Anda di halaman 1dari 107

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETUGAS


PENGANGKUT SAMPAH DI KOTA BANGKO
TAHUN 2022

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Pemenuhan Syarat Untuk Melaksanakan Penelitian


Proposal skripsi Sarjana Kesehatan Masyarakat

Diajukan oleh :

BELA FUTRI
NIM: 181272110001

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MERANGIN
YAYASAN HAJI SOEHEILY QARY
BANGKO
2022
2
3
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. BIODATA PENULIS
NAMA : BELA FUTRI
NIM : 181272110001
Tempat, Tanggal Lahir : TARUTUNG, 06 Februari 2001
Agama : Islam
Nama Ayah : Ruslan
Nama Ibu : Rosnawati
Nama Saudara Kandung : Feri Gananda S.P ( Kakak) Teguh Putra
(Adik )
No Hp : +62 813 7835 4589
Email : belafutri06@gmail.com
Alamat : Tarutung Kecamatan batang merangin
kerinci jambi.
2. RIWAYAT PENDIDIKAN
a. SD Negeri 18/// TARUTUNG tahun 2006-2012
b. SMP Negeri 36 Kerinci tahun 2012-2015
c. MA Negeri 1 Sungai Penuh tahun 2015-2018
d. S1 Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Merangin tahun 2018-2022

4
HALAMAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Maka apabila


engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk
urusan yang lain)” (QS 94 : 6-7)

“Orang bilang halangan, kita bilang tantangan. Orang bilang hutan rimba,
kita bilang jalan raya. Orang bilang nekat, kita bilang nikmat. Orang
bilang jalan buntu, kita bilang mainan baru”

Sembah sujud serta syukur kepada ALLAH S.W.T Taburan cinta dan
kasih sayang-mu telah memberikanku the power, membekaliku dengan
ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta
kemudahan yang engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini
dapat terselesaikan. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan
Rasullullah Muhammad SAW.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi


dan kusayangi.

Ibunda dan ayahanda tercinta

sebagai tanda bukti, hormat dan rasa terima kasih yang tiada terhingga
dan segala perjuangan hingga kupersembahkan karya kecil ini kepada
ama (Rosnawati) dan abak (Ruslan) Yang telah memberikan kasih sayang,
secara dukungan, ridho, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada
mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan
kata persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ama
dan abak bahagia. Karena kusadar, selama ini belum bisa berbuat lebih.
Untuk ibu dan ayah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu
menyiram kasih sayang, selalu mendo’akanku, selalu menasehatiku serta
selalu meridhoiku melakukan hal yang lebih baik, Terima kasih ibu,
terima kasih ayah….

Abang dan adikku….

5
Sebagai tanda terima kasih, aku persembahkan karya kecil ini untuk
abang dan adikku ( Feri Gananda,S.P dan Teguh Putra). Terima kasih
telah memberikan semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan Skripsi
ini. Semoga do’a dan semua hal yang terbaik engkau berikan menjadikan
ku orang yang baik pula

Terimakasih….

Dosen dan pembimbing skripsi

Terimakasih untuk semua dosen yang telah banyak mengajari saya hingga
saya bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu dari saya tidak tahu sehingga
tahu hingga saya mengerti. Bapak Teguh Santoso,SKM.,M.Kes selaku
pembimbing akademik saya. Terima kasih banyak bapak sudah
membantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, dan mengarahkan
menjadi mahasiswi yang berguna dan bagi dosen pembimbing Skripsi:
Ibu Tri Lestari,S.Kep.,M.Kes, ibu Elma Melia Sari,SST.,M.Keb, ibu Ovie Sri
Andani,S.Kep.,M.Kes dan ibu Revinovita,SST.,M.Keb Terima kasih
banyak telah mengajarkan saya hingga saya bisa dan berbagi ilmu. Ibu
bapak berkat kalianlah saya dapat mengerti dan paham atas bimbingan
yang ibu bapak berikan, jasa ibu tak kan pernah saya lupakan

Teman teman

Terimakasih untuk seluruh teman angkatan VIII telah menjadi teman


terbaik selama empat tahun ini dan berjuang bersama untuk meraih cita-
cita sampai kita sama sama menyelesaikan kuliah tepat waktu hingga
mendapat gelar SKM.Terima kasih kawan kawanku, kalian telah
memberikan banyak hal yang tak terlupakan.

“Last but not least, I wanna thank me, I wanna thank for believing me, I
wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for
having no days off, I wanna thank me for never quitting, for just being me
at all times <3”

6
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................. v
DAFTAR ISI................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL........................................................................................ ix
DAFTAR BAGAN....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xi
DAFTAR SINGKATAN.............................................................................. xii
PERNYATAAN............................................................................................ xiii
KATA PENGANTAR.................................................................................. xiv
ABSTRAK.................................................................................................... xv
ABSTRAK.................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 11
C. Tujuan Peneletian......................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 12
E. Keaslian Penelitian....................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka............................................................................. 16
1. Alat Pelindung Diri (APD).................................................... 16
a. Definisi APD.................................................................... 16
b. Jenis APD Pada Petugas Pengangkut Sampah................. 17
c. Tujuan Dan Manfaat Alat Pelindung Diri....................... 20
d. Syarat-syarat Alat Pelindung Diri.................................... 21
e. Dasar hukum penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).... 22
2. Sampah .................................................................................. 23
a. Pengertian Sampah........................................................... 23
b. Pengangkut Sampah ........................................................ 24
c. Sarana Pengangkut Sampah............................................. 24
7
3. Factor Yang Mempengaruhi Penggunaan Alat
Pelindung Diri........................................................................ 26
B. Kerangka Teori............................................................................ 37
C. Kerangka Konsep......................................................................... 39
D. Hipotesis ..................................................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian ......................................................... 41
B. Tempat Dan Waktu Penelitian..................................................... 41
C. Subjek Penelitian......................................................................... 42
D. Identifikasi Variabel Penelitian.................................................... 42
E. Definisi Operasional Variabel...................................................... 43
F. Instrument PenelitiaN.................................................................. 46
G. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 46
H. Cara Analisis Data....................................................................... 48
I. Etika Penelitian............................................................................ 49
J. Keterbatasan Penelitian................................................................ 50
K. Jalannya Penelitian....................................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian......................................... 55
B. Hasil Penelitian............................................................................ 56
C. Pembahasan ................................................................................. 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 72
B. Saran ........................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA/
LAMPIRAN

8
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman Halaman

3.1 Jalannya Penelitian................................................................................ 54


4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) Pada Petugas Pengangkut Sampah Kota
Bangko Tahun 2022.............................................................................. 56
4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Pada Petugas
Pengangkut Sampah Kota Bangko Tahun 2022................................... 58
4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Pada Petugas Pengangkut
Sampah Kota Bangko Tahun 2022....................................................... 59
4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan APD Pada
Petugas Pengangkut Sampah Kota Bangko Tahun 2022...................... 60
4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Lingkungan Sosial Pada
Petugas Pengangkut Sampah Kota Bangko Tahun 2022...................... 61
4.6 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kepatuhan Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petugas Pengangkut Sampah Kota
Bangko Tahun 2022 ............................................................................. 61
4.7 Hubungan Antara Sikap Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) Pada Petugas Pengangkut Sampah Kota
Bangko Tahun 2022 ............................................................................. 62
4.8 Hubungan Antara Ketersediaan APD Dengan Kepatuhan Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petugas Pengangkut Sampah Kota
BangkoTahun2022................................................................................ 63
4.9 Hubungan Antara Lingkungan Sosial Dengan Kepatuhan Penggunaan
Alat Pelindung Diri (APD) Pada Petugas Pengangkut Sampah Kota
BangkoTahun2022................................................................................ 64

9
DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman
2.1 Kerangka Teori .................................................................................... 38
2.2 Kerangka Konsep ................................................................................. 39

10
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden


Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 3 : Master Tabel Penggunaan APD
Lampiran 4 : Master Tabel Variabel Pengetahuan dan Sikap
Lampiran 5 : Master Tabel Variabel Ketersediaan APD Dan Lingkungan Sosial
Lampiran 6 : Hasil Perhitungan Manual Analisis Univariat
Lampiran 7 : Hasil Perhitungan Manual Anilis Uji Statistik Fisher Exact
Lampiran 8 : Surat Pengajuan Judul
Lampiran 9 : Verifikasi Judul Dari LPPM
Lampiran 10 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 11 : Surat Balasan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 12 : Kartu Bimbingan Proposal Skripsi

11
DAFTAR SINGKATAN

APD : Alat Pelindung Diri

ILO : International Labour Organization

BPS : Badan Pusat Statistik

BLHD : Badan Lingkungan Hidup Daerah

OSHA : Occupational Safety And Health Administration

PERMEN : Peraturan Mentri

KLHK : Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

RISKESDAS : Riset Kesehatan Daerah

ISPA : Infeksi Saluran Pernafasan Atas

SOP : Standar Operasional Prosedur

TPA : Tempat Pembuangan Akhir

TPU : Tempat Pembuangan Umum

12
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam


Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan
disepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis
menjadi acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat,
maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Bangko, September 2022

Bela Futri

xiv
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Segala puji penulis ucapkan kepada-Nya, karena telah memberikan segala
kesempatan, kemauan dan kelancaran serta petunjuk dalam setiap usaha yang
dilakukan oleh penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “factor factor yang berhubungan dengan kepatuhan pemakaian alat
pelindung diri pada petugas pengangkut sampah kota bangko tahun 2022”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat, Peminatan Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK)
pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKes Merangin. Dalam
menyelesaikan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dari berbagai
pihak dari masa Perkuliahan sampai masa Proposal ini, untuk itu pada kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak H. Handayani, SKM., MPH selaku Ketua Dewan Pembina Yayasan
Haji Soeheily Qari.
2. Ibu Revinovita, SST., M.Keb selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Merangin
3. Ibu Tri Lestari.,S.Kep.,M.Kes Selaku Pembimbing I yang dengan tulus dan
telah banyak meluangkan waktu dan pikiran selama penyusunan Skripsi ini.
4. Ibu Elma Melia Sari, SST., M.Keb selaku Pembimbing II yang dengan tulus
dan telah banyak meluangkan waktu dan pikiran selama penyusunan Skripsi
ini.
5. Ibu Ovie Sri Andani, S.Kep., M.Kes selaku Ketua Program Studi S1Kesehatan
Masyarakat.
6. Bapak dan Ibu Dosen pengajar di STIKes Merangin yang telah memberikan
banyak ilmu dan pengetahuan selama masa perkuliahan.
7. Staf pengelola Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKes Merangin.
8. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kepala Tata usaha beserta staf yang
telah membantu dalam memperoleh data dan sumber informasi yang
dibutuhkan.

xiv
9. Teman-teman di STIKes Merangin, khususnya angkatan VIII Tahun 2018
yang senantiasa membantu dan memotivasi selama penyusunan Skripsi ini.
10. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
Skripsi ini yang tidak bias disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan di dalam


Skripsi ini dan masih jauh dari sempurna. Penulis berharap Skripsi ini
dapat bermanfaat serta dapat memberikan informasi ataupun pengetahuan
bagi pembacanya. Akhir kata, saran dan kritik yang membangun selalu
diharapkan penulis untuk menyempurnakan penulisan-penulisan
selanjutnya. Semoga Allah SWT memberikan kesehatan dan keselamatan
bagi semua pihak yang membantu. Terima kasih.

Bangko, September 2022

Penulis

xiv
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MERANGIN
PROGRAM STUDI STRATA 1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, 30 September 2022

Bela Futri
Pembimbing I : Tri Lestari,S.Kep.,M.Kes
Pembimbing II : Elma Melia Sari,SST.,M.Keb

Factor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat


Pelindung Diri (APD) Pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Bangko
Tahun 2022

Xvii + 73 Halaman + 10 Tabel + 2 Bagan + 12 Lampiran


ABSTRAK
Latar Belakang : Menurut OSHA (Occupational Safety and Health
Administration), Personal protective equipment (APD) adalah alat yang
digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan
adanya kontak dengan bahaya (hazard) ditempat kerja, baik yang bersifat kimia,
biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik, dan lainnya. Hal tersebut disebabkan
karena pada saat bekerja pengangkut sampah memegang atau mengalami kontak
langsung dengan berbagai macam sampah yang menumpuk. Petugas yang tidak
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap akan mempermudah
berbagai macam penyakit masuk kedalam tubuh melalui tangan, kaki, dan kepala.
Jumlah petugas pengangkut sampah dikota bangko berjumlah 61 orang. Factor
yang diduga berhubungan dengan kepatuhan penggunaan APD adalah
pengetahuan, sikap, ketersediaan APD dan Lingkungan Sosial.
Metode penelitian : Metode yang digunakan adalah Cross sectional.
Penelitian dilakukan di Kota Bangko Kabupaten Merangin tahun 2022. Populasi
dan sampel dalam penelitian ini adalah semua petugas pengangkut sampah Kota
Bangko sebanyak 61 responden. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan
menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara uniariat dan bivariate.
Hasil : Hasil Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan
dengan kepatuhan penggunaan APD dengan nilai probabilitasnya
(0,000)<sig_ɑ=0,05. Ada Hubungan ketersediaan APD dengan kepatuhan
penggunaan APD dengan nilai probabilitasnya (0,000) )<sig_ɑ=0,05. Dan tidak
ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan penggunaan APD diketahui nilai
probabilitasnya adalah (8,323)>sig_ɑ=0,05. Tidak ada hubungan lingkungan
social dengan kepatuhan penggunaan APD dengan nilai probabilitas (1,364)
>sig_ɑ=0,05
Kesimpulan : Ada Hubungan pengetahuan dan ketersediaan APD dengan
kepatuhan penggunaan APD. Dan tidak ada hubungan antara sikap dan
lingkungan social dengan Kepatuhan penggunaan APD. Diharapkan kepada Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Merangin untuk lebih memperhatikan petugas
pengangkut sampah terahadap kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
Kata kunci ; Alat Pelindung Diri (APD), Pengetahuan, Sikap,
Ketersediaan APD dan Lingkungan Sosial.
xvi
HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCE MERANGIN
UNDERGRADUATE PROGRAM OF PUBLIC HEALTH STUDY
Thesis , September30 , 2022

Bela Futri
Thesis Guide I : Tri Lestari, S. Kep ., M.Kes
Thesis Guide II : Elma Melia Sari,SST., M.Keb

