Anda di halaman 1dari 37

PERSPEKTIF

YAYASAN KELUARGA KARTASURA


NUSANTARA

ꦏꦫꦠꦺꦴꦤ꧀ꦏꦂꦡꦯꦹ ꦫ

Badan Hukum :
Nomor : AHU.0004624.AH.01.04.Tahun 2022, Tanggal 18 Februari 2022
Sekretariat :
Jl. Taruna Raya,No.9, RT.015, RW.003, Bendungan Jago, Kemayoran, Jakarta
Pusat.
DKI Jakarta, Telp. 0818 0688 8351, Email :
gagakprabumangkuratmas@gmail.com
SUDUT PANDANG
KARTASURA NUSANTARA

Atas dasar berkah Rahmat Allah SWT/Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan
didorong oleh keinginan luhur, supaya tujuan berkehidupan berkebangsaan,
bernegara dan bermasyarakat menjadi lebih baik lagi. Dan tanpa harus melupakan
JATI DIRI KEHIDUPAN BANGSA DAN NEGERI INI. Negeri yang merupakan SUATU
RANGKAIAN MUTIARA YANG HILANG.. maka dari itu seluruh anak keturunan
generasi KELUARGA KARTASURA seperti mendapat SETITIK CAHAYA TERANG yang
bagaikan SEBUAH WAHYU/PESAN, IQRO’. BACALAH.. BACALAH WAHAI ANAK
CUCU KETURUNAN DAN GENERASI PENERUS NEGERI INI dari GARIS KELUARGA
KARTASURA. BACALAH dengan MENYEBUT NAMA TUHAN – MU, YANG MAHA
PENGASIH DAN PENYAYANG. Untuk “ NGUMPULKE BALUNG PISAH, DAN DENGAN
BENANG MERAH “ sebagai anak cucu keturunan dan GENERASI PENERUS, agar
supaya segara BERSATU, dan membuat SEBUAH WADAH yang mampu MEWADAHI,
sehingga menjadi MAWADDAH WA RAHMAH. MAMPU MEWADAHI seluruh
ASPIRASI, PEMIKIRAN KEINGINAN, CITA – CITA DAN DOA TERBAIK Sebagai
HARAPAN ANAK CUCU Keluarga Kaartosuro yang juga bagian dari GENERASI
PENERUS NEGERI INI atas pesan “ WAL AWWALU WAL AKHIRU “
WAHYU PESAN DAN PESAN WAHYU yang tersampaikan di ataslah yang
mendasari para PINISEPUH, KASEPUHAN, TOKOH, ALIM, ULAMA dan Seluruh
kalangan yang ada dan tersebar di kehidupan negeri ini, BERUSAHA SALING
MERAPATKAN BARISAN ( atas dasar adat, budaya dan suku ) dan MELURUSKAN
SHAF ( atas dasar keyakinan, kepercayaan dan agama masing – masing ) dalam
WADAH YANG SANGAT KITA JAGA DAN JUNJUNG TINGGI, mampu MENGHIDUPKAN
LAGI KEHIDUPAN BERAGAMA DAN BERKEYAKINAN KEPERCAYAAN, BERSOSIAL
DAN BERMASYARAKAT, BERPENDIDIKAN DAN BERBUDAYA, Sehingga membawa
pada sebuah TATANAN BERBANGSA DAN BERNEGARA yang lebih CERDAS LAGI.
Menuju kehidupan TOTO TITI TENTREM GEMAH RIPAH LOH JINAWI
KERTARAHARJA, YANG BALDATUN TOYYIBATUN WA ROBBUN GHOFUR.
PEMBANGUNAN YANG BERKESINAMBUNGAN SAAT dengan motto hidup di
kehidupan yang berkehidupan yang SMART/CERDAS...
VISI DAN MISI

Berangkat dari sebuah keadaan, siatuasi dan kondisi akhir – akhir ini,
mengingat, menelaah dan menimbang akan arah dan juga kepribadian kehidupan
negeri ini yang yang semakin hari semakin membutuhkan TIDAK CUMA SEKEDAR
ULURAN TANGAN SEMATA, namun juga BERGANDENGAN ERAT TANGAN BAHU
MEMBAHU untuk TURUT serta dalam mengurangi SITUASI DAN KONDISI yang jauh
dari kata NORMAL. Boleh dikatakan dalam SITUASI UP NORMAL..

MISI

Untuk itulah Dibutuhkan Sebuah PANDANGAN TIDAK CUMA Sebatas MATA


MEMANDANG, namun semoga bisa lebih dari pada itu. MAMPU MENEMBUS “
FATAMORAGANA / BIAS /TIPUAN OBJECT PANDANGNA “ DAN “ CAKRAWALA /
PANDANGAN / BATAS MATA LAHIR DAN BATIN MEMANDANG dalam Kehidupan
ini yang menjadikan SEBUAH VISI terbentuknya YAYASAN KELUARGA KARTASURA
NUSANTARA.
VISI

Sedangkan ARAH SERTA TUJUAN adalah VISI yang harus benar – benar
menjadi PERHATIAN YANG MENJADIKAN KEBERHASILAN arah sebuah perjuangan
hidup, dalam berkehidupan di kehidupan ini. Pendek kata, APA YANG SUDAH
MAMPU DI JADIKAN TUJUAN, tentunya harus memiliki TARGET DAN JUGA HASIL
yang lebih Nyata. Yaitu MENGUMPULKAN BALUNG PISAH, MERANGKAIKANNYA
DENGAN BENANG MERAH, AGAR BISA MENJADI KERANGKA KEHIDUPAN FISIK
YANG DI JIWAI Ruh/Leluhur para pejuang, pemimpin, pendiri, pembangun
pendahulu negeri ini, yang akan membawa kepada sebuah kehidupan TOTO TITI
TENTREM KERTARAHARJA, GEMAH RIPAH LOH JINAWI, Yang BALDATUN
TOYYIBATUN WA ROBBUN GHOFUR.

