Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PENGEMBANGAN ALAT-ALAT LABORATORIUM FISIKA

OLEH :
Marjuni 22175015
Nurhamdin Putra 22175021
Rahmi Habibah 22175022

DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Yulkifli, M.Si
Yohandri, M.Si., Ph.D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Pengembangan Alat-
alat Laboratorium Tentang sampai dengan selesai.Laporan ini merupakan tugas Pribadi dari mata
kuliah Pengembangan Alat-alat Laboratorium. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam memperoleh nilai pada Pendidikan Study Magister Fisika FMIPA UNP.
Dalam penyelesaian Laporan ini penulis banyak menemui kendala. Namun berkat
bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan Laporan ini dengan baik. Untuk itu
penulis pertama kali mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Pengembangan Alat-alat Laboratorium Fisika, Bapak Dr. Yulkifli, M.Si dan Bapak Yohandri,
M.Si., Ph.D Rasa terima kasih juga kami tuturkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
menyelesaikan laporan ini. Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan laporan ini untuk kedepannya. Semoga laporan ini bisa dimanfaatkan sebaik-
baiknya.

Penulis

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR---------------------------------------------------------------------i
DAFTAR ISI--------------------------------------------------------------------------------ii
BAB I PENDAHULUAN-----------------------------------------------------------------1
A. Latar Belakang----------------------------------------------------------------------1
B. Rumusan Masalah------------------------------------------------------------------1
C. Tujuan--------------------------------------------------------------------------------1
BAB IIKAJIAN PUSTAKA-------------------------------------------------------------2
A. Materi Pembelajaran---------------------------------------------------------------2
B. Lembar Kerrja Peserta Didik-----------------------------------------------------2
C. Scaffolding--------------------------------------------------------------------------5
BAB IIIPENUTUP-------------------------------------------------------------------------9
A. Kesimpulan--------------------------------------------------------------------------9
B. Saran ---------------------------------------------------------------------------------9
DAFTAR PUSTAKA--------------------------------------------------------------------10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium merupakan salah satu prasarana pendidikan, yang dapat digunakan sebagai
tempat berlatih para peserta didik dalam memahami konsepkonsep dengan melakukan percobaan
dan pengamatan. Dengan demikian, laboratorium merupakan bagian yang integral tak dapat
dipisahkan dari suatu pengajaran di dalam kelas. Keberadaan laboratorium diperlukan untuk
memberikan pengalaman langsung dari aplikasi teori yang diterima melalui kegiatan
laboratorium/praktikum, untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di kelas.
Berkaitan dengan hal di atas maka peranan laboratorium menjadi sangat penting, karena
laboratorium merupakan pusat proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan,
penyelidikan, atau penelitian dalam perkuliahan . Dengan demikian laboratorium mempunyai
fungsi sebagai tempat kegiatan penunjang dari kegiatan kelas, atau sebaliknya kegiatan kelas
menjadi penunjang kegiatan laboratorium. Dilihat dari fungsinya,pertama laboratorium menjadi
tempat bagi pendidik untuk mendalami konsep,mengembangkan metode pembelajaran,
memperkaya pengetahuan dan keterampilan, dan sebagainya. Kedua, sebagai tempat bagi peserta
didik untuk belajar, memahami, mengembangkan keterampilan, dan mengaplikasikan tentang
teori yang telah didapat waktu pembelajaran didalam kelas.
Berdasarkan hal tersebut perlu dikembangkannya Alat Praktikum di sekolah Salah satu
materi fisika yang memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan sehari-hari adalah hukum Newton.
keberhasilan dalam mengkuantisasi hukum-hukum Newton tentang gerak memicu terjadinya
revolusi industri pertama. Namun, dalam prakteknya guru lebih sering mengajarkan hukum
Newton hanya mengenai rumus dan penggunaan rumusnya dalam aplikasi soal saja. Penggunaan
bahan ajar yang hanya berpusat pada buku dari perpustakaan atau lembar kerja siswa yang hanya
berisikan kumpulan soal membuat peserta didik sulit memahama materi Hukum Newton.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana merancang alat praktikum materi Hukum Newton dengan bantuan LKPD
berbasis Scaffolding?
C. Tujuan
Untuk Mengrtahui Bagaimana merancang alat praktikum materi Hukum Newton dengan
bantuan LKPD berbasis Scaffold

