Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK)

DISUSUN OLEH :
AKMAL RUFAJAR(2105190002)
MUHAMMAD AL HUDDA(2105190010)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH ACEH

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga Makalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini dapat diselesaikan dengan
baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga
penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan Makalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti
milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.

Banda Aceh, 28 Mei 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................…………………………..……………………………. i
DAFTAR ISI..................……….…………………….………….…………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................…………….……………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah…….............…………………………………………………………..1
1.3 Tujuan Masalah...…….............…………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Otoritas Jasa Keuangan (OJK)…………..………………………………….. 2


2.2 Pembentukan Status dan Tempat Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).……….…..4
1. Pasal 2…………………………………………………………………………….…...4
2. Pasal 3………………………………………………………………………….……...4
2.3 Visi dan Misi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)……………………..……………...….…..5
1. Visi…………………………………………………………………………....….……5
2. Misi…………………………………………………………………………...…….…5
2.4 Tujuan, Fungsi, dan Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)……………………..…5
1. Tujuan Otoritas Jasa Keuangan………………………………………………….….…5
2. Fungsi Otoritas Jasa Keuangan…………………………………………………..……6
3. Wewenang Otoritas Jasa Keuangan………………………………………………..….6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.........................……………………………………………………………….7
1. Kesimpulan A………………………………………………………………………….7
2. Kesimpulan B………………………………………………………………………….7