KILAS SEJARAH KERATON KARTASURA

Keraton Kartasura, juga dikenal sebagai Istana Kartasura, adalah sebuah kompleks
istana yang terletak di Kartasura, Jawa Tengah, Indonesia. Istana ini didirikan oleh
PRABU AMANGKURAT II, Raja Kasunanan Surakarta pada tahun 1745. Berikut adalah
gambaran tentang Keraton Kartasura tempo dulu.
1. Pemerintahan Susuhunan Agung PRABU AMANGKURAT II: Keraton Kartasura
didirikan oleh PRABU AMANGKURAT II pada tahun 1745 sebagai ibu kota baru
Kerajaan Mataram setelah mengalami keruntuhan pada masa pemerintahan Sultan
Agung. Istana ini didirikan di atas tanah yang diberikan oleh Adipati Cakraningrat
IV, seorang penguasa lokal di Kartasura.
2. Kemakmuran: Di bawah pemerintahan PRABU AMANGKURAT II, Keraton
Kartasura berkembang menjadi pusat kebudayaan dan perdagangan yang makmur.
Istana ini menjadi pusat kegiatan administratif, militer, ekonomi, dan keagamaan.
Seni dan budaya Jawa berkembang pesat di Keraton Kartasura, termasuk seni tari,
seni lukis, seni ukir, dan sastra.
3. Perang Jawa: Pada tahun 1755, serta geger pecinan atau pemberontakan etnis,
Keraton Kartasura mengalami kekalahan perang yang dikenal sebagai Perang Jawa
melawan Belanda. Perang ini dimulai karena sengketa atas wilayah pesisir utara Jawa,
yang diinginkan oleh Belanda. Keraton Kartasura akhirnya kalah dalam perang ini
dan dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Giyanti pada tahun 1755, yang
mengakibatkan pembagian wilayah Mataram menjadi dua bagian, yaitu Kasultanan
Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta.
4. Pemindahan ibu kota: Setelah perang, Keraton Kartasura mengalami kemunduran dan
pemerintahan Mataram dipindahkan ke Keraton Surakarta, yang saat itu dipimpin
oleh SUSUHUNAN PABKUBUWON III. Keraton Kartasura kemudian hanya
digunakan sebagai tempat tinggal para bangsawan dan keluarga kerajaan.
5. Penyelamatan dan rekonstruksi: Pada tahun 1945, Keraton Kartasura mengalami
kerusakan akibat perang kemerdekaan Indonesia. Namun, pada tahun 1985,
pemerintah Indonesia melakukan upaya penyelamatan dan rekonstruksi Keraton
Kartasura. Beberapa bagian istana berhasil dipulihkan, termasuk pendopo (balai
pertemuan) dan bangunan-bangunan lainnya. Sekarang, Keraton Kartasura menjadi
salah satu objek wisata sejarah yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan yang ingin
mengetahui lebih lanjut tentang sejarah dan budaya Jawa.

6. Arsitektur: Keraton Kartasura memiliki arsitektur yang khas Jawa, dengan pengaruh
dari arsitektur Jawa Tengah dan Jawa Timur. Bangunan-bangunan istana terbuat dari
kayu dengan atap sirap (genting alang-alang) yang khas, dan dihiasi dengan ukiran
dan ornamen yang indah. Taman-taman dan kolam-kolam kecil juga menjadi bagian
integral dari kompleks istana.
7. Fungsi: Keraton Kartasura berfungsi sebagai tempat tinggal dan pusat pemerintahan
bagi keluarga kerajaan Kasunanan Surakarta. Selain itu, istana ini juga menjadi pusat
kegiatan keagamaan, sosial, dan budaya. Istana ini menjadi tempat diadakannya
upacara-upacara istana, pertemuan dengan para pejabat kerajaan, dan berbagai
kegiatan kebudayaan seperti tari, musik, dan seni rupa.
8. Penghuni: Penghuni utama Keraton Kartasura adalah keluarga kerajaan Kasunanan
Surakarta, termasuk raja, permaisuri, dan keluarga kerajaan lainnya. Selain itu, istana
ini juga ditempati oleh para abdi dalem atau abdi dalem keraton, yaitu para pengikut
setia keluarga kerajaan yang bertugas dalam berbagai jabatan di istana.
9. Kehidupan sehari-hari: Kehidupan di Keraton Kartasura tempo dulu sangat terikat
pada aturan-aturan adat dan protokol istana. Para penghuni istana menjalani rutinitas
sehari-hari yang sangat teratur, termasuk dalam hal berbusana, berbicara, dan
bertindak. Upacara-upacara istana, seperti upacara pernikahan, kelahiran, atau
kematian, juga diadakan dengan khidmat sesuai tradisi Jawa.
10. Kebudayaan: Keraton Kartasura tempo dulu juga menjadi pusat kegiatan
kebudayaan. Para seniman dan budayawan diundang ke istana untuk menghibur
penghuni istana dan para tamu kerajaan. Tarian, musik, wayang kulit, dan seni rupa
menjadi bagian penting dari kehidupan istana. Keraton Kartasura juga menjadi tempat
berkembangnya seni dan budaya Jawa, serta menjadi pusat penyebaran nilai-nilai
kebudayaan kepada masyarakat.
11. Lingkungan sekitar: Keraton Kartasura terletak di tengah-tengah daerah yang subur
dan dikelilingi oleh sawah dan perkebunan. Istana ini memiliki taman-taman yang
indah, kolam-kolam kecil, dan area bermain untuk penghuni istana dan tamu istana.
Lingkungan sekitar istana dijaga dengan baik untuk menjaga keamanan dan privasi

Keraton Kartasura (Jawa: ꦏꦫꦠꦺꦴꦤ꧀ꦏꦂꦡꦯꦹ ꦫ, translit. karaton

Kartasura) adalah bekas keraton dan ibu kota Kesultanan Mataram pada tahun 1680–
1745, setelah Keraton Plered.

Keraton ini didirikan oleh Amangkurat II pada tahun 1680, karena Keraton Plered saat itu
telah diduduki Pangeran Puger yang ditugasi mempertahankan Plered oleh Amangkurat
I, ketika terjadi pemberontakan Trunajaya. Pangeran Puger akhirnya dapat dibujuk untuk
bergabung ke Kartasura dan mengakui kedaulatan kakaknya sebagai Amangkurat II.

Bekas Keraton Kartasura sekarang terletak di wilayah administratif Kabupaten


Sukoharjo, di daerah yang kini disebut Kecamatan Kartasura. Peninggalan yang masih
tersisa dari Keraton Kartasura hingga saat ini adalah sebagian dinding cepuri, baluwarti,
taman keraton (Gunung Kunci), gedong piring, gedong obat, dalem pangeran, dan
toponim yang merupakan komponen kota Kartasura di masa lalu.

Beberapa toponim tersebut antara lain Kemasan (pengrajin emas), Gerjen (tukang jahit),
Sayangan (kerajinan tembaga), Kunden (kerajinan gerabah), Pandean (tukang besi),
Jagalan (tukang jagal hewan), Ngabean (pangeran Ngabehi), Singapuran (pangeran
Singapura), Mangkubumen (pangeran Mangkubumi), Purbayan (pangeran Purbaya).

Etimologi

Nama "Kartasura" diambil dari bahasa Jawa Kuno: karta artinya "makmur", atau
dalam bahasa Sanskerta: kṛta berarti suatu "pencapaian" dan sura yang berarti "berani".
Dengan demikian nama Kartasura yang dimaksud berarti sebuah kota yang berani
berjuang untuk kemakmuran suatu bangsa.