1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Materi Pembelajaran

B. Hukum-hukum Newton
adalah hukum yang
mengatur tentang gerak.
Hukum gerak
C. Newton itu sendiri
merupakan hukum yang
fundamental. Artinya,
pertama hukum ini tidak
D. dapat dibuktikan dari
prinsip-prinsip lain. Kedua,
hukum ini memungkinkan
kita agar dapat

2
E. memahami jenis gerak
yang paling umum yang
merupakan dasar mekanika
klasik.
F. Hukum gerak Newton
adalah tiga hukum yang
menjadi dasar mekanika
klasik. Hukum ini
G. menggambarkan
hubungan antara gaya yang
bekerja pada suatu benda
dan gerak yang
H. disebabkannya. Ketiga
hukum gerak ini pertama

3
dirangkum oleh Isaac
Newton dalam
I. karyanya Philosophi
Naturalis
PrincipaMathematica,
pertama kali ditebitkan
pada 05 Juli
J. 1687.
K. Hukum-hukum Newton
adalah hukum yang
mengatur tentang gerak.
Hukum gerak
L. Newton itu sendiri
merupakan hukum yang

4
fundamental. Artinya,
pertama hukum ini tidak
M. dapat dibuktikan dari
prinsip-prinsip lain. Kedua,
hukum ini memungkinkan
kita agar dapat
N. memahami jenis gerak
yang paling umum yang
merupakan dasar mekanika
klasik.
O. Hukum gerak Newton
adalah tiga hukum yang
menjadi dasar mekanika
klasik. Hukum ini

5
P. menggambarkan
hubungan antara gaya yang
bekerja pada suatu benda
dan gerak yang
Q. disebabkannya. Ketiga
hukum gerak ini pertama
dirangkum oleh Isaac
Newton dalam
R. karyanya Philosophi
Naturalis
PrincipaMathematica,
pertama kali ditebitkan
pada 05 Juli
S. 1687.
Hukum II Newton
Hukum II Newton berbunyi: “ Massa benda dipengaruhi oleh gaya luar yang
berbanding terbalik dengan percepatan gerak benda tersebut“

6
Contoh :
ketika kamu menjadi penjaga gawang dalam permainan sepak bola, kamu harus
memberikan gaya untuk mencegaah bola masuk ke gawang. Gaya tersebut dapat berubah
pukulan untuk membelokkan arah bola, atau menahannya dengan menangkap bola. Laju
dan arah gerak bola akan berubah bergantung pada gaya yang kamu berikan.
Dirumuskan :
a = atau ƩF = m.a
Keterangaan :
F = jumlah gaya-gaya pada benda (newton = kg m/s2 )
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda (m/s2)

B. LKPD
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)Menurut Prastowo (2014) penjelasan yang
diungkapkan oleh bukuPanduan Pengembangan Bahan Ajar yang diterbitkan oleh Diknas
bahwa lembarkegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh siswa. LKPD bukan merupakan “Lembar Kegiatan
PesertaDidik”, akan tetapi “Lembar Kerja Peserta Didik”. LKPD merupakan materi
ajaryang sudah dikemas sedemikian rupa sehingga siswa diharapkan dapatmempelajari
materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKPD, siswa akanmendapatkan materi,
ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi. Selainitu, dalam LKPD siswa dapat
menemukan arahan yang terstruktur untukmemahami materi yang diberikan. Dalam
LKPD, siswa pada saat yang bersamaandiberi materi dan tugas yang berkaitan dengan
materi tersebut.
LKPD mempunyai empat fungsi yaitu :
1. LKPD sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran pendidik namun lebih
mengaktikan siswa;
2. LKPD sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang
diberikan;
3. LKPD sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk
berlatih;

