Anda di halaman 1dari 9

TEORI AKUNTANSI KEUANGAN

KESERAGAMAN DAN PENGUNGKAPAN

Dosen : Dr. Anak Agung Gde Putu Widanaputra, S.E., Ak., M.Si

Oleh Kelompok 7:
Kadek Hira Mahandari (2281611069) / 17
I Gusti Ayu Nadya Utami Dewi Wibawa (2281611074) / 19

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2023
KESERAGAMAN DAN PENGUNGKAPAN

A. PRINSIP KESERAGAMAN (UNIFORMITY)


Keseragaman sering disalahartikan sebagai comparability (daya banding)
dalam literatur akuntansi. Sprouse melihat comparability sebagai suatu proses
(akuntansi untuk kondisi yang sesuai dengan persamaan atau perbedaan) dan sebuah
hasil dari proses (proses perbandingan alternatif untuk membuat suatu keputusan).
Transaksi yang mirip akan diperlakukan hampir sama dan transaksi yang berbeda
harus memperoleh perlakuan yang berbeda juga. Sedangkan keseragaman dilihat
sebagai konsep yang mempengaruhi daya banding. Tingkat daya banding yang dapat
diandalkan oleh pengguna laporan keuangan tergantung pada tingkat keseragaman
dalam laporan keuangan yang dimaksud.

Hubungan antara keseragaman dan daya banding ini memiliki hubungan erat
dengan SFAC No. 2. Daya banding bukan sebuah kualitas pada angka-angka
akuntansi (dalam artian relevansi dan realibilitas), tetapi merupakan hubungan antar
angka-angka tersebut. Daya banding memiliki tujuan untuk menjelaskan persamaan
dan perbedaan. Dalam SFAC No. 2 juga disebutkan bahwa daya banding tidak
boleh dicampuradukkan dengan identitas, dan terkadang lebih dapat dipelajari dari
perbedaan daripada persamaan, apabila perbedaan tersebut dapat dijelaskan.

Sifat Dasar dan Kompleksitas Kejadian

Kejadian ekonomi atau keuangan yang dicatat dalam akun perusahaan


disebut dengan istilah Transaksi. Kejadian (eνent) didefinisikan dalam SFAC No. 6
sebagai konsekuensi yang terjadi pada sebuah entitas. Transaksi dapat terjadi antar
entitas, antara perusahaan dengan pekerjanya, dan antara perusahaan dengan investor
atau kreditor. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa transaksi
merupakan event eksternal. Event yang bersifat internal contohnya adalah depresiasi
dan persediaan barang setengah jadi. Menurut keadaannya (circumstances), event
dibedakan menjadi simple eνents dan complex eνents, dimana :

1. Simple eνent terjadi dalam situasi yang sederhana, tidak banyak peraturan
sehingga perlakuan yang diberikan relatif sama. Contoh : pembayaran utang
jasa tanpa adanya diskon.
2. Complex eνents terjadi dalam kondisi derajat kompleksitas yang tinggi karena
adanya halangan (restriction), kontijensi, dan persyaratan. Contoh : keputusan
apakah pembeli atau penjual yang akan membayar biaya angkut barang.

Keadaan yang Relevan

Keadaan yang relevam merupakan keadaan signifikan yang secara ekonomi


dapat mempengaruhi secara luas event yang serupa atau mirip. Yang disebut sebagai
keadaan signifikan secara ekonomi adalah meliputi kondisi umum atau faktor yang
terkait dengan complex eνents yang diduga dapat memengaruhi waktu aliran kas.
Keadaan yang relevam terbagi dalam dua tipe umum yaitu :
1. Present magnitudes, adalah kondisi yang telah diketahui pada saat terjadinya
event.
2. Future contingencies, adalah faktor yang hanya dapat diketahui setelah tanggal
terjadinya event.
Keadaan yang relevan yang langsung mempengaruhi kejadian yang akan
dibukukan dan mempengaruhi metode akuntansi dipilih mewakili kejadian. Namun
selain mengacu pada keadaan yang relevan, manajemen juga memiliki peran
dalam menentukan metode akuntansi yang digunakan. Weldon Posell menghormati
pengaruh manajerial sebagai pertimbangan penting dalam mengizinkan metode
yang berbeda-beda. Masalahnya adalah pemilihan metode akuntansi mungkin saja
karena motif yang berbeda dari anggapan releνant circumstances. Oleh karena
itu, Cadenhead membatasi keadaan yang relevan pada elemen di luar kendali
manajemen yang disebut dengan enνironmental conditions. Cadenhead mendesain
circumstantial νariables, yaitu ketika (1) enνirontmental conditions berbeda antar
perusahaan dan (2) banyak menggunakan biaya pengukuran atau relatif menghasilkan
lebih sedikit perbedaan terhadap pilihan metode akuntansi. Cadenhead mengatakan
bahwa metode akuntansi yang kaku (rigid) hanya dapat digunakan bila terdapat
circumstantial νariables.

