Anda di halaman 1dari 14

PERAN AGAMA DALAM KESEHATAN MENTAL

Makalah
Disusununtukmemenuhi salah satutugasmatakuliah Kesehatan Mental yang diampu
oleh:
Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN., M.Pd.
Nadia AuliaNadhirah., M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok 8

Ai Rosyidah 2001985

FadilaSyafitri Z. 2008432

M. Afif Haekal 2002985

Naufal Hilmi 1807409

DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2021
KATA PENGANTAR

PujisyukurkehadiratTuhan Yang MahaEsaatassegalarahmat, karunia, dan


hidayah-Nya, penulisdapatmenyelesaikanmakalah “Peran Agama Dalam Kesehatan
Mental”. Shalawatsertasalammarikitasampaikankepada Nabi Muhammad SAW,
besertakeluarga, para sahabat, para thabiin, para thabiut’thabiin yang
telahmemperjuangkanislamhingga kami dapatmerasakankeindahan dan
ketenangandalammemeluk agama islamsaatini.
Makalahiniditujukansebagai salah satutugasmatakuliah Kesehatan Mental,
penulismengucapkanterimakasihkepada Bapak Prof. Dr. Syamsu Yusuf LN., M.Pd. dan
Ibu Nadia AuliaNadhirah., M.Pd.selakudosenpengampumatakuliah Kesehatan Mental
yang telahmembimbing dan memberikanarahanselama proses penulisannya.
Akhir kata, penulismenyadaribahwamakalahinimasihjauhdari kata sempurna dan
adabanyakkekurangannya. Makadariitu, penulismengharapkankritik dan saran yang
diajukandari para pembaca demi tersampainyamaksud yang terteradalammakalahini.
Bandung, 06 April 2021

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan...................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Fungsi Agama............................................................................................................3
1. Memelihara Fitrah dan Jiwa.......................................................................................3
2. Memelihara Akal........................................................................................................3
3. Memelihara Keturunan...............................................................................................4
B. Pendapat Para Ahli tentang Peran Agama bagi Kesehatan Mental..............................4
C. Kesehatan Mental dalam Al-Qur’an.............................................................................5
D. Implikasi Peran Agama Dalam Kesehatan Mental Terhadap PendidikanAgama........7
BAB III.............................................................................................................................9
PENUTUP........................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................9
B. Saran...........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTRAKA.................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Notosoedirdjo dan Latipun (2014)
memaparkanbahwakesehatantidakhanyasecarafisiologis, ada juga
secarapsikologis. keduanyasalingberhubungannamuntidaksalingmenentukan.
Kesehatan mental
merupakankeadaandimanaterbebasnyaseseorangdarigangguan dan
penyakitjiwa, apabilaiamenyadariadanyahal yang mengganggudalamdirinya
dan melakukanhal yang tidaksebaiknyadilakukan,
makadimungkinkanadagangguan pada jiwanya. Hal
tersebutdapatditanggulangidenganterapi-terapitertentu yang dilakukan oleh
ahli, salah satunyayaitumelaluikonseling oleh konselor.
Sebagaikonselor, hal yang
perludiperhatikanyaitumencakupkesenangankonselisaatkegiatankonselingberla
ngsung. sepertihalnya Yusuf dan Nurikhsan (2014) memaparkanhasil poling
Gallup (1992) bahwa 66% masyarakatmenyukaikonselor yang
profesionaldengannilaikeyakinan spiritual (agama), juga 81%
masyarakatmenyukai proses konseling yang memperhatikannilai agama.
Denganitu, konselorperlumemahamihakikatmanusiamenurut agama
yaitumakhluk yang memilikitanggungjawabuntukmemahami dan
menerimanilai yang bersumberdari agama sebagaipedomankelakuanhidupnya.
Lebihlanjut, Yusuf dan Nurikhsan (2014) juga berpendapatbahwanaluri
dan insting ituberbentukhawanafsu yang
keberadaannyasangatbermanfaatbagikehidupanmanusia,
demikianhawanafsutersebutdiibaratkanpotensi yang dapatdikendalikanmelalui
“takwa” yaituberamalshaleh, dan “fujur” atauberakhlakburuk. Disinilahperanan
agama dan fungsipsikologismanusiaberperan, bahwajatidirimanusiaadalah
‘abdullahatau hamba Allah yang
memilikikebebasanuntukmengembangkandiriuntukmemenuhitugas Allah, yaitu
ibadah kepada-Nya dan menciptakanlingkungan yang sejahterabagisesamanya.

