Anda di halaman 1dari 22

SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR DUNIA

ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI


“BANGUNAN COLOSSEUM”

Oleh:
Nama : Ni Luh Putu Indah Permata Swari
NIM : I0212057

Prodi Arsitektur
Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1
DAFTAR ISI
PERADABAN ARSITEKTUR KLASIK BANGSA ROMAWI 3
BANGUNAN PADA ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI 6
A SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI 6
B SEJARAH PEMBANGUNAN ARSITEKTUR COLOSSEUM 9
C KARAKTERISTIK COLOSSEUM
D BAGIAN COLOSSEUM
1 Pintu Masuk
2 Tempat Duduk
3 Atap
4 Lantai
E STRUKTUR PEMBANGUNAN COLOSSEUM
F MATERIAL BANGUNAN COLOSSEUM
1 Travertine
2 Tuff
3 Tile
4 Roman Cement
5 Mortar (Malta)
6 Lime
SIMPULAN 11
DAFTAR PUSTAKA

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 3

PERADABAN ARSITEKTUR KLASIK


BANGSA ROMAWI

A
rsitektur adalah bagian dari kebudayaan manusia dan merupakan
ungkapan fisik dan peninggalan budaya dari suatu masyarakat
dalam batasan tempat dan waktu tertentu. Dari dahulu sampai
sekarang bahkan yang akan datang, arsitektur akan selalu berkembang dalam bentuk
semakin kompleks, sejalan dengan perkembangan peradaban dan budaya termasuk
ilmu pengetahuan, teknologi dan tuntutan kebutuhan manusia baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Sejarah perkembangan arsitektur mencakup dimensi ruang dan
waktu yang sukar ditentukan batasnya. Dan untuk mempermudah di dalam
mempelajarinya, suatu karya arsitektur dibedakan menurut ciri-ciri bentuk dan karakter
arsitektural dalam kurun waktu tertentu.
Arsitektur Klasik Romawi berawal dari periode Hellenistik yang merupakan
zaman klasik bagi arsitektur dan merupakan peralihan perencanaan bangunan dari
Yunani ke Romawi. Sebagaimana telah dikemukakan Socrates, peradaban bisa
berkembang dan juga merosot. Hal ini juga terjadi di Roma, sehingga menyebabkan
munculnya pemukiman masyarakat dengan kondisi yang semakin memburuk dan
mempersulit orang untuk mendapatkan tempat tinggal.
Secara turun-temurun kekaisaran Romawi menginginkan perluasan daerah
kekuasannya sehingga salah satu kota bekas pemerintahan Yunani, Athena menjadi
pusat dunia pada waktu itu. Pada abad ke-3 M yaitu pada masa kekaisaran Agustinus
merupakan contoh tata wilayah pertama di abad pertama SM.
Kekaisaran Roma yang berkembang dengan cepat menimbulkan banyaknya
jumlah penduduk sehingga menciptakan permasalahan baru. Namun tidak
mempengaruhi kekaisaran baru untuk mendirikan forum yang lebih besar dari
sebelumnya. Forum ini berfungsi sebagai pusat bagi kehidupan politik dan perniagaan
kota. Bangsa Romawi lalu mulai merencanakan jaringan jalan di seluruh kekuasaan
kekaisaran yang membentang dari Spanyol, Armenia, Inggris sampai Mesir.
Pelaksanaan pembangunan telah mengikuti rencana induk yang disepakati dengan
cepat meskipun ada sedikit perbedaan dalam aplikasinya.
Dalam perkembangannya agama Nasrani turut mempengaruhi sebagian
masyarakat yang tidak menyukai kepemimpinan kaisar Romawi. Maka terjadilah

