor ekonomis berpengaruh terhadap harga output, upah kerja, harga bahan baku
dan nilai input lain selain bahan baku dan tenaga kerja yang digunakan selama
proses pengolahan.

7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di UMKM Briket yang beralamat di kp.
Cibungkul Rt 004 Rw 013,Kelurahan Sukamajukaler,Keamatan Indihiang, Kota
Tasikmalaya. Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2023 sampai dengan Juli
2023.
3.2. Metode Penelitian
Peneliti menggunakan metode studi kasus. Menurut Prof. Dr. H. Mudjia
Rahardjo, M.Si (2017:5) Studi Kasus merupakan serangkaian kegiatan ilmiah
yang dilakukan secara intesif, terinci dan mendalam tentang suatu program,
peristiwa, dan aktivitas baik pada tingkat perorangan, kelompok, lembaga, atau
organisasi untuk memperoleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa
tersebut.Studi kasus adalah metode penelitian yang menggunakan pokok
pertanyaan penelitian how dan why, untuk mendapatkan gambaran yang
mendalam tentang suatu kasus yang sedang diteliti(Perilaku and Yin n.d.).
Pengumpulan data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Pengambilan lokasi penetian dipilih secara sengaja (purposive)
berdasarkan pertimbangan bahwa UMKM tersebut merupakan usaha yang
memproduksi briket arang di sukamajukaler, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan jenis dan sumber datanya, terdiri dari data primer dan data
sekunder
1. Data Primer diperoleh dari hasil wawancara lansung dengan responden
yaitu pemilik briket arang dengan pengisian kuisioner, pengamatan, dan
diskusi tujuan dan kebutuhan penelitian.
2. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dengan mencatat dan
mengutip dari instansi-instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik,
serta literature yang terkait dari berbagai sumber seperti buku,jurnaal,dan
internet.

8
3.4. Defenisi dan Operasional variable
Operasional variable berfungsi mengarahkan variable-variabel yang
diguakan didalam penelitian ini ke indicator-indikator secara kongkrit, yang
diguakan dalam pembahasan hasil penelitian. variable-variabel yang diamati
dalam penelitian ini meliputi :
1. Output, adalah jumlah hasil pengolahan briket dalam satu kali produksi
dihitung dalam satuan (Rp/Kg)
2. Input, adalah arang tempurung kelapa sebagai bahan baku utama yang
dibutukan dalam satu kali proses produksi yang dihitung dalam satuan
kilogram.
3. Tenaga kerja, adalah orang yang melakukan pekerjaan pengolahan arang
tempurung kelapa menjadi briket arang, dihitung dalam jam kerja orang.
4. Faktor konversi, adalah output yang dihasilkan dalam satu kilogram bahan
baku dan dihitung dari output dibagi bahan baku dalam satu kali produksi
dalam satuan (Rp/Kg).
5. Koefisien tenaga kerja, banyak nya tenaga kerja dalam satu kali produksi
dihitung dalam satuan (JKO/Kg).
6. Harga output, adalah harga jual briket yang dinilai dalam satuan (Rp/Kg)
7. Upah tenaga kerja, adalah nilai rupiah tenaga kerja dalam satu kali
pengolahan briket dihitung dalam satuan (Rp/JKO)
8. Harga bahan baku, adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian arang
tempurung kelapa yang dihitung dalam satuan (Rp/Kg).
9. Sumbangan input lain, adalah jumlah nilai input lain per satu kali produksi
dibagi dengan pemakaian jumlah bahan baku utama per satu kali produksi.
sumbangan input lain seperti tepung tapioka,Plastik.
10. Nilai Output, adalah nilai perkalian antara harga output dengan jumlah
output yang dihasilkan dalam satu kali produksi, diukur dalam satuan
(Rp/Kg)