The Factors Related To Compliance With The Use Of Personal Protective


Equipment (PPE) On Waste Transport Officers In Bangko City Year 2022

Xvii + 72 Pages + 11 Tables + 2 Charts + 12 Attachments

ABSTRACT
Background Back : According to OSHA (Occupational Safety and
Health Administration), Personal protective equipment (PPE) is a tool used to
protect workers from injuries or illnesses caused by contact with hazards (hazards)
in the workplace, whether chemical, biological, radiation, physical, electrical,
mechanical, and others. This is because at the time of work the garbage collector
holds or experiences direct contact with various kinds of garbage that has
accumulated. Officers who do not use complete Personal Protective Equipment
(PPE) will make it easier for various kinds of diseases to enter the body through
the hands, feet, and head. Amount officer carrier rubbish in the city bangko
totaled 61 people. the factor that suspected relate with obedience the use of PPE is
knowledge , attitude , availability of PPE and Environment Social . Destination
study this is obedience use Tool Protector Self on officer carrier rubbish city
bangko 2022 .
Method research : The method used is cross sectional . The research was
conducted in Bangko City , Merangin Regency in 2022 . Population and sample
in study this is all officer carrier bangko city trash as many as 61 respondents.
Data collected through Interview with use questionnaire . Data analyzed by
uniariat and bivariate.
Result : Results Study show that there is connection knowledge with
obedience use of PPE value probability (0.000)< sig_ɑ =0.05. There 's a
Relationship availability of PPE with obedience use of PPE with score probability
(0.000) )< sig_ɑ =0.05. And no there is connection Among attitude with
obedience Known use of PPE score probability is (8,323 ) > sig_ɑ = 0,05 . Not
there is connection social environment with obedience use of PPE with score
probability (1,364) > sig_ɑ = 0,05
Conclusion : There 's a Relationship knowledge and availability of PPE
with obedience use of PPE. And no there is connection Among attitude and social
environment with obedience use of PPE. Expected to Service Environment Life
Regency Fight for more notice officer carrier rubbish against obedience use Tool
Protector Self (PPE).
Key words : Personal Protective Equipment (PPE), Knowledge, Attitude,
Availability Of PPE And Environment Social .
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu sikap berfikir

yang dapat menghasilkan tindakan, dimana akan berpengaruh terhadap

lingkungan kerja dan menjadikan bagian penting pada setiap langkah yang

di jalankan oleh suatu perusahaan ataupun instansi kerja. Program

keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan agar tercipta sebuah kondisi

berupa keamanan dan kenyamanan bagi setiap pekerja sehingga dapat

meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dan menjadikan pekerja

yang sehat bukan hanya terbebas dari penyakit, cacat dan kelelahan tetapi

sehat secara mental dan sosial. Setiap tempat kerja memiliki berbagai

potensi bahaya yang dapat membahayakan kesehatan pekerja dan dapat

menimbulkan penyakit akibat kerja. Walaupun perusahaan atau organisasi

kerja menyediakan dan menerapkan alat pelindung diri (APD) yang

dibutuhkan oleh pekerja, ditemukan berbagai faktor yang masih menjadi

penyebab ketidak patuhan tenaga kerja (Ulanda nita, 2020).

Menurut International Labour Organization (ILO) tercatat lebih

dari 2,34 juta orang didunia meninggal dunia akibat kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja. Sekitar 321.000 akibat kecelakaan kerja dan sekitar

2,02 juta penyakit akibat kerja. Sedangkan di Indonesia rata-rata per tahun

terdapat 99.000 kasus kecelakaan kerja. Dari total jumlah itu, sekitar 70

xvii
persen berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup. Sementara

menurut data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyebutkan

sampai tahun 2013 di indonesia tidak kurang 6 pekerja meninggal

dunia setiap hari akibat kecelakaan kerja. Angka tersebut tergolong tinggi

dibandingkan negara Eropa yang hanya sebanyak dua orang meninggal per

hari karena kecelakaan kerja (ILO, 2013).

Jumlah penduduk di Indonesia terus mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun. Pada tahun 2017 jumlah penduduk di Indonesia sudah

mencapai 261,89 juta jiwa meningkat di banding tahun 2000 yang sebesar

206,26 juta jiwa. Dengan meningkatrnya jumlah penduduk di Indonesia

maka kepadatan penduduk akan bertambah dan tentunya akan

menghasilkan berbagai jenis sampah yang dapat mencemari lingkungan

dan kesehatan. Pada tahun 2016 jumlah timbulan sampah di Indonesia

sudah mencapai 65,2 juta ton pertahun, dan secara akumulasi dari tahun

2015 hanya mecapai kurang dari 40 % dari target pengelolaan limbah B3

sebesar 755,6 juta ton di 2019. (Statistik Lingkungan Hidup Indonesia

2018).

Berdasarkan data BPS-Statistik tahun 2020, Indonesia merupakan

salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk 273.5 juta

penduduk, sementara penduduk Jambi berjumlah 3.604,2 juta penduduk.

(BPS-Statistik, 2020). Penduduk Kabupaten Merangin menurut data BPS

berjumlah 394.174 jiwa dengan jumlah penduduk paling banyak berada di

Kota Bangko dengan jumlah 48.857 jiwa.(BPS Kab.Merangin, 2018).

xvii
Sejalan dengan bertambahnya penduduk di Kabupaten Merangin

khususnya di Kota Bangko, maka sampah yang dihasilkan semakin

bertambah banyak.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH)

melaporkan bahwa, jumlah timbulan sampah nasional perhari sebesar

175.000 ton perhari atau setara dengan 64 juta ton perhari berdasarkan

asumsi timbulan sampah 0,7kg perhari. Dari jumlah tersebut 50% adalah

sisa makanan dan sisa tumbuhan, plastic 15%, dan kertas 10%. Sisanya

terdiri dari logam, kaca, karet, kain dan lain lain.

Oleh karena itu jumlah timbulan sampah dihitung berdasarkan

asumsi rata-rata timbulan sampah perorang, maka jumlah timbulan

sampah perkotaan jauh lebih besar dari jumlah sampah pedesaan yang

berakibat pada adanya permasalahan sampah diperkotaan. Dalam bentuk

perubahan keseimbangan lingkungan yang merugikan yang dapat

mencemari tanah, air maupun udara. Dan tidak kalah pentingnya

merupakan masalah kebersihan dan keindahan kota. Sampah perkotaan

merupakan sampah yang timbul diwilayah kota. Banyaknya sampah

perkotaan mengakibatkan perubahan keseimbangan lingkungan yang

merugikan sehingga dapat mencemari tanah, air maupun udara.

Penanganan sampah diperkotaan relatif lebih sulit dibandingkan didesa.

Masalah biaya operasional yang tinggi, masalah organisasi pengeolaannya,

dan semakin sulitnya ruang/tempat yang tepat untuk pembuangan.

Sebagian besar komposisi sampah perkotaan adalah sampah plastic dan

xvii
sampah organik biodegradable (dapat hancur/terurai secara sempurna oleh

organisme

hidup) contohnya : sampah dapur, sisa makanan ternak, sayuran

dan daun-daun kering. (Deborah, 2016)

Terhadap permasalahan tersebut pemerintah menetapkan Undang-

Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, sebagai

upaya meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan hidup

yang baik. Selain itu, pemerintah juga bertanggung jawab untuk menjamin

terselenggaranya sistem pengelolaan sampah secara universal (UU,

Strategi pengelolaan sampah 2008)

Permasalahan yang timbul pada aspek pengelolaan sampah adalah

sebagai faktor resiko gangguan kesehatan akibat sampah bagi petugas

petugas yang bersinggungan langsung dengan sampah. Dalam hal ini

melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan dan

kesehatan kerja (K3), ditetapkan kewajiban penggunaan Alat Pelindung

Diri (APD) bagi pekerja yang melakukan pekerjaan beresiko, bagi

penanggung jawab pekerjaan beresiko juga diwajibkan menyediakan Alat

Pelindung Diri (APD) untuk pekerja secara Cuma-Cuma untuk melatih,

menggerakkan, dan memonitor penggunaannya oleh pekerja, yang

dijabarkan dalam bentuk Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.08/MEN/VII/2010 tentang

alat pelindung diri pasal 6 ayat 1 ditetapkan bahwa ‘pekerja/buruh dan

orang lain yang memasuki tempat kerja wajib memakai atau menggunakan

xvii
Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan potensi bahaya dan resiko”

(PERMEN, 2010)

Sebesar 80-85% kecelakaan kerja disebabkan oleh kelalaian

manusia. Selain kelalaian saat bekerja faktor manusia yang lain yaitu

perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Tenaga kerja sebagai

sumber daya manusia mempunyai peran yang penting dalam rangka

mengembangkan dan memajukan suatu industri. Oleh sebab itu pekerja

harus diberi perlindungan melalui usaha-usaha peningkatan dan

pencegahan. Sehingga semua industri, baik formal maupun informal

diharapkan dapat menerapkan K3 di lingkungan kerjanya. (Sumarna. M

Furqaan dan Syamsiar. 2013)

Menurut OSHA (Occupational Safety and Health Administration),

Personal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) adalah alat

yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang

diakibatkan adanya kontak dengan bahaya (hazard) ditempat kerja, baik

yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik, dan lainnya.

(yuyu, OSHA 2013). Hal itu berarti bahwa Alat Pelindung Diri (APD)

adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai dengan

bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja dan orang

disekelilingnya.

Beberapa kejadian kecelakaan kerja diindonesia disebabkan oleh

pekerja yang tidak menerapkan standar safety yang lengkap seperti

penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Hal tersebut bisa dilihat dari

xvii
beberapa kasus kecelakaan yang pernah terjadi dan penyebab kecelakaan

dari tahun ke tahun selalu berulang-ulang dan terkesan tiap kasus

kecelakaan kerja yang pernah terjadi tidak dilakukan evaluasi dan

perbaikan oleh perusahaan maupun pekerja di Indonesia agar tidak terjadi

lagi kedepannya, jadi sampai saat ini yang menjadi penyebab kecelakaan

masih sama yaitu standar keamanan yang lengkap seperti penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD). (fitriani, 2019)

Penggunaan alat pelindung diri (APD) sudah seharusnya menjadi

keharusan, namun tidak digunakan oleh pekerja. Hal ini disebabkan masih

lemahnya kedisiplinan dan kesadaran para pekerja. Berdasarkan temuan

bahaya di perusahaan yang ada di Indonesia bahwa 60% tenaga kerja

cedera kepala karena tidak menggunakan helm pengaman, 90% tenaga

kerja cedera wajah karena tidak menggunakan alat pelindung wajah, 77%

tenaga kerja cedera kaki karena tidak menggunakan sepatu pengaman, dan

66% tenaga kerja cedera mata karena tidak menggunakan alat pelindung

mata. (Yuliani dan Rizki 2019).

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) menjadi bagian yang

penting untuk menghindarkan petugas yang menangani sampah dari

penyakit akibat sampah. Hal tersebut disebabkan karena pada saat bekerja

pengangkut sampah memegang atau mengalami kontak langsung dengan

berbagai macam sampah yang menumpuk. Petugas yang tidak

menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) secara lengkap akan

xvii
mempermudah berbagai macam penyakit masuk kedalam tubuh melalui

tangan, kaki, dan kepala. (Etianopa dkk,2017)

Para pengumpul sampah ini mempunyai potensi risiko yang cukup

besar dalam pekerjaannya saat mengambil sampah dari rumah tangga.

Beberapa contoh yang juga dapat memberikan ilustrasi dari risiko tersebut

antara lain pecahan kaca, tepian kaleng yang tidak terpotong dengan aman

(Kuijer,2004). Kondisi lingkungan kerja yang tidak sehat, tidak aman dan

tidak digunakannya alat pelindung diri (APD) merupakan faktor-faktor

terjadinya peningkatan kecelakaan kerja. Penggunaan APD oleh setiap

tenaga kerja dimaksudkan untuk melindungi sebagian atau seluruh

tubuhnya terhadap adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja. Beberapa

alat pelindung diri tersebut mempunyai perbedaan yang disesuaikan

dengan fungsi masing-masing. Oleh sebab itu, penggunaan APD bagi

petugas pengumpul sampah sudah seyogyanya digunakan dalam rangka

melindungi dirinya dari adanya risiko bahaya kerja. California

Occupational Guide (2002) memberikan prosedur keselamatan kerja bagi

petugas pengumpul sampah untuk menggunakan peralatan pelindung diri

yang harus disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang dilakukan

(Rimantho,2015)

Hal ini menunjukkan pentingnya Alat Pelindung Diri (APD) oleh

pekerja pengangkut dan pengolah sampah. Disisi lain sering ditemukan

adanya kasus kecelakaan atau gangguan kesehatan bagi pekerja, akibat

tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Antara lain terungkap dari

xvii
laporan PT JAMSOSTEK (2010) dan Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi (Kemenakertrans) bahwa sepanjang tahun 2009 telah terjadi

54.395 kasus kecelakaan. Jika diasumsikan 264 hari kerja dalam

setahun, maka rata-rata ada 17 tenaga kerja mengalami cacat fungsi akibat

kecelakaan kerja setiap hari.

Oleh karena itu keselamatan kerja harus benar-benar diterapkan

dalam suatu rumah sakit atau tempat kerja lainnya dimana didalamya

tenaga kerja melakukan pekerjaannya. Bukan hanya pengawasan terhadap

mesin, peralatan lain saja tetapi yang lebih penting pada manusianya atau

tenaga kerjanya. Hal ini dilakukan karena manusia sebagai tenaga kerja

yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja yang berdampak cacat sampai

meninggal (Boedi Maryanto, 1997)

Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Rs As-Syifa kota

Medan tahun 2018 tentang Alat Pelindung Diri (APD) petugas pengangkut

limbah, petugas pengangkut sampah sebelum melakukan pekerjaan perlu

mempersiapkan Alat Pelindung Diri (APD) yang diperlukan yaitu masker,

sarung tangan, pelindung kaki/sepatu boot, pakaian panjang dan topi/helm.

Hariza adnani (2009) staf pengajar Stikes Global Yogyakarta pada

penelitiannya tentang perilaku perilaku petugas pengangkut sampah untuk

melindungi diri dari penyakit bawaan sampah di wilayah Patangpuluhan

Yogyakarta tahun 2009, menemukan bahwa pengetahuan petugas

pengangkut sampah tentang jenis Alat Pelindung Diri (APD), akibat tidak

menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), dan penyakit yang mungkin

xvii
diderita penderita akibat masih kurangnya pengetahuan. Disamping

ditemukan tidak cukup tersedianya Alat Pelindung Diri (APD) yang

diperlukan petugas pengangkut sampah. Dalam hal itu masalah yang

mengemukakan adalah kurangnya pengetahuan petugas pengangkut

sampah dan kurangnya tanggung jawab penanggung jawab pengelola

sampah terhadap penyediaan Alat Pelindung Diri (APD).