DAFTAR PUSTAKA.............………………………………………………………………..8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara historis, ide untuk membentuk lembaga khusus untuk melakukan pengawasan
perbankan telah dimunculkan semenjak diundangkannya UU No. 23/1999 tentang Bank
Indonesia. Dalam UU tersebut dijelaskan bahwa tugas pengawasan terhadap bank akan
dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang independen, dan dibentuk
dengan undang-undang. Dengan melihat ketentuan tersebut, maka telah jelas tentang
pembentukan lembaga pengawasan sektor jasa keuangan independen harus dibentuk. Dan
bahkan pada ketentuan selanjutnya dinyatakan bahwa pembentukan lembaga pengawasan akan
dilaksanakan selambatnya 31 Desember 2002. Dan hal tersebutlah, yang dijadikan landasan
dasar bagi pembentukan suatu lembaga independen untuk mengawasi sektor jasa keuangan.
Akan tetapi dalam prosesnya, sampai dengan tahun 2010. Perintah untuk pembentukan
lembaga pengawasan ini, yang kemudian dikenal dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), masih
belum terealisasi. Kondisi tersebut menyebabkan dalam kurun waktu hampir satu dekade,
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak dapat menjadi pengawas perkembangan perbankan yang
belakangan ada banyak fenomena-fenomena negatif. Seperti Kasus Bank Century yang
melakukan penyimpangan tanpa ada ketakutan bertindak dan dikarenakan memang tidak ada
lembaga tertentu yang menjadi pengawas. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kini bisa menjadi
penting, apabila dalam perkembangan praktek perbankan dan pengawasan perlu dilakukan
dengan cara yang tepat dan sesuai dengan kepentingan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Otoritas Jasa Keuangan?
2. Bagaimana pembentukan status dan tempat kedudukan Otoritas Jasa Keuangan?
3. Apa saja visi dan misi Otoritas Jasa Keuangan?
4. Apa saja tujuan, fungsi, dan kewenangan Otoritas Jasa Keuangan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Otoritas Jasa Keuangan
2. Mengetahui pembentukan, status, dan tempat kedudukan Otoritas Jasa Keuangan
3. Mengetahui visi dan misi Otoritas Jasa Keuangan
4. Mengetahui, mengerti, dan memahami tujuan, fungsi serta kewenangan Otoritas Jasa
Keuangan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan sebuah lembaga baru yang dirancang untuk
melakukan pengawasan secara ketat lembaga keuangan seperti perbankan, pasar modal,
reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi. Adapun tujuan utama pendirian
OJK adalah: Pertama, meningkatkan dan memelihara kepercayaan publik di bidang jasa
keuangan. Kedua, menegakkan peraturan perundang-undangan di bidang jasa keuangan. Ketiga,
meningkatkan pemahaman publik mengenai bidang jasa keuangan. Keempat, melindungi
kepentingan konsumen jasa keuangan. Adapun sasaran akhirnya adalah agar krisis keuangan
seperti yang terjadi pada tahun 1997-1998 yang lalu tidak terulang kembali.
Menurut UU No. 21 tahun 2011 Bab I pasal 1 ayat 1 yang dimaksud dengan OJK “adalah
lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi,
tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini. “Pada dasarnya UU mengenai OJK hanya mengatur
mengenai pengorganisasian dan tata pelaksanaan kegiatan keuangan dari lembaga yang memiliki
otoritas pengaturan dan pengawasan terhadap sektor jasa keuangan. Diharapkan dengan
dibentuknya OJK ini dapat dicapai mekanisme koordinasi yang lebih efektif di dalam menangani
permasalahan yang timbul dalam sistem keuangan sehingga dapat lebih menjamin tercapainya
stabilitas sistem keuangan dan agar adanya pengaturan juga pengawasan yang lebih terintegrasi.
Industri Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (Khusus) berisi beberapa lembaga atau
perusahaan yang dibentuk atau didirikan untuk melaksanakan tugas dan fungsi yang bersifat
khusus, umumnya berkaitan dengan upaya mendukung program pemerintah bagi kesejahteraan
masyarakat.
Lembaga atau perusahaan jasa keuangan tersebut adalah:
1. Lembaga atau Perusahaan Penjaminan Kredit Perusahaan Penjaminan Kredit adalah badan
hukum yang bergerak di bidang keuangan dengan kegiatan usaha pokoknya melakukan
penjaminan kredit. Pembentukan Lembaga atau Perusahaan Penjaminan Kredit
dimaksudkan untuk membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam rangka
mengakses pendanaan dari perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
2. Perusahaan Penjaminan Infrastruktur Perusahaan Penjaminan Infrastruktur adalah pesero
yang didirikan untuk tujuan memberikan penjaminan pada proyek kerja sama pemerintah,
badan usaha di bidang infrastruktur dengan cara penyediaan penjaminan infrastruktur.
3. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)
adalah lembaga yang secara khusus dibentuk untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam
rangka mendorong program ekspor nasional. Pembentukan LPEI ini berdasarkan Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.
4. Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan
adalah lembaga atau perusahaan yang dibentuk dengan tugas menyediakan fasilitas
pembiayaan perumahan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kesinambungan
pembiayaan perumahan yang terjangkau oleh masyarakat. Saat ini, PT Sarana Multigriya
Finansial (Persero), atau biasanya disingkat PT SMF (Persero) adalah satu-satunya
Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan yang didirikan di Indonesia.
5. Perusahaan Pegadaian Perusahaan Pegadaian adalah perusahaan yang didirikan dengan
maksud untuk membantu program pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
rakyat, khususnya golongan menengah ke bawah melalui penyaluran pinjaman kepada usaha
skala mikro, kecil, dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia.
6. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah
lembaga yang didirikan dengan tugas dan fungsi menyelenggarakan program Jaminan
Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan
Pensiun. BPJS dibentuk sesuai Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial
7. Lembaga Keuangan Mikro Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah lembaga keuangan
yang secara khusus didirikan dengan maksud untuk memberikan jasa pengembangan usaha
dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam
usaha skala mikro kepada anggotanya dan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun
pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata mencari
keuntungan.