Keseragaman yang Terbatas dan Kaku


Finite uniformity merupakan metode akuntansi yang dibuat sama pada
keadaan yang relevan pada situasi yang secara umum adalah sama. Contohnya
adalah ketentuan sewa beli jangka panjang yang diatur dalam SFAS No.13.
Disebutkan dalam SFAS No. 13 bahwa leasing harus dikapitalisasi apabila jangka
waktu leasing sama dengan atau lebih dari 75% umur ekonomis aset. Menentukan
kriteria yang tepat untuk releνant circumstances dikatakan sulit dan cenderung
sewenang-wenang, sehingga hal ini memunculkan adanya jenis alternatif uniformity
yang lain, yang disebut dengan rigid uniformity.
Rigid uniformity berarti menentukan satu metode untuk semua transaksi yang
serupa meski kemungkinan terdapat releνant circumstances. Contohnya yaitu pada
SFAS No.2 yang menyatakan bahwa R&D cost tidak boleh dikapitalisasi meskipun
terdapat future benefit. Namun dalam kenyataannya, meningkatkan daya banding
dapat bersifat counterproductiνe. Dengan kata lain, dapat melemahkan relevansi atau
reliabilitasnya jika untuk membandingkan antara dua ukuran, salah satunya diperoleh
dengan metode yang menghasilkan informasi yang kurang relevan atau reliable.
Bila dikaitkan dengan kriteria representational faithfulness dan
νerifiability, finite uniformity semestinya dapat lebih dipercaya dibandingkan
dengan rigid uniformity. Hal ini dikarenakan pendekatan representational
faithfulness berdasarkan finite uniformity memandang adanya derajat
representational faithfulness. Sterling secara kontras melihat representational
faithfulness dalam konteks biner: apakah ukuran karakteristik dari sebuah asset
itu representational faithfulness atau tidak. Dalam kepentingan pengambilan
keputusan, representational faithfulness merupakan karakteristik kegunaan yang
utama dan tidak boleh ditukar dengan verifiabilitas meskipun beberapa ukuran
karakteristik yang relevan mungkin ”kurang tepat”.

Status Keseragaman Sekarang


Finite uniformity dan rigid uniformity merupakan kondisi yang ideal.
Percampuran sistem muncul dalam beberapa standar berusaha untuk masuk ke
dalam akun keadaaan yang relevan mengingat yang lainnya merupakan contoh dari
keseragaman kaku. Dalam kenyataannya, sistem campuran digunakan di mana
beberapa standar berusaha memperhitungkan releνant circumstances, sedangkan
yang lainnya secara jelas menggunakan rigid uniformity. Sebelum diberikan contoh,
terdapat beberapa kualifikasi yang perlu ditekankan, yaitu:
- Fakta bahwa standar adalah contoh finite uniformity bukan berarti standar tidak
dapat diperbaiki bahkan ketika faktor releνant circumstances adalah sesuai.
Contoh dari Rigid uniformity: SFAS No. 109 tentang alokasi pajak penghasilan
komprehensif.
- Rigid uniformity didasari faktor sebagai berikut: (1) konservatisme, (2)
ketidakmampuan organisasi penyusun standar menentukan releνant
circumstances yang berarti, (3) usaha untuk meningkatkan νerifiability
pengukuran, (4) pengakuan fakta digunakannya alokasi, (5) persepsi biaya
implementasi releνant circumstances melebihi manfaatnya. Contoh dari Finite
uniformity: SFAS No. 5 tentang kemungkinan rugi di masa depan
- Pendekatan lain mengenai masalah uniformity diberi nama flexibility. Contoh
dari Flexibility: Akuntansi depresiasi.
Sesungguhnya di dalam pembuatan standar akuntansi, flexibility sedapat
mungkin harus dihilangkan. Ketika releνant circumstances mungkin sulit untuk
dibedakan, dihitung, dan diimplementasikan secara cost effectiνe, sebaiknya
digunakan finite uniformity. Sedangkan ketika tidak dapat dilaksanakan secara cost-
effectiνe, sebaiknya digunakan rigid uniformity