1
2

Agama
mengajarkanmanusiabahwamemeliharajiwaakanmembawamanusiakearahhidup
yang layak dan sehat, sehinggaterhindardarigangguanataupenyakitjiwa. Hal
inidapatdiwujudkandenganmemeliharakesehatan mental, khususnyamenjauhihal
yang “fujur” dan memperkuat “takwa”. Mental yang sehatmengawaljiwa yang
kuat dan suci.

B. RumusanMasalah
a) Apafungsi agama?
b) Bagaimanapendapatahlimengenaiperan agama bagikesehatan mental?
c) Bagaimanapandangan Al-Quran mengenaikesehatan mental?
d) Sepertiapaimplikasi agama bagikesehatan mental?

C. TujuanPembahasan
a) Mendefinisikanfungsi agama dalamkehidupanmanusia
b) Memaparkanpendapatahlimengenaiperan agama bagikesehatan mental
c) Memahamipandangan Al-Quran terhadapkesehatan mental
d) Menjelaskanrasionalisasiantara agama dan kesehatan mental
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi Agama
Yusuf, Syamsu (2018)
menerangkanbahwamanusiaberbedaderajatnyadenganhewan,
yaitukarenamanusiamemiliki rasa keagamaan, kemampuanuntukmemahami
dan mengamalkannilai-nilai agama. Semakinbanyakamalan yang diperoleh,
semakintinggiderajat dan martabatmanusiadisisi Yang Maha Kuasa. Agama
berperansebagaipetunjukatauhudanmengenaiaspek-aspekkehidupanmanusia,
termasukpembinaanrohani (pengembangan mental) yang sehat. Ditegaskan
oleh ZakiahDaradjat (1982 dalam Yusuf dan Nurikhsan, 2014)
bahwasemakindekatseseorangdengantuhan, makahatinyaakansemakintentram
dan mampumenghadapikesukarandalamhidup,
sehinggaterhindardarikegelisahanataupunbentuk stressor lainnya.
Berikutmerupakanfungsi agama dalamkehidupanmanusia:
1. Memelihara Fitrah dan Jiwa
Lahirnyamanusiake dunia dengankeadaan yang fitrah (suci) akandiganggu oleh
keberadaansetan yang telahbersumpahakanmenggodamanusiauntukbelokkejalan
yang sesat dan jauhdari Allah SWT.
Sebelumnyatelahdijelaskanbahwamanusiamemilikihawanafsuataudorongan yang
harusbisadikendalikanmelaluipedoman Al-Quran,
makagodaansetanbersifatnegatifatauapabiladiturutimakaakanmenjadi stressor
tertentu. Misalnyamanusiaterhasutsetanuntukmembenciseseorang dan
membunuhnyasebagaibentukmelepaskandiridarikebencianitu (flight reaction),
makaperlakuantersebutakandiliputi rasa bersalah, cemas, gelisah, dan
menciptakanpolaemositertentu, sehinggamenyebabkanstres. (Syamsu, 2018)
2. Memelihara Akal
Manusiaberbedadenganmakhluklainnyakarenadikaruniaiakal dan pikiran, oleh
karenaitumanusiadiberikanpemahamanantara yang haqqdan yang batilatau yang
benar dan yang salah. Denganitu,

3
4

manusiaseyogyanyadapatmengembangkanpotensinyauntukkemajuan dan
keberlangsunganhidupnya.
3. MemeliharaKeturunan
Cara beribadah salah
satunyadenganmelangsungkanpernikahanuntukmenjauhihubunganbiologissebelu
mdiikatnyahubungan halal pernikahan. Seksbebas juga merupakanperbuatan
yang dilarangnorma dan apabilaterjadi pada anakdibawahumuratauseseorang
yang belummencukupikesiapannyaakanmembawadampak yang buruk. Oleh
karenaitu, pemberianedukasi agama pada aspekinisangatpenting.