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 4

peperangan antar mazhab dan partai oposisi. Tempat publik seperti forum-forum
dibongkar, sehingga Romawi runtuh di akhir abad ke-3.
Salah satu peninggalan peradaban bangsa romawi yaitu Colosseum. Colosseum
yaitu arena gladiator untuk hiburan bagi raja-raja di Romawi. Pembangunan Colosseum
dimulai dari perintah Raja Vespasian tahun 72 M dan terselesaikan oleh anaknya Titus
pada tahun 80 M. Colosseum didirikan berdekatan dengan sebuah istana megah yang
sebelumnya dibangun Nero, yang bernama Domus Aurea yang dibangun sesudah
kebakaran besar di Roma pada tahun 64 M.
Struktur Colosseum yang paling terbebani oleh beban adalah struktur travertine.
Material yang digunakan dalam pembangunan Colosseum banyak ditemukan atau
diproduksi di wilayah Romawi. Untuk pilar dan dinding radial menggunakan travertino,
batu kapur, tuff. Lantai dan dinding menggunakan ubin. Untuk kubah menggunakan
material beton (semen)
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui sejarah perkembangan, karakteristik,
bagian, struktur dan material bangunan Colosseum.

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 5

BANGUNAN PADA ARSITEKTUR KLASIK


ROMAWI
A. SEJARAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI

P
eriode Hellenistik merupakan zaman klasik bagi arsitektur dan
merupakan peralihan perencanaan bangunan dari Yunani ke Romawi.
Kota Romawi pada saat itu telah dirancang dengan gaya klasik oleh
Vitruvius (arsitek). Teori dan filosofi rancangannya disamakan dengan masa
modern pada abad ke dua puluh yang akan datang.
Sebagaimana telah dikemukakan Socrates, peradaban bisa berkembang dan
juga merosot. Begitulah yang terjadi di Roma pada saat itu, akibat penyalahgunaan
wewenang para politikus yang korup, kota dimanipulasi sebagai tempat tinggal
pribadi dan investasi. Akibatnya muncul pemukiman masyarakat dengan kondisi
yang semakin memburuk dan mempersulit orang untuk mendapatkan tempat
tinggal.
Bangsa Romawi tidak sepenuhnya melaksanakan demokrasi. Hal ini terjadi
pada masa raja-raja Etruscan pada tahun 500 SM hingga kekaisaran Julius Caesar
pada tahun 100 SM. Bangsa Romawi selalu mengagungkan pimpinannya bagaikan
Dewa dengan kekuasaan mutlak.
Secara turun-temurun kekaisaran Romawi menginginkan perluasan daerah
kekuasannya sehingga salah satu kota bekas pemerintahan Yunani, Athena
menjadi pusat dunia pada saat itu. Konsekuensinya kota tersebut harus menerima
orang asing dalam hubungan dagang dan berusaha menetapkan hukum-hukum
yang diberlakukan bagi kota tersebut. Perkembangan ini mencapai puncaknya
akibat kegiatan perdagangan yang berlangsung di daerah tersebut.
Pada abad ke-3 SM, secara cepat dapat dibangun lebih dari 45.000 blok
apartemen dan sekitar 2.000 rumah pribadi. Bangunan bertingkat paling tinggi yang
pernah dicapai setinggi 21 meter pada masa kekaisaran Agustinus dan merupakan
contoh tata wilayah pertama di abad pertama SM.
Kekaisaran Roma yang berkembang dengan sistem pemerintahan dengan
kekuatan dan kekuasaannya berhasil mencapai jumlah rakyatnya berkisar 250.000
hingga 2.000.000 penghuni tetap, sehingga masalah kekurangan rumah, air bersih
dan transportasi muncul. Namun demikian tidak mempengaruhi setiap kekaisaran
baru atau penggantinya untuk mendirikan monumen-monumen besar sebagai