7
4. LKPD memudahkan pelaksanaan pelajaran kepada siswa.
Duri Andriani mengungkapkan bahwa, paling tidak ada tiga poin pentingyang menjadi tujuan
penyusunan LKPD, yaitu
1. Menyajikan bahan ajar yangmemudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang
diberikan;
2. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi
yang diberikan;
3. Melatih kemandirian belajar siswa; dan
4. Memudahkanpendidik dalam memberikan tugas kepada siswa.
Jenis-jenis LKPDSetiap LKPD disusun dengan materi dan tugas-tugas tertentu dan tujuan
pengemasan materi pada masing-masing LKPD tersebut, hal ini berakibat pada
jenis LKPD yang bermacam-macam. Kita dapat menemukan lima jenis LKPDyang umum
digunakan oleh siswa, yaitu:
 LKPD yang Penemuan (Siswa Menemukan Suatu Konsep)
LKPD ini memuat apa yang (harus) dilakukan siswa meliputi : melakukan,
mengamati, dan menganalisis. Rumus langkah-langkah yang harus dilakukan
siswa kemudian mintalah siswa untuk mengamati fenomena hasil kegiatannya,
dan berilah pertanyaan analisis yang membatu siswa mengaitkan fenomena yang
diamati dengan konsep yang akan dibangun siswa dalam benaknya.
 LKPD yang Aplikatif-Integratif (Membantu Siswa Menerapkan Dan
Mengintegrasikan Berbagai Konsep Yang Telah Ditemukan)
Dalam sebuah pembelajaran, setelah siswa berhasil menemukan konsep, siswa
selanjutnya kita latih untuk menerapkan konsep telah dipelajari tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.
 LKPD yang Penuntun (Berfungsi sebagai Penuntun Belajar)
LKPD penuntun berisi pertanyaan atau isian yang jawabannya ada didalam
buku. Siswa dapat mengerjakan LKPD tersebut jika ia membaca buku, sehingga
fungsi utama LKPD ini ialah membantu siswa mencari, menghafal, dan
memahami materi pembelajaran yang terdapat didalam buku LKPD ini juga cocok
untuk keperluan remedial.

8
 LKPD yang Penguatan (Berfungsi sebagai Penguatan)
LKPD penguatan diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik tertentu.
Materi pembelajaran yang terdapat didalam buku ajar. LKPD ini juga cocok untuk
pertanyaan.
 LKPD yang Praktikum (Berfungsi sebagai Petunjuk Praktikum)
Bukan memisahkan petunjuk praktikum ke dalam buku tersendiri, kita dapat
menggabungkan petunjuk praktikum ke dalam kumpulan LKPD.
Dengandemikian, dalam bentuk LKPD ini petunjuk praktikum merupakan salah satu
konten dari LKPD.

Karakteristik LKPD yang BaikDengan bahan ajar yang baik, yang isinya mencakup
semua kompetensi inti(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sesuai tuntutan standar isi,
penyajiannyamenarik, bahasanya baku, dan ilustrasinya menarik dan tepat, maka diharapkan
proses belajar pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa bisa optimal mencapai
standar kompetensi lulusan (SKL). Bahan ajar tidak saja membuat materi tentang
pengetahuan tetapi juga berisi tentang keterampilan dan sikap yang perlu
dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi tertuang dalam sebuah bahan ajar.
Bahan ajar menampilkan sejumlah kompetensi yang harus dikuasai siswa melalui
materi-materi pembelajaran yang terkandung didalamnya. Berdasarkan penjelasan
diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud bahan ajar adalah
seperangkat materi pembelajaran yang mengacu pada kurikulum yang digunakan
dalam rangka mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar yang telah
ditentukan.
Bahan ajar disebut layak jika memenuhi kelayakan isi, bahasa, serta
penyajian. Hal tersebut sesuai dengan PP No. 19/2005 pasal 43 ayat (5) yang
menyatakan bahwa, “Kelayakan isi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan buku teks
pelajaran dinilai oleh BSNP dan ditetapkan dangan Peraturan Menteri.”Penjelasan lebih lanjut
mengenai aspek-aspek kelayakan bahan ajardijelaskan sebagai berikut ini :
 Kelayakan Isi, pelajaran yang baik seharusnya berisi tentang materi yang
mendukung tercapainya KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) dari
mata pelajaran tersebut. Kelayakan sisi buku teks pelajaran dapat dinilai dari :

9
materi berorientasi pada aktivitas yang mendorong pemahaman konsep,
keakuratan materi terjaga, kemutakhiran dan aktualitas contoh materi, materi
mendorong keingintahuan, dan materi buku tidak mempertentangkan SARA, tidak
bernuansa pornografi, mengakomodasi keberagaman, dan berwawasan gender.
 Kelayakan PenyajianKelayakan penyajian buku teks pelajaran dapat dinilai dari :
mendorongketerlibatan siswa untuk belajar aktif, keterkaitan antar bab, antar sub bab,
danantar konsep, keterpaduan/keselarasan antar konsep, dan materi disajikan secara
kontekstual.
 Kelayakan Bahasa, Kelayakan bahasa buku teks pelajaran dapat dinilai dari : (1)
kesesuaianbahasa dengan perkembangan siswa; dan (2) ketepatan penggunaan symbol,
istilahdan/atau ikon.
 Kelayakan Kegrafikankelayakan kegrafikan buku teks pelajaran dapat dilihat dari (1) tata
letakunsur grafika estetis, dinamis, dan menarik serta menggunakan ilustrasi yang
memperjelas pemahaman materi buku; (2) tipografi yang digunakan mempunyai
tingkat keterbacaan yang tinggi; dan (3) ilustrasi dan tata letak mempermudah
pemahaman isi materi