Kepatuhan terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh

petugas pengangkut sampah dari TPS dan petugas pengelola sampah di

TPA merupakan perilaku petugas didalam pengelolaan sampah. Oleh

karena itu kajian terhadap kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri

(APD) dilakukan dengan pendekatan teori perilaku kesehatan.

Pada tahun 2021 Jambi menghasilkan sekitar 1.746 ton sampah per

hari dengan jumlah penduduk sekitar 3,604 juta jiwa yang tersebar

disebelas kabupaten dan kota. Timbunan sampah terbesar dihasilkan oleh

Kota Jambi sekitar 418,91 ton per hari. Sedangkan di kabupaten Merangin

menghasilkan 76 ton sampah perhari terdiri dari sampah pasar dan rumah

tangga rata-rata setiap kecamatan itu hasilkan 6 ton sampah per hari dan

yang paling banyak dikota Bangko yaitu 55 ton sampah per hari, paling

banyak sampah dihasilkan rumah tangga yakni 31 ton sampah perhari

bahkan lebih banyak dari sampah yang dihasilkan pasar baru dan pasar

bawah bangko yang mencapai 24 ton sampah per hari.

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merangin

jumlah seluruh Petugas pengangkut sampah berjumlah 76 orang 61 orang

xvii
bertugas dikota Bangko, dan 15 orang bertugas di Kecamatan (Rantau

Panjang, Margoyoso, Muaro Delang dan Pamenang) . Pekerja pegangkut

sampah di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merangin

merupakan pekerja tetap, Pekerja pengangkut sampah di Dinas

Lingkungan Hidup setiap harinya bekerja memungut, serta mengumpulkan

sampah dari rumah tangga, hingga pusat keramaian seperti: pasar, ruko,

perkantoran, rumah sakit dan sampah jalanan di lingkungan kota Bangko.

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merangin Menyediakan Alat

Pelindung Diri (APD) sebagai sarana perlengkapan kerja yang berupa

sarung tangan, masker, sepatu boot, topi dan baju pelindung. (Dinas

Lingkungan Hidup Kabupaten Merangin 2021).

Berdasarkan pengamatan awal yang telah dilakukan Nampak

beberapa petugas pengangkut sampah tidak menggunakan APD pada saat

proses pemindahan sampah dari tempat pembuangan sementara ke truk

pengangkutan sampah dan ada beberapa yang hanya menggunakan sepatu

topi dan baju pelindung dan tidak menggunakan masker dan sarung

tangan. Saat diwawancarai , petugas memiliki beberapa alasan mengapa

APD tidak digunakan semaksimal mungkin, diantaranya yaitu masalah

kenyamanan saat bekerja dan merasa sangat yakin akan tetap aman jika

tidak menggunakan APD. Pekerja pengangkut sampah ini melakukan

tugas nya setiap hari , yaitu mengumpulkan sampah dan dibawa ketempat

pembuangan khusus, pekerjaan ini lebih beresiko dibandingkan dengan

pekerja yang lain seperti tenaga sapu, operator alat berat, maupun supir

xvii
truk pengangkut sampah karena berhubungan langsung dengan sampah

atau berabagai macam kotoran.

Berdasarkan uraian diatas maka peniliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan kepatuhan

penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas pengangkut sampah

kota bangko tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor

apakah yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung

Diri (APD) pada petugas pengangkut sampah Kota Bangko Tahun 2022.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi pertanyaan

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana gambaran kepatuhan penggunaan APD pada petugas

pengangkut sampah Kota Bangko Tahun 2022 ?

2. Bagaimana gambaran pengetahuan tentang kepatuhan penggunaan

APD pada petugas pengangkut sampah Kota Bangko Tahun 2022 ?

3. Bagaimana gambaran sikap tentang kepatuhan penggunaan APD pada

petugas pengangkut sampah Kota Bangko Tahun 2022 ?

4. Bagaimana gambaran ketersediaan APD yang digunakan pada petugas

pengangkut sampah Kota Bangko Tahun 2022?

5. Bagaimana gambaran Lingkungan Sosial tentang kepatuhan

penggunaan APD pada petugas pengangkut sampah Kota Bangko

xvii
Tahun 2022?

6. Apakah ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan

APD pada petugas pengangkut sampah Kota Bangko Tahun 2022 ?

7. Apakah ada hubungan Sikap dengan kepatuhan penggunaan APD pada

petugas pengangkut sampah Kota Bangko Tahun 2022 ?

8. Apakah ada hubungan Ketersediaan APD dengan kepatuhan

penggunaan APD pada petugas pengangkut sampah Kota Bangko

Tahun 2022 ?

9. Apakah ada hubungan Lingkungan Sosial dengan kepatuhan

penggunaan APD pada petugas pengangkut sampah Kota Bangko

Tahun 2022 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas

pengangkut sampah di kota bangko tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui gambaran kepatuhan penggunaan APD pada

petugas pengangkut sampah Kota Bangko Tahun 2022

b) Untuk mengetahui gambaran Pengetahuan dengan kepatuhan

penggunaan APD pada petugas pengangkut sampah Kota Bangko

Tahun 2022

xvii
c) Untuk mengetahui gambaran Sikap dengan kepatuhan penggunaan

APD pada petugas pengangkut sampah Kota Bangko Tahun 2022.

d) Untuk mengetahui gambaran ketersediaan APD dengan kepatuhan

penggunaan APD pada petugas pengangkut sampah Kota Bangko

Tahun 2022.

e) Untuk mengetahui gambaran Lingkungan Sosial dengan kepatuhan

penggunaan APD pada petugas pengangkut sampah Kota Bangko

Tahun 2022

f) Untuk mengetahui hubungan pengetahuan petugas terhadap

kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas

pengangkut sampah di kota bangko tahun 2022.

g) Untuk mengetahui hubungan sikap petugas terhadap kepatuhan

penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas pengangkut

sampah di kota bangko tahun 2022.

h) Untuk mengetahui hubungan ketersedian APD terhadap kepatuhan

penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas pengangkut

sampah di kota bangko tahun 2022.

i) Untuk mengetahui hubungan Lingkungan social terhadap

kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada petugas

pengangkut sampah di kota bangko tahun 2022.

D. Manfaat Penelitian

1) Bagi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merangin

xvii
Memberikan masukan dan tambahan infromasi bagi Dinas

Kesehatan Kabupaten Merangin dalam upaya meningkatkan dan

mensukseskan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada Pekerja.

2) Bagi Petugas /pekerja

Untuk memberikan informasi pada pekerja akan pentingnya

penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dalam melakukan pekerjaan

yang beresiko sehingga dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan

aman.

3) Bagi STIKes Merangin

Dapat menjadi bahan acuan atau pengembangan ilmu dalam

menambah wawasan mahasiswa/i sebagai bahan referensi dan bacaan

serta informasi di perpustakaan STIKes Merangin.

4) Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman bagi

peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian yang sama

namun dengan variabel dan tempat penelitian yang berbeda.

E. Keaslian Penelitian

1. Septiyani Aris (2020), yang berjudul “Hubungan pengetahuan, sikap

dan ketersediaan bahan apd dengan kepatuhan pemakaian apd pada

petugas pengangkut sampah di kecamatan pelaihari tahun 2020” .

didapatkan nilai ρ = 0,678 (ρ > α = 0,05); sikap dengan kepatuhan

pemakaian APD nilai ρ = 0,231 (ρ > α =0,05); ketersediaan sarana

APD dengan kepatuhan pemakaian APD nilai ρ = 0,000 (ρ > α = 0,05).

xvii
Tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap responden dengan

kepatuhan pemakaian APD serta ada hubungan antara ketersediaan

sarana APD dengan kepatuhan pemakaian APD.

2. Dalam penelitian U, Agustina Riza et. all (2019), Kamaluddin dkk

dengan judul Determinan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada

Pekerja Pengangkut Sampah Di Dinas Lingkungan Hidup Dan

Kebersihan Kota Palembang Tahun 2019 menunjukkan bahwa

ketersediaan sarana pekerja pengangkut sampah dengan penggunaan

APD hasil statistik menunjukkan angka pada p_value sebesar 0,025 yaitu

ada hubungan yang signifikan antara ketersediaan sarana dengan

penggunaan APD

3. Maria fransiska Sinaga (2017) yang berjudul “faktor yang

berhubungan dengan kepatuhan penggunaan APD pada tenaga kerja

pemanen kelapa sawit di PT Socfindo Tanah Gambus Kabupaten

Batubara”.Responden memiliki pengetahuan yang kurang baik

mengenai APD dan memiliki sikap yang kurang peduli mengenai

APD. Petugas K3 memberikan penyuluhan, pengawasan, namun tidak

ada pemberian sanksi pada responden mengenai APD. Sebagian besar

responden tidak menegur rekan kerja yang tidak menggunakan APD

dan tidak melaporkan APD rekan kerja yang rusak pada petugas K3.

Sebanyak 7 responden patuh dalam penggunaan APD dan 51

responden tidak patuh dalam penggunaan APD. Sebagian besar

pekerja tidak menggunakan kacamata dan helm saat bekerja. Terdapat

xvii
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap terhadap

kepatuhan penggunaan APD.

4. Khalimatus sa’adah (2020) yang berjudul “analisis faktor yang

berhubungan dengan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada

pekerja pengangkut sampah di Wilayah Kecamatan Ilir Timur 1 Dinas

Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Palembang”. Uji statistik

dengan menggunakan chi square dan regresi logistik berganda dengan

tingkat kemaknaan (α=0.05). Hasil penelitian menunjukkan ada

hubungan variabel pendidikan (p_value = 0,041), pengetahuan ( p_value =

0,033), ketersediaan APD (p_value = 0,021) dan perawatan APD (p_value

= 0,025) dengan Penggunaan alat pelindung diri pada pekerja

pengangkut sampah serta tidak ada hubungan variabel masa kerja

(p_value = 0,917), umur (p_value = 0,465), kebersihan kulit (p_value = 0,338)

dan kebersihan kuku (p_value = 0,732). Pada analisis multivariat

diperoleh variabel paling dominan yaitu perawatan APD dengan nilai

p_value (0,015).

xvii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Alat Pelindung Diri (APD)

a. Definisi APD

Alat Pelindung Diri (APD) Alat pelindung diri adalah alat-alat

atau perlengkapan yang wajib digunakan untuk melindugi dan

menjaga keselamatan pekerja saat melakukan pekerjaan yang

memiliki potensi bahaya atau resiko kecelakaan kerja. Alat – alat

pelindung diri (APD) yang digunakan harus sesuai dengan potensi

bahaya dan resiko pekerjaannya sehingga efektif melindungi

pekerja sebagai penggunannya. (Halajur, 2019).

Di dalam perusahaan manufakturing terutama yang bergerak

dalam produksi perakitan elektronika, beberapa resiko pekerjaan

yang berpotensi membahayakan keselamatan dan kesehatan serta

berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja antara lain proses

menyolder, proses pemotongan kaki komponen elektronika, proses

penggunaan bahan-bahan kimia, suara-suara yang timbul akibat

mesin produksi, pembungan limbah dan kegiatan pemindahan

bahan-bahan produksi. Oleh karena itu, pekerja-pekerja yang

mengerjakan proses tersebut memerlukan perlengkapan atau alat

17
18

untuk melindungi dirinya sehingga mengurangi resiko bahaya dan

kecelakaan kerja. Alat pelindung diri atau APD ini merupakan

salah satu syarat penting dalam penerapan sistem management

keselamatan dan kesehatan kerja atau SMK3. (Halajur, 2019).

Menurut OSHA atau Occupational Safety and Health

Administration, personal protective equipment atau Alat Pelindung

Diri (APD) didefenisikan sebagai alat yang digunakan untuk

melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh

adanya kontak dengan bahaya (hazard) di tempat kerja, baik yang

bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik, dan

lainnya. Alat pelindung diri dapat berupa pakaian khusus kerja,

sepatu kerja, sarung, tangan, masker dan lainlain. Kesadaran para

pekerja akan penggunaan alat pelindung diri (APD) dalambekerja

ternyata masih sangat rendah. (Purba, 2016)

b. Jenis APD pada Petugas Pengangkut Sampah

Menurut Artomo, (2015), memberdayakan tukang

sampah /tukang sapu/pemulung yang setiap minggu diberi honor,

atau diambil oleh BDUS (bila sudah memungkinkan), pada

hari/waktu atau pelayanan yang sudah ditentukan. Petugas

sebaiknya diberi alat pelindung diri, seperti masker, sarung tangan,

baju pelindung, topi, dan sepatu. perlengkapan pelindung yang

harus digunakan adalah sebagai berikut Anizar, 2012 dalam

skrsipsi Kusnin, (2015):


19

a) Masker

Alat yang berfungsi untuk melindungi pernafasan

terhadap debu, gas, atau udara yang terkontaminasi di tempat

kerja. Alat pelindung pernafasan dapat berupa masker

yang berguna mengurangi debu atau partikel-partikel yang

lebih besar yang masuk ke dalam pernafasan. Masker ini

biasanya terbuat dari kain.

b) Sarung tangan

Merupakan alat yang berfungsi untuk melindungi

tangandan jari-jari tangan dari terinfeksi zat patogen (virus,

bakteri) dan jasad renik, benda-benda tajam, dan bahan-bahan

zat kimia. Macam-macam alat pelindung tangan yaitu:

a. Sarung tangan kain

Digunakan untuk memperkuat pegangan. Hendaknya

dibiasakan apabila memegang benda yang berminyak,

bahan logam lainnya.

b. Sarung tangan asbes

Sarung tangan asbes digunakan untuk melindungi

tangan terhadap bahaya pembakaran api.

c. Sarung tangan kulit

Sarung tangan kulit digunakan untuk memberi

perlindungan dari ketajaman sudut pada pekerjaan

pengecoran.
20

d. Sarung tangan karet

Sarung tangan karet digunakan untuk melindungi kulit

tangan dari kelembaban air, bahan-bahan zat kimia.

c) Baju Pelindung

Baju pelindung digunakan untuk melindungi seluruh

atau sebagian tubuh dari bahan-bahan zat kimia,

mikroorganisme patogen dari manusia, binatang, tumbuhan dan

lingkungan seperti virus, bakteri, dan jamur. Jenis baju

pelindung diantaranya:

a. Pakaian Kerja

Pakaian kerja yang terbuat dari bahan-bahan yang

bersifat isolasi seperti bahan dari wol, katun, asbes.

b. Celemek Pelindung

Pakaian yang terbuat dari bahan-bahan yang bersifat

kedap terhadap cairan dan bahan-bahan kimia seperti bahan

plastik atau karet.

d) Topi

Merupakan alat yang berfungsi untuk melindungi

rambut dan kulit kepala dari debu, kotoran, maupun kejatuhan

benda. Alat pelindung kepala dapat berupa topi atau tudung

kepala.

e) Sepatu boot
21

Sepatu khusus yang digunakan pada pekerjaan yang

membutuhkan keamanan oleh zat kimia korosif, bahan-bahan

yang dapat menimbulkan dermatitis. Sepatu boot terbuat dari

kulit.

c. Tujuan dan Manfaat Alat Pelindung Diri

Berdasarkan undang- undang RI No. 1 Tahun 1970 bahwa

pengurus atau pimpinan tempat kerja berkewajiban menyediakan

alat pelindung diri (APD) untuk para pekerja dan para pekerja

berkewajiban memakai APD dengan tepat dan benar. Tujuan dari

penerapan undang- undang ini adalah untuk melindungi kesehatan

pekerja tersebut dari risiko bahaya di tempat kerja. Jenis APD yang

di perlukan berupa sarung tangan, pakaian seragam, sepatu boot

sebagai sarana perlengkapan kerja yang di berikan pada petugas

pengangkut sampah dalam berbagai aktifitas kerja sebagai upaya

untuk mengurangi bahaya yang ada.