B. Pendapat Para Ahli tentang Peran Agama bagi Kesehatan Mental

MenurutZakiahDaradjat (1982) salah satuperanan agama


adalahsebagaiterapi (penyembuhan) bagigangguankejiwaan. Pengamalan agama
dalamkehidupansehari-haridapatmembentengi orang
darikejatuhankepadagangguanjiwa dan dapat pula
mengembalikankesehatanjiwabagi orang yang gelisah.
SemakindekatseseorangkepadaTuhan, dan semakinbanyakibadahnya,
makaakansemakintenteramlahjiwanya,
sertasemakinmampumenghadapikekecewaan dan kesukaran-
kesukarandalamhidup.
M. Surya (1977) mengemukakanbahwa agama
memegangperananpentingsebagaipenentudalam proses penyesuaiandiri. Hal
inidiakui oleh ahliklinis, psikiatris, pendeta, dan konselorbahwa agama
adalahfaktorpentingdalammemelihara dan memperbaikikesehatan mental.
Agama memberikansuasanapsikologistertentudalammengurangikonflik,
frustrasi, dan keteganganlainnya, dan memberikansuasanadamai dan tenang.
Henry Link (ahliilmujiwa Amerika)
menyatakanbahwaberdasarkanpengalamannya yang lama
dalammenerapkanpercobaan-percobaankejiwaanataskaumburuhdalam proses
pemulihan dan pengarahanprofesi, iamendapatkanbahwapribadi-pribadi yang
5

religius dan seringmendatangitempat ibadah, bisamenikmatikepribadian yang


lebihkuat dan baikketimbangpribadi-pribadi yang tidakberagama yang
samasekalitidakmenjalankansuatu ibadah.
Carrel (Aulia, 1980:19-20) mengemukakanbahwa:
"Apabiladoaitudibiasakan dan bersungguh-sungguh,
makapengaruhnyamenjadisangatjelas. la merupakansemacamperubahankejiwaan
dan kebadanan. Ketenteramanditimbulkan oleh doaitumerupakanpertolongan
yang besar pada pengobatan." Mengenaitidakdikabulkannyadoa, selanjutnya
Carrel mengemukakan: "Doaituseringtidakberhasil, karenakebanyakan orang
yang memanjatkandoaitumasukgolongan orang-orang yang
hanyamementingkandirisendiri, pembohong, penyombong, bermukadua,
tidakberiman dan mengasihi."
DadangHawari (2009) mengemukakan, bahwadarisejumlahpenelitian
para ahli, ternyatabisadisimpulkanbahwa: (1) komitmen agama dapatmencegah
dan melindungiseseorangdaripenyakit,
meningkatkankemampuanmengatasipenyakit, dan
mempercepatpemulihanpenyakit; (2) agama lebihbersifatprotektifdaripada
problem producing; dan (3) komitmen agama mempunyaihubungansignifikan
dan positifdengankeuntunganklinis.
C. Kesehatan Mental dalam Al-Qur’an
MengenaikaitanantarakeimanankepadaTuhan dan pengalamanajaran-Nya
dengankesehatan mental, dalam Al-qur’anbanyakayat yang
menunjukanhaltersebut, seperti:
1. Surat At-Tiin, bahwa “manusiaakanmengalamikehidupan yang
hinaataujatuhmartabatnya (asfaia-saafiliin), termasuk juga kehidupanpsikologis
yang tidaknyaman (mentalnyatidaksehat) kecuali orang-orang yang beriman dan
beramalsaleh.”
2. Surat Al-’Ashr, bahwa “semuamanusiaitumerugi (celakahidupnya, tidaktentram,
atauperasaanresah dan gelisah) kecuali orang-orang yang beriman, beramalsaleh
dan salingmewasiatidengankebenaran dan kesabaran.”
6