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 6

bentuk peringatan kebesaran kekaisaran mereka sendiri. Setiap kaisar baru


mendirikan forum yang lebih besar daripada sebelumnya. Forum-forum ini berfungsi
sebagai pusat bagi kehidupan politik dan perniagaan kota.
Bangsa Romawi memahami pentingnya transportasi dan masalah distribusi air
bersih. Mereka mulai merencakan jaringan jalan di seluruh kekuasaan kekaisaran
yang membentang dari Spanyol, Armenia, Inggris hingga Mesir. Jalan - jalan dibuat
untuk melancarkan komunikasi dan memudahkan transportasi perdagangan serta
dapat meninjau dan memelihara ketertiban dalam upayanya menumpas para
pemberontak.
Kolonialisasi daerah teritorial lain dilakukan atas kebijaksanaan kaisar untuk
mengakomodasi imigran ke Roma dan menetapkan status hukum serta tata tertib
bagi rakyat Romawi. Untuk menunjang peraturan tersebut Romawi membangun
kawasan atau kota-kota militer di seluruh perbatasan kekaisaran.
Pelaksanaan pembangunan pada umumnya telah mengikuti rencana induk
yang disepakati dengan cepat meskipun ada sedikit perbedaan dalam aplikasinya.
Pembangunan kota dengan pola empat persegi diperuntukkan pada kawasan
bangunan pemerintahan yang diletakkan di persimpangan jalan utama. Karena
upaya ini berhasil maka perencanaan dengan pola grid digunakan pula untuk
kawasan pemukiman, terutama apartemen besar yang bergaya atrium untuk
kalangan kaya. Kejayaan Romawi dengan konsep bentuk kota yang sampai
sekarang terkenal dan dipakai di kota-kota besar Amerika Serikat akhimya harus
runtuh secara bertahap akibat pertentangan yang terjadi di kalangan atas.
Keputusan cenderung apatis dan kehidupan masyarakat menjadi hedonistik dan
lamban. Kondisi demikian justru merupakan kelemahan suatu bangsa yang akan
menarik bangsa lain diantaranya golongan Barbar untuk menguasai kekaisaran
Romawi. Golongan ini mulai menyerang untuk pertama kalinya selama Iima abad,
Roma mempunyai musuh yang siap menyerang di tepi perbentengannya.
Dalam perkembangannya agama Nasrani turut mempengaruhi sebagian
masyarakat yang tidak menyukai kepemimpinan kaisar Romawi. Maka terjadilah
peperangan antar mazhab dan partai oposisi. Benteng-benteng bawah tanah yang
dibangun para kaisar digali dan diburu untuk bahan bangunan. Tempat-tempat
publik seperti forum dibongkar oleh massa yang bertarung. Romawi runtuh di akhir
abad ke tiga.

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 7

B. SEJARAH PEMBANGUNAN ARSITEKTUR COLOSSEUM

Nama Colosseum diambil dari nama sebuah patung dengan tinggi 130 kaki
(40m), Colossus. Selain diambil dari nama Colossus, Colosseum juga disebut
sebagai Flavian Amphitheatre. Di Itali, Colosseum diberi nama Il Colosseo.
Sedangkan di Roma menggunakan nama le colisee dan el coliseo untuk
menyebutkan Colosseum.
Konstruksi Colosseum dimulai dari perintah Raja Vespasian tahun 72 M dan
diselesaikan oleh anaknya Titus pada tahun 80 M. Colosseum didirikan berdekatan
dengan Nero’s enermous palace, Domus Aurea yang telah terbangun pada
sesudah kebakaran besar di Roma pada tahun 64 M. Colosseum dibangun
untuk arena gladiator yang ketika itu merupakan hiburan bagi raja-raja di Romawi.
Para tahanan ketika itu dijadikan gladiator untuk bertarung hingga tewas.
Jumlah gladiator yang tewas ketika masa romawi diperkirakan jumlahnya 700,000
orang. Sehinga ketika itu Colosseum merupakan tempat pembataian paling keji
yang digunakan untuk menghibur raja dan para penoton. Selain bertarung melawan
antar gladiator terkadang para gladiator juga harus bertarung melawan hewan
seperti harimau, singa, hyena, kuda nil, badak, buaya, gajah, dan masih banyak
lagi. Sebanyak 5.000 hewan dibantai selama 1 hari di Colosseum.
Selain sebagai permainan gladiator, kegiatan publik lainnya diadakan di sana,
seperti pertempuran laut tiruan, berburu binatang eksekusi, dan drama yang
didasarkan pada mitologi klasik.
Colosseum masih digunakan sampai tahun 217, meskipun telah rusak
kebakaran karena disambar petir. Koloseum telah diperbaiki pada tahun 238 dan
permainan gladiator berlanjut sampai umat kristen secara berangsur-angsur
menghentikan permainan tersebut karena terlalu banyak memakan korban jiwa.
Bangunan tersebut digunakan untuk menyimpan berbagai macam jenis
binatang sampai pada tahun ke 524. Dua gempa bumi pada tahun 442 dan 508
menyebabkan kerusakan yang parah pada bangunan tersebut. Di Abad
pertengahan, Colosseum rusak sangat parah akibat gempa bumi lagi yakni pada
tahun 847 dan 1349 dan dijadikan sebagai benteng dan sebuah gereja juga
didirikan disana.
Banyak batu marmer digunakan untuk melapisi dan membangun kembali
bagian-bagian Colosseum yang telah rusak karena terbakar. Pada abad 16 dan 17,
keluarga-keluarga Roman menggunakan Colloseum sebagai tempat pengambilan

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 8

batu marmer untuk konstruksi bangunan St. Peter’s Basilica dan kediaman khusus
palazzi, keluarga Roman.
Pada tahun 1749, ada sebuah bentuk dari pemeliharaan Colosseum. Paus
Benediktus XIV melarang untuk menggunakan Colosseum sebagai tempat
penambangan. Pada tahun 2000 ada sebuah protes keras di Itali dalam rangka
menentang penggunaan hukuman mati untuk negara-negara di seluruh dunia (di
Italia, hukuman mati dihapuskan pada tahun 1948). Beberapa demonstran
memakai tempat di depan Colosseum. Sejak saat itu, sebagai sebuah isyarat
menentang kapitalis tersebut, penduduk lokal mengganti warna Colosseum di
malam hari dari putih menjadi emas dengan menggunakan penerangan berupa lilin
dan lampu neon sampai pada saat dimana seluruh dunia menghapuskan tindakan
penghukuman mati itu.

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 9

C. KARAKTERISTIK COLOSSEUM

Gambar 01. Fasad depan Colosseum


Sumber. www.wallzonehd.com

Fasad depan Colosseum berbentuk elips.

Colosseum memiliki bentuk elips dengan ukuran tinggi 48 m, panjang 188 m,


lebar 156 m dan luas seluruh bangunan sekitar 2.5 ha membuat Colosseum terlihat
begitu besar dan luas. Arenanya terbuat dari kayu berukuran 86 m x 54 m, dan
tertutup oleh pasir. Bentuk elips atau bulat dari Colosseum berfungsi untuk
mencegah para pemain untuk kabur ke arah sudut dan mencegah para penonton
untuk berada lebih dekat dengan pertunjukan.
Colosseum merupakan hasil karya yang sangat hebat. Bangunan ini dikatakan
sebagai stadium yang hebat dan spektakuler dikarenakan oleh bentuk dan struktur
dari Colosseum. Tempat duduk di Colosseum dibagi berdasarkan tingkatan-
tingkatan yang berbeda berdasarkan status sosial dalam masyarakat Romawi.

Gambar 02. Tingkatan podium pada bangunan Colosseum


Sumber. http://id.wikipedia.org/wiki/Koloseum

Podium pada Colosseum disusun berdasarkan tingkatan stasus


sosial dalam masyarakat Romawi.

