Penulis :
Amir Syaifurrohman, S.Ag., M.Pd.
Fina Aulika Lestari, M.Pd.
Desain Cover :
ISBN :
15,5 x
23 cmiii
ii + 30
hlm
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari
penerbit.
Penerbit :
Lembaga KeIslaman
i
DAFTAR ISI
1. Wudhu ........................................................................................................................... 1
2. Tayamum ....................................................................................................................... 2
ii
WUDHU DAN TAYAMUM
A. WUDHU
Tata Cara Wudhu yang Benar Sesuai Tuntunan:
1. Niat
ُُ ُ َ ً َّ َ ُ ْ َ ُ َ َ ْ ََ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ
شيك له َوأش َهد أن ُم َح َّمدا ع ْبد ُه َو َر ُس ْوله ِ أشهد أن ال ِإلـه ِإال هللا وحده ال
َ َ ْ ْ َّ َ ْ َ َّ ُ َّ ْ َ ْ ن
ن ِم َن ال ُمتط ِّه ِر ْي َن ْ ي َو
ْ اج َعل ن
ِي
َالت َّواب ْ ن
ِ اللهم اجعل ِ ين ِمن
Artinya: "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak
ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan
utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang
bertobat dan jadikanlah aku termasuk dalam golongan orang-orang yang bersuci
(shalih)."
1
B. TAYAMUM
Tata Cara Tayamum yang Benar Sesuai Tuntunan
1. Niat
2. Siapkan tanah berdebu atau debu yang bersih. Ulama memperbolehkan menggunakan
debu yang berada di tembok, kaca, atau tempat lain yang dirasa bersih
3. Disunnahkan menghadap kiblat, lalu letakkan kedua telapak tangan pada debu,
dengan posisi jari-jari kedua telapak tangan dirapatkan
4. Dalam keadaan tangan masih diletakan di tembok atau debu, lalu ucapkan basmallah
dan niat
5. Usapkan kedua telapak tangan pada seluruh wajah dan dianjurkan untuk berusaha
meratakan debu pada seluruh bagian wajah
6. Selanjutnya bagian tangan, sementara lepaskan cincin bila ada di jari, dan letakkan
kembali telapak tangan pada debu, kali ini jari tangan direnggangkan. Lalu
tengadahkan kedua telapak tangan, dengan posisi telapak tangan kanan di atas tangan
kiri. Rapatkan jari-jari tangan, dan usahakan ujung jari kanan tidak keluar dari
telunjuk jari kiri, atau telunjuk kanan bertemu dengan telunjuk kiri
7. Telapak tangan kiri mengusap lengan kanan hingga ke siku. Kemudian, tangan kanan
diputar untuk diusapkan juga sisi lengan kanan yang lain, dan telapak tangan
2
mengusap dari siku hingga dipertemukan kembali jempol kiri mengusap jempol
kanan. Lakukan hal yang sama pada tangan kiri seperti tadi
Pertemukan kedua telapak tangan dan usap-usapkan di antara jari-jarinya
Setelah tayamum, dianjurkan juga oleh sebagian ulama untuk membaca doa
3
PENILAIAN WUDHU DAN TAYAMUM
4
SHOLAT FARDHU
A. BACAAN SHOLAT
7
telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim.
Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. (HR. Bukhari)
9. Bacaan salam
Terakhir adalah bacaan salam, yakni usai tasyahud akhir. Ketika menoleh ke kanan,
Rasulullah terkadang mengucapkan salam:
عيَ ْي ُن ٌْ َٗ َرحْ ََةُ ه
َِّللا َ ًُ ًَس
اى ه
(Assalaamu‟alaikum warohmatullooh)
Artinya: Semoga keselamatan dan rahmat Allah limpahkan kepada kalian (HR. Muslim)
Terkadang mengucapkan:
ُُٔعيَ ْي ُن ٌْ َٗ َر ْح ََةُ َّللاه ِ َٗ بَ َزمَبج
َ ًُ ًَس
اى ه
(Assalaamu‟alaikum warohmatulloohi wabarookaatuh)
Artinya: Semoga keselamatan rahmat Allah dan berkahNya limpahkan kepada kalian (HR.