B. PRINSIP PENGUNGKAPAN (DISCLOUSERE)


Dalam SFAC No. 5 mengatakan bahwa pengungkapan dikatakan sebagai
penyajian informasi dengan tujuan selain pengakuan dalam laporan keuangan yang
dibandingkan dengan pengaluan dalam laporan keuangan itu sendiri. Disclosure
memuat baik informasi keuangan maupun komunikasi pelengkap yaitu catatan kaki,
post statement events, diskusi manajemen dan analisis operasi untuk tahun mendatang,
prediksi keuangan dan kegiatan operasi serta kebijakan akuntansi.
a. Fungsi Pengungkapan SEC
Pengungkapan memiliki 2 aspek yaitu:
1. Protective Disclosure yaitu pengungkapan yang digunakan untuk memberikan
perlindungan kepada investor dari perlakuan yang tidak adil
2. Informative Disclosure yaitu pengungkapan yang digunakan untuk memberikan
informasi yang lengkap dan bermanfaat untuk tujuan analisis investasi.
b. Pergeseran Menuju Pengungkapan Informatif
Meskipun dalam aspek pengungkapan tidak seimbang, SEC mewajibkan
bahwa pengungkapan harus disusun dengan baik dan memadai. Pada awal tahun
1970-an, pergeseran SEC menuju pengungkapan informatif dilanjutkan oleh
komite penasehat pengungkapan informasi perusahaan.
Pada tahun 1977, komite tersebut memberikan laporan produktif yang
berisikan tentang ringkasan pernyataan pengungkapan yang telah ada dan
rekomendasi lebih lanjut tentang hal tersebut.
c. Ketidaksempurnaan Proses Pengungkapan
Pada proses pengungkapan, ada beberapa kekurangan yaitu:
1. Terkait dengan pro kontra antara differential disclosure dan selective disclosure
Pada differential disclosure, sistem pengungkapan yang dipakai sekarang
memiliki pengaruh luas saat ini sedangkan pada selective disclosure
pengungkapan memungkinkan adanya informasi yang dikeluarkan dan tidak
dikeluarkan ke public.
2. Terkait dengan keberagaman investor yang dapat mengurangi kebutuhan akan
informasi pada level spesifik perusahaan.
Tidak semua investor mendiversifikasi investasi mereka, sehingga sulit
memisahkan mana informasi yang berguna bagi diversified investor dan mana
yang berguna bagi undiversified investor.
d. Bentuk dan Metode Pengungkapan
1. Diskusi dan Analisa Manajemen
Dimulai pada tahun 1968, SEC meminta perusahaan untuk menambahkan
diskusi dan analisis manajemen dalam laporan tahunan yang dapat
memberikan gambaran kepada pengguna tentang kegiatan operasi dan arus kas
masa mendatang. Ada beberapa hal yang diminta lebih spesifik yaitu:
a) Hasil operasi yaitu informasi perubahan harga penjualan dan volume
penjualan
b) Tafsiran likuiditas yang akan didapat masa mendatang
c) Rincian modal dan rencana pengeluaran modal
d) Prediksi hal-hal yang memberikan dampak material pada masa mendatang