Menurut Kurniawati (2013) dalam Purba (2016), adapun

manfaat APD bagi tenaga kerja adalah sebagai berikut:

a) Tenaga kerja dapat bekerja dengan lebih aman karena daat

terhindar dari berbagai bahaya kerja.


22

b) Tenaga kerja dapat mencegah kecelakaan akibat kerja.

c) Tenaga kerja dapat memeeroleh derajat kesehatan yang sesuai

dengan hak dan martabatnya sehingga mampu bekerja secara

aktif dan produktif.

d) Tenaga kerja daat bekerja dengan produktif sehingga dapat

meningkatkan hasil produksi.

Dengan demikian dapat menambahkan keuntungan bagi

tenaga kerja, yaitu berupa kenaikan gaji atau jaminan sosial

bagi kesejahteraan.

Bagi perusahaan, manfaat APD adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan produksi perusahaan dan efisiensi optimal

2. Mengurangi hilangnya jam kerja akibat absensi tenaga

kerja

3. Penghematan biaya pengeluaran pengbatan serta

pemeliharaan kesehatan tenaga kerja.

d. Syarat-syarat Alat Pelindung Diri (APD)

Dalam menyediakan perlindungan terhadap bahaya,

prioritas pertama seorang majikan adalah melindungi pekerjanya

secara keseluruhan ketimbang secara individu. APD perlu

sebelumnya dipilih secara hati-hati agar dapat memenuhi ketentuan

yang disyaratkan, yaitu ;


23

1. Memberikan perlindungan yang cukup terhadap bahaya ang

dihadapi tenaga kerja.

2. Beratnya seringan mungkin dan tidak menyebakan rasa

ketidaknyamanan.

3. Dapat dipakai secara fleksibel (enak dipakai).

4. Bentuknya cukup menarik.

5. Tahan untuk pemakaian yang lama (awet).

6. Tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi

pemakinya karena bentuk atau salah dalam pemakaiannya.

7. Memenuhi standar yang ditentukan.

8. Tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya.

9. Suku cadang mudah didapat untuk mempermudah

pemeliharaannya. (Silaban, 2015)

e. Dasar Hukum Pengggunaan Alat Pelindung Diri

Pemakaian Alat pelindung Diri (APD) diatur juga dalam

undang-undang, di antaranya:

1. Undang-undang No.1 Tahun 1970

a) Pasal 3 ayat (1) butir f: Dengan peraturan perundang-

undangan ditetapkan syarat-syarat untuk memberikan Alata

Pelindung Diri (APD)

b) Pasal 9 ayat (1) butir c: pengurus diwajibkan menunjukkan

dan menjelaskan ada tiap tenaga kerja baru tentang Alat

Pelindung Diri (APD)


24

c) Pasal 12 butir b: Dengan peraturan perundangan diatur

kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai Alat

Pelindung Diri (APD).

d) Pasal 13 tentang: Kewajiban untuk mentaati semua

petunjuk keselamaatn kerja dan memakai Alat Pelindung

Diri (APD) bila memasuki lingkungan kerja

e) Pasal 14 butir c: pengurus diwajibkan menyediakan Alat

Pelindung Diri (APD) secara Cuma-Cuma.

2. Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981

Pasal 4 ayat (3) : Menyebutkan kewajiban penguurus

menyediakanalat pelindung diri dan wajib bagi tenaga

kerjauntukmenggunakannya untuk pencegahan penyakit akibat

kerja.

3. Permenakertrans No.Per.03/Men/1986

Pasal 2 ayat (2) : Menyebutkan tenaga kerja yang

mengelola pestisida harus memakai alat—alat pelindung diri

yang berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan,

kacamata pelindung atau pelindung muka, dan pelindung

pernapasan.

2. Sampah
a. Pengertian Sampah

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan

setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan didefinisikan


25

oleh manusia menurut derajat keterpakainnya, dalam proses-proses

alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya

produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses tersebut

berlangsung. (Suprihatin, 2015) Menurut Undang-Undang No.18

Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mendefinisikan sampah

rumah tangga sebagai sampah yang berasal dari kegiatan sehari-

hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik

(sampah yang mengandung bahan beracun). (UU, 2008)

b. Pengangkut Sampah

Pengangkutan adalah kegiatan membawa sampah dari

sumber atau tempat penampungan sementara menuju tempat

pengolahan sampah terpadu atau tempat pemrosesan akhir dengan

menggunakan kendaraan bermotor yang didesain untuk

mengangkut sampah. (UU, 2013) Menurut Sutidja 2006 dalam

Purba (2016), pekerja pengangkut sampah sering juga disebut

dengan petugas kebersihan yang bertugas mengangkut sampah.

Sampah-sampah yang dikumpulkan oleh petugas dari tepi-tepi

jalan atau tempat-tempat sampah didepan rumah rumah penduduk

menggunakan mobil sampah. Pekerja pengangkut sampah ini

melakukan tugasnya setiap hari, yaitu mengumpulkan sampah dan

dibawa ketempat pembuangan khusus. Pekerjaan ini sangat

beresiko karena berhubungan langsung dengan sampah atau

berbagai macam kotoran .


26

c. Sarana Pengangkutan Sampah

Menurut (SNI 19-2454-2002) dalam Benu (2019), sarana

Pengangkutan sampah antara lain:

a) Dump truck/ tipper :

merupakan kendaraan angkut yang dilengkapi sistem

hidrolis untuk mengangkat bak dan membongkar muatannya.

Pengisian muatan masih tetap secara manual dengan tenaga

kerja.Memiliki kapasitas : 6 m³, 8m³, 10 m³, 14m³. Efisiensi

pengunaan dump truck dapat dicapai apabila jumlah trip atau

ritasi perhari minimum 3 dan jumlah awak maksimum 3.

b) Armroll truck :

merupakan kendaraan angkut yang dilengkapi sistem

hidrolis untuk mengangkat bak dan membongkar muatannya.

Pengisian muatan masih tetap secara manual dengan tenaga

kerja. Memiliki kapasitas : 6 m³, 8m³, 10 m³. Efisiensi

pengunaan armroll truck dapat dicapai apabila jumlah trip atau

ritasi perhari minimum 5 dan jumlah awak maksimum 1.

c) Compactor truk :

merupakan kendaraan angkut yang dilengkapi sistem

hidrolis untuk memadatkan dan membongkar muatannya.

Pengisian muatan masih tetap secara manual dengan tenaga

kerja. Memiliki kapasitas : 6 m³, 44 8m³, 10 m³. Efisiensi


27

pengunaan comparator truck dapat dicapai apabila jumlah trip

atau ritasi perhari minimum 3 dan jumlah awak maksimum 2.

d) Trailer truk :

merupakan kendaraan angkut berdaya besar sehingga

mempu mengangkut sampah dalam jumlah besar hingga 30

ton. Pengisian muatan dilakukan secara hidrolis dengan

kepadatan tinggi ditransferstation kerja. Memiliki kapasitas :

20-30 ton Efisiensi pengunaan trailer truck dapat dicapai

apabila jumlah trip atau ritasi perhari minimum 5 dan jumlah

awak maksimun.

3. Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri

Peraturan tentang pemakaian alat pelindung diri (APD) pada

petugas pengangkut sampah ini telah diadakan tetapi para petugas ini

kurang mematuhi peraturan pemakaian alat pelindung diri (APD) yang

telah dibuat oleh dinas terkait.

Adapun yang menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi pemakaian

alat pelindung diri (APD) adalah (Mulyanti, 2008) :

1) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan salah satu faktor dalam komponen

person pada teori safety triad yang akan mempengaruhi kepatuhan.

Teori safety triad ini berarti menjelaskan bahwa pengetahuan

seharusnya memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan

tenaga kerja dalam menggunakan APD (Geller, 2001).


28

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Pengetahuan adalah hal apa yang diketahui oleh orang atau

responden terkait dengan sehat dan sakit atau kesehatan, misal:

tentang penyakit (penyebab, cara penularan, cara pencegahan),

gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan, keluarga

berencana, dan sebagainya (Nototmodjo, 2014).

1. Proses Adopsi Perilaku

Menurut Notoatmodjo, sebelum orang mengadopsi perilaku

baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan, yakni :

a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari

dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus

c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap

responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif


29

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan.

a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu

materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke

dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah.

b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai

suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan

materi tersebut secara benar.

c. Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai

kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-

komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi,

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu

kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan


30

bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan

kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau objek (Notoadmodjo, 2014).

Berdasarkan penelitian kuantitatif, pada umumnya

akan mencari jawaban atas fenomena yang menangkut berapa

banyak, berapa sering, berapa lama, dan sebagainya, maka

biasanya menggunakan metode wawancara dan angket (self

administered):

a. Wawancara tertutup atau wawancara terbuka, dengan

menggunakan instrument (alat pengukur/pengumpul data)

kuesioner. Wawancara tertutup adalah suatu wawancara

dimana jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan

telah tersedia dalam opsi jawaban, responden tinggal

memilih jawaban mana yang mereka anggap paling benar

dan paling tepat. Sedangkan wawancara terbuka, dimana

pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan bersifat terbuka,

responden boleh menjawab apa saja sesuai dengan

pendapat atau pengetahuan responden sendiri.

b. Angket tertutup atau terbuka. Seperti halnya wawancara,

angket juga dalam bentuk tertutup dan terbuka. Instrumen


31

atau alat ukurnya seperti wawancara, hanya jawaban

responden disampaikan lewat tulisan (Notoatmodjo, 2014).

Pengukuran tingkat pengetahuan berdasarkan Budiman dan

Agus (2013) membuat kategori tingkat pengetahuan

masyarakat umm menjadi dua tingkatan yang didasarkan pada

nilai persentase yaitu sebagai berikut :

1) Tingkat pengetahuan kategori baik jika nilainya > 50%

2) Tingkat pengetahuan kategori kurang baik jika nilainya ≤

50%.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Azzahri dan Khairul

(2019), desain penelitian ini adalah analitik dengan rancangan

crosssectional. Dengan sampel dalam penelitian ini adalah

perawat yang ada di Puskesmas Kuok yang berjumlah 49

orang. dapat dilihat bahwa dari 23 responden. Yang

pengetahuan kurang, terdapat 8 responden (34,8%) yang patuh

menggunakan APD. Sedangkan dari 26 responden yang

pengetahuan baik, terdapat 5 responden (19,2 %) yang tidak

patuh menggunakan APD. Dari uji statitistik dapat diketahui

bahwa nilai p value = 0,003 (p < 0,05), artinya ada hubungan

yang signifikan antara pengetahuan dengan kepatuhan

penggunaan APD. Dari hasil statistik juga diketahui bahwa

nilai POR=7.875, dengan demikian diketahui bahwa responden


32

yang berbengetahuankurang memiliki risiko 7.875 kali untuk

tidak patuh menggunakan APD.

2) Sikap

Menurut teori perilaku Bloom yang menjelaskan bahwa

perilaku merupakan fungsi dari faktor predisposisi yaitu faktor

yang ada dalam diri individu yang ada didalamnya terdapat sikap

dari individu. Sikap responden mempengaruhi tindakan responden

dalam menggunakan APD di tempat kerja (Sudarmo, 2016).

Sikap adalah taraf positif dan negatif dari efek terhadap

suatu obyek yang menyatakan bahwa sikap merupakan konstruk

hipotetik yang tidak dapat diukur secara langsung, oleh karenanya

harus disimpulkan dari respon-respon pengukuran yang dapat

diamati. Respon sikap dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :

kognitif, afektif, dan konatif. Respon kognitif adalah respon yang

menggambarkan persepsi dan informasi tentang obyek sikap.

Respon afektif adalah respon yang menggambarkan penilaian dan

perasaan terhadap obyek sikap. Sedangkan respon konatif

merupakan kecenderungan perilaku, intensi, komitmen, dan

tindakan yang berhubungan dengan obyek sikap. Dengan demikian

yang dimaksud dengan sikap terhadap keselamatan kerja adalah

taraf kognitif, afektif, dan konatif seseorang pekerja terhadap

keselamatan kerja (Winarsunu, 2008).


33

Cara mengukur sikap juga dapat dilakukan berdasarkan

jenis atau metoden penelitian yang digunakan. Pengukuran sikap

dalam penelitian kuantitatif juga dapat menggunakan dua cara

seperti pengukuran pengetahuan, yakni :

a. Wawancara

Metode wawancara untuk mengukur sikap sama dengan

wawancara untuk mengukur pengetahuan. Bedanya hanya pada

substansi pertanyaannya saja. Apabila pada pengukuran

pengetahuan pertanyaan-pertanyaan nya menggali jawaban apa

yang diketahui responden. Tetapi pada pengukuran sikap

pertanyaan-pertanyaan menggali pendapat atau penilaian

responden terhadap objek.

b. Angket

Demikian juga pengukuran sikap menggunakan metode

angket, juga menggali pendapat atau penilaian responden

terhadap objek kesehatan, melalui pertanyaan-pertanyaan dan

jawaban-jawaban tertulis (Notoatmodjo, 2014).