Abu Dawud)
Sedangkan ketika menoleh ke kiri, beliau terkadang hanya mengucapkan
“Assalamu‟alaikum”
Demikian bacaan sholat lengkap beserta tulisan latin dan artinya, mulai dari takbiratul ihram
hingga salam.
8
B. Gerakan Shalat Fardlu
Gerakan shalat diantarnya takbiratul ihram, ruku‟, i‟tidal, sujud, duduk diantara
dua sujud dan tasyahud akhir, berikut gambar gerakan shalat fardlu :
9
PENILAIAN SHALAT
Pelaksanaan
10
11
Sholat Jenazah
َ َّ
وسل َم كان ُي ى َّ
ُ صَّل َ َّ
فيسأل ( هل ترك لدينه. عليه الدين، الميت
ِ بالرجل
ِ ؤت عليه هللا هللا
ِ أن رسول
ُّ َّ ً
)صاحبكم
ِ وإال قال ( صلوا عَّل. وفاء صَّل عليه قضاء ؟ ) فإن حدث أنه ترك
ٍ من
Rasulullah Shallallahu‟alaihi Wasallam pernah didatangkan kepada beliau jenazah seorang
lelaki. Lelaki tersebut masih memiliki hutang. Maka beliau bertanya: “Apakah ia memiliki
harta peninggalan untuk melunasi hutangnya?”. Jika ada yang menyampaikan bahwa orang
tersebut memilikiharta peninggalan untuk melunasi hutangnya, maka Nabi pun
menyalatkannya. Jika tidak ada, maka beliau bersabda: “Shalatkanlah saudara kalian” (HR
Muslim no. 1619).
Bahkan dianjurkan sebanyak mungkin kaum Muslimin menshalatkan orang yang
meninggal, agar ia mendapatkan syafa‟at. Rasulullah Shallallahu‟alaihi
Wasallam bersabda:
يهف اوعُ ون َل ُه إ ََّّل ُش ِّف
َ ُ َ ْ َ ْ ُ ُّ ُ ً َ َ ُ ُ ْ َ َن
ع فش ي م ه ل ك ة ائم ونغ ل بي ي م ل ْ َما م ْن َم ِّيت ُت َص َِّل َع َل ْيه ُأ َّم ٌة م ْن ْال ُم
س
ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ِ ي ٍ ِ
“Tidaklah seorang Muslim meninggal,lalu dishalatkan oleh kaum muslimin yang
jumlahnya mencapai seratus orang, semuanya mendo‟akan untuknya, niscaya mereka bisa
memberikan syafa‟at untuk si mayit” (HR. Muslim no. 947).
Rasulullah Shallallahu‟alaihi Wasallam juga bersabda:
ُ ُ ُ َ َّ َ ً ْ َ َ ُ َْ ُ ُ وت َف َي ُق
ُ َ َ ُ َ ْ َ وم َع ََّل َج َن ُ َُ ْ ُ ُ َ ْ َ
يه
ِ شكون ِباهلل شيئا ِإال شفعهم هللا ِف
ِ ال ي،ازت ِه أربعون رجال
ِ ما ِمن رج ٍل مس ِل ٍم يم
“Tidaklah seorang Muslim meninggal, lalu dishalatkan oleh empat puluh orang yang tidak
berbuat syirik kepada Allah sedikit pun, kecuali Allah akan memberikan syafaat kepada
jenazah tersebut dengan sebab mereka” (HR. Muslim no. 948).
13
Berdasarkan riwayat dari Nafi‟ tentang Ibnu Umar radhiallahu‟anhu, Nafi‟ berkata:
الجنازة ِّ ن َ ُ
ِ ديه يف كل تكبّبٍة عَّل
ِ كان يرفع ي
“Ibnu Umar radhiallahu‟anhu mengangkat tangannya di setiap kali takbir dalam shalat
jenazah” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf [11498], dihasankan Syaikh Ibnu
Baz dalam Ta‟liq beliau terhadap Fathul Baari [3/227]).
