Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rizka Luthfiah

NIM : 11220162000035

Kelas : 3B Pendidikan Kimia

Mata Kuliah : Praktikum Termodinamika Kimia

Kloter 1

A. Judul Praktikum
“TETAPAN IONISASI ASAM”

B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah:
1. Mengidentifikasi besarnya derajat ionisasi (α).
2. Mengidentifikasi harga tetapan keseimbangan ionisasi (K) larutan asam asetat.
3. Mengidentifikasi nilai resitensi pada larutan.

C. Dasar Teori
Asam dikatakan kuat atau lemah, tergantung apakah terionisasi secara
menyeluruh ataukah sebagian dalam larutan. Pada asam lemah, perpindahan ion hidrogen
ke air tidak berlangsung sampai selesai atau hanya sebagian saja yang terionisasi,
sehingga pada kesetimbangan, larutan berair asam lemah mengandung campuran antara
molekul-molekul asam tak ter-ionkan, ion hidrogen, dan basa konjugasinya. Asam lemah
menghasilkan sifat koligatif yang lebih kecil daripada asam kuat. Teori Br ∅ nsted-Lowry
membantu menghasilkan skala kuantitatif untuk mengukur kekuatan asam. Ionisasi asam
(dilambangkan dengan HA) dalam larutan air dapat ditulis sebagai:

dimana A- adalah basa konjugat dari HA. Rumus kesetimbangan untuk reaksi kimia ini
adalah:

dimana subskrip “a” berarti acid (asam) (Marzuki, et al., 2010).


Ka merupakan tetapan bagi senyawa tertentu pada suhu tertentu. Sehingga jelas,
semakin jauh pergerakan kesetimbnagan kea rah kanan, ionisasi asam akan semakin
sempurna dan nilai Ka akan semakin besar. Untuk sederhananya, semakin besar nilai K a
semakin kuat asamnya. Dengan menggunakan persamaan di atas, dapat diturunkan suatu
persamaan untuk mengetahui kekuatan larutan asam. Jika asam tersebut HA, terion
menjadi α mol ion-ion H+ dan α mol ion-ion OH-, dengan α merupakan fraksi asam yang
terion, jumlah mol asam yang tidak terdisosiasi dinyatakan dengan (1- α). Larutan asam
ini sekarang dapat dibuat dengan c mol asam dalam 1 liter (atau 1 dm 3), yang akan
menghasilkan ac mol H+ dan ac mol A-. untuk elektrolit lemah, α sangat kecil dan dapat
diiabaikan sehingga (1- α) kira-kira sama dengan 1 (Puspita, 2004).
Tetapan ionisasi asam adalah ukuran kuantitatif kekuatan asam dalam pelarut
tertentu (dalam hal ini yaitu air). Asam kuat hamper seluruhnya terionisasi sehingga
konsentrasi HA sangat kecil yang mengakibatkan nilai tetapan ionisasi asam adalah 1.
Dalam asam lemah, Ka lebih kecil dari 1 dan senyawa terionisasinya mempunyai
konsentrasi rendah; reaki dengan air sangat terbatas sebelum kesetimbangan dicapai
(Marzuki, et al., 2010).
Apabila asam kuat mengalami ionisasi sempurna saat dilarutkan di dalam air, lain
halnya dengan asam lemah, seperti CH 3COOH, H2CO3, HF, dan C6H5OH. Asam lemah
hanya mengalami ionisasi sebagian. Sehingga, ketika asam lemah dilarutkan, terjadilah
kesetimbangan reaksi antara ion yang berasal dari asam dan molekul asam yang terlarut
dalam air. Tetapan kesetimbangan pada reaski ionisasi asam dinamakan tetapan ionisasi
asam (Ka) (Hani’ah, 2020).
Konduktometer adalah alat yang dapat digunakan analisis kimia konduktimeter.
Konduktimetri adalah metode analisis kimia berdasarkan daya hantar listrik berdasarkan
larutan. Prinsip kerja dalam alat konduktimeter berkaitan dengan daya hantar listrik dan
suatu larutan yang berhubungan dengan jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan,
bagian-bagian dari konduktimeter ini adalah sumber listrik yang didasarkan pada arus
AC. Tahanan jenis yang digunakan untuk pengukuran daya hantar. Sel terdiri dari
sepasang elektrode berupa logam yang dilapisi dengan logam untuk menambah
efektivitas permukaan elektrode (Zemansky, 1962 : 157). Derajat ionisasi adalah besaran
yang digunakan untuk menentukan kekuatan elektrolit. Biasa dilambangkan dengan
simbol alfa (α) atau bisa juga disebut besaran yang menyatakan banyaknya molekul yang
telah terionisasi atau banyaknya zat yang dapat terionisasi dibagi dengan zat mula-mula
(Chang, 2004).

D. Langkah Kerja
Adapun langkah kerja pada praktikum kali ini adalah:
1. Menyiapkan alat dan bahan. Alat dan bahan yang digunakan yaitu:
a. Sel konduktumeter
b. Multimeter
c. Gelas beaker
d. Labu Erlenmeyer
e. Pipet volumetric
f. Kristal KCl
g. Nacl 0,1 M
h. HCl 0,1 M
i. CH3COONa 0,1 M
j. Aquadest
2. Menyiapkan KCl 1,0 demal sebanyak 50 ml. Isi konduktumeter dengan larutan
tersebut secukupnya. Ukurlah resistensi sel dengan multimeter pada suhu 25 ℃ dan
lakukan dengan larutan lainnya.
3. Mencuci sel dengan aquadest. Mengisi sel dengan aquades dan tentukan resitensinya.
4. Menyiapkan larutan NaCl pada berbagai konsentrasi yaitu 0,1 M; 0,05 M; 0,025 M;
0,0125 M; dan 0,00625 M. Tentukan resistensi masing-masing larutan dengan
konduktometer.
5. Mengulangi prosedur ketiga dengan menggunakan larutan HCl dan CH3COONa.
6. Menentukan nilai resistensi larutan CH3COONa pada konsentrasi: 0,1 M; 0,05 M;
dan 0,01 M.

E. Daftar Pustaka

Chang, Raymond. (2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta:
Erlangga.

Donald, C., (2004) Intisari Kimia Farmasi, Ed. 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Hani’ah, M. (2020). Jago Kimia Dasar 1 Tingkat Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Diva
Press.

Marzuki, I., Amirullah., & Fitriana. (2010). Kimia Dalam Keperawatan. Makassar:
Pustaka As Salam.

Zemansky, S. (1962). Fisika untuk Universitas. Jakarta: Yayasan Dana Buku Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai