PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
E. Metode Pembelajaran
Proses pembelajaran antara lain menggunakan :
Ceramah
Tanya jawab
Penugasan
Diskusi
Latihan
Anda sebagai Guru matematika Tsanawiyah dan Warga Sekolah akan memperoleh
manfaat dari modul ini berupa pendalaman matematika dasar pada Tsanawiyah pada
konsep Bilangan yang diterapkan dan diakui, baik secara nasional. Disamping
pemahaman tersebut dengan contoh-contoh yang dikemukakan pada modul ini, anda
akan memiliki ketrampilan mambina dan mengembangkan diri agar menjadi guru yang
dapat mengembangan matematika yang sesuai Standar Isi . Selanjutnya Anda akan
mengetahui pula cara melakukan perubahan kaitannya dengan kebutuhan dan
perkembangan IPTEK sehinggga berdampak bagi pendidikan ke arah perbaikan dan
kemajuan.
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik sesuai yang tercantum di atas pada
modul ini, maka hendaknya Anda memperhatikan petunjuk di bawah ini :
Untuk memahami isi modul ini dan mampu menerapkannya dalam kegiatan belajar
mengajar pada kegiatan diklat, maka diharapkan Anda mengikuti petunjuk di bawah ini :
A. Kompetensi Dasar 1
Setelah mempelajari bab ini diharapkan peserta mampu mendeskripsikan esensi
Matematika pada pembelajaran matematika pada Tsanawiyah.
B. Materi Pokok
1. Matematika Madrasah
5. Daya Matematika
C. Uraian Materi
1. Matematika Madrasah
Pada Matematika Madrasah Tsanawiyah ada enam prinsip dasar harus diperhatikan
dalam pengembangan silabus matematika berdasar kompetensi, yakni : (1) kesempatan
belajar bagi semua subyek didik tanpa kecuali, (2) kurikulum tidak hanya merupakan
kumpulan materi ajar melainkan dapat merefleksikan kegiatan matematika secara koheren,
(3) pembelajaran matematika memerlukan pemahaman tentang kebutuhan belajar siswa,
kesiapan belajar dan pelayanan fasilitas pembelajaran, (4) kesempatan bagi siswa untuk
mempelajari matematika secara aktif untuk membangun struktur konsep melalui
pengetahuan dan pengalamannya, (5) perlunya kegiatan asesmen untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dari waktu ke waktu, dan (6) pemanfaatan berbagai macam strategi
dan metode pembelajaran secara dinamis dan fleksibel sesuai dengan materi, siswa dan
konteks pembelajaran.
Nafas dari Standar Isi adalah pada pengembangan pengalaman belajar tangan pertama,
contextual teaching and learning (CTL), meaningful teaching, dengan memperhatikan
kecakapan hidup (life skill) baik berupa generic skill (kecakapan personal, kecakapan
sosial, kecakapan akademik dan kecakapan ketrampilan). Semua kemampuan/kompetensi
yang dikembangkan dinilai dengan prinsip penilaian/asesmen otentik tidak hanya pada
tingkat ingatan dan pemahaman tetapi sampai ke penerapan.
Aljabar :
1. Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
2.1 Mengenali bentuk aljabar dan unsur-unsurnya
2.2 Melakukan operasi pada bentuk aljabar
2.3 Menyelesaikan persamaan linear satu variabel
2.4 Menyelesaikan pertidaksamaan linear satu variabel
2. Menggunakan bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel,
dan perbandingan dalam pemecahan masalah
3.1 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
3.2 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel
3.3 Menggunakan konsep aljabar dalam pemecahan masalah aritmetika
sosial yang sederhana
3.4 Menggunakan perbandingan untuk pemecahan masalah
3. Menggunakan konsep himpunan dan diagram Venn dalam pemecahan masalah
4.1 Memahami pengertian dan notasi himpunan, serta penyajiannya
4.2 Memahami konsep himpunan bagian
4.3 Melakukan operasi irisan, gabungan, kurang (difference), dan
komplemen pada himpunan
Bilangan :
1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalam
pemecahan masalah
Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan
Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dalam
pemecahan masalah
a. Bilangan
b. Aljabar
5. Daya Matematika
Sumarmo (2004) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika termasuk
evaluasi hasil belajar siswa, hendaknya mengutamakan pengembangan daya matematik.