Juga riwayat dari Ibnu Abbas:
ن َ ُ َّ
الجنازة
ِ ات
ِ ديه يف تكبّب
ِ أنه كان يرفع ي
“Bahwasanya beliau biasa mengangkat kedua tangannya setiap kali takbir di shalat
jenazah” (dishahihkan Ibnu Hajar dalam Talkhis Al Habir, 2/291).
Tempat sholat jenazah
Sholat jenazah lebih utama dilakukan di luar masjid. Sebagaimana yang umum dilakukan di
zaman Nabi Shallallahu‟alaihi Wasallam. Dari Abu Hurairah radhiallahu‟anhu, ia berkata:
َّ َخ َر ََ إ ََ ْال ُم َص ََّّل َف َص، ات فيه
َ َ َّ ْ َ ْ َ َّ َ ُ َ َّ َ َّ َّ ُ َ َ ْ َ َ َّ َ َ َ َّ َ َ َّ ن
َّ ِ ِ ِ اش ِ يف اليو ِم ال ِذ م
اَّلل صَّل اَّلل علي ِه وسلم نع النج ِ يِ أن رسول
َ َ
َوك َِّ َّب أ ْ َرب ًعا، ِب ِه ْم
“Rasulullah Shallallahu‟alaihi Wasallam mengumumkan kematian An Najasyi di hari ia
wafat. Kemudian beliau keluar ke lapangan lalu menyusun shaf untuk shalat, kemudian
bertakbir empat kali” (HR. Bukhari no.1245).
Namun boleh juga dikerjakan di dalam masjid. Dari Aisyah radhiyallahu „anha, ia berkata:
ْ َّ َ َ َ َّ َ ُ َّ َّ َ َّ ُ ُ َ َّ َ َ
اَّلل َعل ْي ِه َو َسل َم َعَّل ُس َه ْي ِل ْب ِن َب ْيض َاء َوأ ِخ ْي ِه ِإَّل ِ ن يف ال َم ْس ِج ِد اَّلل صَّل
ِ هللا ما صَّل رسول
ِ و
َ
“Demi, Allah! Tidaklah Nabi Shallallahu‟alaihi Wasallam menyalatkan jenazah Suhail bin
Baidha‟ dan saudaranya (Sahl), kecuali di masjid” (HR Muslim no. 973).
Dibolehkan bagi orang yang belum sempat menshalatkan jenazah sebelum dikuburkan, lalu
ia melakukan sholat jenazah di pemakaman. Sebagaimana dalam riwayat dari Ibnu
Abbas radhiallahu‟anhuma:
ُ َف َل َّما َأ ْص َب َح َأ ْخ َ ُّب،وه َل ْي ًَل
ُ الل ْيل َف َد َف ُن
َّ َ َ َ ُ ُ ُ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َ ُ ُ َ َ َ ٌ ْ َ َ
وه ِ ِ فمات ِب،هللا صَّل هللا علي ِه وسلم يعوده ِ مات ِإن َسان كان رسول
َ َََ َ َ ُ َ ْ َ ٌ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ َّ َ َ ُ َ « َما َم َن َع ُك ْم َأ ْن ُت ْعل ُم ن:ال َ َف َق
فأ ىت ق ِْ َّب ُه،» «كان الل ْي ُل فك ِرهنا ـ َوكانت ظل َمة ـ أن نش َّق َعل ْيك:وت؟» قالوا ِي ِ
َ َّ َ
ف َصَّل َعل ْي ِه
“Seseorang yang biasa dikunjungi Rasulullah Shallallahu‟alaihi Wasallam telah
meninggal. Ia meninggal di malam hari, maka ia pun dikuburkan di malam hari. Ketika
pagi hari tiba, para sahabat mengabarkan hal ini kepada Rasulullah. Beliau pun bersabda:
apa yang menghalangi kalian untuk segera memberitahukan aku? Para sahabat menjawab:
ketika itu malam hari, kami tidak ingin mengganggumu wahai Rasulullah. Maka beliau pun
14
mendatangi kuburannya dan shalat jenazah di sana” (HR. Bukhari no. 1247).