C. Scaffolding
Metafora scaffolding (perancah) awalnya diusulkan untuk menggambarkanbagaimana
orang tua dan guru memberikan bantuan yang dinamis kepada balita. Pernyataan tersebut
mengumpamakan peserta didik sama seperti balita namunpada konteks pembelajaran di sekolah.
Dukungan atau bantuan ini bertujuanuntuk memperluas kemampuan peserta didik saat ini, tetapi
tetap membiarkanpeserta didik melakukan sebagian besar pekerjaan yang diperlikan untuk
memecahkan masalah.Scaffolding adalah tentang konseppembelajaran dengan bantuan (Asisten
Learning). Bantuan tersebut dapat berupapetunjuk, dorongan, peringatan, menguraikan masalah
ke dalam langkah-langkahpemecahan, memberikan contoh, dan tindakan-tindakan lain yang
memungkinkanpeserta didik itu belajar mandiri. Menurut teori Vygotsky, pembelajaran
berbantuan adalah teknik mengajar yang akan diterapkan, dimana pendidik memandu
pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik bisa menguasaimateri yang dipelajari
dengan tuntas serta mengajak peserta didik untuk berpikirlebih aktif. Menurut Deta (2017)

10
scaffolding merupakan proses yang digunakanorang lebih dewasa untuk menuntun anak-anak
melalui zona perkembanganproksimal mereka.
Scaffolding erat kaitannya dengan gagasan zone of proximal development,yaitu sebuah
teknik untuk mengubah level dukungan. Selama sesi pengajaranorang lebih ahli menyesuaikan
jumlah bimbingannya dengan kinerja murid yangtelah dicapai. Ketika tugas yang akan dipelajari
oleh murid adalah tugas yangbaru,maka orang yang lebih ahli dapat menggunakan teknik
instruksi lansung.Saat kemampuan murid meningkat, maka semakin sedikit bimbingan yang
diberikan. Scaffolding yaitu guru memberikan bantuan kepada murid untuk mencapai
tugas-tugas yang belum dapat mereka kuasai sendiri, dan kemudian sedikit demi
sedikit menarik dukungannya. Scaffolding dari guru dapat memiliki beragambentuk, termasuk
pertanyaan, tugas-tugas yang disarankan, sumber daya yangdisediakan, tantangan, dan kegiatan-
kegiatan kelas.
Dari definisi yang telah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwascaffolding merupakan
bantuan, dukungan (supporting), dan dukungan kepadasiswa dari orang yang lebih dewasa atau
lebih kompeten khususnya guru yangmemungkinkan pengunaan fungsi kognitif yang lebih tinggi
dan memungkinkanberkembangnya kemampuan belajar sehingga terdapat penguasaan materi
yanglebih tinggi yang ditunjukkan dengan penyelesaian soal-soal.
Vygotsky mengidentifikasi empat tahap pembelajaran Scaffolding, yaitu :
 Tahap pertama adalah pemodelan dengan penjelasan verbal.
 Tahap kedua adalah peniruan peserta didik dari keterampilan yang telah
mereka lihat atau dimodelkan oleh pendidik mereka, termasuk penjelasan.
Selain fase ini, pendidik harus terus menerus menilai pemahaman peserta
didik dan saling menawarkan bantuan dan umpan balik.
 Tahap ketiga adalah periode ketika pendidik mulai menghapus
bimbingannya. Pendidik mengurangi untuk menawarkan bantuan dan umpan
balik kepada murid-muridnya ketika murid-murid mereka mulai menguasai
konten.
 Pada tahap empat, para peserta didik telah mencapai tingkat ahli penguasaan.
Mereka dapat melakukan tugas baru tanpa bantuan dari pendidik mereka.