Sisa benteng keraton Kartasura

Akibat pemberontakan Trunajaya, maka Amangkurat I beserta keluarganya


mengungsi kearah barat termasuk putranya yaitu Raden Mas Rahmat. Dalam
pengungsiannya, ia mengangkat kembali Raden Mas Rahmat sebagai adipati anom (putra
mahkota) yang sebelumnya hak putra mahkota telah diberikan kepada Pangeran Puger.

Amangkurat I beserta keluarga dan para pengikutnya sudah berada di daerah Banyumas.
Dalam kondisi yang serba sulit, Amangkurat I jatuh sakit hingga akhirnya wafat. Sesuai
wasiatnya sebelum meninggal, Amangkurat I dimakamkan di dekat gurunya di
Tegalarum.

Sementara itu Raden Mas Rahmat menyatakan diri sebagai susuhunan Mataram
menggantikan Amangkurat I, dia bergelar Amangkurat II. Seluruh kekuatan yang masih
setia segera dikumpulkan dan dipusatkan di Tegal, mereka bersepakat merebut kembali
takhta Jawa. Untuk mewujudkan tujuannya, Amangkurat II meminta bantuan kekuatan
tempur kepada VOC di Batavia.

Pada tahun 1678 Amangkurat II mengerahkan pasukannya menyerang Trunajaya


di Kediri. Pasukan pemberontak kewalahan menghadapi Mataram yang dibantu serdadu
VOC. Setelah melalui pertempuran tersebut, Trunajaya tertangkap dan dijatuhi hukuman
mati. Kekuasaan Mataram berhasil dipulihkan oleh Amangkurat II.

Usai menumpas Trunajaya, Amangkurat II menarik pasukannya menuju Semarang,


kemudian ia memerintahkan kepada Patih Nerangkusuma agar membuka hutan
Wanakerta yang akan dibangun menjadi keraton baru. Pangeran Puger yang semula
ditugaskan oleh Amangkurat I untuk mempertahankan Plered, setelah berakhirnya
pemberontakan Trunajaya. Ia mengangkat diri sebagai Susuhunan ing Ngalaga yang
berkedudukan di Plered. Amangkurat II mulanya merupakan raja tanpa istana karena
Keraton Plered telah diduduki adiknya; Pangeran Puger yang mengangkat diri sebagai
Sunan Ngalaga.

Amangkurat II kemudian membujuk Sunan Ngalaga supaya bergabung dengannya


tetapi panggilan tersebut ditolak. Penolakan tersebut menimbulkan perang saudara.
Akhirnya, pada tanggal 28 November 1681 Sunan Ngalaga menyerah kepada Jacob
Couper, perwira VOC yang membantu Amangkurat II. Sunan Ngalaga pun kembali
bergelar sebagai pangeran dan mengakui kedaulatan kakaknya sebagai Amangkurat II.

Pada hari Rebo Pon, tanggal 27 Ruwah, tahun Alip 1603 AJ, bertepatan dengan tanggal 11
September 1680 M, Amangkurat II secara resmi menempati Keraton Kartasura dan
memindahkan pusat pemerintahannya di sana.

Peristiwa Geger Pacinan

Perubahan sikap Pakubuwana II terhadap para pemberontak Tionghoa yang


mengakibatkan kemarahan para pemberontak menjadi awal dari kehancuran Keraton
Kartasura. Kekuatan pasukan pemberontak yang kuat berhasil mengalahkan pertahanan
pasukan Kartasura di Boyolali, Teras, Mojosongo, dan Ngasem. Serangan ini membuat
Van Hohendroff memberikan saran kepada Pakubuwana II agar menyelamatkan diri
tetapi Tumenggung Wirajaya dan Citrasoma memohon agar Pakubuwana II menunggu
apakah pasukan Kartasura dapat meredam serangan para pemberontak.

Pada akhirnya para pemberontak menyerbu Keraton Kartasura. Susuhan bersama


Van Hohendroff dan para pengikutnya melarikan diri. Seusai penyerbuan, para
pemberontak mulai merampas dan menjarah emas, karungan uang, dan barang-barang
berharga lainnya. Selain melakukan penjarahan para pemberontak juga membakar
perkampungan di sekitar keraton. Kekosongan kursi raja karena Susuhunan yang
melarikan diri diisi oleh Sunan Kuning yang kekuasaanya juga didukung oleh orang-
orang Tionghoa.
LATAR BELAKANG PEMECAH BELAHAN
( POLITIK DEVIDE AT IMPERA )
DAN
PERJANJIAN GIYANTI