Demikian juga dalam riwayat Imam Muslim:
َ َ ُ َ ْ َ ُّ َ َّ َ ْ َ َ َّ َ ُ َّ ُ ُ َ َ َْ
هللا َعل ْي ِه َو َسل َم ِإَ ق ِْ ٍّب َرط ٍب؛ ف َصَّل َعل ْي ِه َو َصفوا خلفه َوك َِّ َّب أ ْ َرب ًعا هللا َصَّل
ِ انتَه رسول
“Rasulullah Shallallahu‟alaihi Wasallam pernah berhenti di sebuah kuburan yang masih
basah. Ia shalat (jenazah) di sana dan menyusun shaf untuk shalat. Beliau bertakbir empat
kali” (HR. Muslim no. 954).
“Bahwa sunnah dalam shalat jenazah adalah imam bertakbir kemudian membaca Al
Fatihah (setelah takbir pertama) secara sirr (lirih), kemudian bershalawat kepada Nabi
Shallallahu‟alaihi Wasallam, kemudian berdoa untuk mayit setelah beberapa takbir.
Kemudian setelah itu tidak membaca apa-apa lagi setelah itu. Kemudian salam” (HR. Asy
Syafi‟i dalam Musnad-nya [no. 588], Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubra [7209],
dishahihkan Al Albani dalam Ahkamul Janaiz [155]).
Keempat, takbir yang ketiga, kemudian membaca doa untuk mayit. Berdasarkan hadits Abu
Umamah di atas. Diantara doa yang bisa dibaca adalah:
15
ِّ َ ْ ْ َّ ْ ُ ْ ْ ُ َ َ ْ َُ ُ َْ ُ ْ ُ ْ َ ُ ُ َ ْ َّ
َّ َعنه َوأ ك ِر ْم ن ُزله َو َو ِّس ْع ُمدخله َواغ ِسله ِبال َم ِاء َوالثل ِج َوال َِ َّب ِد َونق ِه الل ُه َّم اغ ِف ْر له َو ْار َح ْمه َو َع ِاف ِه واع
َ َْ َ ًَْ َ َ َ ُْ َ َ َّ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َّ َ ْ َّ َ َ َ َ َ َ ْ َ
س َوأ ْب ِدله د ًارا خ ْ ًّبا ِم ْن د ِارِه َوأهَل خ ْ ًّبا ِم ْن أه ِل ِه َوز ْو ًجا ِ ِمن الخطايا كما نقيت الثوب األبيض ِمن الدن
َّ ََ ْ َ َْْ َ َ ْ ُ ْ َ َ َ َّ َ ْ ُ ْ ْ َ َ ْ َ ْ ًْ َ
اب الن ِار
ِ ذ ع ن م و
ِ ِّب ِ قال اب
ِ خّبا ِمن زو ِج ِه وأد ِخله الجنة وأ ِعذه ِمن ع
ذ
“Ya Allah, berilah ampunan baginya dan rahmatilah dia. Selamatkanlah dan maafkanlah
ia. Berilah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya, mandikanlah ia dengan air,
es dan salju. Bersihkanlah dia dari kesalahannya sebagaimana Engkau bersihkan baju
yang putih dari kotoran. Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya,
keluarga yang lebih baik dari keluarganya semula, istri yang lebih baik dari istrinya
semula. Masukkanlah ia ke dalam surga, lindungilah ia dari adzab kubur dan adzab
neraka” (HR Muslim no. 963).
َ َ ُْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ِّ َ َ َ ِّ َ ْ َّ ُ َّ
اه ِدنا َوغ ِائ ِبنا َو َص ِغ ِّبنا َوك ِب ِّبنا َوذك ِرنا َوأنثانا
ِ اللهم اغ ِف ْر ِلحينا ومي ِتنا وش
“Ya Allah, ampunilah orang yang hidup di antara kami dan orang yang telah mati, yang
hadir dan yang tidak hadir, (juga) anak kecil dan orang dewasa, lelaki dan wanita di
antara kami” (HR At Tirmidzi no. 1024, ia berkata: “hasan shahih”).