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 10

Podium utama di yang terletak di bagian utara dan selatan untuk kaisar dan
keluarganya, tempat ini memberikan pemandangan yang terbaik dilihat dari arena,
terdapat tempat istirahat, tempat penyimpanan harta juga berada di tingkat ini.
Kemudian pada tingkat yang sama dengan platform yang lebih luas merupakan
podium khusus untuk para senator roman, yang boleh membawa kursi sendiri.
Nama-nama beberapa senator masih dapat dilihat dari ukiran pada batu yang
menjadi tempat duduknya.
Pada tingkat berikutnya disebut maenianum primum, yang dikhususkan untuk
para bangsawan roman. Selanjutnya pada tingkat ketiga adalah maenianum
secundum yang dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian. Bagian paling bawah (immum)
digunakan untuk para orang kaya, di bagian atasnya lagi (summum), digunakan
untuk rakyat jelata. Dan yang terakhir, di bagian kayu (maenianum secundum in
legneis) adalah tempat yang strukturnya dari kayu di paling atas bangunan. Tempat
itu merupakan tempat untuk berdiri saja yang digunakan untuk para wanita
rendahan.
Setelah 2 tahun Colosseum digunakan sebagai tempat pertunjukan, Anak
termuda Vespasian yang bernama Domitian memerintahkan untuk
mengkonstruksikan area bawah tanah (hypogeum), dua tingkat jalur bawah tanah
yang saling berhubungan berupa terowongan dan kurungan dimana para gladiator
dan binatang ditempatkan sebelum pertarungannya dimulai. Disana juga
disediakan jebakan-jebakan berupa pintu jebakan yang digunakan untuk mencegah
masuknya hewan-hewan buas yang tidak direncanakan ke arena dan untuk
menjaga tempat penyimpanan senjata di dalam Colosseum tersebut.

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 11

D. BAGIAN COLOSSEUM
Colosseum atau Flavian Amphitheatre dibangun di atas danau yang dikuras.

Gambar 03. Bagian Colosseum


Sumber. http://www.mariamilani.com/colosseum/plan_roman_colosseum.html

Gambar 04. Bentuk denah dan tampak Colosseum


Sumber. the-colosseum.net

Colosseum berbentuk elips (lonjong) dengan sumbu panjang 190m x 156m,


sekitar 620ft x 513ft dan ketinggian sekitar 165m. Area dalam berukuran 88m x 55m
sekitar 287ft x 180ft. Dapat menampung sekitar 50.000-70.000 penonton.
Kerangka dermaga dan lengkungan lingkaran konsentris menggunakan
material kapur travertine untuk membangun Colosseum. Batu apung dicampur
dengan semen digunakan pada konstruksi kubah. Material yang digunakan pada
struktur bangunan menggunakan bahan yang sesuai dengan kualitas teknis.

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 12

Colosseum terdiri dari 4 lantai yang maing – masing dari 3 lantai pertama
seluruhnya dikelilingi oleh bentuk lengkungan, tujuannya karena fungsi Colosseum
adalah sebagai tempat pertunjukan. Antara setiap lengkungan dan seterusnya
terdapat setengah kolom hias yang di dasarnya merupakan gaya doric, pada lantai
dua dan tiga gaya ionic, dan pada lantai empat merupakan gaya korintus. Lantai
keempat tidak memiliki lengkungan melainkan serangkaian jendela persegi yang
membiarkan cahaya masuk ke dalam arena. Pada bagian luar jendela lantai empat
diselingi dengan perisai perunggu hias yang saat ini sudah hilang. Seluruh
bangunan dilapisi oleh marmer travertine

Gambar 05. Pembagian struktur lantai pada Colosseum


Sumber. http://images.yourdictionary.com/colosseum

1. Pintu Masuk
Terdapat sekitar 36 akses pintu masuk untuk publik masuk ke dalam arena.
Bagian dalam lengkungan koridor ditutupi dengan plasterwork. Selain itu
terdapat empat gerbang masuk utama yang terletak di kedua ujung dan sisinya.
Salah satunya untuk Kaisar dan pejabat tinggi, dua untuk prosesi keagamaan,
dan sisanya untuk membawa mayat-mayat.