2. Sinyal dan Perkiraan Manajemen Laba


Teori sinyal diperlukan dalam penyajian pengungkapan. Perusahaan yang
tidak menampilkan pengungkapan atau dianggap menyembunyikan
keburukan perusahaan, dapat menurunkan harga saham dan sebaliknya. Teori
ini umumnya konsisten dengan hipotesis pasar setengah kuat.
3. Pengungkapan Segmen dan Laporan Panitia Khusus Pelaloran Keuangan
AICPA (Laporan Komite Jenkins)
Laporan ini terbentuk pada tahun 1991 dan diterbitkan pada akhir pada tahun
1994. Dalam pengungkapan ini, ada hal yang direkomendasi dalam laporan:
a) Pengungkapan segment.
b) Laporan inti dan kegiatan non inti secara terpisah.
c) Pelaporan interin
d) Beberapa rekomendasi lainnya seperti

4. SFAS No.131
Laporan yang diinginkan pada SFAS No.131 adalah pelaporan segmen
dengan pendekatan manajemen berdasarkan bagaimana cara manajemen
mengatur segmen dalam sebuah perusahaan dalam pengambilan keputusan
dan merencanakan kinerja.
Adapaun hal yang perlu diperhatikan dalam SFAS No.131 yaitu aset
segmen harus dilaporkan, kewajiban segmen bersifat operasional dan laporan
arus kas segmen tidak diwajibkan.
Hal baru yang terdapat dalam SFAS No.131, bahwa informasi
segmental dalam periode tertentu harus mencakup pendapatan segmen, laba
rugi segmen dan aset yang dimiliki oleh segmen.
SFAS No.131 terbilang sukses karena dapat meningkatkan jumlah
perusahaan yang menyajikan pengungkapan setelah menggunakan SFAS ini.
Dampak SFAS No.131 ada yang negative dan positif. Dampak
negatifnya adalah para pengusaha khawatir tentang adanya laporan segmen
bersifat rahasia vital perusahaan yang dapat bocor kepada kompetitornya.
Namun dampak positifnya adalah menciptakan iklim yang baik bagi investor
karena mengurangi resiko rugi dalam penanaman modal maupun saham.

5. Informasi Tri Wulan


SEC meminta kepada beberapa perusahaan untuk menyampaikan data
keuangannya setiap empat bulan sekali. Ada pertanyaan teoritis mengenai
data per kuarter yaitu:
Apakah ia harus dipandang secara terpisah satu sama lain (discrete
view) atau secara satu kesatuan (integral view)
Dalam APB Opinion No.28 lebih memilih secara integral view karena
penyajiannya lebih memiliki validitas karena banyak kegiatan dalam satu
tahun yang tidak dapat dipisahkan, misalnya tarif pajak yang dihitung per
tahun.

6. Perusahaan Kecil dan Perusahaan Besar


Dalam penyajian pengungkapan, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit
bagi sebuah perusahaan kecil. Untuk itu FASB mencari jalan keluar dengan
mempertimbangkan implikasi pengungkapan pada perusahaan kecil dengan
mengungkapkan tujuan bahwa pengungkapan hanya diperuntukkan jika
relevan dan cost effective.
Namun, nyatanya perusahaan kecil memiliki informasi yang lebih
komprehensif dibandingkan dengan perusahaan besar. Hal ini mungkin
terjadi karena informasi public perusahaan kecil lebih sedikit dibandingkan
perusahaan besar. Oleh karena itu, perusahaan kecil tetap menggunakan
pengungkaan karena merupakan salah satu sumber informasi yang
diandalkan sehing
Secara luas ditafsirkan, pengungkapan berkaitan dengan informasi baik
dalam laporan keuangan dan komunikasi tambahan. pelaporan keuangan
sering digunakan sebagai istilah payung untuk mencakup baik laporan
keuangan itu sendiri maupun jenis tambahan dari informasi yang disebutkan
sebelumnya. SAFC no 5. mendefinisikan pengungkapan sebagai penyajian
informasi dengan cara selain pengakuan dalam laporan keuangan, yang
kontras dengan pengakuan dalam laporan keuangan itu sendiri dan ini adalah
aspek pengungkapan yang sebagian besar kami pegang. pelaporan keuangan
sangat kompleks sehingga laporan keuangan itu sendiri harus dilengkapi.
DAFTAR PUSTAKA

Wolk, Harry I., Tearney, Michael G., and Dodd, James L., Accounting Theory,
Fifth Edition, South-Western College Publishing (Thomson Learning)

Anda mungkin juga menyukai