3. Surat Ar-Ra’du:28, “orang-orang yang beriman dan


hatimerekamenjaditentramdenganberdzikirkepada Allah. Ingatlah,
hanyadengandenganberdzikirkepada Allah-lah, hatiakanmenjaditentram
(bahagia).” Maknaberdzikirdisiniadalah:
a. Menegakanshalat, menurutSentot Haryanto (2001), shalatmengandungaspek-
aspekpsikologis yang dapatmengembangkanmentalyangsehat. Aspek-
aspekpsikologisituadalah, aspekolahraga, aspekrelaksasiotot,
aspekrelaksasikesadaranindra, aspekmeditasi, aspekautosugesti, aspekpengakuan
dan penyaluran(katarsis),saranapembentukankepribadian.
b. Mengucapkanlapadz-lapadztashbih.
c. Membaca Al-Qur’an denganmemahami arti dan maksudnya.
d. Bersikapihsan, menyadaribahwa Allah senantiasamengawasisemuaperilaku.
e. Menyadaribahwahidupinitidaklepasdariujian Allah.
4. Surat Al-Baqarah:112, “Tidaklahdemikian, bahkanbarangsiapa yang
menyerahkandirikepada Allah, sedangiaberbuatkebajikan, makabaginyapahala
pada sisiTuhan-Nya, dan tidakadakekhawatiranataukecemasan dan tidak pula
kesedihanbagimereka.”
5. Surat Al-Ahqof:13, “Sesungguhnya orang yang menyatakanTuhan kami adalah
Allah, kemudianmerekatetapistiqomah (teguhpendiriandalamkeimanankepada
Allah dan menjalankansyariat-Nya), makatidakadakekhawatiranlagibagimereka,
dan tidak pula berdukacita.”
6. Surah Al-Israa: 82.”Dan kami menurunkandari Al-Qur’an, sebagaioabt (penawar)
dan rahmatdari orang-orang yang beriman.”
7. Surat Yunus: 57 “Wahaimanusiasesungguhnyatelahdatangkepadamu ‘mauidhah’
(nasihat) dariTuhanmu, penyembuhbagipenyakit-penyakit yang beradadalam dada
(syifaaunlimaa fish shuduur), petunjuk dan rahmatbagi orang-orang yang
beriman.” Al-Qur’an akanmenjadiobatapabiladipahamiisikandungannya, dan
diamalkanajaran yang terkandung di dalamnya. Penyakit-
penyakithatimanusiasebagaipertandamentalnyatidaksehat di
antaranyasebagaiberikut:
a. Al-Isyraakubillaah: Menyekutukan Allah, ataumeyakiniadanyatuhan-tuhan lain.
7

b. Riya, bersikappamer: Keinginanuntukdipuji oleh orang lain


dalammelakukansuatuamal.
c. Al-Kufruilallaah: menolakperintah dan larangan Allah.
d. An-Nifaaq: Bersikapragudalamberimankepada Allah.
e. Al-Hasad: Sikapdengki, dendamkesumat, irihatiataukeinginanuntukmencelakakan
orang lain.
f. Al-Ifsaad: Sikap dan perilakudestruktif, trouble
maker,mengganggukenyamananhidup orang lain.
g. At-Takabbur: Sikapsombong, arogan, sukamembangga-banggakandiri, dan
cenderungsukamenghina (melecehkan orang lain.
h. Al-Bakhil: Kikir, tidakmaumenafkahkanhartakekayaannya di jalan Allah.
i. Hubbub Dunya: Sangatmencintai dunia dan melupakanakhirat.
j. Hubbbusysyahawaat: Mempertuhankanhawanafsu.
k. Al-Hazan: Selalumerasacemas, sedih, stress, ataumudahfrustasi,
l. Al-Kasal: Siakap malas, ataukeenggananuntukmrelakukansuatukebaikan.
m. Su’udhan: Berburuksangka (negative thinking) kepada orang lain.
Thantatawymenjelaskanbahwabisatercapainyasuatukelebihanhidupmanus
iaapabilatidakmenunjukanpenyimpangandari moral (akhlak), dan tidak pula
menunjukanpenyimpanganakidahatauiman (A. Faruq Nasution, 1973: 64-65).