Perjanjian Giyanti adalah perjanjian antara VOC, pihak Kerajaan Mataram yang
diwakili oleh Pakubuwana III dan Pangeran Mangkubumi pada 13 Februari 1755. Isi
Perjanjian Giyanti yang ditandatangani di Dukuh Kerten, Desa Jantiharo, Karanganyar,
Jawa Tengah salah satunya membagi kekuasaan Mataram kepada Pakubuwana III di
Surakarta dan Pangeran Mangkubumi di Yogyakarta. Sehingga sejak saat itu Kerajaan
Mataram terpecah menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.
Latar belakang lahirnya Perjanjian Giyanti munc dipicu adanya suksesi Kerajaan
Mataram yang mendapat campur tangan licik VOC. Pertikaian itu melibatkan tiga calon
pewaris Kerajaan Mataram yakni Pangeran Prabusuyasa (Pakubuwana II), Pangeran
Mangkubumi, dan Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa. Pakubuwana II dan
Pangeran Mangkubumi adalah kakak-beradik, sama-sama putra dari Amangkurat IV,
penguasa Mataram periode 1719-1726. Sementara Raden Mas Said adalah putra Pangeran
Arya Mangkunegara, sementara Mangkunegara adalah putra sulung Amangkurat
IV. Arya Mangkunegara yang seharusnya meneruskan tahta Amangkurat IV justru
diasingkan ke Sri Lanka. Raden Mas Said juga mengklaim berhak dengan tahta Mataram
sebagai salah satu cucu Amangkurat IV, atau keponakan Pakubuwana II dan Pangeran
Mangkubumi. Namun dalam perjalanannya VOC justru menaikkan Pangeran Prabasuyasa
atau Pakubuwana II sebagai raja. Susuhunan Pakubuwana II (1745-1749) kemudian
memindahkan istana dari Kartasura ke Surakarta dan berdirilah Kasunanan Surakarta.
Naiknya Pakubuwono II yang didukung VOC mendapat perlawanan dari Pangeran
Mangkubumi yang berkoalisi dengan Pangeran Sambernyawa. Sebagai memperkuat
jalinan kerjasama itu, Mangkubumi menikahkan putrinya dengan Pangeran
Sambernyawa. Perlawanan Mangkubumi dan Sambernyawa melalu perang gerilya di
sejumlah wilayah Jawa merepotkan Pakubuwono II dan VOC.
Pakubuwono II Wafat Pada tanggal 20 Desember 1749, Pakubuwono II
menginggal dunia. Situasi ini dimanfaatkan Pangeran Mangkubumi untuk mengklaim
tahta Mataram Islam. Namun klaim Pangeran Mangkubumi tidak diakui oleh VOC yang
justru menunjuk Putra Pakubuwono II bernama Raden Mas Soejadi menjadi Pakubuwono
III. Dalam menghadapi pemberontakan Pangeran Mangkubumi dan Pangeran
Sambernyawa sekaligus, VOC merasa kesulitan. VOC lantas melakukan taktik politik
pecah belah untuk memisahkan kedua pangeran tersebut. Pada tahun 1752, rencana VOC
berhasil dengan Pangeran Sambernyawa menghentikan kerja samanya dengan Pangeran
Mangkubumi dan memilih berjuang sendiri. Pangeran Mangkubumi berunding dengan
VOC Akhirnya VOC dapat merayu Pangeran Mangkubumi agar berunding setelah pecah
kongsi dengan kubu Pangeran Sambernyawa. VOC saat itu berjanji untuk memberikan
sebagian kekuasan Mataram yang dipegang Pakubuwono II. Menurut dokumen register
harian milik N Harting, Gubernur VOC untuk Jawa bagian utara itu berangkat menuju
Semarang pada 10 September 1754 untuk menemui Pangeran Mangkubumi. Pertemuan
khusus tersebut dihadiri oleh Pangeran Mangkubumi, Pangeran Notokusumo dan
Tumenggung Rangga. Sementara, Harting didampingi oleh Breton, Kapten Donkel dan
Fockens.
Isi Perjanjian Giyanti hingga Dampaknya Memecah Kerajaan Mataram Islam
Menjadi 2 Isi Perjanjian Giyanti Pada 22-23 September 1754, perundingan pertama
digelar oleh VOC dengan mengundang Pakubuwono III dengan Pangeran Mangkubumi
dalam satu perundingan. Perundingan itu membahas pembagian wilayah, gelar yang akan
digunakan, hingga terkait kerja sama dengan VOC. Pada 13 Februari 1755, perundingan
mencapai kata sepakat dengan ditandatanganinya Perjanjian Giyanti. Melansir
Tribunneswiki.com, berikut 9 poin perjanjian Giyanti:
1. Pangeran Mangkubumi diangkat menjadi Sultan Hamengkubuwono Senopati
Ingalaga Ngabdurrahman Sayidin Panotogomo Kalifattullah dengan separuh dari
kerajaan Mataram. Hak kekuasan diwariskan secara turun-temurun.
2. Akan senantiasa diusahakan adanya kerja sama antara rakyat yang berada di bawah
kekuasaan VOC dengan rakyat kesultanan.
3. Sebelum Pepatih Dalem (Rijks-Bestuurder) dan para bupati mulai melaksanakan
tugasnya masing-masing, mereka harus melakukan sumpah setia pada VOC di tangan
gubernur. Pepatih Dalem adalah pemegang kekuasaan eksekutif sehari-hari dengan
persetujuan dari residen atau gubernur.
4. Sri Sultan tidak akan mengangkat atau memberhentikan Pepatih Dalem dan Bupati
sebelum mendapatkan persetujuan dari VOC.
5. Sri Sultan akan mengampuni Bupati yang memihak VOC dalam peperangan.
6. Sri Sultan tidak akan menuntut haknya atas Pulau Madura dan daerah-daerah
pesisiran yang telah diserahkan oleh Sri Sunan Pakubuwana II kepada VOC dalam
kontraknya tertanggal 18 Mei 1746. Sebaliknya, VOC akan memberi ganti rugi
kepada Sri Sultan sebesar 10.000 real tiap tahunnya.
7. Sri Sultan akan memberi bantuan kepada Sri Sunan Pakubuwana III sewaktu-waktu
jika diperlukan.
8. Sri Sultan berjanji akan menjual bahan-bahan makanan dengan harga tertentu kepada
VOC.
9. Sultan berjanji akan menaati segala macam perjanjian yang pernah diadakan antara
penguasa Mataram terdahulu dengan VOC, khususnya perjanjian-perjanjian yang
dilakukan pada tahun 1705, 1733, 1743, 1746, dan 1749.

Penetapan hari jadi Kota Yogyakarta berkaitan erat dengan keraton. Berdirinya
Kesultanan Yogyakarta sendiri bermula dari Perjanjian Giyanti, 13 Februari 1755.
Perjanjian ini membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu Kasunanan Surakarta
Hadiningrat dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Berdasarkan perjanjian yang disebut sebagai Palihan Nagari tersebut, Surakarta