Keempat, takbir keempat. Kemudian diam sejenak atau boleh juga membaca doa untuk
mayit menurut sebagian ulama. Yang lebih utama adalah diam sejenak dan tidak membaca
apa-apa sebagaimana zhahir dalam hadits Abu Umamah radhiallahu‟anhu.
Kelima, salam. Dan sifat salamnya sebagaimana salam dalam shalat yang lain.
Sebagaimana dalam hadits Ibnu Mas‟ud radhiallahu‟anhu:
ُ َّ َّ َّ َ َ َّ
ُ الن َّ َّ ُ ُ
التسليم عَّل :إحداهن اس؛ تركهن،هللا صَّل هللا عليه وسلم يفعلهن ِ الل كان رسول
ٍ ثالث ِخ
َّ ن َّ
الة ِ سليم يف الص
ِ الجنازة ِمثل الت
ِ
“Ada 3 perkara yang dahulu Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam benar-benar
melakukannya dan kemudian banyak ditinggalkan orang: salah satunya salam di shalat
jenazah semisal dengan salam dalam shalat yang lain..” (HR. Ath Thabrani no. 10022,
dihasankan Al Albani dalam Ahkamul Janaiz [162]).
Yaitu salam dilakukan dua kali ke kanan dan ke kiri dan yang merupakan rukun hanya
salam ke kanan saja.
16
MANDI JANABAT
17
memasukkan jari-jarinya ke dalam air, lalu menggosokkannya ke kulit kepalanya,
kemudian menyiramkan air ke atas kepalanya dengan cidukan kedua telapak tangannya
sebanyak tiga kali, kemudian beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya.” (HR. Bukhari,
no. 248; Muslim, no. 316)
1. Membaca Sayyidul
َ Istighfar
ِّ ََ أ ُع ْو ُذ ب َك ِم ْن،ت ُ ْ َ َ ْ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ َ َ ْ َ َّ ُ َّ َ ْ َ َ ِّ ْ َ َ َ َّ َ ْ َ َ َ ْ َ ن
ش وأنا عَّل عهدك ووعدك ما استطع، خلقتن وأنا عبدك،اللهم أنت رت ال إلـه إال أنت
ِ َ ْ َ َّ َ ْ ُ ُّ ُ ِ ْ َ َ ُ َِّ َ ْ ْ ْ َ ْ ْ َ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ ْ ُ ِ ي َ ُ ْ ِ ُ َ ِ َ ْ َ َ َ َ ِ َّ ي
. وأبوء ِبذن ِ ين فاغ ِفر ِ يَ ف ِإنه ال يغ ِفر الذنوب ِإال أنت، أبوء لك ِب ِنعم ِتك ع يَّل،ما صنعت
Artinya:
“Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah
yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku pada-Mu (yaitu aku
akan mentauhidkan-Mu) semampuku dan aku yakin akan janji-Mu (berupa surga untukku). Aku
berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku
mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa
kecuali Engkau.” (Dibaca 1 x)
Faedah: Barangsiapa mengucapkan dzikir ini di siang hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia
mati pada hari tersebut sebelum petang hari, maka ia termasuk penghuni surga. Barangsiapa yang
mengucapkannya di malam hari dalam keadaan penuh keyakinan, lalu ia mati sebelum pagi, maka ia
termasuk penghuni surga.[ HR. Bukhari no. 6306]
2. َ ََ ْ ٌ ن
ُ يع ْال َعل
يم َّ َ ُ َ َ َّ األ ْر َ َ ن
ُ السم ُّ ُاَّلل َّال ِذى َال َي ن
ْ ض َم َع َّ
ِ ِب ْس ِم
ِ ِ ض وال ِف السم ِاء وهو
ِ فِ ءش ه
ِ مِ اس
Artinya:
“Dengan nama Allah yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan langit tidak akan berbahaya, Dia-
lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Dibaca 3 x)
Faedah: Barangsiapa yang mengucapkan dzikir tersebut sebanyak tiga kali di pagi hari dan tiga kali
di petang hari, maka tidak akan ada bahaya yang tiba-tiba memudaratkannya.[ HR. Abu Daud no.