Dalam National Council of Teachers of Mathematics (NCTM, 1989), kemampuan siswa
yang harus diases adalah daya matematik. Daya matematik meliputi kemampuan
penalaran, koneksi, pemecahan masalah dan komunikasi.
Secara rinci, dalam NCTM (1989) dijelaskan bahwa 1) penalaran siswa
dikembangkan di dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika utamanya
ditujukan sebagai sarana siswa untuk belajar bernalar, membuat dan menyelidiki
konjektur, mengevaluasi dan mengembangkan bukti, menggunakan beragam cara untuk
membuktikan; 2) kemampuan koneksi meliputi kemampuan untuk mencari hubungan
dengan konsep-konsep lain, mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari; 3)
D. Rangkuman
1. Bilangan
2. Aljabar
3. Geometri dan Pengukuran
4. Statistika dan Peluang.
Karakteristik daya matematik (dalam NCTM, 1989) merupakan kemampuan
keseluruhan untuk mengumpulkan dan menggunakan pengetahuan matematika melalui
penggalian, konjektur dan penalaran secara logis melalui pemecahan masalah-masalah
non rutin, mengkomunikasikan ide melalui matematika dalam satu konteks dengan ide-ide
matematika dalam konteks lain atau ide-ide dari disiplin ilmu lain dalam konteks yang
sama atau berkaitan.
E. Tugas
1. Sebutkan Ruang lingkup Matematika pada Tsanawiyah
2. Apa yang dimaksud keterampilan konsep
3. Apa yang dimaksud dengan daya Matematika
4. Jelaskan Hubungan antara Standar isi dan ruang lingkup materi matematika
Tsanawiyah
F. Tes Mandiri
Jelaskan hasil analisa Anda esensi pembelajaran matematika berkaitan dengan
keterampilan proses matematika, daya matematika dan ruang lingkup matematika
B. Materi Pokok
1. Peta Konsep Bilangan Tsanawiyah
Bilangan
Kelas VII
- menyelesaikan operasi bilangan bulat dan mengenal sifat operasi bilangan bulat
- mengenal bilangan pecahan dan melakukan operasi bilangan pecahan
2. Materi pokok
a. Bilangan Bulat
b. Operasi Hitung Bilangan Bulat
c. Pangkat dan Akar Bilangan Bulat
d. Kelipatan dan KPK suatu Bilangan cacah
e. Fakor dan FPB Bilangan Cacah
f. Menentukan KPK dan FPB dengan Faktorisasi Prima
g. Pecahan dan Lambangnya
h. Perbandingan, Bentuk Desimal dan Persen
a. Bilangan Bulat
Kumpulan bilangan negatif, nol, dan bilangan positif, ditulis ...,-3,-2, -1, 0, 1,2,3,...
Contoh 1:
Tuliskan 120C di bawah titik beku air dan 160C diatas titik didih air dalam garis bilangan
horizontal (mendatar).
Jawab :
120C di bawah titikk beku air = 0 – 12 = -120C
1160C di atas titik didih air = 100 + 16 = 1160C
dengan a> b
dengan a> b
Sembarang bilangan bulat bila dijuumlahkan menghasilkan bilangan bulat juga. Dalam
hal ini penjumlahan bilangan bulat dikatakan mempunyai sifat tertutup.
b. Sifat komutatif
Untuk sembarang bilangan bulat a dan b selalu berlaku:
a+ b=b+a
sifat ini disebut sifat komutatif penjumlahan.
c. Sifat asosiatif
Untuk sembarang bilangan bulat a, b, dan c selalu berlaku:
( a+ b ) +c=a+ ( b+ c ) . Sifat ini disebut sifat asosiatif penjumlahan.
Operasi diatas disebut pembagian sebagai operasi kebalikan (invers) dari perkalian.
Contoh:
Tentukan nilai p, bila 9× p=63
Jawab:
9× p=63 ⇔ p=63 :9 ⇒ p=7 atau dapat ditulis sebagai:
63
9× p=63 ⇔ p= ⇒ p=7
9
1
(−7 )2=49 maka √2 49=49 2 =±7
1
(−10 )2 =100 maka √2 100=100 2 =±10
dapat ditulis sebagai √ saja
2
√
Pangkat Tiga dan Akar Pangkat Tiga
Pangkat tiga suatu bilangan diperoleh dengan cara mengalikan secara berulang
bilangan tersebut sebanyak tiga kali.