dipimpin oleh Susuhunan Paku Buwono III. Sementara, Yogyakarta dipimpin oleh
Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono
I. Dua hari setelah ditandatangani Perjanjian Giyanti, tepatnya tanggal 15 Februari 1755,
Susuhunan Pakubuwono III bertemu dengan Pangeran Mangkubumi di dusun Lebak,
Jatisari. Pertemuan kedua pemimpin ini menghasilkan Perjanjian Jatisari yang
menyepakati dasar pembagian kebudayaan di kedua wilayah penerus Kerajaan
Mataram tersbeut.
Proklamasi berdirinya negara di bawah pemerintahan Sri Sultan Hamengku
Buwono I dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 1755 atau berdasar penanggalan Jawa,
bertepatan dengan 29 Jumadilawal Tahun Be 1680. Peristiwa yang disebut sebagai
Hadeging Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut diperingati oleh Keraton
Yogyakarta sesuai penanggalan Jawa setiap tanggal 29 Jumadilawal.
The anniversary of the City of Yogyakarta is determined closely related to the palace.
The establishment of the Yogyakarta Sultanate began with the Giyanti Agreement,
February 13, 1755. The agreement divided the Mataram Kingdom into two, namely the
Surakarta Hadiningrat Sunanate and the Ngayogyakarta Hadiningrat Sultanate.
Based on the agreement known as Palihan Nagari, Surakarta was led by Susuhunan
Paku Buwono III. Meanwhile, Yogyakarta was led by Prince Mangkubumi who later had
the title Sri Sultan Hamengkubuwono I. Two days after the signing of the Giyanti
Agreement, on February 15, 1755, to be precise, Susuhunan Pakubuwono III met Prince
Mangkubumi in Lebak, Jatisari. The meeting of the two leaders resulted in the Jatisari
Agreement which agreed on the basis for the division of culture in the two successor
regions of the Mataram Kingdom.
The proclamation of establishment of a state under the government of Sri Sultan
Hamengku Buwono I was declared on March 13, 1755 or based on the Javanese calendar,
Jumadilawal 29, 1680. The event which is also known as Hadeging Nagari
Ngayogyakarta Hadiningrat is commemorated by The Palace of Yogyakarta according to
the Javanese calendar every 29 Jumadilawal.
Dampak Perjanjian Giyanti Dampak Perjanjian Giyanti adalah mengakiri Dinasti
Mataram Islam sebagai kerajaan independen. Kerajaan Mataram Islam terpecah menjadi
dua, yaitu Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat.
Kasunanan Surakarta tetap dipimpin oleh Pakubuwono III, sedangkan Kesultanan
Yogyakarta dipimpin oleh Pangeran mangkubumi dengan gelar Sri Sultan
Hamengkubuwono I. Dampak Perjanjian Giyanti juga membuat peradaban Kebudayaan
Jawa terpecah menjadi dua dengan terpusat di Surakarta dan Yogyakarata. Perjanjian
Giyanti membagi wilayah kedua kerajaan tersebut dengan dibatasi oleh Kali Opak.
Sebelah timur Kali Opak menjadi wilayah kekuasaan Surakarta, sementara sebelah barat
Kali Opak merupakan wilayah Yogyakarta. Dalam perjalanannya, Trah Mataram
Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta akan terpecah kembali dengan lahirnya
Kadipaten Mangkunagaran dan Kadipaten Paku Alaman. Nah, itulah sejarah Perjanjian
Giyanti 13 Februari 1755 yang memecah Kerajaan Mataram Islam menjadi Keraton
Surakarta dan Keraton Yogyakarta.
Sepenggal kisah sejarah kelam masa lalu dari para leluhur kita di masa Dinasti
Kemonarkian, menjadi TRIGGER yang membuat kami keluarga anak cucu generasi
penerus keturunan Keraton Kartasura, memiliki kewajiban untuk memperbaiki kondisi
kehidupan baik secara sosial dan kebangsaan saat ini. Agar kehidupan negeri anak cucu
generasi penerus negeri ini tidak kehilangan jati diri dan mampu memperbaiki tatanan
kehidupan generasi mendatang menjadi lebih baik lagi.
Dari dasar sejarah yang melatar belakangi tersebutlah akhirnya mengilhami
kami para anak cucu keturunan dan generasi penerus KELUARGA KERATON
KARTASURA dengan NIAT IQRO’ mewujudkan sebuah wadah talisilatturahmi
persaudaraan dengan nama “ YAYASAN KELUARGA KARTASURA NUSANTARA “
Dengan NIAT IQRO’ yang maujud dalam wadah “ YAYASAN KELUARGA
KARTASURA NUSANTARA “, kami para putra – putri generasi penerus keturunan
KERATON KARTASURA, ingin kembali MENJALIN TALI SILAURAHMI (
MENGUMPULKAN, MENGAKURKAN, MEMPERBAIKI, MENJALIN KEBERSAMAAN )
kagar supaya kehidupan anak cucu gernerasi penerus KELUARGA KERATON
KARTASURA, benar – benar bersatu MAWADDAH WA RAHMAH, bersatu dalam
sebuah wadah yang DIPERBAIKI, DIPERBAHARUI sehingga menjadi NIKMAT YANG
MEMBAWA BERKAH. Setelah sejarah kelam para leluhur dalam MELALUI BADAI
KEHIDUPAN di masa lalu TIDAK BOLEH DILUPAKAN ATAU TERLUPAKAN, dan
semoga bisa MENJADI BERKAH LEBIH BAIK LAGI bagi anak cucu generasi peneus
dan keturunan KELUARGA KERATON KARTASURA khususnya, dan kehidupan
masyarakat negeri ini pada umumnya. Yang mampu memberikan kontribusi secara
langsung maupun tidak langsung bagi kehidupan ini dalam menuju sebuah
kehidupan yang “ TOTO TITI TENTREM GEMAH RIPAH LOH JINAWI KERTO
RAHARJO, BALDATUN TOYYIBATUN WA ROBBUN GHOFUR “ . Amin Ya Robbal
‘alamiin.

TATANAN

I. TATANAN SEJARAH

Berbicara mengenai SEJARAH TATANAN/TATANAN SEJARAH, tentu


kita, terutama seluruh komponen YAYASAN, dengan MEMEGANG TEGUH,
yang didasarkan pada KEPERCAYAAN, KEYAKINAN dan KEAGAMAAN di
negeri ini, AKAN SELALU BERPEGANG TEGUH DAN KUAT PADA TATANAN
TERTINGGI dalam SEJARAH KEHIDUPAN yang telah di ciptakan ALLAH
SWT/TUHAN YMK. Dalam KEDUDUKAN-NYA sebagai SANG MAHA KUASA,
MAHA RAJA YANG BERTAHTA DIATAS ARSY’ dalam SINGGASANA KERAJAAN
KEMAHA KUASAAN SANG MAHA PENCIPTA. Di dalam SISTEM KERAJAAN-
NYA.
Sehingga jika kita MENGANUT PADA SYARAT, TATANAN
BERKEHIDUPAN ini sudah PASTI HARUS MENGIKUTI TATANAN SISTEM
INDUK-NYA. Baik itu TATANAN BERKEHIDUPAN DI DUNIA INI, maupun
BERKEHIDUPAN DI AKHIRAT NANTI.
Dengan DASAR PESAN FIRMAN-NYA Yang Diterima sehingga menjadi
SEBUAH SABDA / AJARAN / TUNTUNAN dalam IQRO’, BACALAH..BACALAH,
Dan BACALAH dengan MENYEBUT NAMA TUHAN YANG MAHA PENGASIH
DAN PENYAYANG. Ketika semua memang harus kembali MEMBACA
SEJARAH TATANAN DAN TATANAN SEJARAH seiring perkembangan
kehidupan DAN DEMUI MASA, AL ASR…dan demi masa..dari masa ke masa
KEHIDUPAN NEGERI ini.

Dari cuplikan cerita sejarah menjadi PEMIKIRAN UTAMA bagi


YAYASAN KELUARGA KARTASURA NUSANTARA bahwa apay yang telah
terjadi dalam sejarah jauh dari SEBUAH KATA KEBAIKAN, BAHKAN DARI
SEBUAH KEBENARAN KENYATAAN SEJARAH, dikarenakan KONDISI
POLITIK KEHIDUPAN KETATANEGARAAN NEGERI saat itu banyak di
pengaruhi oleh BANYAK CAMPUR TANGAN YANG TIDAK BERTANGGUNG
JAWAB. TERUTAMA DARI PIHAK NEGARA LUAR Saat itu. Mengingat situasi
POLITIK DALAM NEGERI MAUPUN LUAR NEGERI Saat itu sungguh – sungguh
pada sebuah ZAMAN YANG BURUK. Boleh dikatakan BAK ZAMAN
JAHILIYYAH.
Untuk itulah dari CERITA SEJARAH DIATAS, sudah selayaknya HARUS
MAMPI DIJADIKAN SEBUAH DO’A Para Pendahulu kita, supaya ANAK CUCU
DAN GENERASI PENERUS BANGSA ini, mampu MELANJUTKAN PERJUANGAN
KEHIDUPAN NEGERI INI LEBIH BAIK LAGI dari pada PARA PENDAHULUNYA.
Yang berarti APA YANG SUDAH DISURATKAN MENJADI SEBUAH CERITA
SEJARAH, harus mampu MENJADI BAHAN BAKAR/ENERGI Yang BAIK DAN
BESAR, untuk MELANJUTKAN PERJUANGAN PARA PENDAHULU NEGERI INI
LEBIH BAIK LAGI.
TATANAN, begitulah yang menjadi PIKIRAN UTAMA dalam
MEREFLEKSI, MENTERJEMAHKAN DAN MENGECOWANTAHKAN
Pengorbanan para Pendahulu Negeri ini yang sangat berharap agar anak
cucu, keturunan dan generasi penerusnya BENAR - BENAR mampu
memperbaiki TATANAN NEGERI ini di FASE KEHIDUPAN SAAT INI tepatnya
di tahun 2023 ini.