Keuntungan pembelajaran Scaffolding, yaitu :

11
 Memotivasi dan mengaitkan minat siswa dengan tugas belajar.
 Menyederhanakan tugas belajar sehingga bisa lebih-lebih terkelola dan bisa
bisa dicapai oleh siswa.
 Memberikan petunjuk untuk membantu anak berfokus pada pencapaian
tujuan.
 Secara jelas menunjukkan perbedaan antara pekerjaan anak dan solusi standar
atau yang diharapkan.
 Memberi model dan mendefinisikan dengan jelas harapan mengenai aktivitas
yang dilakukan.
Adapun langkah-langkah pembelajaran scaffolding adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan materi pembelajaran.
2. Menentukan Zona of Proximal Development (ZPD) atau level perkembangan
siswa berdasarkan tingkat kognitifnya dengan melihat nilai hasil belajar
sebelumnya.
3. Mengelompokkan siswa menurut ZPD-ya
4. Memberikan tugas belajar berupa soal-soal berjenjang yang berkaitan dengan
materi pembelajaran.
5. Mendorong siswa bekerja dan belajar menyelesaikan soal-soal dengan cara
memberikan bantuan berupa bimbingan, motivasi, pemberian contoh, kata
kunci atau hal lain yang dapat memancing siswa kearah kemandirian belajar.
6. Mengarahkan siswa yang memiliki ZPD yang tinggi untuk membantu siswa
yang memiliki ZPD rendah.
7. Menyimpulkan pembelajaran dan memberikan tugas (Astuti, dkk 2016).
Dengan menerapkan pembelajaran scaffolding dalam proses pembelajaran
akan dapat meningkatkan keaktifan siswa terhadap materi pembelajaran sehingga
diharapkan dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa.
D. Design Produk
Setelah selesai dilakukan proses studi pendahuluan, selanjutnya membuat desain awal
dari media pembelajaran tersebut.

12
Gambar 1. Desain alat peraga hukum Newton pada bidang datar tampak samping
Keterangan gambar 1:
1. Katrol
2. Tali
3. Beban
4. Meja
5. Papan
6. Mobil
7. Beban

Gambar 2. Desain alat peraga hukum Newton pada bidang miring tampak samping

13
Keterangan gambar 2
1. katrol
2. tali
3. beban
4. tiang penyangga
5. papan bidang miring
6. beban
7. mobil
8. papan alas
9. busur

14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rancangan alat praktikum materi Hukum Newton dengan bantuan LKPD
berbasis Scaffolding masih dalam tahap perancangan yang dimana Alat yang akan di
rancang yaitu Pengembangan Alat Praga Bidang Datar dan alat praga bidang miring
pada Hukum II Newton. Bahan bahan pada Alat ini yaitu Katrol,benang, beban
gunting, papan berskala, mobil mainan dan Busur.

B. Saran
Berdasarkan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan,
oleh sebab itu diharapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan
Alat-alat Laboratorium Fisika serta para pembaca untuk memberikan saran guna
memperbaiki makalah ini kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Rifdatur, R., Sri, H., & Mustika, W. (2014). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berbasis Inkuiri Terbimbing Dan Multimedia Pembelajaran
IPA SMP. Jurnal Berkala IlmiahPendidikan Fisika. 2, (2).
Rusman. (2015). Pembelajaran Tematik Terpadu : Teori, Praktik dan Penilaian.
Jakarta : Rajawali Pres.
Santrock, J., W. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Tarsito.
Setyarini, D. A. (2017). Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran
IPA (Fisika) SMP dengan Menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Berbasis Scaffolding. Jurnal Pendidikan Fisika. 2, (1).
Simanjuntak, M. P. (2014). “Pengembangan Model Pembelajaran Problem
Solving Berbasis Video Terhadap Metakognisi Dan Pemahaman Konsep
Fisika”. Jurnal Pendidikan Fisika. 3, (1).
Sisunandar. 2018. Perencanaan Pengembang Perencanaan Pengembangan dan Safety
Laboratorium an dan Safety Laboratorium. Purwokerto : UMP.
Jurnal Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pengelolaan Laboratorium Pendidikan
Pendidikan. https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jplp Diakses pada tanggal 28
Diakses pada tanggal 14 Februari 2023
Jurnal Efektifitas Pengelolaan Laboratorium Jurnal Efektifitas Pengelolaan Laboratorium
IPA.https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejournal.u
nib.ac.id/index.php/manajerpendidikan/article/viewFile/1242/1039&ved=2ah
UKEwjcgd3ynMLfAhWIP48KHWdyACIQFjAAegQIBhAB&usg=AOvVaw
30Y4VwSQfaTlkBF1ibKGeZ. Diakses pada tanggal 14 Februari 2023

16

Anda mungkin juga menyukai