53 =5×5×5=125 (−5 )3 =(−5 )×(−5 )× (−5 )=−125
113 =11×11×11=1331 (−11 )3= (−11 )×(−11 )×(−11 )=−1331
1
3
Jika p =r maka √ r= p atau r = p ,
3 3
1
3 3
Jika (− p ) =−r maka √ −r=− p atau (−r ) =− p
3
3
53 =125 maka √ 125=5 (−5 )3 =−125 maka √3 −125=−5
1 1
3
3
11 =1331 maka 1331 =11 3 (−11 ) =−1331 maka (−1331 ) 3
=−11
¿¿
10=10×1
Faktor-faktor dari 10 adalah 1, 2, 5, dan 10
F10 = {1, 2, 5, 10}
10=5×2
10=1×2×5
Contoh:
Tentukan FPB dari 14, 28, 42.
Jawab:
F14 = {1, 2, 7, 14} F42 = {1, 2, 3, 6, 7, 14, 21, 42}
F28 = {1, 2, 4, 7, 14, 28}
FPB dari 14, 28, dan 42 adalah 14.
Bilangan 14 adalha bilangan asli terbesar yang habis membagi 14, 28, 42.
FPB antarbilangan cacah adalah bilangan asli terbesar yang habis membagi bilangan-
bilangan tersebut.
KPK antarbilangan cacah diperoleh dari hasil kali faktor-faktor prima yang
berbeda dengan pangkat tertinggi dari bilangan tersebut.
FPB antarbilangan cacah diperoleh dari hasil kali faktor-faktor prima yang sama
dengan pangkat terendah dari bilangan tersebut.
3) Penggunaan KPK dan FPB
Contoh: (berkaitan dengan KPK)
Tiga orang warga Desa Mustika Jaya bernama Supardi, Momon, dan Toyib diberi
tugas ronda (Siskamling) oleh Pak RW, Supardi bertugas tiap 3 hari sekali,
Momon tiap 4 hari sekali, dan Toyib tiap 6 hari sekali. Saat pertama kali Pak RW
memanggil dan memberi tugas, mereka meronda bersama-sama pada tanggal 17
Oktober 2004. Pada tanggal berapa mereka bertugas secara bersama-sama lagi
untuk kedua kalinya?
Jawab:
Dalam menjawab soal cerita diatas kita dapat menerapkan prinsip KPK dari 3, 4,
dan 6.
Ronda Pak : 3 = 3
Supardi
Ronda Pak : 4 = 2
2
Momon
Ronda Pak Toyib : 6 = 2 X 3
KPK dari 3, 4, dan 6 adalah 22 X 3 = 12. Hal ini berarti perputaran ronda dari ketiga
warga tersebut adalah 12 hari. Jadi, mereka akan meronda bersama-sama lagi pada
tanggal 17 + 12 = 29 Oktober 2004.
Perbandingan luas tanah Pak Sukri dan luas tanah Pak Jajang adalah:
110 110:10 11
= =
150 150 :10 15 atau 11 : 15
Contoh:
a. Berapa bagian 1 menit dari 1 jam?
2
b. Berapa menitkah 3 jam?
Jawab:
1
a. 1 jam = 60 menit, maka 1 menit = 60 jam
1
Jadi, 1 menit = 60 bagian dari satu jam.
2 2
b. jam =
3
×60
menit = 40 menit.
3
Pecahan Senilai
a
Pecahan yang senilai dengan pecahan b dengan b≠0 dapat dicari dengan aturan berikut
ini:
a a×m a a :m
= =
b b×m atau b b :m
dengan m sembarang bilangan asli.
Menyederhanakan Pecahan
Contoh:
Sederhanakanlah masing-masing pecahan berikut ini!
36 63
a. 72 b. 77
Jawab:
36 36 :36 1
= =
a. FPB dari 36 dan 72 adalah 36, sehingga 72 72: 36 2
63 63 :7 9
= =
b. FPB dari 63 dan 77 adalah 7, sehingga 77 77 :7 11
¿
3 ? 3 3×3 9
= = =
8 24 maka 8 24 24 9 10
<
X3
24 24 ,
karena
9 < 10, maka
5 ? 5 5×2 10 3 5
= = = <
12 24 maka 12 24 24 8 12
X2
6 5 4
> >
7 7 7 dalam urutan turun
Garis bilangan
a
a : s=
Perbandingan a terhadap keseluruhan s adalah: s
Contoh: (perbandingan suatu bagian terhadap bagian lainnya)
Di dalam kotak terdapat 25 kelereng merah dan 15 kelereng putih.