5088, 5089, Tirmidzi no. 3388, dan Ibnu Majah no. 3869. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa
sanad hadits ini hasan.]
3.
ً َ َ َ ُّ َ َ ُّ ْ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ َ ْ ْ ْ َ ْ ن ْ ُ َّ ُ َ َ َ ْ ن ْ َ َ ْ ْ َ ْ َ َ َ ْ ن
ي أ َبدا
ٍ س طرفة ع وأص ِلح ِ يَ شأ ِ يت كله وال ت ِكل ِ ين ِإَ نف ِ ي،ح يا قيوم ِبرحم ِتك أست ِغيث
يا ي
Artinya:
“Wahai Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala sesuatu),
dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku dan jangan diserahkan
kepadaku sekali pun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dariMu).” (Dibaca 1 x)
Faedah: Dzikir ini diajarkan oleh Nabi shallallahu „alaihi wa sallam pada Fathimah supaya
diamalkan pagi dan petang. [ HR. Ibnu As Sunni dalam „Amalul Yaum wal Lailah no. 46, An Nasai
dalam Al Kubro (381/ 570), Al Bazzar dalam musnadnya (4/ 25/ 3107), Al Hakim (1: 545). Sanad
hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah no.
227.]
18
4.
َ َ َ ََ َْ َ ْ َ َ َ َ َ ُ
َو ِزنة َع ْر ِش ِه َو ِمداد ك ِل َم ِات ِه، َو ِرضا نف ِس ِه، َعدد خل ِق ِه:هللا َو ِب َح ْم ِد ِه
ِ س ْبحان
Artinya:
“Maha Suci Allah, aku memujiNya sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya, seberat timbangan
„Arsy-Nya dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya.” (Dibaca 3 x di waktu pagi saja)
Faedah: Nabi shallallahu „alaihi wa sallam mengatakan pada Juwairiyah bahwa dzikir di atas telah
mengalahkan dzikir yang dibaca oleh Juwairiyah dari selepas Shubuh sampai waktu Dhuha. [ HR.
Muslim no. 2726]
5.
ً ََ ً َ ًْ َ ْ َ ُ َ َ ِّ َّ َ
َو َع َمل ُمتق َّبل، َو ِرزقا ط ِّي ًبا،الل ُه َّم ِإ ن ي ْت أ ْسألك ِعل ًما ن ِاف ًعا
Artinya:
“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan orang lain),
rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan mendapatkan ganjaran yang baik).” (Dibaca
1 x setelah salam dari shalat Shubuh)[ HR. Ibnu Majah no. 925 dan Ahmad 6: 305, 322. Al Hafizh
Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih]
DOA SEHARI-HARI
1) Doa berpergian
َ َ َ َ َ َ َّ ََ َّ َ َ َ َ َ َ َ ُ َّ َ ُ ُ ْ ن َّ َ
ي َو ِإنا ِإَ َ َّربنا ل ْمتق ِل ُبون س ْب َحان ال ِذ سخر لنا هذا وما كنا له مق ِ ِرن
Subhaanalladzi sakhoro lana hadza wa ma kunna lahu muqrinin, wa innaa ilana robbins
lamun olibu.
Artinya: “Maha suci Allah yang memudahkan ini (kendaraan) bagi kami dan tiada kami
mempersekutukan bagi-Nya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
Artinya : “Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan
kecuali dengan Allah.”