9
11. Nilai tambah
a. Nilai tambah briket arang adalah selisih antara nilai output dengan
harga bahan baku dan sumbangan input lain dalam satu kali produksi
diukur dalam satuan (Rp/Kg).
b. Rasio nilai tambah, adalah persentase nilai tambah dari nilai output
dalam satuan (%)
12. Tenaga kerja
a. Pendapatan tenaga kerja, adalah koefisien tenaga kerja dikali dengan
upah tenaga kerja dihitung dalam satuan (Rp/Kg).
b. Pangsa tenaga kerja, adalah persentase pendapatan tenaga kerja dinilai
dalam satuan (%).
13. Hasil Keuntungan
a. Keuntungan, adalah selisih antara nilai tambah dengan pendapatan
tenaga kerja dalam satuan (Rp/Kg).
b. Tingkat keuntungan, adalah persentase keuntungan yang diukur dalam
satuan (%).
14. Marjin, adalah nilai output dikurangi harga bahan baku yang diukur dalam
satuan (Rp/Kg).
a. Marjin Pendapatan tenaga kerja, adalah persentase pendapatan tenaga
kerja terhadap marjin diukur dalam satuan (%).
b. Marjin sumbangan lain, adalah persentase sumbangan input lain
terhadap marjin yang diukur dalam satuan (%).
c. Marjin Keuntungan, adalah Persentase keuntungan terhadap marjin
dalam satuan (%).
3.5. Kerangka Analisis
Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif berupa
angka-angka yang dimasukan ke dalam rumus dari teori yang ada kemudian
dihitung sehingga mendapatkan hasil. Perhitungan dilakukan untuk mengetahui
apakah produksi mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan arang tempurung.

10
Data yang telah terkumpul dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner serta
pengamatan langsung dilokasi penelitian.
Peneliti dalam melakukan perhitungan menggunakan metode hayami
1987. Metode hayami merupakan perhitungan menggunakan tabel worksheet
microsoft excel untuk mendapatkan nilai tambah para stakeholder, nilai tambah
total rantai pasok, dan dapat dihitung perbandingan antara nilai-nilai tambah
tersebut(Metode and Termodifikasi 2009). Metode dipilih karena sering dan
umum digunakan oleh subsistem pengolahan dalam agribisnis, serta kemudahan
pemahaman dalam penggunaannya dan dapat memberikan informasi yang cukup
lengkap bagi pelaku dan pekerja. Metode hayami bertujuan untuk mengetahui
produktivitas , nilai output,nilai tambah, balas jasa terhadap tenaga kerja dan
keuntungan.
Tabel 2. Prosedur perhitungan nila tambah metode Hayami
No Variabel Nilai
1 Output A
2 Bahan Baku B
3 Tenaga Kerja C
4 Fator Konverse D= A/B
5 Koefisien tenaga kerja E= C/B
6 Harga Output F
7 Upah Rata Rata Tenaga kerja G
8 Harga Bahan Baku H
9 Sumbangan Input Lain I
10 Nilai Output J=DxF
11 Nilai Tambah K=J-H-I
Rasio Nilai Tambah L(%)=(K/J)X100%
12 Imbalan tenaga kerja M= EXG
Bagian Tenaga Kerja N(%)=(M/K)X100%
13 keuntungan O=K-M
Tingkat Keuntungan P(%)=(O/K)X100%
14 Marjin Q=J-H
Pendapatan Tenaga Kerja R(%)= (M/Q)X100%
Sumbangan Input Lain S(%)=(I/Q) X100%
keuntungan T(%)=(O/Q) X100%
Sumber: (Aji, Yudhistira, and Sutopo 2018)

Untuk mengetahui nilai tambah dan balas jasa yang diterima pelaku
industri pengolahan briket arang tempurung menggunakan metode Hayami.

11
Kerangka analisis perhitungan nilai tambah metode Hayami dapat dilihat pada
Tabel 2.
Informasi yang dihasilkan melalui metode analisis nilai tambah Hayami
yang digunakan pada subsistem pengolahan briket adalah sebagai berikut : 1)
perkiraan besarnya nilai tambah (Rp); 2) Rasio nilai tambah terhadap nilai produk
yang dihasilkan (%), menunjukkan persentase nilai tambah dari nilai produk; 3)
Imbalan bagi tenaga kerja (Rp), menunjukkan besar upah yang diterima oleh
tenaga langsung; 4) Bagian tenaga kerja dari nilai tambah yang dihasilkan (%),
menunjukkan persentase imbalan tenaga kerja dari nilai tambah; 5) Keuntungan
pengolahan (Rp), menunjukkan bagian yang diterima pengusaha (pengolah),
karena menanggung resiko usaha; 6) Tingkat keuntungan pengolah terhadap nilai
output (%), menunjukkan persentase keuntungan terhadap nilai tambah; 7) Marjin
Pengolahan (Rp), menunjukkan kontribusi pemilik faktor produksi selain bahab
baku yang digunakan dalam proses produksi; 8) Persentase pendapatan tenaga
kerja langsung terhadap marjin (%); 9) Persentase keuntungan perusahaan
terhadap marjin (%); 10) Persentase sumbangan input lain terhadap marjin (%)
(Putra, Gunawan, and Purnomo 2020).