Tentukanlah:
a. perbandingan kelereng merah terhadap putih
b. perbandingan kelereng putih terhadap merah
Jawab:
Misalkan banyak kelereng merah adalah a=25 dan banyak kelereng putih adalah b=15
a 25 5
= =
a. Perbandingan kelereng merah terhadap putih ditulis a : b atau b 15 3
Jadi, perbandingan kelereng merah terhadap putih adalah 5 : 3
b 15 3
= =
b. Perbandingan kelereng putih terhadap merah ditulis b : a atau a 25 5
Jadi, perbandingan kelereng merah terhadap putih adalah 3 : 5
a
Perbandingan dua bilangan a terhadap b ditulis sebagai a : b atau b dengan b≠0
Contoh:
Tinggi suatu menara dibandingkan tinggi pohon cemara adalah 5 : 3. Apabila tinggi pohon
cemara 12 m, berapakah tinggi menara tersebut?
Jawab:
Misalkan tinggi menara x meter, maka:
Misalkan: 2,6 = ….
Baca bilangan Tulislah sebagai Tulis dalam bentuk
desimal 2,6. pecahan campuran paling sederhana.
a
Pecahan b dengan b≠0 , bila diubah ke dalam persen dan permil adalah sebagai
berikut:
a a
= ×100 %
b b
c.
d.
Jawab:
3 5 3+5 8 2
+ = = =
a. 28 28 28 28 7
2 4 2 4 2 4
3 =3 3 =3 4 3 1 3 =3
3 6 3 6 1 3 6
1 3 1 3 6 6 6 1 3
4 =4 4 =4 4 =4
2 6+ 2 6+ 2 6+
7 7 1
=8
6
Pengurangan
1. Pengurangan pecahan-pecahan senama
Contoh:
7 3
− =.. .
a. 8 8
5 1
− =. .. .
b. 12 12
Jawab:
7 3 7−3 4 1
− = = =
a. 8 8 8 8 2
Misalkan 8
68 1 −12 3 =.. ..
8
Pecahan tak bisa
Pinjam dari
67 18 Kurangkan pecahan dan
dikurangkan bilangan bulatnya
67 18 67 18 =66 98 67 18 =66 98
1 3
12 38 8
<8 12 38 =12 38 12 38 =12 38
¿ ¿ ¿
67 18 − 12 38 =54 68 =54 34
Perkalian
1. Perkalian antar pecahan
a c
Untuk sembarang b dan d dengan b 0 dan d 0 maka berlaku:
a c a×c
× =
b d b×d
a.
3×2 23 =. .. . .
Pemangkatan
()
a n an
b
= n
b
() () ()
m
a a n a m+n
× =
b b b
dimana a, m, n adalah Real, b 0
Pembagian
a b a
b adalah invers (kebalikan) perkalian dari a , karena b
× ba =1 dan sebaliknya.
Contoh:
5 2
: =. . ..
a. 2 3
5
b. 4
:4=. .. .
Jawab:
5 2 5 3
:
2 3
=2 ×2
=15
4
3
=3 4
a.
5
4
:4=54 ×14
=15 ×× 11 =15
b.
5. Perluasan Pecahan
Bilangan Rasional, yaitu setiap bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
pecahan
Q={x/x=a/b, b≠0}
Q=bilangan bulat B=bilangan Rasional
Bilangan Irasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan sebagai pecahan,
contoh: √2, √3, 0,1235612623542…, dll.
Bentuk baku dari bilangan berpangkat dengan bilangan pokok 10;
…., 1/1000, 1/100, 1/10, 1, 10, 100, 1000, ….
D. Rangkuman
Peta konsep materi Bilangan pada Tsanawiyah berdasarkan Standar Isi yang
ditetapkan ruang lingkupnya adalah sebagai berkut:
- menyelesaikan operasi bilangan bulat dan mengenal sifat operasi bilangan bulat
- mengenal bilangan pecahan dan melakukan operasi bilangan pecahan
Guru seharusnya memahami ruang lingkup materi yang ditetapkan sesuai dengan standar
isi yang ditetapkan. Adapun rincian materi minimal yang harus dikuasai oleh guru
sebagaimana di uraikan di atas. Yakni terdiri dari susunan materi sebagai berikut:
1. Bilangan Bulat
2. Pangkat dan Akar Bilangan Bulat
3. Faktor dan FPB Suatu Bilangan Bulat
4. Pecahan dan Lambangnya
5. Operasi dan Pecahan
E. Latihan/Tugas
a.
b.
c.
d.