Frank E. Bird, Jr., Direktur ekskutif dari International Loss

Control Indtitute mendata ada 6 konflik kebutuhan yang dapat

menentukan sikap seseorang terhadap keselamatan kerja, yaitu

konflik antara kebutuhan-kebutuhan berikut :

1. Safety Versus Saving Time. Jika cara-cara yang selamat

membutuhkan lebih banyak waktu daripada cara yang tidak


34

aman, seseorang akan memilih cara yang tidak aman, untuk

menghemat waktu. Kebutuhan untuk menghemat waktu

menyebabkan tindakan-tindakan yang tidak selamat.

2. Safety Versus Saving Effort. Jika cara-cara yang selamat

membutuhkan lebih banyak pekerjaan dari pada cara yang tidak

aman, seseorang akan memilih cara yang tidak aman, untuk

menghemat tenaga atau usaha.

3. Safety Versus Comfort. Jika cara-cara yang aman kurang

nyaman dibandingkan dengan cara-cara yang tidak aman,

seseorang akan memilih cara-cara yang tidak aman, untuk

menghindari ketidaknyamanan.

4. Safety Versus Getting Attention. Jika cara yang tidak aman

menarik lebih banyak perhatian dari pada cara yang aman,

seseorang akan memilih cara yang tidak aman.

5. Safety Versus Independence. Jika cara-cara yang tidak aman

memberikan lebih banyak kebebasan untuk dilakukan dan

dibolehkan oleh atasan dari pada cara-cara yang aman, maka

seseorang akan memilih cara yang tidak aman, untuk

memanfaatkan kebebasan tersebut.

6. Safety Versus Group Acceptance. Jika cara-cara yang tidak

aman lebih diterima atau direstui oleh kelompok dari pada cara

yang aman, seseorang akan memilih cara-cara yang tidak aman,


35

untuk memperoleh atau memelihara penerimaan kelompok

(Siregar, 2014).

Sikap mempunyai karakteristik, yaitu :

1. Selalu ada objek

2. Biasanya bersifat evaluatif

3. Relatif mantap

4. Dapat diubah

3) Ketersediaan alat pelindung diri

Ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) Menurut

Permenakertrans (2010), Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat

APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk

melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau

seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. APD wajib

digunakan ditempat kerja di mana dilakukan pengangkutan barang,

binatang atau manusia, baik di daratan, melalui terowongan, di

permukaan air, dalam air maupun di udara. APD.

Sebagaimana dimaksud dalam Permenakertrans Pasal 4

ayat 3 yaitu pengurus wajib menyediakan secara cuma-cuma

semua alat perlindungan diri yang diwajibkan penggunaannya oleh


36

tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya untuk pencegahan

penyakit akibat kerja.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sanjaya (2018).

Dalam Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara

ketersediaan APD dengan kepatuhan bidan menggunakan APD

dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan korelaasi Chi-

square, sedangkan untuk mengathui keeratan hubungan dilakukan

pengujian dengan mengunakan koefisien kontingensi. Berdasarkan

tabel 4.8 didapatkan p value 0,001dengan nilai koefisien korelasi

sebesar 0,585. Hasil uji statistik ini disimpukan bahwa Ha diterima

dan H0 ditolak berarti ada hubungan antara ketersediaan APD

dengan kepatuhan bidan menggunakan APD dalam pertolongan

persalinan normal di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Sleman

dan penilaian tingkat keeratan antara dua variabel yaitu dalam

kategori kuat.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wismaningsih

dan Dianti (2015). Hasil analisis Fisher’s Exact Test (α=0,05)

menunjukkanbahwa ketersediaan APD mempunyai hubungan yang

signifikan terhadap penggunaan APD.

4) Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial merupakan peran atau dukungan sosial

baik dari sesama karyawan maupun dari pimpinan terhadap

penggunaan APD. Peran rekan kerja berupa ajakan untuk


37

menggunakan APD sedangkan peran atasan/pimpinan. adalah

berupa adanya anjuran untuk menggunakan APD saat bekerja,

pemberian sanksi maupun pemberian hadiah/reward.

Lingkungan sosial pada pekerja juga sangat berpengaruh

dalam pemakaian APD disebabkan karena faktor bahaya yang telah

diketahui. pekerja ini dapat mengingatkan sesama temannya untuk

memakai APD guna mengurangi efek kecelakaan. Pimpinan

perusahaan juga berpengaruh pada lingkungan sosial pekerja

stimulasi dengan memberikan hadiah/reward pada pekerja yang

rajin memakai APD yang lengkap.

Menurut Notoadmodjo, pengaruh interpersonal (keluarga,

teman sejawat, tenaga kesehatan, dukungan sosial dan contoh

model merupakan hal yang mempengaruhi karakteristik dan

pengalaman seseorang. Hal ini dihubungkan dengan persepsi

mereka terhadap penyakit yang ditimbulkan sangat berbahaya. Ini

merupakan suatu kejadian yang sangat baik dan menguntungkan

baik untuk diri responden sendiri maupun orang lain. Madyanti

(2012) dalam penelitiannya menyatakan hal yang sesuai bahwa

faktor lingkungan yaitu ada tidaknya rekan kerja yang

menggunakan APD ketika melakukan pertolongan persalinan

mempengaruhi mereka dalam menggunakan APD. Hasil penelitian

ini responden menyatakan kepatuhannya karena ada pengaruh

teman sejawat (Sudarmo dkk, 2016).


38

B. Kerangka teori

Menurut teori Green et al (1980) dalam notoatmodjo (2010), kesehatan

individu dan masyarakat dipengaruhi oleh dua factor yaitu factor perilaku (

behavior causes ) dan faktor-faktor diluar perilaku (non- behavior causes).

Sementara factor perilaku (behavior causes) dipengaruhi oleh tiga factor

yakni :

1. factor presdiposisi (presdiposing factor)

factor presdiposisi mencakup pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai dan

persepsi, pendapat berkenaan dengan motivasi seorang atau kelompok

untuk bertindak.

2. factor pemungkin (enabling factor )

factor pemungkin mencakup berbagai ketrampilan dan sumber daya

yang perlu untuk melakukan perilaku kesehata. Factor pemungkin ini

juga menyangkut keterjangkauan berbagai sumber daya, jarak

ketersedian transportasi, waktu dan sebagainya.

3. factor penguat (reinforcing factor)

factor penguat adalah factor yang menentukan tindakan kesehatan

memperoleh dukungan atau tidak. Sumber penguat tergantung pada

tujuan dan jenis program. Factor penguat bisa berasal dari ( keluarga,

teman sejawat, atasan/pimpinan dan petugas kesehatan.)


39

hubungan hubungan tersebut tergambar pada kerangka teori


sebagai berikut :

Faktor predisposisi
- Pendidikan
- Pekerjaann
- Pengetahuan
- Sikap
- Kepercayaan
- Keyakinan
- Persepsi
- Motivasi
- Pendapatan

Faktor pemungkin
- Lingkungan fisik
- Fasilitas (sarana) Perilaku kesehatan
- Prasarana
kesehatan

Faktor penguat
- Sikap tokoh
masyarakat, orang
tua
- Teman sejawat
- Dukungan tenaga
kesehatan
- Sikap petugas
kesehatan

Bagan 2.1

Sumber: Teori L.Green dalam Notoatmodjo (2010)


40

C. Kerangka konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka

hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui

penelitian dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah

Bagan 2.2
Kerangka Konsep
Variabel independent variabel dependent

Pengetahuan

Sikap Kepatuhan
penggunaan APD

Ketersediaan alat
pelindung diri (APD)

Lingkungan sosial
41

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan keragka konsep penelitian diatas dirumuskan

beberapa hipotesa sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD)

2. Ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan penggunaan Alat

Pelindung Diri (APD)

3. Ada hubungan antara ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan

kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

4. Ada hubungan antara lingkungan social dengan kepatuhan penggunaan

Alat Penting Diri (APD)


42

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian adalah kuantitatif.

Metode yang digunakan adalah Cross sectional ialah suatu penelitian

untuk mempelajari dinamika komparatif antara faktor-faktor resiko dengan

efek, dengan suatu pendekatan, observasi atau dengan pengumpulan data

sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap subjek

penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan

terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan.

(Notoatmodjo, 2012) penelitian ini betujuan untuk mengetahui factor

factor yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung

Diri (APD) pada petugas pengangkut sampah Kota Bangko tahun 2022

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Bangko Kabupaten Merangin tahun

2022

2. Waktu penelitian

Penelitian dilaksanakan pada 7 hari (19 September s/d 25

September 2022)
43

C. Subjek Penelitian

1. Batasan Populasi
Populasi dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang

terdiri dari objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian ini yaitu

keseluruhan petugas pengangkut sampah kota bangko sebanyak 61

orang.

2. Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2012 : 104) jika jumlah populasinya kurang

dari 100 orang, maka jumlah sampelnya diambil secara keseluruhan,

tetapi jika populasinya lebih dari 100 orang, maka diambil 10-15%

atau 20-25% dari jumlah populasinya. Jadi besar sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 61 orang.

D. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen (Variabel terikat)

Dalam penelitian ini variabel dependen yaitu kepatuhan pemakaian

Alat Pelindung Diri (APD).

2. Variabel Independen (variabel terikat)

Dalam penelitian ini variabel independen yaitu pengetahuan, sikap,

ketersediaan dan lingkungan social.


44

E. Definisi Operasional Variabel

Adapun variabel dapat diukur dengan menggunakan instrumen

atau alat ukur. Maka variabel harus diberi batasan atau definisi

operasional. Definisi operasional ini penting dan diperlukan untuk

mengarahkan pengukuran serta pengembangan instrumen (Notoatmodjo,

2018).

1. Kepatuhan

Kepatuhan terhadap pemakaian APD, adalah ketaatan pada

kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) khususnya pemakaian

APD dapat melindungi tenaga kerja dan mencegah bahaya atau

kecelakaan yang mungkin terjadi pada bekerja.

Cara ukur : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Nominal

Kriteria ukur : 1 = Menggunakan APD

0 = Tidak menggunakan APD

Hasil ukur : 1 = Patuh jika, responden menggunakan APD

0 = Tidak patuh jika, responden tidak menggunakan

APD
45

2. Pengetahuan

Pengetahuan adalah pemahaman para petugas pengangkut sampah

terhadap pemakaian APD pada saat bekerja.

Cara ukur : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Ordinal

Kriteria ukur : 1= Benar

0= salah

Hasil ukur : a. pengetahuan baik : 76-100 %

b.Pengetahuan tidak baik : <56 %

(Notoadmodjo,2003)

3. Sikap

Sikap adalah respon atau tanggapan dari pengetahuan yang

diterima petugas pengangkut sampah dalam penggunaan APD selama

bekerja.

Cara ukur : wawancara

Alat ukur : kuesioner

Skala ukur : ordinal

Kriteria ukur : a. pertanyaan positif

Sangat Setuju (SS) :4

Setuju (S) :3
46

Tidak Setuju (TS) :2

Sangat Tidak Setuju (STS) :1

b. pertanyaan negative

sangat setuju (SS) :1

Setuju (S) :2

Tidak Setuju (TS) :3

Sangat Tidak Setuju (STS) :4

Hasil ukur : a. sikap positif : bila ≥median

b. sikap Negatif : bila < median

(Nasir,dkk,2011)

4. Ketersedian

Ketersediaan adalah persiapan alat yang akan digunakan saat

bekerja oleh pihak dinas kesehatan lingkungan hidup guna untuk

mencegah kecelakaan dan mengurangu tingkat keparahan yang akan

terjadi.

Cara ukur : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner & observasi

Skala ukur : Ordinal

Kriteria Ukur : 1 = Ya

0 = Tidak

Hasil ukur : 1 = Ada jika Nilai ≥ (median)

0 = Tidak ada jika nilai < (median)

(khalimatus sa’adah, 2020)


47

5. Lingkungan social,

Lingkungan social adalah peran atau dukunga social baik dari

sesame karyawan maupun dari atasan itu seendiri terhadap pemakain

APD.

Cara ukur : Wawancara

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Ordinal

Kriteria ukur : 1= Ya

0= Tidak

Hasil ukur : 1 = Baik jika skor ≥50%

0 = Tidak baik jika skor <50%

( Maria Fransiska, 2017)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah kuesioner terdiri dari pertanyaan

terstruktur untuk mengetahui hubungan antara beberapa faktor dengan

kepatuhan pemakain APD pada petugas pengangkut sampah di kota

bangko tahun 2022 yang telah disediakan dapat diisi secara langsung oleh

responden dengan dibimbing oleh peneliti.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Cara Pengumpulan Data


Pengumpulan data ini bersumber dari data primer dan sekunder.

Data primer diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada

responden untuk mengetahui informasi tentang hubungan antara


48

beberapa faktor dengan kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri

(APD) Pada petugas pengangkut sampah Kota Bangko tahun 2022.

Sedangkan data sekunder data diperoleh dari data statistik jumlah

petugas pengangkut sampah di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten

Merangin Tahun 2022.

2. Tehnik Pengolahan Data


Menurut Notoatmodjo, (2018) Pengolahan data dapat dilakukan

melalui tahapan-tahapan sebagai berikut yaitu :

1. Editing (Penyuntingan data)

Hasil wawancara dari lapangan harus dilakukan

penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing

merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

kuesioner tersebut.

2. Coding (Mengkode data)

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya

dilakukan peng”kodean” atau “coding” yakni mengubah data

berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

3. Scoring

Scoring adalah memberi skor pada semua jawaban

responden sebagai bentuk untuk menerapkan hasil ukur

sebagaimana tertera pada definisi operasional dan terbacanya pada

variabel yang menentukan skor.


49

4. Tabulating

Tabulating merupakan merupakan kegiatan membuat tabel-

tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan

oleh peneliti.

H. Cara Analisis Data


Adapun analisis data yang digunakan yaitu (Notoatmodjo, 2018) :

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat ini bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi

dan persentase dari setiap variabel. Dalam penelitian ini distribusi

frekuensi untuk variabel pengetahuan, sikap, ketersedian APD dan

lingkungan sosial kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Pada petugas pengangkut sampah. Distribusi frekuensi dengan rumus :

f
P= x 100 %
n

Keterangan :

P = Persentase

f = Frekuensi

n = Jumlah Responden
50

2. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam analisis bivariat ini

dilakukan beberapa tahap yaitu analisa proporsi atau presentase dengan

membandingkan distribusi silang antara dua variabel yang

bersangkutan serta analisis dari hasil uji statistik chi square dengan α =

0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji statistik ini akan dapat

menyimpulkan adanya hubungan antara dua variabel tersebut

bermakna atau tidak bermakna.

