1547 3264 1 SM
1547 3264 1 SM
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi siswa kelas VIII A SMP
Negeri 2 Darma dalam membaca, mengetahui kemampuan membaca cepat siswa kelas
VIII A SMP Negeri 2 Darma, dan untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat
melalui metode penugasan di kelas VIII A SMP Negeri 2 Darma.
kedudukan. Hal ini dicontohkan oleh VIII tingkatan SMP bahkan jika bisa
sebuah riwayat Nabi Sulaeman, Beliau mencapai 1.500 kata per menit.
disuruh memilih antara ilmu, harta, atau
Jika permasalahan ini dibiarkan
kedudukan, yang Belau pilih adalah ilmu.
begitu saja mungkin hal yang akan terjadi
Dengan memilih ilmu maka Nabi
adalah pembodohan anak-anak Indonesia
Sulaeman mendapatkan semuanya yaitu
yang diakibatkan oleh karena kurangnya
ilmu yang luas, kekayaan yang melimpah,
kemampuan membaca sehingga
dan kedudukan sebagai raja.
menimbulkan kemalasan untuk membaca
Allah Swt. mengisyaratkan dalam buku-buku pelajaran atau buku-buku
Al Qur’an Surat Al Alaq “Bacalah dengan cerita yang lainnya. Kemampuan
nama Tuhanmu yang menciptakan” membaca cepat ini akan terus saja jalan
Hafidz Dasuki (2002 : 96) terlambat tidak ada kemajuan yang pesat
pada diri siswa setiap naik kelas.
Di Sekolah Dasar telah diajarkan
Akhirnya bukan saja nilai Bahasa
teknik-teknik membaca seperti membaca
Indonesia yang lemah, namun pelajaran-
cepat, membaca nyaring, membaca
pelajaran lain pun akan mendapatkan
pemahaman, dan sebagainya. Dari
akibatnya. Lebih jauhnya manusia-
berbagai teknik membaca tadi yang harus
manusia Indonesia akan kurang
sudah dikuasai oleh siswa tingkatan SMP
memahami wawasan keilmuan. Pantaslah
di kelas VIII adalah membaca cepat 250
jika peringkat pendidikan di Indonesia
kata per menit. Namun dengan demikian
jauh ketinggalan oleh negara-negara lain
masih pula banyak siswa SMP yang
di dunia sekalipun di Asia.
membacanya masih di bawah 250 kpm.
Melihat kenyataan ini mesti ada suatu Setelah mencoba beberapa kali
tindakan, khususnya dari guru Bahasa keterampilan membaca pada siswa kelas
Indonesia, umumnya oleh semua guru VIII A ternyata masih banyak yang
mata pelajaran untuk membimbing anak kemampuannya masih di bawah standar
agar kecepatan membanca siswa lebih kecepatan membaca pada tingkatan 250
meningkat lagi. Bahkan kemampuan kata per menit. Maka dengan demikian
membaca yang lebih optimal sampai penulis tertantang dengan permasalahan
dengan melebihi 250 kpm untuk kelas ini untuk dijadikan salah satu penelitian
untuk meningkatkan kemampuan
-Guru mengetes
lagi kemampuan
22 III siswa setelah diberi
Oktober tugas berlatih di
2015 rumah.
Kabupaten Kuningan tepatnya di Jalan sikap dan tingkah laku siswa setelah
Desa Karangsari. diadakan pembelajaran membaca cepat
dengan teknik latihan.
D. Prosedur Penelitian
1. Instrumen Tes
Langkah-langkah yang ditempuh Bentuk instrumen yang berupa tes
peneliti dalam penelitian tindakan kelas yaitu untuk mengukur kemampuan siswa
ini secara umum adalah sebagai berikut : terhadap keterampilan membaca cepat.
Berdasarkan perhitungan kecepatan
1) Secara perorangan siswa diberi tugas
membaca yang dilakukan dapat
untuk membacakan sebuah cerita
digolongkan tingkat kecepatan membaca
dengan jumlah kata yang ditentukan
siswa. Penggolongan kecepatan membaca
kemudia dihitung dengan
berdasarkan pedoman penilaian.
menggunakan rumus kemampuan
membaca cepat.
2. Instrumen Nontes
2) Memberikan tugas membaca di
Instrumen nontes terdiri dari
perpustakaan, di rumah, atau di mana
observasi, wawancara, jurnal, dan
saja di tempat yang layak untuk
dokumentasi foto.
membaca dengan diberi penghargaan
a. Observasi
nilai. Untuk penilaiannya dengan
Format observasi yang
melihat bukti lembaran tugas
digunakan untuk mengamati tingkah
membaca yang disediakan oleh
laku siswa dalam pembelajaran pada
guru/peneliti.
penelitian ini dapat dilihat pada
3) Siswa dites lagi membaca cepat untuk
lampiran.
melihat perubahan.
b. Wawancara
E. Instrumen Penelitian Bentuk wawancara siswa pada
Instrumen yang digunakan untuk akhir setiap pembelaajaran dalam
pengumpulan data dalam Penelitian penelitian ini dapat dilihat pada
Tindakan Kelas ini berupa instrumen tes lampiran.