II. TATANAN SEKARANG


Dan demi masa sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling
menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran. (QS.
103. Al Asr )
Demikianlah cuplikan dari salah satu bunyi Firman Allah SWT, yang
mendasari pemikiran YAYASAN untuk kembali melakukan instropeksi baik
ke dalam kehidupand diri pribadi, keluarga dan juga lingkungan social, serta
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kemudian apa bentuk dan usaha dalam realitas kehidupan saat ini
yang bisa kita lakukan agar TATANAN BERKEHIDUPAN Saat ini dan untuk
BERKEHIDUPAN di masa yang akan dating menjadi lebih baik ?
Tentunya dengan melakukan daya dan upaya sebagai manusia yang di
takdirkan Sang Maha Pencipta AGAR LEBIH MAMPU MEMPERBAIKI
KEADAAN BERKEHIDUPAN INI dengan berbagai usaha dan tindakan nyata
dalam kepribadian berkehidupan yang terus berproses ini. Sementara jika
kita melihat iklim berkehidupan saat ini, tentunya kita semua sudah
mengerti, bahwa kita juga punya andil juga dalam menentukan kondisi
berkehidupan di negeri ini agar lebih tertata dengan baik lagi. Tentu dengan
berpedoman pada prakataa yang mengawali bab ini, “ bahwa manusia berada
dalam kerugian “ jika dari masa yang sudah berlalu dan yang sedang berlaku
saat ini, “ kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta
saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
(QS. 103. Al Asr )”. Saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran
melakukan usaha agar iklim berkehidupan negeri ini bisa tertata lebih baik
lagi.
Untuk itulah, melalui wadah YAYASAN KELUARGA KARTASURA
NUSANTARA ini, diharapkan bisa menjadi WADAH SILATURAHMI, saling
mengenal, bertegur sapa dan kembali mempererat ikatan kekeluargaan kita
yang mungkin telah lama RUSAK, TERBENGKALAI, bersama cerita masa lalu
dan sejarah kehidupan negeri ini. Kita hanya bisa berdoa dan berusaha dalam
wadah yang menjadi AJANG ( TEMPAT MAKAN, ISTILAH ORANG JAWA ), yang
bisa memanjangkan umur dan rizki seperti makna yang tersirat dari
SILATURAHMI itu sendiri, seperti yang sudah di sampaikan pada BELIAU
SANG PEMBAHARU, SANG PEMBAWA RISALAH Islam.
Sebelum melangkah lebih luas apa yang menjadi pokok pemikiran
dalam bab ini yang mengambil pemikiran TATANAN SEKARANG, sebaiknya
kita melihat 3 hal penting yang menjadi DALIL HUKUM yang nyata dan kuat
karena didasarkan pada FIRMAN TUHAN YMK, yaitu sebagai berikut :

1. Dalil IQRO’

Perintah membaca lingkungan alam semesta untuk menemukan siapa


sebenarnya Tuhan; tersurat dalam Surat Al alaq: manusia dijadikan dari
segumpal darah; Allah menjadikan kalam sebagai alat
mengembangkan pengetahuan;Janganlah manusia bertindak melampaui
batas karena merasa dirinya serba cukup; ancaman Allah terhadap orang-
orang kafir yang menghalang-halangi kaum muslimin melaksanakan
perintah-Nya.

Surat Al 'Alaq menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia dari


benda yang hina kemudian memuliakannya dengan mengajar membaca,
menulis dan memberinya pengetahuan. Tetapi manusia tidak ingat lagi
akan asalnya, karena itu dia tidak mensyukuri nikmat Allah itu, bahkan dia
bertindak melampaui batas karena melihat dirinya telah merasa serba
cukup.

2. Al Asr
Dan demi masa sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling
menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
(QS. 103. Al Asr )
Arti surat Al Ashr adalah menjelaskan tentang apabila Allah telah
bersumpah atas nama waktu, celakalah bagi manusia yang menyia-nyiakan
waktu untuk melakukan hal kurang bermanfaat, kecuali orang yang
memiliki keiman, selalu menjalankan amal soleh saling berwaiat terhadap
kebenaran dan kesabaran.

Arti surat Al Ashr mengajarkan kepada umat Kita untuk memanfaatkan


waktu sebaik mungkin, agar tidak terjerumus dengan hal-hal yang
menyebabkan kerugian. Jika isi surat ini diamalkan dan umat Kita
memanfaatkan waktu sebaik mungkin, untuk mengejar jalan Allah, maka
umat Kita akan mendapatkan berkah dari Allah yang berlimpah.