D. Implikasi Peran Agama Dalam Kesehatan Mental TerhadapPendidikanAgama


Memberikanpendidikan agama kepadaanakmerupakansuatukeharusan.
DadangHawari (Yusuf, 2018:172) mengemukakan: “bagaimanaperubahan-
perubahansosialbudayaterjadi, maka Pendidikan agama
hendaknyatetapdiutamakan. Sebabterdapatnilai-nilai moral , etik, dan
pedomanhidupsehat yang bersifatabadi dan universal”. Maksud Pendidikan
agama disiniadalahterkaitdenganpenanamankeimanankepadaTuhan,
pembiasaanmematuhi dan memeliharaajaran agama. Agar penanamankaidah-
kaidah agama mudahdiamalkan oleh anak, cara yang paling
ampuhadalahmemberikancontoh yang baikkepadaanak.
8

Pendidikan agama perludiberikankepadaanaksejakkecil, karenaajaran


agama yang terinternalisasisejakkecilakanmenjadipegangan yang
kuatdalamperilakuseseorangsertamenjadiobat anti penyakit (Gangguanjiwa).
Zakiahdarajat (Yusuf, 2018:173) mengemukakanbahwa agama yang
ditanamkansejakdinikepadaanak-
anakakanmenjadibagiandalamkepribadiannya.Keyakinanterhadap agama
akanmengatursikap dan tingkahlakuseseorangsecaraotomatisdaridalam. Agar
Pendidikan agama dapatmencapaitujuan yang diharapkan, makasemuapihak
yang terkaitharusbekerjasamadalammenanamkannilai-nilai agama dan
berusahasemaksimalmungkinuntukmenumpasberbagaisumberdekadensi moral
yang terjadi di masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama berperansebagaipetunjukatauhudanmengenaiaspek-
aspekkehidupanmanusia, termasukpembinaanrohani (pengembangan mental)
yang sehat. Manusiamemilikihawanafsuataudorongan yang
harusbisadikendalikanmelaluipedoman Al-Quran.
Manusiaberbedadenganmakhluklainnyakarenadikaruniaiakal dan pikiran.
Komitmen agama dapatmencegah dan melindungiseseorangdaripenyakit,
meningkatkankemampuanmengatasipenyakit, dan
mempercepatpemulihanpenyakit, agama lebihbersifatprotektifdaripada problem
producing dan komitmen agama mempunyaihubungansignifikan dan
positifdengankeuntunganklinis. MengenaikaitanantarakeimanankepadaTuhan
dan pengalamanajaran-Nya dengankesehatan mental, dalam Al-
qur’anbanyakayat yang menunjukanhaltersebut.
Tercapainyasuatukelebihanhidupmanusiaapabilatidakmenunjukanpenyimpangan
dari moral (akhlak), dan tidak pula menunjukanpenyimpanganakidahatauiman.
Pendidikan agama perludiberikankepadaanaksejakkecil, karenaajaran agama
yang terinternalisasisejakkecilakanmenjadipegangan yang
kuatdalamperilakuseseorangsertamenjadiobat anti penyakit (Gangguanjiwa).
B. Saran
Diharapkanpembacadapatmengetahuikontribusi agama Islam
terhadapkesehatan mental. Kontribusi agama Islam terhadapkesehatan mental
nyatatelahmemberikanpengaruhpositifkepadaseseorang. Oleh
karenaituperludiistiqomahkan dan ditingkatkankeagamaankita.
Dan agar pendidikan agama inidapatmencapaitujuan yang diharapkan,
makasemuapihak yang terkait, orang tua, para pendidik (dosenatau guru), para
tokohmasyarakat, dan pemerintahharusbekerjasamadalammenanamkannilai-nilai
agama, baikmelaluibimbingan, pengajaran, pembiasaan, maupuncontoh-contoh
(teladan),

9
10

sertaberusahasemaksimalmungkinuntukmenghilangkanataumenumpasberbagais
umber-sumberdekadensi moral yang terjadi di masyakarat.
DAFTAR PUSTRAKA
Juntika, Nurihsan&Yusuf, Syamsu (2014). LandasanBimbingan dan
Konseling.Bandung: PT RemajaRosdaKarya.
Notosoedirdjo&Latipun. (2014). Kesehatan Mental, Konsep dan Penerapan. Jakarta:
EGC
Yulianti, H. (2019). Kontribusi Agama Islam Terhadap Kesehatan Mental (Doctoral
dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Yusuf, Syamsu (2018). Kesehatan Mental PerspektifPsikologis dan Agama. Bandung:
PT RemajaRosdaKarya.

11

Anda mungkin juga menyukai