19
3) Doa sebelum makan
َّ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ ْ َ َّ ُ َّ
اب الن ِاراللهم ب ِارك لنا ِفيما رزقتنا و ِقنا عذ
“Alaahumma barik lanaa fiimaa razaqtanaa waqinaa „adzaa bannar”
Artinya : “Ya Allah, berkahilah untukku dalam sesuatu yang Engkau rezekikan
kepadaku, dan peliharalah aku dari siksa neraka.” (HR.Ibnu Sunni)
Artinya : Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum serta
menjadikan kami termasuk golongan orang muslim.” (HR.Ahmad, Abu Dawud)
5) Doa masuk wc
َ ْ ُ ْ ُ َ َِّّ ُ َّ ن
إت أ ُعوذ ِبك من الخ ْب ِث َوالخ َب ِائ ِث ِ ِب ْس ِم
هللا اللهم ي
“Alloohumma Innii A‟uudzubka Minal Khubutsi Wal Khobaaitsi”
Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan dan
kotoran”
6) Doa keluar wc
َ ْ ْ َِّ ْ َ َ َ ن
ْ األ َذى َو َع َاف ن ُ َ ْ
اتِي ِ ِ الح ْمد
َّلل الذ أذهب ع ين
“Alhamdulillaahil-ladzii Adz-haba „Annil-adzaa Wa‟aafaanii”
Artinya : “Dengan mengharap ampunanMu, segala puji milik Allah yang telah
menghilangkan kotoran dari badanku dan yang telah menyejahterakan”
Artinya : “Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup, dan dengan nama-Mu aku mati”.
(HR.Bukhari dan Muslim)”
20
Artinya : “Segala puji bagi-Mu, ya Allah, yang telah menghidupkan kembali diriku setelah
kematianku, dan hanya kepada-Nya nantinya kami semua akan dihidupkan kembali.”
(HR.Ahmad, Bukhari, dan Muslim)
9) Do’a Kepada Kedua Orangtua
ات َص ِغ ْ َّبا َّ َ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َّ َ َ َ ْ ْ ْ َّ ُ ّ َ
ْ ارب َي ن
اللهم اغ ِفر ِ يَ و ِلو ِالد وارحمهماكم ِ ي
“Allahummagh firlii wa liwaa lidhayaa warham humaa kamaa rabbayaa nii shaghiraa”
Artinya: “Ya Allah ampunilah semua dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku dan
sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku pada waktu aku kecil.”
21
PENILAIAN DOA SEHARI-HARI
22
23
KOMUNIKASI YANG BAIK
a. “Seluruh manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula.” (QS. 16:125)
b. “… dan berkatalah kamu kepada semua manusia dengan cara yang baik” (QS. 2:8)
c. “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi
dengan sesuatu yang menyakitkan perasaan” (QS 61:2-3)
d. “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang-orang yang menyeru kepada
Allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-
orang yang berserah diri” (QS. 41:33)
24
ADAB BERPAKAIAN
Mengenai adab berpakaian dalam Islam sebenarnya sudah tertuang dalam Al-
Quran surat Al-A‟raf ayat 26 yang menjelaskan tentang seruan bagi anak-anak Adam
untuk berpakaian yang indah dan menutup aurat. Bagi umat muslim, berpakaian bukan
hanya sekedar penutup badan, melainkan juga agar terhindar dari rasa malu. Padahal
Allah SWT telah memerintahkan umatnya agar berpakaian sesuai adab demi kebaikan.
Berbusana yang tidak menutup aurat dikhawatirkan akan mengundang hawa nafsu dari
lawan jenis hingga yang paling parah sampai memancing tindak kejahatan. Oleh karena
itu, sebagai muslim dan muslimah yang taat agama, ada baiknya mulai memperhatikan
adab berpakaian dalam Islam dalam kehidupan sehari-hari.
a. Berpakaian yang Menutup Aurat
Sebagaimana yang disampaikan dalam QS Al-A‟raf ayat 22 bahwa fungsi
utama pakaian bagi umat muslim ialah untuk menutup aurat. Menutup aurat sudah
menjadi fitrah bagi umat manusia yang telah dilakukan sejak Nabi Adam AS dan
istrinya memakan buah larangan Allah yang membuat aurat mereka terlihat. Para
ulama juga menggunakan ayat tersebut untuk menyerukan kewajiban bagi muslim dan
muslimah untuk menutup aurat mereka. Bagi perempuan semua tubuhnya merupakan
aurat, kecuali bagian muka dan telapak tangan. Sementara aurat laki-laki mulai dari
pusar sampai lutut.