2. Tempat Duduk
Tempat duduk disesuaikan dengan status sosial yang dimiliki oleh
penonton.
Podium utama di yang terletak di bagian utara dan selatan untuk kaisar dan
keluarganya, pada tempat ini memberikan pemandangan yang terbaik dilihat
dari arena, terdapat tempat istirahatnya, tempat penyimpanan harta juga berada

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 13

di tingkat ini. Kemudian pada tingkat yang sama dengan platform yang lebih luas
merupakan podium khusus untuk para senator roman, yang boleh membawa
kursi sendiri. Nama-nama beberapa senator masih dapat dilihat dari ukiran pada
batu yang menjadi tempat duduknya.
Pada tingkat berikutnya disebut maenianum primum, yang dikhususkan
untuk para bangsawan Roman. Selanjutnya pada tingkat ketiga adalah
maenianum secundum yang dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian. Bagian paling
bawah (immum) digunakan untuk para orang kaya, di bagian atasnya lagi
(summum), digunakan untuk rakyat jelata. Dan yang terakhir, di bagian kayu
(maenianum secundum in legneis) adalah tempat yang strukturnya dari kayu di
paling atas bangunan. Tempat itu merupakan tempat untuk berdiri saja yang
digunakan untuk para wanita rendahan.

Gambar 06. Tingkatan podium pada bangunan Colosseum


Sumber. http://www.yukpegi.com/wp-content/uploads/2013/06/menapaki-
sejarah-colosseum-3.jpg

3. Atap
Bagian atas Colosseum tidak memiliki atap, hanya mengikuti bentuk
melengkung bangunan. Untuk melindungi dari panas matahari, penonton
menggunakan sebuah layar yang disebut velarium. Serangkaian tiang – tiang
pendek menonjol keluar dari bagian atas dinding Colosseum yang akan
digunakan untuk mengikat layar.

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 14

4. Lantai
Lantai dari arena terbuat dari kayu dan ditutupi oleh pasir. Di bawah arena
terdapat basement dengan tinggi 6m yang berdiri pada pondasi semen dengan
tebal sekitar 18ft.
Terdapat kamar dan koridor di bawah tanah yang dibangun untuk
mendukung acara di panggung. Kamar bawah tanah digunakan untuk menjaga
hewan, petugas medis, dan gladiator, serta perlengkapan umum lainnya.
Daerah bawah tanah memiliki akses ke sejumlah terowongan bawah tanah yang
mengarah ke sekolah pelatihan gladiator (Ludus Magnus), rumah sakit, serta
kamar mayat.

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 15

E. STRUKTUR PEMBANGUNAN COLOSSEUM


Pembangunan Colosseum mempekerjakan banyak pekerja. Struktur
bangunan yang pertama yaitu blok travertine. Setelah batu tiba di lokasi
pembangunan, batu kemudian dikelompokkan sesuai dengan ukuran yang sama
dan diletakkan secara horizontal. Struktur travertine adalah yang paling terbebani
oleh beban.

Gambar 07. Struktur travertine


Sumber. http://metodoetecniche.blogspot.com/p/articoli-dellautore.html

Blok besar travertine tersebut dirakit dengan menggunakan mesin dari


berbagai jenis. Sebelum peletakan batu tunggal, permukaan blok bawah ini
dioleskan dengan lapisan tipis dari kapur mortar. Selain itu , lapisan mortar ini jelas
juga memiliki fungsi penting untuk mendistribusikan beban pada seluruh bagian
horizontal. Lalu, pin logam ditempatkan di slot yang sesuai. Penggunaan elemen
modular di bangunan yang sesuai dengan bentuk oval adalah bentuk geometris
regular yang berulang – ulang. Misalnya ukuran yang sama pada kursi marmer
untuk penonton yang memiliki panjang 57cm.