12
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Vania Putri, Rasyid Yudhistira, and Wahyudi Sutopo. 2018. “Analisis Nilai
Tambah Pengolahan Ikan Lemuru Menggunakan Metode Hayami.” Jurnal
Ilmiah Teknik Industri 17(1):56. doi: 10.23917/jiti.v17i1.5611.
Bayu Prasetiyo, Dafit, Abdul Wahib Muhaimin, and Silvana Maulidah. 2018.
“Analisis Nilai Tambah Nira Kelapa Pada Agroindustri Gula Merah Kelapa
(Kasus Pada Agroindustri Gula Merah Desa Karangrejo Kecamatan Garum,
Blitar).” Jurnal Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis 2(1):41–51. doi:
10.21776/ub.jepa.2018.002.01.5.
Budi, Esmar. 2017. “Pemanfaatan Briket Arang Tempurung Kelapa Sebagai
Sumber Energi Alternatif.”
Esmar, Budi. 2011. “Tinjauan Proses Pembentukan Dan Penggunaan Arang
Tempurung Kelapa.” Jurnal Penelitian Sains 14(4):25–29.
Interior, Jurusan Desain, and Fakultas Komunikasi Multimedia. n.d. “PADA
PERENCANAAN INTERIOR DAN FURNITURE MASYARAKAT
MISKIN.” 15–23.
Metode, Dengan, and Hayami Termodifikasi. 2009. “ANALISIS NILAI
TAMBAH PELAKU RANTAI PASOK GAMBIR DENGAN METODE
HAYAMI TERMODIFIKASI 1 Hendra Saputra 1 , Novizar Nazir 2 , Dan
Rina Yenrina 2.”
Nurhilal, Otong, and D. A. N. Sri. 2018. “Pengaruh Komposisi Campuran Sabut
Dan Tempurung Kelapa Terhadap Nilai Kalor Biobriket Dengan Perekat
Molase.” 02(01):8–14.
Perilaku, Arsitektur D. A. N., and K. Yin. n.d. “Studi Kasus Merupakan
Penyelidikan Empiris Yang Menyelidiki Fenomena Kontemporer Dalam
Konteks Kehidupan Mengubah Menjadi Penyelidikan Empiris Yang
Menyelidiki Suatu Fenomena Atau Pengaturan . Dengan Menghapus Kata
Dan Pengaturan , Pengertian Ini Mengakomodasi Pada Awalnya Metode
Penelitian Studi Kasus Sering Digunakan Dalam Penelitian Dalam Bidang
Ilmu Social . Namun Seiring Tujuan Dari Penulisan Ini Adalah Untuk
Penelitian Di Bidang Arsitektur Dan Perilaku . Digunakan Dalam Penelitian
Yang How Atau Why , Sedikit Waktu Yang Dimiliki Diteliti , Dan Fokus
Penelitiannya Adalah Menjadi 3 ( Tiga ) Tipe Yaitu : Eksplanatoris , Dilihat
Dalam Tabel 1 . Hal Penting Yang Membedakan Strategi Penelitian Ialah
Identifikasi Tipe Pertanyaan Penelitian Yang Harus Memiliki Substansi Dan
Bentuk . Metode Studi Kasus Intinya Hampir Sama Dengan Metode Historis
Hanya Ditambahkan Dengan Observasi Dan Wawancara Secara Dalam
Beberapa Situasi Dapat Terjadi Observasi Partisipan Dan Manipulasi
Informal . Kelebihan Metode Studi Kasus Adalah Pertanyaan Penelitian How
Atau Why Diarahkan Pada Peristiwa Kontemporer Sehingga Peneliti Tidak
Sedikit Atau Tidak Meninjau Kembali Bahan-Bahan Pustaka.” XVI(1).
Putra, Satria Iswara, Diah Setyorini Gunawan, and Sodik Dwi Purnomo. 2020.
“Analisis Pendapatan Dan Nilai Tambah Industri Pengolahan Kopi :
Pendekatan Metode Hayami.” 3(3):994–1005.
Resnyanskaya, E. V., A. V. Tverdokhlebov, A. A. Tolmachev, and Yu M.
Volovenko. 2005. “Synthesis of 5-Amino-4-(4-Aryl-2-Thiazolyl)-2,3-
Dihydro-2-Pyrrolones.” Russian Journal of Organic Chemistry 41(2):257–
60. doi: 10.1007/s11178-005-0153-7.
Shell, Coconut, and With Biomass-fuel Tray. 2018. “KAJIAN PENINGKATAN
MUTU BRIKET ARANG TEMPURUNG KELAPA DENGAN.” (April).
doi: 10.20961/jthp.v0i0.13500.
Tetap, Dosen, Jurusan Teknik, Fakultas Teknik, and Universitas Bangka Belitung.
n.d. “Saparin, Eka Sari Wijianti : Pemanfaatan Limbah Organik Untuk
Pembuatan Briket Sebagai Energi Alternatif ...” 18–24.
Lampiran