dan instrumen nontes. Instrumen tes c. Jurnal Siswa dan Guru
digunakan untuk mengetahui keterampilan Bentuk jurnal siswa dan guru
membaca cepat teks bacaan. Instrumen tes pada setiap akhir pembelaran dalam
digunakan untuk mengetahui perubahan
membaca lebih mengarah kepada hal yang 12. LATIF 200 231
lebih baik. 13. MUH. ROYAN 136 188
6. 188 kpm 1 1 I II
7. 176 kpm 3 0
1. ADE G. 188 200
8. 167 kpm 5 4
2. AGUS M. 200 214
9. 158 kpm 3 2
3. ALFIANSYAH 200 214
10. 150 kpm 1 0
4. AMALINA 214 273
11. 143 kpm 2 0
5. DUDUNG 188 188
12. 136 kpm 2 0
6. ELSA 188 200
13. 130 kpm 0 0
7. EMSA 214 214
14. 125 kpm 0 0
8. FIRAS 231 250
Jumlah 29 29
9. HAMDANI 250 273
Dari tabel di atas kita dapat melihat
10. HANA 167 167
adanya kemajuan kemampuan siswa
11. IKHSANUDIN 167 188
dalam penguasaan materi pelajaran
12. LATIF 231 250
membaca cepat, terbukti dari
13. MUH. ROYAN 188 214
bertambahnya kecepatan siswa dari data
14. MUH. ZACKY 250 250
awal 13 orang (44 % ) yang kecepatan
15. NUR FITRIANI 214 231
membacanya 200 kpm ke atas menjadi 22
16. PERI 214 250
orang (75 % ) pada siklus I.
17. RAHMAT 231 250
Namun demikian, masih ada siswa
18. REGA 158 188
yang memperoleh nilai di bawah 250
19. RIO HIDAYAT 158 231
kpm. Untuk memperbaiki nilai tersebut,
20. SALSYABILA 188 200
dilanjutkan dengan perbaikan
21. SHEIRLY 188 214
pembelajaran pada siklus II dengan hasil
22. ISMAYANTI 200 250
sebagai berikut.
23. SURYA 188 250
Tabel 4 24. TONI SUTISNA 214 214
dapat dilihat pada prosentase keberhasilan 2006 dalam rangka pengembangan standar
yang kecepan membacanya 250 kpm atau kompetensi dan kompetensi dasar untuk
lebih dari siklus I sampai siklus III yaitu, aspek membaca. Berdasarkan Standar
pada siklus I 22 orang (75 % ) meningkat Kompetensi dan Kompetensi Dasar
menjadi 23 orang (79%) pada siklus II, tersebut, kemudian ditetapkan indikator-
dan pada siklus III menjadi 28 orang indikator keberhasilan pembelajaran,
(96%). Ada 2 persen yaitu 1 orang siswa tujuan pembelajaran, tujuan perbaikan
yanmg masih belum memiliki kemampuan pembelajaran, materi pembelajaran,
yang diharapkan. Hal ini akan dilanjutkan langkah-langkah pembelajaran, sarana dan
dengan bimbingan khusus yaitu di BP. sumber pembelajaran, serta penilaian
pembelajaran. Lebih jelasnya dapat dilihat
4. Pembahasan
pada Rencana Pelaksanaan Perbaikan
Perbaikan pembelajaran Bahasa (RPP)
Indonesia dalam peningkatan kemampuan
Perbaikan berikutnya menyangkut
siswa membaca cepat melalui penggunaan
proses pembelajaran yaitu dalam hal cara
metode latihan di kelas VIII A SMP
guru dalam memberikan motivasi kepada
Negeri 2 Darma dimulai dengan perbaikan
siswa. Guru memberikan kesempatan
penyusunan perencanaan pembelajaran
untuk berlatih kemudian memberikan
yang meliputi evaluasi pembelajaran yang
penguatan kepada siswa. Diharapkan
disesuaikan dengan kebutuhan dan sumber
siswa bisa aktif dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan buku
pembelajaran sehingga mampu belajar
lain yang relevan selain buku pelajaran,
secara mandiri dan membaca dengan lafal
dan bahan bacaan yang digunakan harus
dan intonasi yang benar.
sesuai dengan tingkat pemahaman siswa
dalam membaca cepat yaitu wacana yang Adapun langkah-langkah pokok
memuat bacaan sekitar 250 kata. pembelajaran dengan penggunaan metode
latihan sebagai upaya untuk meningkatkan
Dengan upaya di atas, siswa akan
kemampuan siswa dalam membaca cepata
lebih mudah dan semangat untuk belajar,
adalah sebagai berikut :
juga pemilihan/penetapan materi lebih
fleksibel sesuai dengan kebutuhan. Bentuk 1) Guru mendemonstrasikan cara
perencanaan pembelajaran yang efektif membaca.
disusun berdasarkan tuntutan kurikulum
2) Memberikan motivasi agar siswa Dasuki, Hafizh, dkk. 2002. Al Qur’an dan
melek membaca. Terjemahannya. Jakarta: CV
Naladana.
3) Memberikan tugas yang memerlukan
kegiatan membaca. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Setelah mengadakan Penelitian Tindakan
Kelas ini, diharapkan: Nurhadi. 2005. Bahasa dan Sastra
Indonesia. Jakarta: Erlangga
1) Guru Bahasa Indonesia melakukan
kegiatan serupa secara sistematis Supriyadi. 1993. Pendidikan Bahasa
dan fleksibel. Indonesia 2 Modul UT. Jakarta:
Universitas Terbuka-Depdikbud.
2) Untuk melaksanakan penelitian
berikutnya perlu ada suatu Ustman. Duratun Nasihiin. Semarang:
kerjasama di antara guru-guru di Toha Putra.
sekolah.