Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 2

1. Terkait SMK3, apakah terdapat sanksi bagi perusahaan yang lalai atau tidak
menerapkan SMK3? FAKHRI
Jawab : Berdasarkan pasal 190 ayat 2 UU no 1 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
bahwa pemberian sanksi Adminstrasi yang diberikan kepada perusahaan yang
melanggar ketentuan terkait pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) yang meliputi teguran, peringatan tertulis, pembatasan
kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha, pembatalan persetujuan, pembatalan
pendaftaran, penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi, pencabutan
izin. Sanksi-sanksi tersebut sebagai upaya untuk memberikan efek jera kepada
perusahanaan yang lalai atau tidak menerapkan SMK3.

2. Tadi disebutkan bahwa perusahaan yang tidak menerapkan SMK3, namun


diketahui juga bahwa PT National Label sudah dikatakan baik dalam penerapan
norma K3. Lalu, menurut kalian mengapa perusahaan harus menerapkan SMK3?
sedangkan saat mereka tidak menerapkanpun sudah baik dalam pengimplementasian
K3. FITRI
Jawab : Sesuai dengan pasal 87 ayat 1 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 yang terintegrasi
dengan sistem manajemen perusahaan. Lebih lanjut juga diatur dalam PP No 50 tahun
2012 pasal 2 tentang tujuan penerapan SMK3:
a. meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
b. mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh;
serta
c. menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.
Selain itu juga menerapkan SMK3 dan melakukan audit juga menambahkan integritas
perusahan dimata konsumen.
3. Apakah setiap perusahaan wajib mempunyai ahli K3? WANDA
Jawaban : Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Ahli K3) ialah tenaga teknis
berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri
Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja (“UU 1/1970”).
Ahli K3 ditunjuk pada tempat kerja dengan kriteria tertentu dan pada perusahaan yang
memberikan jasa di bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Jika suatu perusahaan
tidak masuk kriteria tertentu di mana diberlakukan ketentuan K3, maka perusahaan
tersebut tidak wajib mempunyai Ahli K3. Artinya, tidak semua perusahaan wajib
memiliki Ahli K3.
Kriteria perusahaan dalam penerapan ahli k3 yaitu iatur dalam permenaker nomor 02
tahun 1992, sebagai berikut :
1.suatu tempat kerja dimana pengurus mempekerjakan tenaga kerja lebih dari 100
orang
2. sutau tempat kerja dimana pengurus mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 100
orang akan tetapi menggunakan bahan,proses,alat dan atau instalasi yang besar risiko
bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.

KELOMPOK 3
4. Mengapa dalam struktur tim tanggap darurat diperlukan wakil ketua ahli k3? Dan
mengapa struktur tersebut masih dikatakan kurang lengkap? BENO
Jawab : Wakil ketua wajib ahli k3 karna pada dasarnya dengan adanya ahli k3 dapat
membantu Memantau setiap pelaksanaan tanggap darurat, mulai dari perawatan
perlengkapan, sarana dan prasarana serta kebutuhan yang lainnya dan mampu
Menjalin kerjasama dengan pihak lainnya yang berkaitan dengan tanggap darurat
perusahaan, termasuk pihak yang berasal dari luar perusahaan.
Struktur tersebut dikatakan kurang lengkap karna didalam peraturan OHSAS
18001:2007 mengenai Emergency Response, di dalam tim tanggap darurat diharuskan
ada regu logistik dan regu keamanan dengan memiliki tugas dan tanggun jawab sbb :
Logistik : Mengakomodasi kebutuhan umum tanggap darurat (makanan, minuman,
pakaian, selimut, pakaian, dsb). Logistik Menjadi kebutuhan penting saat terjadi
kondisi darurat.
Keamanan : tugas keamanan baik di dalam maupun luar perusahaan saat kondisi
darurat sedang berlangsung. Tim ini memastikan bahwa semua sarana, prasarana
hingga aset dalam kondisi aman saat kondisi darurat terjadi.

5. Apa yang terjadi jika Perusahaan tidak melakukan audit smk3?


Jawab : tidak dapat Menilai keefektifan penerapan K3 di tempat kerja Sehingga jika
ada suatu perbaikan dalam melakukan pengendaliAn atau pencegahan keselamatan
dan kesehatan kerja sulit untuk di ukur. NAY

6. Apa saja syarat-syarat untuk menerapkan k3 menurut landasan hukum? RIZALDI


Jawab : berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 ; Tentang Keselamatan Kerja,
pasal 3. Terdapat syarat-syarat yang dibutuhkan dalam penerapan sebagai dasar
analisa awal menciptakan Sistem Majamenen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di
tempat kerja yaitu sebagai berikut :
1. Mencegah dan mengurangi angka kecelakaan kerja.
2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
4. Memberi jalur evakuasi keadaan darurat.
5. Memberi P3K Kecelakaan Kerja.
6. Memberi APD (Alat Pelindung Diri) pada tenaga kerja.
7. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyebaran suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, radiasi, kebisingan dan getaran.
8. Mencegah dan mengendalikan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan keracunan.
9. Penerangan yang cukup dan sesuai.
10. Suhu dan kelembaban udara yang baik.
11. Menyediakan ventilasi yang cukup.
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
13. Keserasian tenaga kerja, peralatan, lingkungan, cara dan proses kerja.
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan manusia, binatang, tanaman &
barang.
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
16. Mengamankan dan memperlancar bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang
17. Mencegah tekena aliran listrik berbahaya.
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan keselamatan pekerjaan yang resikonya
bertambah tinggi.

KELOMPOK 4

7. Sebutkan fungsi P2K3 dan sebutkan landasan hukum pembentukan P2K3.


KHOFIFAH
Jawab : Landasan hukum : Permennaker No.04/MEN/1987 tentang P2K3 dan tata
cara penunjukan P2K3.
Fungsi P2K3
Menghimpun dan mengolah data tentang K3 di tempat kerja
Membantu menunjukan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja :
Berbagai faktor bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan K3
termasuk bahaya kebakaran dan peledakan serta cara penaggulangannya
Faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi dan produktifitas kerja
APD bagi tenaga kerja yang bersangkutan
Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya
Membantu pengusaha atau pengurus dalam :
Mengevaluasi cara kerja, proses dan lingkungan kerja
Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik
Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, PAK serta mengambil Langkah
langkah yang diperlukan
Mengembangkan penyuluhan dan penelitian dibidang keselatan kerja, hygiene
perusahaan, kesehatan kerja dan ergonomic
Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan makanan di
perusahaan
Memeriksa kelengkapan peralatan dan keselamatan kerja
Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja
Mengembangkan laboratorium K3, melakukan pemeriksaan laboratorium dan
melaksanakan intepretasi hasil pemeriksaan
Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, hygiene perusahaan dan
Kesehatan kerja.
Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen dan pedoman
kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, hygiene perusahaan,
kesehatan kerja, ergonomi dan gizi kerja.

8. Seperti yang disebutkan bahwa PT. Nastional Label belum melaksanakan audit
eksternal. Apa Saja Tahapan-tahapan yang Harus Dilakukan Perusahaan Pada Saat
Audit Eksternal SMK3? AGENG
Jawab : Perusahaan yang secara sukarela mengajukan permohonan audit SMK3 dan
perusahaan yang mempunyai potensi bahaya tinggi (bidang pertambangan, minyak
dan gas bumi) harus mengajukan permohonan audit SMK3 kepada lembaga audit
SMK3 yang telah ditunjuk oleh Menteri.
Sementara, perusahaan yang mempunyai potensi bahaya tinggi berdasarkan penetapan
Direktur Jenderal dan/atau Kepala Dinas Provinsi mengajukan permohonan audit
SMK3 berdasarkan penetapan Direktur Jenderal dan/atau Kepala Dinas Provinsi.
Sesuai Permenaker No.26 Tahun 2014 Pasal 21, lembaga audit wajib membuat
perencanaan pelaksanaan audit SMK3 dan menyampaikan kepada Menteri atau
Direktur Jenderal dengan salinan disampaikan kepada Dinas Provinsi.
Pelaksanaan audit SMK3 paling sedikit dilakukan melalui tahapan:
Pertemuan pembuka
Proses audit SMK3
Pertemuan tim auditor SMK3
Pertemuan penutup
Penyusunan laporan Audit SMK3.

Anda mungkin juga menyukai