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

ANALISIS NILAI TAMBAH PENGOLAHAN ARANG TEMPURUNG


KELAPA MENJADI BRIKET ARANG

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK RESPONDEN

Nama Responden :

Alamat :

Kecamatan :

Tanggal Wawancara :

Nama Pewawancara :

NIM ` :

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PERJUANGAN TASIKMALAYA
2023
I. Identitas Responden

1. Nama Responden :

2. Jenis kelamin :

3. Umur :

4. Pendidikan Terakhir :

5. Pekerjaan Utama :

6. Pekerjaan Sampingan :

7. Alamat :

8. Jumlah Anggota Keluarga :

II. Profil Usaha

1. Nama Unit Usaha :

2. Alamat :

3. Tahun Berdiri :

4. Pendiri Usaha :

5. Jumlah Tenaga Kerja :

a. Tenaga kerja dalam keluarga

a). Laki-laki :

b). Perempuan :

b. Tenaga kerja luar keluarga

a). Laki-laki :

b). Perempuan :

6. Nama Pemilik :

7. Luas Lahan :
8. Apa alasan menjalankan usaha briket ini?

a. Warisan

b. Keterampilan

c. Bahan baku yang banyak tersedia

d. Peluang usaha terbuka lebar

e. Lainnya :

9. Usaha Briket ini apakah menggunakan modal Sendiri atau modal

Pinjaman?

a. Modal Sendiri : Rp.

b. Modal pinjaman : Rp.

10. Jika Menggunakan Modal Pinjaman, modal tersebut diperoleh dari mana?

a. Pemerintah

b. BPR

c. Lainnya :

III. Proses Pembelian Bahan Baku

1. Dari mana memperoleh bahan baku?

a. Pasar

b. Langsung petani

c. Pengempul

d. Lainnya :

2. Apakah mengalami kesulitaan dalam memperoleh bahan baku tersebut ?

3. Berapa harga bahan baku yang digunakan dalam proses produksi ?


4. Bagaimana cara pembayaraan/pembelian bahan baku dalam proses

produksi?

a. Tunai

b. Kredit

IV. Proses Produksi

1. Berapa jumlah bahan baku yang di butuh kan dalam satu kali produksi?

2. Berapa kali proses produksi dilakukan untuk satu kali pembelian bahan

baku ?

3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk satu kali proses produksi?

4. Berapa jumlah produksi yang dihasilkan dalam sekali produksi?

5. Bagaimana cara pengolahan briket

6. Bagaimana bentuk produk yang dipasarkan?

a. Kemasa

b. Lainnya :

7. Berapa harga jual produk?

V. Perhitungan Biaya Produksi dan Nilai Produksi

1. Biaya Alata

Nama Jumlah Harga Total Umur Nilai Nilai


No Alat (Unit) Beli Harga Ekonomis Sisa Penyusutan

2. Upah Tenaga Kerja

a. Upah tenaga kerja per proses Produksi


a. Rp/hari

b. Rp/minggu

c. Rp/bulan

d. lainnya :

b. apa saja jenis pekerjaan untuk pemberian upah ?

3. Biaya Lain-lain

No Uraian Nilai (RP) Keteranga

Anda mungkin juga menyukai