Anda di halaman 1dari 3

SHARE THE JOURNEY OF LIFE

Elma Dwi Aprilia

432221111

Kita perlu memandang kehidupan bukan suatu destinasi, tetapi memandang kehidupan itu suatu
journey. Jika kita sepakati suatu journey yang ke suatu journey ini ketidakpastiannya begitu
tinggi, maka kunci utama adalah kuatkan doa di atas rel profesionalitas. Artinya niatnya ini
adalah niat luhur, niat kita itu adalah niat untuk menolong sesamanya yang nantinya akan
menghasilkan suatu value untuk kesejahteraan. Saya setuju dengan perkataan Prof. Djoko
Santoso yang mengatakan bahwa hidup ini adalah sebuah perjalanan, karena kita sebagai
manusia hakekatnya adalah pelancong kehidupan. Akan ada banyak waktu, ruang, dan tempat
dan persinggahan yang akan dilalui dan dalam setiap hal itu akan diliputi sejumlah peristiwa dan
pengalaman. Bahagia, suka dan duka akan selalu hadir silih berganti dan agama mengajarkan
umatnya untuk mempersiapkan bekal, menguatkan mental dan memperkuat doa di atas usaha
kita agar bisa menghadapi ketidakpastian dari sebuah perjalanan hidup.

Selanjutnya ada profesionalitas, profesionalitas itu saat kita paham regulasi yang berlaku itu
seperti apa, etika yang harus kita pegang itu apa, kemudian kolaborasi yang harus kita untai
bagaimana. Jadi di dalam profesionalitas itu ada kandungan etika kita tahu prinsip. Etika itu
ketika ada orang yang membutuhkan kita, maka berilah yang terbaik. Itu merupakan salah satu
unsur etika. Jadi kita harus membiasakan sikap-sikap yang baik, sikap-sikap yang luhur ini dari
detik dari menit dari hari dari minggu dari bulan tahun, biasakan terus sehingga ini terpola dalam
kehidupan kita agar bermartabat sebagai manusia, yang sebetulnya untuk kemaslahatan umat.

Kredibilitas kita sebagai seorang profesional akan dipertaruhkan jika tidak memegang teguh
nilai-nilai luhur dan dikemas dalam bentuk doa yang sangat melekat. Jangan berharap menjadi
pemenang, jangan berharap orang-orang yang terkenal itu selalu demikian. Contoh Alexander
Fleming, sebagai scientist yang selalu berefleksi diri, yang selalu bertanya dan dalam perenungan
dalam berimajinasi maka ia yang terkenal karena menemukan zat antibiotik pertama yang efektif
secara luas di dunia, yang ia beri nama penisilin. Tidak ada orang hebat di dunia ini yang tidak
mempunyai sifat optimistik. Menurut pandangan saya, sifat optimistik adalah sifat yang
menggambarkan adanya keyakinan atas harapan hasil positif, menguntungkan, dan sesuai
keinginan dari suatu usaha tertentu dari seorang individu. Orang yang optimis dapat
menghindarkan diri dari kondisi batin yang terpuruk dan hanyut pada kondisi buruk. Orang yang
optimis akan memiliki perlawanan yang kuat terhadap masalah dan keinginan yang kuat terhadap
penyelesaiannya. Lawan dari optimistik adalah pesimis, yaitu sifat mudah menyerah, tidak
percaya diri, dan menyerah sebelum berjuang. Jika mengutip dari buku Sebuah Seni Berpikir
Positif karya Irfan Suryana, pesimis merupakan rasa ketidakmampuan yang dirasakan seseorang.

Tentunya dalam journey kehidupan pasti ada jatuh bangun. Bagaimana kita meresponnya,
bagaimana cara agar kita bisa bangkit, bagaimana mengantisipasi rasa sakitnya, dan itu semua
satu paket tidak bisa terhindarkan, kita tidak bisa mundur. Kita harus maju terus karena kita
dianugerahi akal budi, maka kita harus optimalkan. Dan ada pula transendensi, itu adalah bagian
spiritualnya. Jadi dalam masalah domain yang sangat personal experience ini, tetapi kita punya
kebiasaan setiap hari untuk berdoa. Saya setuju dengan pernyataan Prof Djoko Santoso bahwa
doa itu adalah kekuatan yang dahsyat, tetapi saya ingin menambahkan bahwa tidak cukup hanya
dengan doa, meainkan perlu diimbangi dengan berusaha yang tekun agar usaha dan cita-cita
yang ingin kita raih bisa tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Pelangi, T. L. (2021). Metafora Konseptual Hidup adalah Perjalanan dalam Tetralogi Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata. Jurnal Sasindo Unpam, 9(1).
Suryana, I. (2021). Sebuah Seni Berpikir Positif: Menggali Rahasia dari Berpikir dan Bersikap
Positif. Anak Hebat Indonesia.
Bennett, J. W., & Chung, K. T. (2001). Alexander Fleming and the discovery of penicillin.
Heriyanto, H. (2019). Spiritualitas, Transendensi Faktisitas, Dan Integrasi Sosial. Khazanah:
Jurnal Studi Islam dan Humaniora, 16(2), 145-175.

Anda mungkin juga menyukai