Analisa yang digunakan adalah analisa chi-square case dan

menggunakan rumus :

( Fo−Fh )2
X ²=∑
Fh

Keterangan

X² = Chi square

Fo = Frekuensi yang diperoleh berdasarkan data

Fh = Frekuensi yang diharapkan

Kriteria penolakan dan penerimaan Ho :

a. Ho ditolak, Ha diterima bila, X2hitung ≥ X2tabel, jadi ada hubungan

variabel independent dengan variabel dependen.

b. Ho diterima, Ha ditolak bila, X2hitung < X2tabel, jadi tidak ada

hubungan variabel independent dengan variabel dependen


51

I. Etika Penelitian

Penelitian kesehatan pada umum nya dan penelitian kesehatan

masyarakat pada khusus nya menggunakan manusia sebagai objek yang

di teliti pada satu sisi dan sisi lainnya manusia sebagai peneliti atau yang

melakukan penelitian dalam hal ini ada hubungan timbale balik maka

hak- hak responden yang memberikan informasi harus di dahulukan

sebelum di lakukan pengambilan data kepada responden terlebih dahulu

di minta persetujuan/kesediaan menjadi responden penelitian (inform

consent).

1) Prinsip dan kaidah penelitian

a) Menjelaskan dan mengisi lembar informed concent kepada

responden

b) Informasi tentang subjek tidak di publikasikan bila subjek tidak

menghendaki

c) Selama dan sesudah penelitian (privacy) tetap di jaga kerahasiaan

nya informasi yang di berikan hanya di gunakan untuk kegiatan

penelitian serta tidak akn di publikasikan tanpa izin partisipan

d) Selama pengambilan data peneliti memberi kenyamanan pada

responden dengan mengambil tempat wawancara sesuai dengan

keinginan responden

e) Menjaga sopan santun dan tatakrama dalam melakukan penelitian.


52

J. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya untuk mengetahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan kepatuhan penggunaan APD pada petugas

pengangkut sampah kota Bangko Tahun 2022. Variable dalam penelitian

ini yaitu variable independen (pengetahuan, sikap, ketersediaan APD dan

lingkungan social) dan variable dependen (kepatuhan penggunaan APD).

Jenis penelitian ini adalah jenis analitik kuantitatif dengan pendekatan

cross sectional. instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner. Lokasi penelitian dilakukan di Kota Bangko Kabupaten

Merangin dengan jumlah responden sebanyak 61 responden.

Keterbatasan lain dalam penelitian ini hanya meniliti pengetahuan,

sikap, ketersediaan APD dan Lingkungan social tanpa meneliti variable

lain yang berhubungan karena keterbatasan, waktu, biaya, tenaga dan

kemampuan yang dimiliki oleh peneliti pada saat melakukan penelitian.

K. Jalannya Penelitian

Adapun jalannya penelitian yang telah dilakukan dibagi 3 tahap yaitu :

1. Pra Penelitian

a. Langkah awal dalam penelitian ini adalah mengakses data di

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merangin.

b. Melakukan bimbinga dengan Dosen Pembimbing untuk penetapan

judul Proposal Skripsi.

c. Pengajuan judul Skripsi di LPPM STIKes Merangin, setelah itu

peneliti meminta surat izin melakukan survey awal ke Dinas


53

d. Lingkungan Hidup di Prodi S1 Kesehatan Masyarakat dan di

BAAK STIKes Merangin

e. Mengambil surat balasan yang mana telah melakukan survey awal

penelitian di Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merangin.

f. Melakukan bimbingan Proposal Skripsi dengan Dosen

Pembimbing

g. Setelah Proposal Skripsi di Acc. Peneliti melakukan pendaftaran

seminar Proposal Skripsi di Prodi S1 Kesehatan Masyarakat

STIKes Merangin

h. Selanjutnya seminar Proposal Skripsi

i. Perbaikan atau revisi sesuai hasil seminar.

j. Setelah revisi di Acc, peneliti meminta surat izin untuk melakukan

penelitian di Prodi S1 Kesehatan Masyarakat dan BAAK STIKes

Merangin.

k. Selanjutnya melakukan proses perizinan penelitian kepada Kepala

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merangin.

2. Pelaksanaan penelitian

a. Melakukan penelitian di Kota Bangko dari tanggal 20 September

s/d 26 September 2022. Responden dalam penelitian ini adalah

petugas pengangkut sampah Kota Bangko sebanyak 61 responden.

Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner,

wawancara, observasi dan telaah dokumen. Sebelum melakukan

wawancara, responden terlebih dahulu diberi pengarahan tentang


54

b. tujuan dan manfaat penelitian ini. Serta memberitahu bahwa

informasi yang diberikan akan dijaga kerahasiaannya, hal ini

dimaksud agar responden benar-benar menjawab dengan jujur

setiap pertanyaan yang diberikan,

c. Kemudian peneliti menganalisis data serta mengentri data kedalam

master table. Kemudian melakukan pengolah data.

3. Pasca Penelitian

a. Penyajian hasil penelitian kedalam Skripsi

b. Melakukan bimbingn Skripsi dengan Dosen Pembimbing

c. Setelah di Acc oleh Pembimbing , selanjutnya melakukan

pendaftaran ujian Skripsi

d. Sidang Skripsi dan Perbaikan atau revisi sesuai hasil sidang

Skripsi.

e. Melakukan penjilidan Skripsi yang telah di revisi

f. Penyerahan Skripsi kepada Prodi S1 Kesehatan Masyarakat

STIKes.

Tabel 3.1
55

Jalannya Kegiatan
2022
No Uraian
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept
1 Pengumpulan
data
2 Pengajuan judul
3 Akses Data
4 Pembuatan
proposal
5 Konsul proposal
6 Seminar
proposal
7 Perbaikan
proposal
8 Penelitian
9 Konsul skripsi
10 Sidang skripsi

BAB IV
56

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merangin

Visi :

”Terwujudnya Peningkatan Kualitas Dan fungsi lingkungan hidup

melalui pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan menuju

merangin emas 2018”.

Misi :

1. Mewujudkan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan

lingkungan hidup guna mendukung tercapainya pembangunan

yang berkelanjutan

2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelestarian

lingkungan hidup

3. Meningkatkan kemampuan profesionalisme sumber daya manusia

di bidang lingkungan hidup.

4. Mewujudkan pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaran

sumber daya alam dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan

hidup.
57

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat.

a. Kepatuhan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Pengukuran penggunaan alat pelindung diri (APD) pada

petugas pengangkut sampah Kota Bangko dilakukan untuk melihat

berapa pekerja yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

dengan lengkap dan tidak lengkap sehingga dikategorikan menjadi

“lengkap” apabila pekerja memakai semua alat pelindung diri

(APD) yang diberikan dan “tidak lengkap” apabila pekerja tidak

memakai salah satu alat pelindung diri yang diberikan dengan cara

observasi. Hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada table 4.1

Table 4.1

Distribusi Responden Berdasarkan Kepatuhan


Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Petugas
Pengangkut SampahKota Bangko Tahun 2022

No Penggunaan APD f %
1 Patuh 1 1,6
2 Tidak Patuh 60 98,4
Jumlah 61 100
Berdasarkan table 4.1 diatas dapat diperoleh responden

yang menggunakan APD yang lengkap (patuh) sebanyak 1

orang (1,6%) dan yang tidak lengkap (tidak patuh) sebanyak 60

orang (98,4%).
58

b. Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan pada petugas pengangkut sampah

Kota Bangko dilakukan untuk mengetahui bagaimana

pengetahuan pekerja terhadap alat pelindung diri (APD) sehingga

dikategorikan menjadi baik (responden menjawab pertanyaan

dengan skor ≥50%) dan tidak baik (responden menjawab

pertanyaan dengan skor <50%). Hasil pengukuran tersebut dapat

dilihat pada table 4.2

Tabel 4.2
Distribusi berdasarkan pengetahuan tentang alat pelindung
diri (APD) pada petugas pengangkut sampah kota bangko
tahun 2022
No Pengetahuan f %
1 Baik 61 100
2 Tidak Baik 0 0
Jumlah 61 100
Berdasarkan table 4.2 diatas dapat diperoleh responden

yang berpengetahuan baik sebanyak 61 orang (100%) dan yang

berpengetahuan cukup dan kurang sebanyak 0 orang (0%).

c. Sikap

Pengukuran sikap petugas pengangkut sampah dilakukan

untuk mengetahui bagaimana sikap pekerja terhadap alat pelindung

diri (APD) sehingga dikategorikan menjadi positif (responden

menjawab pertanyaan dengan skor ≥50%), dan negatif (responden

menjawab pertanyaan dengan skor <50%). Hasil pengukuran

tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3


59

Tabel 4.3.
Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Alat
Pelindung Diri (APD) pada petugas pengangkut sampah kota
bangko tahun 2022.
No Sikap f %
1 Positif 59 96,8
2 Negative 2 3,2
Total 61 100
Berdasarkan tabel 4.3. di atas dapat diperoleh responden

bersikap positif sebanyak 59 orang (96,8%) dan bersikap negatif

sebanyak 2 orang (3,2%).

d. Ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD)

Pengukuran ketersediaan alat pelindung diri (APD) pada

petugas pengangkut sampah kota bangko dilakukan untuk

mengetahui ketersediaan APD yang dipakai pekerja sehingga

dikategorikan menjadi Baik (jika ≥50% dan pekerja merasa

nyaman dalam memakai APD) dan tidak baik (jika<50%

dan pekerja tidak merasa nyaman dalam memakai APD). Hasil

pengukuran tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4.
Distribusi Responden Berdasarkan Ketersediaan Alat
Pelindung Diri (APD) Pada Petugas Pengangkut Sampah Kota
Bangko Tahun 2022
Ketersediaan
No f %
APD
1 Ada 61 100
2 Tidak ada 0 0
Total 61 100%
60

Berdasarkan table 4.4 diatas diperoleh ketersediaan Alat

Pelindung Diri (APD) 61. Sebanyak 1 (1,6%) responden yang

nyaman menggunakan APD, dan Alat Pelindung Diri (APD) yang

tersedia sebanyak 60 (98,4 %) responden tidak nyaman

menggunakan APD.

e. Lingkungan social

Pengukuran lingkungan sosial pada petugas pengangkut

sampah kota Bangko dilakukan untuk mengetahui bagaimana

peran atau dukungan sosial dari sesama pekerja maupun pimpinan

sehingga dikategorikan menjadi baik (jika ≥50% dan adanya

ajakan teman pekerja untuk memakai APD) dan kurang baik

(jika<50% dan tidak ada ajakan teman pekerja untuk memakai

APD). Hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5.
Distribusi Responden Berdasarkan lingkungan social pada
petugas pengangkut sampah kota Bangko Tahun 2022
No Lingkungan
f %
Sosial
1 Baik 40 65,6
2 Tidak baik 21 34,4
Total 61 100 %
Berdasarkan tabel 4.5. di atas diperoleh responden yang

menyatakan lingkungan sosial baik sebanyak 40 orang (65,6%) dan

yang menyatakan lingkungan sosial tidak baik sebanyak 21 orang

(34,4%).
61

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD

Berdasarkan pengujian hubungan antara pengetahuan

dengan kepatuhan penggunaan APD pada petugas pengangkut

sampah kota bangko tahun 2022 diperoleh sebagai tabel berikut:

Tabel 4.6
Hubungan Antara Pengetahuan dengan kepatuhan
penggunaan Alat pelindung diri (APD) Pada petugas
pengangkut sampah kota bangko tahun 2022 :
Kepatuhan
penggunaan APD
Jumlah
No Pengetahuan Tidak p
Patuh
Patuh
Jlh % Jlh % Jlh %
1 Baik 1 1,6 60 98,4 61 100 0,000
2 Tidak baik 0 0 0 0 0 0

Jumlah 1 1,6 60 98,4 61 100


Berdasarkan tabel 4.6. di atas dapat diperoleh responden

berpengetahuan baik terhadap penggunaan APD yang patuh

sebanyak 1 orang (1,6%) dan terhadap pemakaian APD tidak

patuh sebanyak 60 (98,6%), dan responden berpengetahuan tidak

baik yang patuh menggunakan APD sebanyak 0 orang (.0%) dan

yang tidak patuh menggunakan APD sebanyak 0 orang (0 %).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji fisher exact

didapatkan Nilai p = 0,000 <α 0,05 artinya ada hubungan antara

pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD Pada petugas

pengangkut sampah kota Bangko tahun 2022.


62

b. Hubungan sikap dengan kepatuhan penggunaan APD

Berdasarkan pengujian hubungan antara Sikap dengan

kepatuhan penggunaan APD pada petugas pengangkut sampah

kota bangko tahun 2022 menggunakan uji Chi-Square diperoleh

sebagai berikut :

Tabel 4.7
Hubungan Antara Sikap dengan kepatuhan penggunaan Alat
pelindung diri (APD) Pada petugas pengangkut sampah kota
bangko tahun 2022 :
Kepatuhan
penggunaan APD
Jumlah
No Sikap Tidak P
Patuh
Patuh
f % f % Jlh %
1 Positif 1 1,6 58 95,1 59 96,7 8,323
2 Negative 0 2 3,3 2 3,3

Jumlah 1 1,6 60 98,4 61 100


Berdasarkan tabel 4.7. di atas diperoleh responden yang

menyatakan sikap positif terhadap pemakaian APD lengkap

sebanyak 1 orang (1,6%) dan sikap positif terhadap pemakaian

APD yang tidak lengkap sebanyak 58 orang (95,1%), dan

responden yang menyatakan sikap negatif terhadap pemakaian

APD yang lengkap sebanyak 0 orang (.0%) dan sikap negatif

terhadap pemakaian APD yang tidak lengkap sebanyak 2 orang

(3,3%). hal ini menunjukkan ada hubungan signifikan sikap dengan

pemakaian APD.
63

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji fisher exact

didapatkan Nilai Nilai p = 8,323 > 0,05 artinya tidak ada

hubungan antara sikap dengan kepatuhan penggunaan APD.

. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan sikap petugas pengangkut sampah dengan kepatuhan

penggunaan APD Kota Bangko Tahun 2022.

c. Hubungan ketersediaan APD dengan penggunaan APD

Berdasarkan pengujian hubungan antara Ketersediaan APD

dengan kepatuhan penggunaan APD pada petugas pengangkut

sampah kota bangko tahun 2022 menggunakan uji Chi-Square

diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.8
Hubungan Antara Ketersediaan APD dengan kepatuhan
penggunaan Alat pelindung diri (APD) Pada petugas
pengangkut sampah kota bangko tahun 2022 :
Kepatuhan
penggunaan APD
Jumlah
Ketersedi Tidak
No Patuh P
aan APD Patuh
Jl
Jlh % % Jlh %
h
1 Ada 1 1,6 60 98,4 61 100
0,000
2 Tidak Ada 0 0 0 0 0 0
Jumlah 1 1,6 60 98,4 61 100
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji fisher exact

didapatkan Nilai p = 0,000 <α 0,05 artinya ada hubungan antara

ketersediaan APD dengan Kepatuhan penggunaa APD. Bahwa ada

hubungan yang signifikan ketersediaan APD dengan kepatuhan


64

penggunaan APD pada petugas pengangkut sampah kota bangko

tahun 2022.

d. Hubungan lingkungan social dengan penggunaan APD

Berdasarkan pengujian hubungan antara lingkungan social

dengan kepatuhan penggunaan APD pada petugas pengangkut

sampah kota bangko tahun 2022 diperoleh table sebagai berikut :

Tabel 4.9
Hubungan Antara lingkungan sosial dengan kepatuhan
penggunaan Alat pelindung diri (APD) Pada petugas
pengangkut sampah kota bangko tahun 2022 :
Kepatuhan
penggunaan APD
Lingkungan Jumlah
No Tidak P
social Patuh
Patuh
Jlh % Jlh % Jlh %
1 Baik 1 1,6 39 64 40 65,6 1,364
2 Tidak baik 0 0 21 34,4 21 34,4
Jumlah 1 1,6 60 98,4 61 100
Berdasarkan tabel 4.9. di atas dapat diperoleh responden

yang menyatakan lingkungan sosial baik terhadap pemakaian APD

yang lengkap sebanyak 1 orang (1,6%) dan terhadap pemakaian

APD yang tidak lengkap sebanyak 39 orang (64%), dan responden

yang menyatakan lingkungan sosial tidak baik terhadap pemakaian

APD yang lengkap sebanyak 0 orang (0%) dan terhadap

pemakaian APD yang tidak lengkap sebanyak 21 orang (34,4%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji fisher exact

didapatkan Nilai p = 1,364 > 0,05 artinya tidak ada hubungan

antara sikap dengan kepatuhan penggunaan APD. demikian dapat


65

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan lingkungan social dengan

kepatuhan penggunaan APD pada petugas pengangkut sampah

kota bangko tahun 2022.

C. Pembahasan

1. Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD

Berdasarkan hasil analisis univariat pada tabel 4.2 menunjukkan

bahwa distribusi responden berdasarkan pengetahuan dari 61


66

responden yang berpengetahuan baik sebanyak 61 orang (100%) dan

yang berpengetahuan tidak baik sebanyak 0 orang (0%).

Berdasarkan hasil analisis fixer exact pada tabel 4.6. hasil analisis

hubungan antara pengetahuan dangan kepatuhan penggunaan APD

diperoleh Bahwa responden berpengetahuan baik terhadap penggunaan

APD yang patuh sebanyak 1 orang (1,6%) dan terhadap pemakaian

APD tidak patuh sebanyak 60 (98,6%), dan responden berpengetahuan

tidak baik yang patuh menggunakan APD sebanyak 0 orang (.0%) dan

yang tidak patuh menggunakan APD sebanyak 0 orang (0 %).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji fisher exact didapatkan

Nilai p = 0,000 <α 0,05 artinya ada hubungan antara pengetahuan

dengan kepatuhan penggunaan APD Pada petugas pengangkut sampah

kota Bangko tahun 2022.

Peneliti berasumsi dalam penelitian ini bahwa ada hubungan yang

bermakna antara factor pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan

Alat Pelindung Diri (APD), hal ini disebabkan oleh semakin tinggi

pengetahuan seseorang maka semakin paham pekerja untuk

menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang disediakan.

Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Notoatmodjo

(2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera


67

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi

terbentuknya suatu tindakan, tindakan yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih baik dan lebih tepat daripada tindakan yang tidak didasari

oleh pengetahuan.

Hal ini juga selaras dengan penelitian Mulyanti (2008) bahwa ada

hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penggunaan

APD dengan nilai ρ=0.004 (ρ<0.05) dan proporsi responden yang

menggunakan APD 100% terdapat pada responden dengan

pengetahuan kategori sangat baik, 71.4% terdapat pada responden

dengan pengetahuan kategori baik, dibandingkan responden dengan

pengetahuan cukup baik yaitu 18.2%. Artinya, semakin tinggi

pengetahuan seseorang maka semakin mengerti pekerja untuk

menggunakan apa yang telah disediakan oleh perusahaan seperti dalam

pemakaian APD sehingga dapat memperkecil terjadinya kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja. Pengetahuan tersebut diperoleh dari

pendidikan dasarnya, pengalaman dalam melakukan suatu pekerjaan

atau pengalaman pernah memperoleh kecelakaan jika tidak

menggunakan APD.

2. Hubungan sikap dengan kepatuhan penggunaan APD

Berdasarkan tabel 4.3. di atas dapat diperoleh responden bersikap

positif sebanyak 21 orang (34,4%) dan bersikap negatif sebanyak 40


68

orang (65,6%).

Berdasarkan tabel 4.7. di atas diperoleh responden yang

menyatakan sikap positif terhadap pemakaian APD lengkap sebanyak

1 orang (1,6%) dan sikap positif terhadap pemakaian APD yang tidak

lengkap sebanyak 58 orang (95,1%), dan responden yang menyatakan

sikap negatif terhadap pemakaian APD yang lengkap sebanyak 0 orang

(.0%) dan sikap negatif terhadap pemakaian APD yang tidak lengkap

sebanyak 2 orang (3,3%).

Nilai p = 8,323 > 0,05 artinya tidak ada hubungan antara sikap

dengan kepatuhan penggunaan APD. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan sikap petugas pengangkut

sampah dengan kepatuhan penggunaan APD Kota Bangko Tahun

2022.

Peneliti berasumsi bahwa Berdasarkan kuesioner sikap petugas

pengangkut sampah dari 10 pernyataan menunjukkan bahwa sebagian

besar petugas pengangkut sampah tidak setuju jika diadakannya sanksi

bagi pekerja yang tidak memakai APD dengan lengkap dengan alasan

tidak nyaman dan mengganggu gerak.

Menurut Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap merupakan

proses mental yang terjadi pada individu yang akan menentukan

respon yang baik dan nyata dari setiap orang yang berbeda.

Pengetahuan seseorang terdiri dari enam domain yaitu tahu, paham,

aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Setiap tingkatan


69

memperlihatkan kemampuan individu. Pembuktian seberapa tinggi

pengetahuan pekerja dilihat dari seberapa tinggi sikap pekerja dalam

menggunakan alat pelindung diri ketika bekerja.

Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang muncul dari

seseorang individu terhadap objek yang kemudian memunculkan

perilaku individu terhadap objek tersebut dengan cara-cara tertentu dan

Sikap merupakan suatu proses penilaian yang dilakukan oleh seorang

individu terhadap suatu objek (Azwar 2010).

3. Hubungan ketersediaan APD dengan kepatuhan penggunaan APD

Berdasarkan table 4.4 diatas diperoleh ketersediaan Alat Pelindung

Diri (APD) 61. Sebanyak 1 (1,6%) responden yang nyaman

menggunakan APD, dan Alat Pelindung Diri (APD) yang tersedia

sebanyak 60 (98,4 %) responden tidak nyaman menggunakan APD.

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 61 responden yang

memiliki ketersediaan APD, yang patuh menggunakan APD sebanyak

1 responden (1,6%) dan responden yang tidak patuh menggunakan

APD sebanyak 60 orang (98,4%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji fisher exact didapatkan

Nilai p = 0,000 >α 0,05 artinya ada hubungan antara ketersediaan

APD dengan Kepatuhan penggunaan APD. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan ketersediaan APD dengan

kepatuhan penggunaan APD pada petugas pengangkut sampah kota

bangko tahun 2022.


70

Peneliti berasumsi bahwa ada hubungan yang bermakna antara

ketersediaan APD dengan kepatuhan Penggunaan APD, hal ini

disebabkan oleh tersedianya keseluruhan Alat pelindung diri untuk

seluruh petugas tetapi petugas tidak menggunakan Alat pelindung Diri

dengan patuh dan baik.

Hal ini sesuai dengan Permenakertrans (2010), Alat Pelindung Diri

selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang mempunyai

kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi

sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. APD

wajib digunakan ditempat kerja di mana dilakukan pengangkutan

barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui terowongan, di

permukaan air, dalam air maupun di udara. APD.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sanjaya (2018). Penelitian iini menggunakan metode survey analitik

dengan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling total sampling

sebanyak 31 responden. Instrumen penelitian adalah kuesioner dan

lembar checklist. Dalam Penelitian ini untuk mengetahui hubungan

antara ketersediaan APD dengan kepatuhan bidan menggunakan

APD dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan korelaasi

Chi-square, sedangkan untuk mengatahui keeratan hubungan

dilakukan pengujian dengan mengunakan koefisien kontingensi.

Berdasarkan tabel 4.8 didapatkan p value 0,001dengan nilai koefisien

korelasi sebesar 0,585. Hasil uji statistik ini disimpukan bahwa Ha


71

diterima dan H0 ditolak berarti ada hubungan antara ketersediaan APD

dengan kepatuhan bidan menggunakan APD dalam pertolongan

persalinan normal di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten Sleman dan

penilaian tingkat keeratan antara dua variabel yaitu dalam kategori

kuat. Berdasarkan hasil penelitian.

4. Hubungan lingkungan social dengan kepatuhan penggunaan APD

Berdasarkan tabel 4.5. di atas diperoleh responden yang

menyatakan lingkungan sosial baik sebanyak 21 orang (34,4%) dan

yang menyatakan lingkungan sosial tidak baik sebanyak 40 orang

(65,6%).

Berdasarkan tabel 4.9. di atas dapat diperoleh responden yang

menyatakan lingkungan sosial baik terhadap pemakaian APD yang

lengkap sebanyak 1 orang (1,6%) dan terhadap pemakaian APD yang

tidak lengkap sebanyak 39 orang (64%), dan responden yang

menyatakan lingkungan sosial tidak baik terhadap pemakaian APD

yang lengkap sebanyak 0 orang (0%) dan terhadap pemakaian

APD yang tidak lengkap sebanyak 21 orang (34,4%).

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji fisher exact didapatkan

Nilai p = 6,606 > α 0,05 artinya tidak ada hubungan antara lingkungan

sosial Dengan kepatuhan penggunaan APD. demikian dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan lingkungan social dengan


72

kepatuhan penggunaan APD pada petugas pengangkut sampah kota

bangko tahun 2022.

Peneliti berasumsi bahwa sebagian hubungan komunikasi antara

petugas pengangkut petugas baik dan mereka saling menyapa dan

mengingatkan satu sama lain. Tetapi, kenyataannya peringatan itu

tidak diindahkan dan masih banyak pemanen yang tidak patuh dalam

penggunaan APD.
74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada penelitian yang dilakukan di Wilayah

Kota Bangko tahun 2022 dengan jumlah responden sebanyak 61 orang, dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Responden yang patuh menggunakan APD yaitu sebanyak 1 (1,6%)

responden dan yang tidak patuh menggunakan APD sebanyak 60 (98,4%)

responden.

2. Responden yang berpengetahuan baik sebanyak 61 (100%) responden,

dan berpengetahuan tidak baik sebanyak 0 (0%) responden.

3. Responden yang memiliki sikap positif sebanyak 59 (96,7%) responden

dan yang memiliki sikap negatif sebanyak 2 (3,3%) responden.

4. Responden yang memiliki ketersediaan sarana APD sebanyak 61 (100%)

responden.

5. Responden Dengan Lingkungan Sosial Yang Baik sebanyak 40 (65,6)

responden dan responden dengan lingkungan yang tidak baik sebanyak 21

(34,4%) responden

6. Ada hubungan antara pengetahuan responden dengan kepatuhan

penggunaan APD

7. Tidak ada hubungan Sikap responden dengan kepatuhan penggunaan

APD
74

8. Ada hubungan ketersediaan APD dengan kepatuhan penggunaan APD

9. Tidak ada hubungan lingkungan sosial responden dengan kepatuhan

penggunaan APD

B. Saran

1. Bagi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Merangin

Diharapkan melakukan evaluasi secara berkala terhadap APD yang

telah disediakan. Memberikan sanksi yang tegas pada pekerja yang tidak

memakai APD yang lengkap pada saat bekerja.

2. Bagi petugas

Dapat lebih meningkatkan lagi kepatuhan penggunaan APD

terutama masker dan sarung tangan guna untuk menghindari penyakit

yang tidak diinginkan.

3. Bagi STIKes Merangin

Diharapkan bisa dijadikan referensi dan informasi selanjutnya bagi

penelitian lain dan berguna bagi Mahasiswa/i STIKes Merangin dalam

meningkatkan mutu pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Lain

Bahan masukan untuk kajian dan penyusunan penelitian

selanjutnya mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan

penggunaan APD ditempat lain dengan variable yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Y. dan Hastuti, T. 2002. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Cetakan


Pertama. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.
74

Amalia, F., Budi Eko, Syihabudhin dan Agus Hermawan. 2012. Analisis Tingkat
Kepatuhan Personal dalam Mendukung Pencapaian Zero Accident pada
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Arikunto, S. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan Kelima
belas. Penerrbit Rineka Cipta, Jakarta.
Azwar, S. 1998. Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya. Cetakan kedua.
Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Cahyono, B. 2004. Keselamatan Kerja Bahan Kimia Di Industri. Cetakan
Pertama. Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Hadiguna, R. A. 2009. Manajemen Pabrik. Cetakan Pertama. Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta.
Mulyanti, D. 2008. Faktor Predisposing, Enabling, Dan Reinforcing Terhadap
Penggunaan Alat Pelindung Diri Dalam Asuhan Persalinan Normal Di
Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh Tahun 2008. Tesis Kekhususan
Kesehatan Kerja. FKM USU. Medan.
Notoatmodjo, S. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Cetakan Kedua. Penerbit PT
Rineka Cipta, Jakarta.
Nuraini, L. dan Ratih Sari Wardani. 2014. Kepatuhan Terhadap Peraturan
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Hubungannya Dengan Kecelakaan
Kerja.
Permenakertrans RI No 08/MEN/VII/2010 Tentang Alat Pelindung Diri.

