Anda di halaman 1dari 5

Analisislah unsur intrinsik dan ekstrinsik novel berjudul JEJAK LANGKAH KARYA

PRAMOEDYA ANANTA TOER berdasarkan tabel di bawah ini !

A. Unsur intrinsik

No Unsur intrinsik Kutipan kalimat

1. Tema seorang penulis muda

2. Alur/plot alur maju

Tahapan Alur

1) Pengenalan

2) Penampilan
Masalah

3) Konflik

4) Konflik Menurun

5) Penyelesaian

3. Latar/setting

4. Penokohan/perwatakan a. Minke

1. Pemberani

"Kubebaskan kedua belah tanganku dan mulai


menyerang"

2. Pintar

"Hanya karena nilai baik dalam ijazah tuan saja


keterlambatan masih dimaafkan"

3. Tidak Disiplin

"Semestinya tuan masuk tahun lalu bukan?


Sekarang pun tuan terlambat"
b. Partotenejo

1. Penakut

"Dia adalah orang yang tidak berani melawan


kalau orang-orang itu

mengganggunya"

2. Baik

"Parto mau memberikan pelajaran tambahan


untuk Minke"

3. Selalu ingin tahu "Apa hubungannya kamu


dengan foto itu..???"

c. Mei

1. Suka keluar malam

"Suka keluar malam dengan kegiatan yang tidak


jelas"

d. Nyai Ontosoroh

, merupakan wanita simpanan namun baik hati


dan membantu Minke ketika Minke
mendapatkan masalah.

5. Suasana

6. Sudut pandang

7. Pesan/amanat

8. Gaya bahasa

B. Unsur ekstrinsik

No. Unsur ekstrinsik Kutipan kalimat

1.

2.

3.
4.dst

C.

1. Biografi pengarang

Pramoedya Ananta Toer lahir pada 1925 di Blora,


Jawa. Tengah, Indonesia. Hampir separuh
hidupnya dihabiskan dalam penjara sebuah
wajah semesta yang paling purba bagi
manusia-manusia bermartabat: 3 tahun dalam
penjara Kolonial, 1 tahun di Orde Lama, dan 14
tahun yang melelahkan di Orde Baru (13 Oktober
1965-Juli 1969, pulau Nusa-kambangan Juli
1969-16 Agustus 1969, pulau Buru Agustus 1969-
12 November 1979, Magelang/Banyumanik
November-Desember 1979) tanpa proses
pengadilan. Pada tanggal 21 Desember 1979
Pramoedya Ananta Toer men- dapat surat
pembebasan secara hukum tidak bersalah dan
tidak terlibat dalam G30S PKI tetapi masih
dikenakan tahanan rumah, tahanan kota, tahanan
negara sampai tahun 1999 dan wajib lapor ke
Kodim Jakarta Timur satu kali seminggu selama
kurang lebih 2 tahun. Beberapa karyanya lahir
dari tempat purba ini, diantaranya Tetralogi Buru
(Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak
Langkab, dan Rumab Kaca)..

Penjara tak membuatnya berhenti sejengkal pun


menulis. Baginya, menulis adalah tugas pribadi
dan nasional. Dan ia konsekuen terhadap semua
akibat yang ia peroleh. Berkali- kali karyanya
dilarang dan dibakar.

Dari tangannya yang dingin telah lahir lebih dari


so karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari
42 bahasa asing. Karena kiprahnya di
gelanggang sastra dan kebudayaan, Pramoedya
Ananta Toer dianugerahi pelbagai penghargaan
internasional, di antaranya: The PEN
Freedom-to-write Award pada 1988, Ramon
Magsaysay Award pada 1995, Fukuoka Cultur
Grand Price, Jepang pada tahun 2000, tahun
2003 mendapatkan penghargaan The Norwegian
Authours Union dan tahun 2004 Pablo Neruda'
dari Presiden Republik Chile Senor Ricardo Lagos
Escobar. Sampai akhir hidupnya, ia adalah
satu-satunya wakil Indonesia yang nama- nya
berkali-kali masuk dalam daftar Kandidat
Pemenang Nobel Sastra.

2. Sinopsis novel Jejak Langkah mengisahkan Minke yang


berhijrah dari Surabaya ke Batavia untuk
melanjutkan pendidikan dokter pribumi di School
tot Opleiding van Inlandische Artsen
(STOVIA).Selama menjalani pendidikan, putra
bupati Bojongnegoro itu dibiayai oleh gubermen.
Namun, selama menjalani pendidikan di Batavia,
Minke harus tinggal di asrama. Sifat Minke yang
cenderung bebas membuatnya merasa
terkekang dengan segala peraturan asrama yang
wajib untuk diikuti. Setelah Annelies Mallema,
anaknya Nyai Ontosoroh meninggalkannya untuk
selamanya. Di sini, Minke berkenalan dengan
seorang putri Tionghoa bernama Ang San Mei
berkat surat wasiat yang diberikan temannya
Khouw Ah Soe sebelum meninggal. Pertemuan
ini membuat mereka akrab, Minke akhirnya
mempersunting Ang San Mei. Menikah dengan
Ang San Mei membuka pikirannya tentang
gerakan revolusi dan semakin kritis terhadap
kolonialisme, sebab isterinya itu merupakan
seorang aktivis pergerakan revolusi Cina yang
melarikan diri ke Hindia Belanda. Di suatu waktu,
Minke mengikuti kelas yang diisi oleh seorang
dokter Jawa senior, Dr. Wahidin Soedirohoesodo.
Dr. Wahid membakar semangat Minke untuk
berorganisasi, sebagai upaya perjuangan pribumi
melawan kolonialisme. Isterinya Ang San Mei
sebenarnya sangat mendukung Minke untuk
menjadi dokter, tapi Minke lebih tertarik untuk
membaca dan menulis serta mewujudkan
perjuangan kaum pribumi. Sayangnya, umur Ang
San Mei tak bertahan lama, ia meninggal dunia.
Sebelum meninggal, Minke sibuk merawat Mei
sehingga membuat Minke dikeluarkan dari
STOVIA dan harus membayar biaya sekolahnya
selama ini. Ini menjadi titik balik perjalanan
Minke sebagai seorang pejuang dengan
menempuh jalan menjadi jurnalis. Dibantu
dengan Nyai Ontosoroh, Minke akhirnya bisa
mendirikan organisasi Syarikat Priyayi dan
sebuah media bernama Medan Priyayi, kala itu
media pertama dan satu-satunya dengan bahasa
melayu. Minke juga kemudian bertemu dengan
Princess Van Kasiruta dari kerajaan Maluku,
Princess Van Kasiruta mengikuti ayahnya
menjalani masa buangan. Minke dan Princess
Van Kasiruta kemudian menikah. Keduanya
saling bahu membahu berjuang melawan
pemerintahan kolonial. Tulisan-tulisan Minke
yang syarat kritik digandrungi kalangan pribumi.
Medan Priyayi melesat menjadi bacaan yang
diantisipasi oleh pemerintah kolonial. Suatu
ketika akibat kesalah penulisan oleh
bawahannya, Minke ditangkap dan diasingkan ke
luar Pulau Jawa.

D. Bagaimanakah dalam novel tersebut mengandung unsur sejarahnya? Berilah kutipan

kalimatnya.

Bahan presentasi

1) Buatlah sinopsis dari novel tersebut?


2) Tulislah biografi pengarangnya!

Anda mungkin juga menyukai