Anda di halaman 1dari 8

“"

Draft Latar Belakang Masalah dan Rumusan Masalah


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Pengajuan Judul Skripsi

Oleh:
SRI ALWI DANIATI
NIM : 10200120095

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023

A. Latar Belakang Masalah


Kekayaan dan keanekaragaman budaya Indonesia sangat terkenal dengan adat
istiadat setempat yang menarik dan beragam salah satunya iaalah Sulawesi Selatan.
Adat istiadat, aturan, dan kebiasaan yang telah terbentuk di dalam suatu masyarakat
merupakan hal yang membentuk masyarakat. Tradisi yang telah dikembangkan dalam
suatu masyarakat sebagai hasil dari pemikiran kolaboratif untuk menciptakan suatu
sistem. Sistem yang berkelanjutan tercipta melalui penerapan ide-ide kreatif secara
kolaboratif. sistem. Tradisi ini mengacu pada suatu praktik seperti adat, kepercayaan,
kebiasaan, adat istiadat, pelajaran, dan lain sebagainya yang diwariskan dari generasi
sebelumnya dan dilestarikan sebagai sistem yang bertahan lama. dilestarikan sebagai
cerminan masyarakat yang berbudaya dan untuk menghormati nenek moyang.
budaya. Hukum adat dalam suatu masyarakat mengatur praktik-praktik atau
kebiasaan-kebiasaan dalam suatu masyarakat. Hukum tidak tertulis adalah hukum
yang dijunjung tinggi oleh masyarakat melalui kebiasaan.

Tradisi di wilayah Sulawesi Selatan yang masih di lestarikan hingga saat ini
menjadi warisan yang di wariskan secara turun temurun dan masih tetap di jaga . Di
daerah yang nilai-nilai kebudayaannya masih tetap di pertahankan salah satunya
adalah tradisi PATTUTOANG tepatnya di desa Kara.npang Pa’ja Kecamatan.
Tamalatea Kabupaten. Jeneponto. Terdapat budaya tradisi yang di percayai oleh
banyak masyarakat karena menurut pandangan tradisi tersebut sudah ada sejak zaman
nenek moyang yang di teruskan oleh generasinya hingga saat ini. Tradisi Pattutoang
dalam masyakat setempat di lakukan saat seseorang membuat janji/niat bahwa jika
dirinya sukses nanti dia akan datang ke pantai tersebut dengan membawa sesajen
seperti nasi 4 macam serta ayam, ada juga yang datang ke pantai tersebut untuk
meminta keberkahan atas pekerjaannya dll.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana eksistensi pelaksanaan tradisi Pattutoang di Desa Karampang Pa’ja
Kec. Tamalanrea Kab. Jeneponto?
2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap pelaksanaan tradisi Pattutoang di
Desa Karampang Pa’ja Kec. Tamalanrea Kab. Jeneponto?
3.
“ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hiburan Organ Tunggal Menurut undang-Undang
No. 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi Perspektif Siyasah Syar'iyah (Studi kasus Kab.
Jeneponto)

"


Draft Latar Belakang Masalah dan Rumusan Masalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Pengajuan Judul Skripsi

Oleh:
SRI ALWI DANIATI
NIM : 10200120085

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023

A. Latar Belakang Masalah


Islam adalah agama yag umum, yang dipersepsikan oleh Allah SWT. Yang mencakup setiap
substansi keberadaan manusia, dan tentu tidak ada satu persoalan pun yang tidak tergerak
oleh sifat-sifat Islam, agama yang menawarkan kebaikan keseluruh dunia.

Selain sebagai pengaturan standarisasi akhlak yang tegas, Islam dengan pengaturan aturannya
juga merupakan pengaturan penjaga sosial. Selanjutnya, ajaran Islam secara tegas
bertentangan dengan disposisi perilaku yang menjarah penghancuran kerangka atau sendi-
sendi aktivitas publik. Dalam gagasan visi, persoalan yang benar-benar mendasar muncul
dalam gagasan legitimasi Islam, khususnya hubungan praktis antara hukum Islam secara
umum (Ruler of Law) dari satu sudut pandang dan realitas dan perubahan ramah yang
mengejutkan di sisi lain.

Banyak hiburan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, salah satu nya adalah hiburan organ
tunggal akan tetapi hiburan itu masih berkembang dan masih dipakai sampai sekarang ini.
Kebanyakan organ tungggal di dalam masyarakat bukanlah hal yang baru untuk di dengar,
hampir di setiap masyarakat sangat antusias jika ada hiburan organ tunggal, karena mungkin
masyarakat dulu adalah masyarakat yang mayoritas tidak mengerti hukum dan jarang
mengamalkan ajaran-ajaran Islam, namun di sisi lain dari mereka memang senang dengan
adanya hiburan organ tunggal karena mereka dapat menyalurkan hobi atau bakat mereka
melalui hiburan itu

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan menurut Undang-Undang No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi
terhadap pertunjukan Organ Tunggal di Kab. Jeneponto?
2. Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap pertunjukan Organ Tunggal yang
mempertontonkan aksi pornografi?
3. Bagaimana peran pemerintah dalam meminimalisir atas pertunjukan Organ Tunggal yang
mempertontonkan aksi pornografi?
“Analisis Putusan MK Nomor 17/PUU-XXI/2023 Tentang Uji Materiil
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2020 Terhadap Pemberhentian Hakim
Konstitusi Oleh DPR "


Draft Latar Belakang Masalah dan Rumusan Masalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Pengajuan Judul Skripsi

Oleh:
SRI ALWI DANIATI
NIM : 10200120095

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020/2023
NAMA: SRI ALWI DANIATI
NIM 10200120095

A. Latar Belakang Masalah


Prostitusi adalah fenomena sosial yang menyebar secara luas di masyarakat bahkan di
seluruh dunia. Padahal kegiatan ini dianggap tidak etis. Merujuk pada 1949 Konvensi PBB
tentang perdagangan manusia, prostitusi dan perdagangan seks dianggap sebagai perbuatan
yang tidak sesuai dengan martabat dan nilai pribadi manusia dan membahayakan
kesejahteraan individu, keluarga dan masyarakat. fenomena prostitusi yang tidak sesuai
dengan norma yang belaku di dalam masyarakat baik itu norma agama maupun norma adat
istiadat.