2.2 Pembentukan Status dan Tempat Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
1. Pasal 2
a. Dengan Undang-Undang ini dibentuk OJK.
b. OJK adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya,
bebas dari campur tangan pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam
Undang-Undang ini.
2. Pasal 3
a. OJK berkedudukan di ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. OJK dapat mempunyai kantor di dalam dan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
Ada beberapa hal yang melatar belakangi lahirnya UU ini selain pertimbangan UU
tentang
Bank Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah, yakni:
1. Sistem keuangan dan seluruh kegiatan jasa keuangan yang menjalankan fungsi
intermediasi bagi berbagai kegiatan produktif di dalam perekonomian nasional
merupakan salah satu komponen penting dalam sistem perekonomian nasional.
2. Terjadinya proses globalisasi dalam sistem keuangan dan pesatnya kemajuan di bidang
teknologi informasi serta inovasi finansial telah menciptakan sistem keuangan yang
sangat kompleks, dinamis, dan saling terkait antar-subsektor keuangan baik dalam hal
produk maupun kelembagaan.
3. Adanya lembaga jasa keuangan yang memiliki hubungan kepemilikan di berbagai
subsektor keuangan (konglomerasi) telah menambah kompleksitas transaksi dan interaksi
antarlembaga jasa keuangan di dalam sistem keuangan
4. Banyaknya permasalahan lintas sektoral di sektor jasa keuangan, yang meliputi tindakan
moral hazard, belum optimalnya perlindungan konsumen jasa keuangan, dan
terganggunya stabilitas sistem keuangan.
Harapan penataan melalui UU No. 21 Tentang Otoritas Jasa Keuangan:
Penataan dimaksud dilakukan agar dapat dicapai mekanisme koordinasi yang lebih efektif di
dalam menangani permasalahan yang timbul dalam sistem keuangan sehingga dapat lebih
menjamin tercapainya stabilitas sistem keuangan. Agar pengaturan dan pengawasan terhadap
keseluruhan kegiatan jasa keuangan tersebut harus dilakukan secara terintegrasi.

2.3 Visi dan Misi Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


1. Visi
Visi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan
yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan
industri jasa keuangan menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta
dapat memajukan kesejahteraan umum.
2. Misi
Misi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah:
a. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan secara teratur,
adil, transparan, dan akuntabel;
b. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil;
c. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
d. OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:
e. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;
f. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan
g. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan
lembaga jasa keuangan lainnya.
2.4 Tujuan, Fungsi, dan Kewenangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
1. Tujuan Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam
sektor jasa keuangan:
a. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;
b. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan
c. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
2. Fungsi Otoritas Jasa Keuangan
a. Mengawasi aturan main yang sudah dijalankan dari forum stabilitas keuangan;
b. Menjaga stabilitas sistem keuangan;
c. Melakukan pengawasan non-Bank dalam struktur yang sama seperti sekarang;
d. Pengawasan Bank keluar dari otoritas BI sebagai bank sentral dan dipegang oleh lembaga
baru.
3. Wewenang Otoritas Jasa Keuangan
Dalam melaksanakan tugas pengaturan, OJK memiliki beberapa wewenang yang bisa
dilakukan. Wewenang tersebut antara lain adalah:
a. Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini;
b. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
c. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;
d. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
e. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
f. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga
Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
g. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuta pada Lembaga
Jasa Keuangan;
h. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan
menata usahakan kekayaan dan kewajiban; dan
i. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

A. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan sebuah lembaga baru yang dirancang untuk
melakukan pengawasan secara ketat lembaga keuangan seperti perbankan, pasar modal,
reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan asuransi. Adapun tujuan utama
pendirian OJK adalah: Pertama, meningkatkan dan memelihara kepercayaan publik di bidang
jasa keuangan. Kedua, menegakkan peraturan perundang-undangan di bidang jasa keuangan.
Ketiga, meningkatkan pemahaman publik mengenai bidang jasa keuangan. Keempat,
melindungi kepentingan konsumen jasa keuangan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai
Visi dan Misi, Tujuan, Fungsi, dan Kewenangan yang semuanya sudah dipaparkan pada Bab
II bagian Pembahasan.

B. Kesimpulan
Rendahnya peran pengawasan OJK dan agar peran OJK dikembalikan lagi ke Bank Indonesia
menjadi masukan paling fundamental.
DAFTAR PUSTAKA

https://bettynmawengku. blogspot. com/2017/03/otoritas-jasa-keuangan-ojk. html

https://www. ojk. go. id/id/tentang-ojk/Pages/Visi-Misi. aspx

https://www. ojk. go. id/id/tentang-ojk/Pages/Tugas-dan-Fungsi. Aspx

https://kreditgogo. com/artikel/OJK/Tugas-dan-Wewenang-OJK-dalam-Industri-Keuangan. html

Anda mungkin juga menyukai