Seorang muslim dan muslimah juga harus memilah-milah model pakaian yang
dikenakan agar tidak menyerupai lawan jenis. Sesuai dalam HR. Bukhari 5885 yang
menyampaikan bahwa Rasul melaknat wanita yang menyerupai laki-laki, begitu juga
dengan laki-laki yang menyerupai wanita. Allah SWT membenci kaumnya yang
menggunakan busana yang menjadi kekhususan lawan jenis mereka. Namun batasan
yang lebih detail tentang larangan tersebut yakni dalam hal model dan gaya, bukan
dalam urusan kebaikan. Berikut pembagiannya:
1) Pakaian khusus wanita meliputi khimar/kerudung, cadar, jilbab, gamis, jubah
wanita, kebaya dan sejenisnya.
2) Pakaian khusus laki-laki meliputi sarung, gamis pria, jubah pria, peci, serban,
sirwal dan sejenisnya.
3) Pakaian yang umum diguanakan wanita maupun laki-laki
27
PENILAIAN ADAB BERPAKAIAN
Nama :
Prodi :
Isilah tabel berikut dengan memberikan tanda √ pada kolom S (Selalu), K (Kadang-kadang)
dan TP (Tidak Pernah).
No Perilaku S K TP Keterangan
28
POLA PERGAULAN LAWAN JENIS
Pergaulan laki-laki dan perempuan harus berjalan dengan baik karena Allah SWT
menciptakan mereka agar saling mengenal. Sebagaimana yang tercantum dalam surat Al
Hujurat ayat 13 berikut:
َ َّ ٱَّلل َأ ْت َق َٰى ُك ْم ۚ إ َّن
َّ َ ُ َ ْ َ َّ ۟ َٰٓ ُ َ َ َ ٓ َ َ ً ُ ُ َ ْ َ َ َٰ ََ ُ َ َ َ ِّ ُ َٰ َ ْ َ َ َّ ُ َّ َ ُّ َ ََٰٰٓ َ
ٱَّلل ِ ِ نن وج َعلن َٰ ك ْم ش ُعوبا وق َبا ِئل ِلت َعارفوا ۚ ِإن أ ك َرمك ْم ِعندي أيها ٱلناس ِإنا خلقن كم من ذك ٍر وأ
َ ٌ َ
يم خ ِب ٌّبع ِل
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Islam tidak melarang pergaulan lawan jenis selama tidak melanggar larangan
Allah SWT, misalnya untuk bekerja, berorganisasi, berdiskusi, kegiatan sosial, dan lain
sebagainya. Maka dari itu, pergaulan tersebut harus dilandasi dengan etika agar tidak
melanggar syariat yang ada.
Etika Bergaul dengan Lawan Jenis
Etika atau adab pergaulan dengan lawan jenis harus selalu diterapkan agar
terhindar dari hal-hal yang melanggar syariat agama. Dikutip dari buku Pendidikan
Agama Islam : Akidah Akhlak Untuk Madrasah Aliyah Kelas XII karangan Toto
Adidarmo, MA, dan Drs. Mulyadi serta Tausiyah Cinta (Special Edition), berikut etika
bergaul dengan lawan jenis dalam aturan Islam :
a. Menundukkan pandangan
Laki-laki dan perempuan yang bukan mahram sebaiknya menjaga pandangan
ketika berinteraksi. Maksudnya adalah menjaga pandangan dari bagian tubuh lawan
jenis yang dapat mengundang syahwat. Sebagaimana yang tercantum dalam surat An
Nur ayat 30-31
َ َ َ َ َّ َّ ْ ُ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ ُ ُ ُ َ ْ َ َ ْ َ ُّ ُ َُ ْ ْ ُ ْ ن
اَّلل خ ِب ٌّب ِب َما َي ْصن ُعون ي َيغضوا ِم ْن أ ْب َص ِار ِهم ويحفظوا فروجهم ذ ِلك أزَك لهم ِإن قل ِللمؤ ِم ِن
ْ َ َّ َ َ َ ْ ُ َ َ َّ ُ َ ُ ُ َ ْ َ ْ َ َ َّ َٰ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َٰ َ ْ ُ ْ ِ ُ َ
ين ِزينت ُه َّن ِإَّل َما ظ َه َر ِمن َهاوقل للمؤ ِمن ِت يغضضن ِمن أبص ِر ِهن ويحفظن فروجهن وَّل يب ِد
30