Ardyanto, Denny. 2020. Faktor yang Pengaruhi Kepatuhan Penggunaan Alat


Pelindung Diri di Area Finishing Industri Baja. Cakrawala. (online).
Azzahri, Lira Mufti dan Khairul Ikhwan. 2019. Hubungan Pengetahuan Tentang
Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) Dengan Kepatuhan Penggunaan
Apd Pada Perawat Di Puskesmas Kuok. (Online). Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Vol 3 No1. ISNN 2623-1581
Apriluana, Gladys. Laily Khairiyati dan Ratna Setyaningrum. 2016. Hubungan
Antara Usia, Jenis Kelamin, Lama Kerja, Pengetahuan, Sikap dan
Ketersediaan Alat Pelindung Diri (Apd) Dengan Perilaku Penggunaan
Apd Pada Tenaga Kesehatan. (Online). Jurnal Publikasi Masyarakat
Indonesia.Vol,3No3
Alayyanur, Putri Ayuni dan Neffrety Nilamsari. 2016. Gambaran Manajemen
Alat Pelindung Diri (Apd) Di Pt X Sidoarjo.(Online). Jurnal of Industrial
Hygiene Occupational Health. Vol. 1, No. 1 No. ISSN:
Reni Asmara Ariga, Siti Zahara Nasution, Ely Hayati Nasution, Muhammad
Taufik, Rossy Nurhasanah, Muhammad Khaliqi, M. hadya. Y. P. (2020)
Penyusunan Kurikulum RPS,SAP dan Kampus Merdeka, USUpress. doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin.( 2013). Sikap Manusia dan Pengukurannya. Pusat Pelajar
offset. Yogyakarta.
74

Budiman dan Riyanto A (2013). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan


Sikap dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Chahaya Indra S. Perilaku Tentang Pemakaian Alat Pelindung Diri Serta
Keluhan Kesehatan Petugas Penyapu Jalan Di Kecamatan Medan
Amplas, Kota Medan. Skripsi. 2015: 167-173
Inaku, Hartati . Moh Malik A. Hanafi dkk. 2019. Faktor-Faktor Kesehatan Kerja
Terhadap Peningkatan Personal Hygiene Pada Petugas Pengangkut
Sampah Di Kota Gorontalo. (online). Jurnal Ilmiah Media Publikasi Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Vol 8 No 2.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta :
Jakarta. . 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta :
Jakarta 2013. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan : Ilmu dan Seni. Rineka
Cipta : Jakarta . 2014
Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta Occupational Safety and Health
Administration, 2000. Personal Protective Equipment.
Permenakertrans. Nomor Per.08/Men/Vii/2010. Tentang Alat Pelindung Diri.
Prasetyo, Shandy Wahyu. 2017. Gambaran Pengaruh Perilaku Pemakaian Alat
Pelindung Diri (Apd) Terhadap Keluhan Kesehatan Pada Petugas
Kebersihan Jalan Di Kabupaten Madiun Tahun 2017.
Rahmawati, Rizki dan Adam Pratama. 2018. Hubungan Pengetahuan, Pendidikan
Dan Pelatihan Dengan Tingkat Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung
Diri (Apd) Pada Petugas Penyapu Jalan Di Kecamatan Bangkinang Kota
Tahun 2018 . Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 3 No 1 ISSN: 2623 -1581.
Rimantho, Dino. 2015. Identifikasi Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Pada Pekerja Pengumpul Sampah Manual Di Jakarta Selatan. (online).
Jurnal Optimasi Sistem Industri . Vol 14. Noi ISSN:2088-4842/2442-8795
Sanjaya, Vellinia Dewi . 2018. Hubungan Sikap Dan Ketersediaan Alat
Pelindung Diri (Apd) Dengan Kepatuhan Bidan Menggunakan Apd Dalam
Pertolongan Persalinan Normal Di Puskesmas Rawat Inap Kabupaten
Sleman. (Naskah Publikasi Online).
Setiyowati, Siti Dessi. 2010. Penerapan Penggunaan Alat Pelindung Diri Sebagai
Upaya Perlindungan Terhadap Tenaga Kerja Di Pt Bayer Indonesiabayer
Cropsceince. (Skripsi Online).
Sumarna, Diah Phitaloka. M Furqaan Naiem dan Syamsiar S Russeng. 2013.
Determinan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada karyawan
percetakan di Kota Makassar.(Jurnal) . Fakultas Kesehatan Masyarakat
UNHAS. Makassar.
Sugiyono. 2017 Statistik untuk Penelitin. Alfabeta: Bandung Tarwaka. 2015.
Ergonomi Industri Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di
Tempat Kerja. Badan Penerbit Harapan Press: Surakarta U, Agustina Riza
et. all. 2019. Determinan Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada Pekerja
Pengangkut Sampah Di Dinas Lingkungan Hidup Dan Kebersihan Kota
Palembang. (online). Jurnal Kesehatan Global.
Yuliani, Indah dan Rizki Amalia. 2019. Faktor-Faktor yang Berhubungan
Dengan Perilaku Pekerja dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
(online). Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. Vol. 08, No. 0.
74

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN


(INFORMED CONSENT)
Responden yang terhormat,

Perkenalkan saya Bela Futri, mahasiswi Jurusan S1 Kesehatan Masyarakat


STIKes Merangin. Saya sedang mengadakan penelitian tentang “Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) Pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Bangko Tahun 2022”. Dalam
rangka mengumpulkan data, peneliti memohon kesediaan saudara/I untuk
meluang waktunya untuk menjawab kuesioner ini. Besar harapan peniliti agar
saudara/i dapat menjawab pertanyaan pertanyaan yang peneliti berikan.

Informasi yang saudara/i berikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya


digunakan untuk kepentingan penelitian dan kajian ilmiah. Sebagai bukti
kesediaan saudara/i menjadi responden, mohon untuk menandatangani
persetujuan menjadi responden. Atas perhatian, kerja sama dan kesediaan
saudara/i, peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Yang meneliti Bangko, Tahun 2022


Mahasiswa STIKes Merangin Responden

(………………………………) (…………………………………)

No Responden :
74

KUESIONER PENELITIAN

Factor factor yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan Alat


Pelindung Diri (APD) pada petugas pengangkut sampah kota bangko
Tahun 2022

A. DATA UMUM
IDENTITAS RESPONDEN :
Nama :
Usia : tahun

B. DATA KHUSUS
PENGETAHUAN
NO PERNYATAAN BENAR SALAH
1 Alat Pelindung Diri (APD) merupakan usaha
untuk mencegah terjadinya kecelakan dan
penyakit akibat kerja
2 apabila saya tidak menggunakan APD akan
tertusuk beda tajam, penyakit dan gatal gatal
3 APD yang diberikan hanya di pakai disaat
kegiatan tertentu
4 Topi, helm dan Sepatu merupakan alat pelindung
diri
5 APD harus dalam keadaan bersih
6 Penyakit yang saya rasakan saat ini di karenakan
saya tidak menggunakan APD dengan baik
7 APD yang saya gunakan sangat tidak berpengaruh
bagi pemakainya
8 Petugas mendapatkan APD dengan standart SNI
9 Pekerjaan yang saya lakukan bepotensi bahaya
dan penyakit maka saya akan menolak kerja
apabila tidak fasilitasi APD
74

10 Masker dan sarung tangan merupakan Alat


Pelindung diri

SIKAP
Penilaian dilakukan sebagai berikut :
Sangat Setuju : SS
Setuju :S
Tidak Setuju : TS
Sangat tidak setuju : STS
JAWABAN
NO PERTANYAAN SS S TS STS

1 Pada saat melakukan pekerjaan saya tidak


perlu menggunakan APD
2 Dalam hal pemakaian APD pada waktu
proses kerja perlu pedoman/peraturan
yang berlaku
3 Karyawan yang tidak mematuhi untuk
memakai APD, maka diberi sanksi
4 Menolak kerja apabila tidak di fasilitasi APD
5 Rutin menggunakan sepatu bot selama
bekerja
6 Rutin memakai masker selama bekerja
7 APD yang digunakan selama bekerja tidak
harus dalam keaadaan yang bersih dan
lengkap
8 Menggunakan sarung tangan pada saat
mengangkut sampah
9 Melepas masker setelah tugas selesai
10 Merasa tidak nyaman apabila tidak
menggunakan pakaian panjang sesuai yang di
74

berikan oleh dinas kebersihan

KETERSEDIAAN ALAT PELINDUNG DIRI


NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah perusahaan tempat anda bekerja
menyediakan APD masker?
2 Apakah perusahaan tempat anda bekerja
menyediakan APD sarung tangan ?
3 Apakah perusahaan tempat anda bekerja
menyediakan APD Topi?
4 Apakah perusahaan tempat anda bekerja
menyediakan APD Sepatu?
4 Apakah perusahaan tempat anda bekerja
menyediakan APD Baju Pelindung?

LINGKUNGAN SOSIAL
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah teman anda dalam melakukan proses
kerja selalu mengingatkan anda untuk
menggunakan alat pelindung diri?
2 Apakah anda mengikuti anjuran teman anda
tersebut?
3 Apakah atasan anda akan memberikan teguran
pada anda jika tidak memakai alat pelindung diri
(APD)?
4 Apakah anda mempunyai hubungan kerjasama
yang baik dengan teman anda dalam melakukan
pekerjaan?
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
NO NAMA APD PETUGAS MENGGUNAKAN TIDAK
74

PENGANGKUT SAMPAH MENGGUNAKAN


1 Masker
2 Sarung tangan
3 Topi
4 Sepatu
5. Baju pelindung
ANALISIS UNIVARIAT

VARIABEL PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN ALAT


PELINDUNG DIRI (APD) DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP
KEPATUHAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA
PETUGAS PENGANGKUT SAMPAH

Kepatuhan Penggunaan APD

NO PENGGUNAAN APD JUMLAH PRESENTASE(%)


1 Patuh 1 1,6
2 Tidak patuh 60 98,4
Jumlah 61 100

Pengetahuan petugas pengangkut sampah

NO PENGETAHUAN JUMLAH PRESENTASE(%)


1 Baik 61 100
2 Tidak baik 0 0
Jumlah 61 100

Sikap petugas pengangkut sampah

NO SIKAP JUMLAH PRESENTASE(%)


1 Positif 59 96,7
2 Negative 2 3,3
Jumlah 61 100

Ketersediaan APD

NO KETERSEDIAAN APD JUMLAH PRESENTASE(%)


1 Tersedia 61 100
2 Tidak Tersedia 0 0
Jumlah 61 100

Lingkungan social

NO Lingkungan social JUMLAH PRESENTASE(%)


1 Baik 40 65,6
2 Tidak baik 21 34,4
Jumlah 61 100
HASIL UJI STATISTIK FISHER EXACT
1. Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD
Pengetahuan Kepatuhan penggunaan APD Jumlah
Patuh Tidak patuh
Baik 1 60 61
Tidak Baik 0 0 0
Jumlah 1 60 61

A. = 1
B. = 60
C. = 0
D. = 0

( A + B ) ! (C + D ) ! ( A +C ) ! (B + D)
p =
N ! A ! B !C ! D !
( 1+ 60 ) ! ( 0+0 ) ! ( 1+0 ) !(60+0)
=
61! 1 ! 60 ! 0 ! 0 !
61 ! 0 ! 1! 60!
=
61! 1 ! 60 ! 0 ! 0 !
= 0,000
Nilai p = 0,000 < 0,05 artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan
kepatuhan penggunaan APD.

2. Hubungan Sikap dengan kepatuhan penggunaan APD


Sikap Kepatuhan penggunaan APD Jumlah
Patuh Tidak patuh
Positif 1 58 59
Negative 0 2 2
Jumlah 1 60 61
A. = 1
B. = 58
C. = 0
D. = 2
( A + B ) ! (C + D ) ! ( A +C ) ! (B + D)
p =
N ! A ! B !C ! D !
( 1+ 58 ) ! ( 0+2 ) ! (1+ 0 ) ! (58+2)
=
61! 1 ! 58 ! 0 ! 2!
60 ! 2 ! 1! 60 !
=
61! 1 ! 58 ! 0 ! 2!
60 ! 60!
= = 8,323
61! 58 !
Nilai p = 8,323 > 0,05 artinya tidak ada hubungan antara sikap dengan
kepatuhan penggunaan APD
3. Hubungan ketersediaan APD dengan kepatuhan penggunaan APD
Ketersediaan APD Kepatuhan penggunaan APD Jumlah
Patuh Tidak patuh
Ada 1 60 61
Tidak Ada 0 0 0
Jumlah 1 60 61
A. = 1
B. = 60
C. = 0
D. = 0
( A + B ) ! (C + D ) ! ( A +C ) ! (B + D)
p =
N ! A ! B !C ! D !
( 1+ 60 ) ! ( 0+0 ) ! ( 1+0 ) !(60+0)
=
61! 1 ! 60 ! 0 ! 0 !
61 ! 0 ! 1! 60!
=
61! 1 ! 60 ! 0 ! 0 !
= 0,000
Nilai p = 0,000 < 0,05 artinya ada hubungan antara ketersediaan APD
dengan kepatuhan penggunaan APD.

4. Hubungan lingkungan social dengan kepatuhan penggunaan APD


Lingkungan Kepatuhan penggunaan APD Jumlah
social Patuh Tidak patuh
Baik 1 39 40
Tidak Baik 0 21 21
Jumlah 1 60 61

A. = 1
B. = 39
C. = 0
D. = 21
( A + B ) ! (C + D ) ! ( A +C ) ! (B + D)
p =
N ! A ! B !C ! D !
( 1+ 39 ) ! ( 0+21 ) ! (1+ 0 ) ! (39+21)
=
61! 1 ! 39 ! 0 ! 21!
40 ! 21 ! 1! 60 ! 40 ! 60 !
= = = 1,364
61! 1 ! 39 ! 0 ! 21! 61 ! 39!
Nilai p = 1,364 > 0,05 artinya tidak ada hubungan antara sikap dengan
kepatuhan penggunaan APD
HITUNGAN MANUAL

MEAN, MEDIAN, DAN MODUS

VARIABEL SIKAP

a. Mean (nilai rata-rata)


26+26+27+27+27+27+27+27+27+27+27+27+27+27+27+27+27+27+27+
27+27+27+27+27+27+27+27+
27+27+27+27+27+27+27+27+27+27+27+27+27+27+28+28+28+28+28+
28+28+28+28+28+28+28+28+29+29+29+29+29+29+34
61
1677
= = 27,491
61
Jadi nilai Rata-ratanya adalah 27,491

b. Median (nilai tengah)


26 26 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 28 28 28 28 28 28 28
28 28 28 28 28 28 29 29 29 29 29 29 34
Nilai tengahnya diurutan ke 30,5 = 27

c. Modus (nilai yang sering muncul) = 27

Anda mungkin juga menyukai