19.
a. 8
b. 4
c. 1
d.
b.
c.
d.
a.
b.
c. 1
d. 2
25.
a.
b.
c.
d.
26.
a. 2,0
mendapat potongan dari gajinya. Berapa gaji yang ia terima setelah dipotong ?
a. Rp 370.000,00
b. Rp 270.000,00
c. Rp 300.000,00
d. Rp 250.000,00
28. Apabila dari 30,5 meter kain yang tersedia, terjual bagian dan setengah dari
sisanya dipakai sendiri, berapa meter kain yang masih tersisa ?
a. 6,10 meter
b. 6,01 meter
c. 3,05 meter
d. 3,025 meter
c.
d.
30. Edi mempunyai koleksi bahan katun yang diukur dalam satuan inci. Ukuran-
ukuran itu adalah:
a.
b.
c.
d.
F. Tes Mandiri
Pelajari soal-soal di atas, anda diminta untuk menganalisa kesesuaian soal dengan
standar isi dan esensi matetika Tsanawiyah pada konsep Bilangan.
G. KUNCI JAWABAN
1 B 11 C 21 C
2 A 12 C 22 D
3 A 13 C 23 A
4 B 14 C 24 B
5 D 15 A 25 A
6 A 16 C 26 B
7 C 17 B 27 A
Pada dasarnya pada pembelajaran tidak dapat dipisahkan antara standar isi dan
proses pembelajaran matematika.
Sebagaimana dalam Standar Isi yang ditetapkan secara Nasional pada mata pelajaran
matematika dituliskan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.
Standar isi tersebut dibuat peta konsepnya, sehingga ruang lingkup materi yang dapat
tegambar. Berkaitan dengan Materi Bilangan pada Tsanawiyah maka peta konsep nya
adalah :
- menyelesaikan operasi bilangan bulat dan mengenal sifat operasi bilangan bulat
- mengenal bilangan pecahan dan melakukan operasi bilangan pecahan
Afriki (2005) ”Berfikir Kritis dalam Matematika”. Makalah disajikan dalam Seminar
Nasional: Peningkatan Kualitas Matematika di Sekolah, 9-11 April 2005. Jakarta:
Himpunan Matematika Indonesia.
As’ari A.R. (2005) “Pembelajaran Geometri untuk Menantang Berpikir Tingkat Tinggi”.
Makalah disajikan dalam Seminar Nasional: Peningkatan Kualitas Matematika di
Sekolah, 9-11 April 2005. Jakarta: Himpunan Matematika Indonesia.
Fraenkel, J.R. & Wallen, N. E. (1990). How to Design and Evaluate Research in
Education. New York: McGraw-Hill Publishing Company.
Mullis, I.V.S., Martin, M.O., Gonzalez, E.J., Gregory, K.D., Garden,R.A., O’Connor,
K.M., Krostowski,S.J., dan Smith, T.A. (2004). TIMSS 2003: International
Mathematics Report. Boston: ISC
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston,VA.: NCTM
Randall & Charles (1987) How To Evaluate Progres in Problem Solving, Reston, VA,
NCTM.
Ruseffendi, E.T. (1991). Penilaian Pendidikan dan Hasil Belajar Siswa Khususnya dalam
Pengajaran Matematika untuk Guru dan Calon Guru. Bandung: IKIP Bandung
Subino, (1987). Konstruksi dan Analisis Tes. Suatu Pengantar Kepada Teori Tes dan
Pengukuran. Jakarta: Depdikbud.
Sudijono, A. (2004). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Wahyudin. (1999). Kemampuan Guru Matematika. Calon Guru Matematika dan Siswa
dalam Mata Pelajaran Matematika. Disertasi PPS. IKIP. Bandung: tidak
diterbitkan.
(iii)
a+ (−b )= (−b ) +a=−( b−a ) 6 + (-8) = (-8) + 6 = -(8 – 6) = -2
dengan a< b (-10) + 4 = -(10 – 4) = -6
Operasi diatas disebut pembagian sebagai operasi kebalikan (invers) dari perkalian.
Contoh:
Tentukan nilai p, bila 9× p=63
Jawab:
9× p=63 ⇔ p=63 :9 ⇒ p=7 atau dapat ditulis sebagai:
63
9× p=63 ⇔ p= ⇒ p=7
9