3. Ayat Kursi

“Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, yang terus-
menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur.
Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada
yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui
apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka dan
mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan
apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak
merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar.”
(QS: Al-Baqarah [2] : 255).
Dari ayat firman Allah yang sudah tersurat tersebut, seharusnya
kita semua sudah bisa memaknainya dengan baik. Arti yang mengiringi
firman dalam bahasa kalamullah tersebut DENGAN SANGAT JELAS
Bagaimana Allah SWT Sebagai Sang Maha Pencipta dan Sebagai Sang
Maha Kuasa, memiliki TATANAN YANG JELAS. Dengan kedudukan – NYA
sebagai SANG MAHA KUASA atas apa yang ALLAH SWT KUASAI dari SANG
MAHA PENCIPTA, yang sudah menciptakan semua makhluk di alam
kehidupan ini. ALLAH SWT telah mencontohkan TATANAN YANG TERBAIK
dalam mengatur semua makhluk dalam kehidupan ini. Dengan Sebuah
SISTEM, ATURAN, yang menjadi TATANAN – NYA.
Yang menjadi pertanyaan besar bagi kita semua, SADARKAH KITA
?, atau sudah DI SADARKAN kah kita akan 3 hal POKOK, yang menjadi
pemikiran YAYASAN KELUARGA KARTASURA NUSANTAR terbentuk agar
menjadi WADAH yang memiliki TIGA PILAR UTAMA berdasarkan 3 Firman
Allah SWT/Tuhan YMK tersebut diatas. Ataukah Kita semua HARUS
MENUNGGU Allah SWT dengan firman2 yang lain UNTUK MENYADARKAN
KITA SEMUA, agar supaya TATANAN tersebut bisa TERAPLIKASI dalam
BERKEHDUPAN di Dunia ini. Kita semua pasti sudah MENIKMATI
bagaimana TATANAN BERKEHIDUPAN DI NEGERI ini, atau bahkan
TATANAN Kehidupan di dunia ini, hasil IQRO’ dari Al Asr kita. Bagaiman
menurut pemikiran ecowantahan dalam berkehidupan saat ini..? Mari kita
semua Coba Tafakuri, renungkand alam Dzikrullah kita. Lalu Kita
TADABURI, bicarakan pada Alam Kehidupan kita semua saat ini. Tentang
kondisi, keadaan, suasana, iklim kehidupan di berkehidupan saat ini.
Kemudian, mohn TASYAKURI…Syukuri terlebih dahulu, agar kita bisa lebih
mengerti, mengapa ALLAH SWT/TUHAN YMK memberikan kondisi
kehidupan saat ini seperti ini..?
Setelah itu, perbanyaklah membaca Ayat Kursi, agar kita lebih bisa
menjiwai lagi bagaimana ALLAH SWT/TUHAN YMK sudah memberikan
contoh yang nyata dalam KITAB INDUK, KITAB BESAR semua kehidupan
di alam ini yang BERJUDUL FII LAUHI MAHFUDZ. Yang dalam bahasa
INTELEKTUALITA TINGKAT TINGGI ( IQ, EQ dan ESQ ) IPTEK berada di E-
CLOUD SERVER. SERVER INDUK KEHIDUPAN ini. Sudah mampukah kita
sebagai MAKHLUK-NYA, memiliki PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN,
untuk MASUK SERVER INDUK, Kemudian mencari FILE yang bersumber
KEPADA – NYA, kemudian KITA DOWNLOAD dengan baik dan kita SHARE
bersama menjadi sebuah PENGETAHUAN. Walau Manusia dan mahkluk
CIPTAAN –NYA memiliki KEMAMPUAN EXTRA SUPER, saya yakin. TIDAK
AKAN MAMPU MENGHACKER ..SERVER INDUK Milik ALLAH SWT/TUHN
YMK. Kecuali MAKHLUK TERSEBUT Telah diberi izin, restu dan ridho ALLAH
SWT.
Barakallahu li walakum fil qur’anil adzim, wana fa’ni wa iyakum bima
ihi minal ayati wadzikril hakim.

III. MEMULAI TATANAN

Pada bab ini, mari kita dalam wadah yang sudah terbentuk bisa saling
bertegur sapa, berjabat tangan dan mau duduk bersama untuk TURUT
MEMIKIRKAN ARAH KELANGSUNGAN KEHIDUPAN NEGERI INI kedapan,
bagi anak cucu keturunan generasi negeri ini. Dan dengan WADAH ini pula,
kita bisa BERSAMA – SAMA memberikan KONTRIBUSI bagi kehidupan
negeri ini secara nyata.
Kemudian langkah awal apakah yang perlu kita segera bisa lakukan
untuk memulai berkontribusi untuk TATANAN BARU bagai kehidupan anak
cucu, generasi bangsa ini. Dari hasil olah pemikiran wadah YAYASAN ada
beberapa hal yang menjadi sorootan utama sebagai LANGKAH AWAL
PENATAAN kehidupan ini yang di fokuskan pada bidang yaitu :
1. SUMBER DAYA MANUSIA
2. SUMBER DAYA EKONOMI ( ALAM )

Dari dua Sumber bidang tersebutlah yang akan menjadi motor penggerak
bagi kehidupan yang lebih baik kedepan. Sebab tanpa 2 SUMBER DAYA
tersebut mustahil RODA KEHIDUPAN ini bisa berjalan dengan baik.

1. SUMBER DAYA MANUSIA


Sumber Daya Manusia, kita semua tentu sudah banyak belajar
dan sedikit demi sedikit mulai bisa untuk memahami tentang Hakekat
ALLAH SWAT/TUHAN YMK menciptakan MANUSIA dan di tempatkan
untuk menjalani kehidupan di dunia terutama bumi ini yaitu sebagai
KHALIFAH/PEMIMPIN kehidupan di bumi ini. Dari dasarr pemikiran
dan hokum tersebutlah, kita menarrik benang merah bahwa memang
SUMBER DAYA MANUSIA yang MUMPUNI, yang harus menjadi FOKUS
UTAMA PENATAAN dalam kehidupan di dunia ini. Kenapa demikian ?
Kita mengetahui bahwa Allah SWT/TUHAN YMK, telah menciptakan
dunia ini, teruttama bumi sebagai MATERI, media kehidupan justru jauh
sebelum manusia hidup di bumi. Namun oleh karena materi, media dan
tempat/wadah kehidupan ini masih belum ada yang menata walau
mungkin telah dihuni dan di tinggali oleh makhluk ciptaan ALLAH
SWT/TUHAN YMK sebelum manusia, namun hal tersebut belumlah
cukup bagi ALLAH SWT/TUHAN YMK untuk segera MENCIPTAKAN
MANUSIA dengan bahan dan proses dari 2 Unsur yang di ambil salah
satunya dari bumi. Agar MANUSI dan MAKLUK SELAIN MANUSI yang
memiliki unsur bumi bisa saling memahami, mengerti dan bersama –
sama bergotong royong membangun kehidupan di bumi ini dengan baik
dan benar. Sehingga ALLAH SWT/TUHAN YMK benar – benar dengan
dasar firman – NYA dalam 3 petikan FIRMAN yang telah diuraikan diatas,
yang sudah semestinya menjadi DASAR LATAR BELAKANG bagi
Penataan SUMBER DAYA MANUSIA, agar mampu mengolah SUMBER
DAYA EKONOMI ( ALAM ) dari media alam kehidupan yang dapat di
gunakan dan di manfaatkan sebesar – besarnya bagi kemaslahatan
Makhluk hidup yang mendiami bumi ini. Seperti juga yang tercantum
dalam UUD 1945. Sehingga sudash sewajarnya jika FOKUS UTAMA
PENATAAN KEHIDUPAN NEGERI INI, juga di utamakan pada PENATAAN
DAN PEEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA Yang lebih baik.
Adapun TATANAN yang nantinya akan menjadi SEBUAH PROGRAM
KERJA untuk meningkatkan PENINGKATAN HIDUP terhadap SUMBER
DAYA MANUSIA kedepannya adalah agar supaya menjadi sebuah
BENTUK PERWUJUDAN DARI TUJUAN hidup Manusia di dunia ini yaitu
INSAN KAMIL Adapun TATANAN INSAN KAMIL disini adalah
sebagaiberikut :
a) Memiliki Keyakinan Beragama ( BERAGAMA )
b) Mimiliki Karakter ( BERKARAKTER/JATI DIRI)
c) Memiliki Pendidikan Yang Baik ( BERPENDIDIKAN )
d) Memiliki Pengetahuan Yang Maju/Visioner ( BERPENGETAHUAN )
e) Memiliki Ketrampilan yang memadai ( BERKETRAMPILAN )
f) Memiliki Kebudayaan yang baik ( BERBUDI DAYA/BUDAYA )
g) Memiliki Akhlaqul Karimah ( BERAKHLAK )

Jadi 7 hal yang menjadi TUJUAN Bentuk Perwujudan dari PENGELOLAAN


SUMDER DAYA MANUSIA yang menjadi TATANAN dan menjadi
PROGRAM UTAMA dalam memperbaiki kehidupan di negeri ini.