Kegiatan pelacuran ini menyangkut aspek sosial, gender, hukum, kesehatan, moral dan
etika, agama, pendidikan, dan ekonomi. Praktek prostitusi sudah berkembang dimana-mana
hampir disetiap kabupaten/kota kita jumpai praktek prostitusi, hal ini sangat banyak
mempengaruhi kehidupan masyarakat terutama masyarakat sekitar lingkungan tempat
prostitusi. Tidak bisa di pungkiri banyaknya perempuan yang melakukan pekerjaan ini di
latar belakangi pada rendahnya ekonomi mereka. Dunia prostitusi melambangkan kemenduan
pandangan dan sikap masyarakat. Di satu sisi mereka yang terlibat langsung maupun tidak
langsung dalam dunia ini dihujat, diumpat dan direndahkan, dan pada sisi lain kehadirannya
dibutuhkan bahkan tidak sedikit yang menikmatinya.

Pada dasarnya dalam kegiatan prostitusi, peran germo sangatlah penting. Germo disebut
juga mucikari, bisa laki-laki dan juga bisa perempuan yang mata pencaharianya baik
sambilan maupun seluruhnya menyediakan, mengadakan atau turut serta mengadakan,
membiayai, meyewakan, membuka dan memimpin serta mengatur tempat untuk praktek
prostitusi yakni dengan mempertemukan atau memungkinkkan bertemunya wanita pelacur
dengan laki-laki untuk bersetubuh. Dan dari pekerjaan ini sang germo mendapat sebagian
(besar) dari hasil uang yang diperoleh wanita pelacur. Atau dengan kata lain germo adalah
orang yang pekerjaanya memudahkan atau memungkinkan orang lain (laki-laki) untuk
mengadakan hubugan lain dengan pihak ketiga (wanita) yang lewat dengan cara kerja ini
sang germo mendapat bagian hasil yang diperoleh wanita dari laki-laki yang
menyetubuhinya.

Prostitusi merupakan salah satu bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dan
bentuk kekerasan terhadap perempuan. Ia merupakan bagian dari perdagangan manusia dan
bentuk eksploitasi seksual dan ekonomi. Dengan dasar argumen bahwa Negara telah
melanggar hak warganegaranya, termasuk hak ekonomi dan sosial, yang menjadi penyebab
utama jatuhnya perempuan dan anak dalam jurang prostitusi. Kemiskinan dan pemerataan
pendapatan masih merupakan alasan klasik yang selalu dipakai untuk menjawab semua
permasalahan mengenai penyebab pelacuran. Dengan kondisi minimnya keahlian yang
dimiliki seseorang kurang mampu dalam bersaing untuk memperoleh kerja, ditambah lagi
dengan kecilnya daya serap pada setiap sektor kerja yang akhirnya membuat banyak orang
tidak dapat bekerja atau menjadi pengangguran. Dengan tidak dapat bekerja berarti tidak
memiliki penghasilan, sedangkan pemenuhan kebutuhan hidup memerlukan uang sebagai alat
pertukaran. Untuk hal ini sebagian orang rela melakukan apa saja agar bisa mendapatkan
suatu imbalan berupa uang atau apapun yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan mereka termasuk melakukan tindakan pelacuran atau prostitusi.

Prostitusi senantiasa ada dalam setiap periode sejarah. Ia bukanlah fenomena baru,
begitupun di Indonesia. Dalam prakteknya, aktivitas prostitusi sangat beragam, ada yang
terorganisir dan ada yang individual. Bentuk dari prostitusi yang terorganisiradalah
munculnya lokalisasi, contohnya adalah klub malam, rumah berdir, dan panti pijat.
Sedangkan yang tidak terorganisir dapat ditemukan pada perempuan yang menjajakan diri di
pinggir jalan dari pasaran kelas menengah hingga kelas bawah.

Jenis prostitusi menurut jumlahnya adalah :


1. Prostitusi yang beroperasi secara individual merupakan single operator, sering
disebut dengan pelacur jalanan. Mereka biasanya mangkal di pinggir jalan,stasiun
maupun tempat-tempat aman lainnya. Para pelacur ini menjalankan profesinya
dengan terselubung.

2. Prostitusi yang bekerja dengan bantuan organisasi dan sindikat yang teratur rapi.
Jadi, mereka tidak bekerja sendirian melainkan diatur melalui satu sistem kerja
suatu organisasi. Biasanya dalam bentuk rumah bordir, bar atau casino.

B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab sehingga para pelaku PSK terjun ke dunia prostitusi tersebut?
2. Bagaimana dampak sosial yang di timbulkan dalam kegiatan prostitusi tersebut?
3. Bagaimana dampak pemerintah dalam menangani

Anda mungkin juga menyukai