1. RASIONAL
Paradigma bimbingan dan konseling lebih berorientasi pada pengenalan potensi,
kebutuhan, dan tugas perkembangan serta pemenuhan kebutuhan dan tugas-tugas
perkembangan tersebut. Alih-alih memberikan pelayanan bagi peserta didik yang
bermasalah, pemenuhan perkembangan optimal dan pencegahan terjadinya masalah
merupakan fokus pelayanan. Atas dasar pemikiran tersebut maka pengenalan potensi
individu merupakan kegiatan urgen pada awal layanan bantuan. Bimbingan dan konseling
saat ini tertuju pada mengenali kebutuhan peserta didik, orang tua, dan sekolah.
Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam membantu peserta
didik dalam mencapai tugas-tugas perkembangan sebagaimana tercantum dalam Standar
Kompetensi Kemandirian Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD). Dalam upaya
mendukung pencapaian tugas perkembangan tersebut, program bimbingan dan konseling
dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah. Bimbingan
dan konseling merupakan komponen integral system pendidikan, yang berupaya
memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli. Bimbingan dan Konseling adalah
upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh
guru bimbingan dan konseling atau konselor untuk memfasilitasi kemandirian
perkembangan pesertadidik/konseli yang optimal. Sebagai komponen integral, wilayah
bimbingan dan konseling yang memandirikan bersinergi dengan wilayah layanan
administrasi dan manajemen, serta wilayah kurikulum dan pembelajaran yang mendidik.
2. VISI dan MISI
VISI
Bimbingan Konseling mampu mewujudkan peserta yang disiplin, anti bulliying dan
peserta didik yang intelektual
MISI
1. Mengembangkan potensi peserta didik yang unggul dalam kedisiplinan, kejujuran
serta kreatifitas.
2. Menyelenggarakan orientasi tentang bulliying
3. Meningkatkan minat baca peserta didik
3. DESKRIPSI KEBUTUHAN
Kebutuhan peserta didik/konseli dapat diidentifikasi berdasarkan asumsi teoritik dan hasil
asesmen kebutuhan yang dilakukan. Dalam melaksanakan tugasnya, Guru
Bimbingan dan Konseling terlebih dahulu menyusun daftar kebutuhan
(NeedAsesment). Tujuannya penyusunan instrumen tersebut untuk mengetahui
kebutuhandan permasalahan konseli. Ada beberapa contoh aplikasi intrumen yang
dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan konseli, antara lain: Daftar Cek Masalah
(DCM), Alat Ungkap Masalah (AUM), Analisa Tugas Perkembangan (ATP),
Identifikasi Kebutuhan dan Masalah Konseli (IKMS), Angket Kebutuhan Peserta Didik
(AKPD), dan Sosiometri. Selain itu, pengalaman Konselor dalam melaksanakan program
pelayanan konseling dan masukan dari berbagai pihak terkait juga dapat digunakan
sebagai dasar penyusunan daftar kebutuhan peserta didik. Angket masalah konseli atau
peserta didik dibuat dan disusun oleh Guru Bimbingan dan Konseling sesuai dengan
lingkungan dan masalah/kebutuhan konseli/peserta didik di sekolah. Diolah dengan
instrumen Alat Ungkap Masalah (AUM-UMUM).
4. TUJUAN
Untuk membantu para peserta didik dalam mencapai tugas perkembangannya dengan
optimal sebagai pribadi dan social
5. KOMPONEN LAYANAN
a. Layanan Dasar
b. Layanan Responsif
c. Dukungan Sistem
6. BIDANG LAYANAN
a. Bidang Layanan Pribadi
b. Bidang Layanan Sosial
c. Bidang Layanan Belajar
7. RENCANA OPERASIONAL
Bidang Tujuan Komponen Strategi Materi Metode Media Evaluasi
Layanan Layanan Layanan Layanan Layanan
PRIBADI Peserta didik Layanan Bimbingan Meningkatkan Ceramah PPT, Proses:
mampu Dasar, Laptop, Observasi
Klasikal kedisiplinan
menumbuhka Dukungan LCD. dan
n kesadaran Sistem wawancara
akan aturan
sekolah.
SOSIAL Peserta didik Layanan Konseling Stop Bullying Ceramah PPT, Proses:
mengerti Laptop, Observasi
Responsif Kelompok dan
tentang LCD. dan
dampak Diskusi
wawancara
bullying.
BELAJAR Peserta didik Layanan Bimbingan Minat Belajar Ceramah PPT, Proses:
sadar akan Observasi
Responsif Klasikal Laptop,
pentingnya
literasi. LCD.
Tahap evaluasi program diarahkan pada rencana program, pelaksanaan dan hasil yang
dicapai. Oleh karena itu fokus evaluasi program adalah perencanaan,pelaksanaan dan
penilaian pelayanan yang diberikan.
Tindak Lanjut
Tindak lanjut merupakan kegiatan yang dilakukan setelah evaluasi program
dilakukan. Kegiatan tindak lanjut yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menindaklanjuti
kegiatan pelayanan yang diberikan. Kegiatan tindak lanjut ini sebagai upaya
menuntaskan bantuan, perbaikan dan atau pengembangan program BK pada tahun
pelajaran berikutnya.