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 16

Gambar 08. Elemen yang diletakkan dengan ukuran yang sama


Sumber. http://metodoetecniche.blogspot.com/p/articoli-dellautore.html

Seluruh amfiteater kemudian dibagi menjadi beberapa sektor yang masing-


masing dipercayakan kepada kontraktor yang berbeda. Setiap perusahaan
bangunan yang bertanggung jawab atas sektor, bekerja dengan pekerja sendiri dan
bisa mengambil keuntungan dari kebebasan tertentu pilihan dalam hal solusi teknis
dalam pelaksanaan bangunan.
Hipotesis yang dikemukakan oleh Joseph Cozzo (1923) tentang bentuk
perancah kayu interior dibentuk di rak menonjol dari dinding. Solusi ini
memungkinkan untuk menghasilkan banyak ruang bebas pada tingkat kedua.

Gambar 09. Bentuk perancah kayu yang menonjol


Sumber. http://metodoetecniche.blogspot.com/p/articoli-dellautore.html

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 17

Gambar 09. Kubah barel


Sumber. http://metodoetecniche.blogspot.com/p/articoli-dellautore.html

Adanya “tulang rusuk” pada kubah barel terdiri dari lengkungan tanah liat yang
dihubungkan dengan bipedales. Adanya hipotesis mengenai tulang rusuk dari batu
bata yang terletak di bagian dalam kubah barel pada konkresi akan membagi
penarikan mortir pembentukan konkresi selama pengaturan dan pengerasan,
sehingga dapat menyebabkan keretakan.

Gambar 09. Susunan bata pada kubah barel


Sumber. http://metodoetecniche.blogspot.com/p/articoli-dellautore.html

Teknik membangun kubah beton dihitung pada struktur awal, terdiri dari irisan
besar batu berkapur yang ditempatkan pada pusat dan disusun radial dan tetap
tertanam dalam beton, sehingga penyisipan ke dalam kubah elemen bata dalam
bentuk lengkungan merupakan hasil dari evolusi teknologi yang berkaitan dengan
penggunaan batu bata.
Fungsi lain dari tulang rusuk adalah bisa menyalurkan kekuatan di dalam
elemen yang paling kaku, yang terdapat pada lengkungan di batu bata, sehingga
konsentrasi beban terletak pada bagian struktur yang paling kaku. Sebagaimana

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 18

telah ditunjukkan pada bagian dermaga yang ada di dalam Walling tufa , tetapi juga
karena penyusutan mortar selama pengaturan dan fase pengerasan yang
menyebabkan konsentrasi beban pada bagian-bagian yang tetap tidak berubah
dengan berjalannya waktu.
Tulang rusuk dan batu bata bipedal (bata persegi dua kaki) juga memiliki fungsi
mendistribusikan sebanyak mungkin efek dari penyusutan mortar.

Gambar 10. Peletakan sumbu pada Colosseum


Sumber. http://metodoetecniche.blogspot.com/p/articoli-dellautore.html

Denah Colosseum dibagi menjadi empat bagian sesuai dengan empat situs
independen. Menurut penulis, sumbu utama bangunan mengidentifikasi
directionality yang tepat dalam kaitannya dengan keadaan darurat kota besar dan
juga lokasi matahari terbit pada hari kelahiran Roma (April 21).

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 19

F. MATERIAL BANGUNAN COLOSSEUM


Material yang digunakan dalam pembangunan Colosseum banyak ditemukan
atau diproduksi di wilayah Romawi. Untuk pilar dan dinding radial menggunakan
travertino, batu kapur, tuff. Lantai dan dinding menggunakan ubin. Untuk kubah
menggunakan material beton (semen).

1. Travertine
Adalah batu sedimen yang terbuat dari kalsit, dan disimpan oleh air berkapur.
Warnanya putih sedikit kuning atau kemerahan. Digunakan untuk pilar utama,
lantai dasar dan dinding eksternal.

Gambar 11. Material Travertine


Sumber: http://www.bellinzoni.eu

2. Tuff
Merupakan batu yang diproduksi oleh cementing material vulkanik jatuh
setelah letusan. Warnanya abu-abu, kekuningan, kehijauan atau coklat.
Digunakan dalam penyusunan semen khusus dan sebagai batu bangunan
(peperino).

Gambar 12. Material Tuff


Sumber: http://us.123rf.com

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 20

3. Tile
Adalah ubin dan batu bata yang diproduksi dengan tanah liat dicampur dengan
air, pasir, jerami dan pozzolana yang ditumbuk halus. Campuran ditekan dengan
tangan ke dalam cetakan kayu dan dikeringkan terlebih dahulu di bawah sinar
matahari. Setelah dikeringkan, ubin ditempatkan dalam oven dan panggang
pada 800 ° C. Digunakan dalam struktur dinding dan atap.

Gambar 13. Material Tile


Sumber : http://www.asiaceramicplc.com/UpFiles/

4. Roman Cement
Merupakan bahan bangunan dengan bahan pengikat. Pada umumnya,
diproduksi dengan mencampur batu kapur ditumbuk halus dan tanah liat. Apabila
diampur dengan air akan membentuk semen yang mengeras ke konsistensi batu.
Ketika dicampur dengan pasir, batu-batu kecil atau kerikil akan menjadi beton.

Gambar 14. Material Roman Cement


Sumber: http://throughthesandglass.typepad.com

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 21

5. Mortar (Malta)
Adalah campuran dari calcia, semen dan air (malta semplice) atau dengan air
dan pasir (m. composta). Akan mengeras apabila terkena udara (malta aerea)
dan juga dalam air (malta Idraulica).

Gambar 15. Material Mortar (Malta)


Sumber: http://www.nvtc.ee/e-oppe/Marina/ehitus_materials/materials.html

6. Lime
Dibentuk dengan pemanasan batu kapur - yang mengandung kalsium, karbon
dan oksigen dalam perapian. Limestone mengalami reaksi kimia di mana karbon
dan beberapa oksigen akan didorong off sebagai karbon dioksida , meninggalkan
produk yang sangat reaktif yang dikenal sebagai kapur atau kalsium oksida.
Beton diproduksi dengan mencampur pasta dengan pasir sungai atau pozzolana.
Kapur itu diubah menjadi kapur pasta dengan cara merendam dalam air.

Gambar 16. Material kapur Lime


Sumber: http://www.castletownheritage.co.uk

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM


sejarah arsitektur II – prodi arsitektur uns 2013 22

SIMPULAN

B
angunan Colosseum merupakan peninggalan arsitektur klasik bangsa
romawi. Pembangunannya yang memakan waktu yang cukup lama
menghasilkan bentuk dan struktur yang seimbang. Keunikan bentuk
bangunan yaitu elips (oval) menjadikan identitas tersendiri bagi bangunan Colosseum
yang merupakan arsitektur klasik romawi.
Material yang digunakan dalam pembangunan Colosseum banyak ditemukan
atau diproduksi di wilayah Romawi. Untuk pilar dan dinding radial menggunakan
Travertino, batu kapur, tuff. Lantai dan dinding menggunakan ubin. Untuk kubah
menggunakan material beton (semen).
Struktur bangunan yang sangat megah memberikan kekaguman akan bangsa
Romawi yang hidup pada jaman itu. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dimiliki oleh bangsa Romawi memberikan apresiasi yang lebih.

NI LUH PUTU INDAH PERMATA SWARI_I0212057_ARSITEKTUR KLASIK ROMAWI_BANGUNAN COLOSSEUM

Anda mungkin juga menyukai