2. SUMBER DAYA EKONOMI ( ALAM )


Pasal 33
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.
SUMBER DAYA EKONOMI ( ALAM ), kenapa kita menyebutnya SUMBER
DAYA EKONOMI ? Disinilah yang ingin kita uraikan istilah SUMBER DAYA
EKONOMI, yang memang pada dasarnya berasal dari SUMBER DAYA ALAM,
namun SUMBER DAYA ALAM, tetaplah menjadi SUMBER DAYA ALAM, jika
SDM kita tidak CAKAP, MENGERTI dan MAMPU Mengelolanya denga baik
baik bagi kemaslahatan kehidupan di Alam ini. Sehingga kita senang
menyebutnya dengan istilah SUMBER DAYA EKONOMI. Sebab tanpa memiliki
SDM yang sudah kita uraikan pada poin pertama, maka SUMBER DAYA ALAM
Tidak akan menjadi ENERGI JALANNYA RODA KEHIDUPAN ini. Saya HAQQUL
YAQIN akan hal itu.
berjalan, bahwa JIKA PENGELOLAN SDA tidak di DI PEGANG OLEH
TANGAN YANG BERHAK, kita semua sudah bisa merasakan hingga detik
paparan ini kita sampaikan, BAGAIMANA NILAI MANFAAT DAN EKONOMIS
tersebut bisa MENJADI KEMASLAHATAN bagi kehidupan ini. Atau sering kita
mendengar kata bijak yang berbunyi BERKAH. Bagaimana menurut pendapat
kita semua tentang bunyi kalimah BERKAH tersebut ? Apa sudah benar –
benar MENJADI BERKAH ? Atau justru malah banyak menjadikan seuatu
MUSIBAH ? Disnilah HAK DAN KEWAJIBAN kita menuntut kita semua yang
sudah MAWADDAH WA ROHMAH dalam sebuah WADAH YAYASAN
KELUARGA KARTASURA NUSANTARA ini.
Saya harap jangan dipandang remeh FALSAFAH LELUHUR KITA dengan
ISTILAH NGUNJUK KOPI/NGOPI. Minimal dalam hal ini saya bisa uaraikan
sedikit mengenai falsafah tersebut. Jika melihat makna NGOPI lebih dalam
lagi, Bahwa KOPI merupakan SUMBER DAYA ALAM yang di ciptakan Allah
SWT/Tuhan YMK, sebagai Energi Sumber Penggerak. Fresh Mind,
menenangkan pikiran, sehingga kita bisa rileks menikmati sumber daya alam
yang diciptakan tuhan untuk kita Manusia sebagai makhluknya yang paling
sempurna diantara semua makhluk ciptaaan Allah SWT/Tuhan YMK. Biji kopi
yang memiliki manfaat besar bagi kesehatan tubuh dan pikiran kita, sehingga
mampu membuat sebuah ISTILAH DALAM DUNIA IT/Ilmu Pengetahuan saat
ini dengan ISTILAH..COPY dan PASTE. COPY, KOPI berarti menyalin dengan
rasa syukur bisa menikmati hasil ciptaan ALLAH SWT/TUHAN YMK..
Dari uaraian dua bidang pokok tersebut yang nantinya akan dijadikan
PROGRAM PENGGERAK UTAMA PENDORONG KEHIDUPAN di negeri ini.
Selain program dibidang bidang PENDUKUNG LAINNYA dalam kehidupan
negeri ini

IV. TATANAN BIDANG

1. Dari uraian bab sebelumnya sudah kita uraiakan sehubungan dengan


TATANAN KEHIDUPAN SAAT INI, kemudian bagaimana daya dan upaya
kita yang akan menata serta dari mana kita harus memulai menata. Jika
kita ulas kembali di bab terdahulu tentang bagaimana kita harus memulai
dan dari bidang apa kita harus fokus memulai melakukan penyusunan
TATANAN untuk menata kehidupan kedepan, yaitu di mulai dari bidang
Sumber Daya Manusia ( SDM ) dan SUMBER DAYA ALAM ( Ekonomi ) yang
menjadi roda penggerak utama kehidupan negeri ini kedepan. Tentunya
apa yang menjadi pekerjaan tersebut sesuai dengan kapasitas kegiatan dan
aktifitas YAYASAN KELUARGA KARTASURA NUSANTARA sebagai sebuah
wadah yang diharap mampu BERJALAN BERSAMA MENGIRINGI GERAK
LANGKAH PEMBANGUNAN NEGERI INI. Adapun dari kedua Bidang
Penggerak Utama tersebut, maka bisa dilihat dalam bagan dibawah ini :

I. BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA

1. Berkeyakinan dan 2. Berkarakter dan


beragama yang baik Jatidiri
3. Berwawasan Luas 4. Berkemampuan
dibidang IT

5. Berpendidikan Baik 6. Berbudaya

7. Beraklaqul Karimah

Dari bagan Tatatan Bidang Sumber Daya Manusia tersebut, nantinya


akan dituangkan dalam Sebuah Program Bidang Pendidikan, Pelatihan,
Bimbingan dan Pembinaan. Yang meliputi pendidikan dari tingkat paling
mendasar, yaitu pendidikan Keyakinan dan Beragama, sebagai pendidikan
inti yang berpegang teguh pada KALAMULLAH wahyu Iqro’/Bacalah.
Sehingga secara bertahap pendidikan yang berkesinambungan dan
berkelanjutan tersebut juga akan terfokus pada 7 materi pokok pendidikan
Sumber Daya Manusia.

2. Setelah Bidang Penataan Sumber Daya Manusia melalui sub bidang pokok
pendidikan itu terprogram. Tentu pelaksanaan program tersebut akan
seiiring dengan Penataan dibidang Sumber Daya Alam ( Ekonomi ) sebagai
upaya pengelolaan SUMBER DAYA ALAM yang sudah tersedia agar
mampu dikelola oleh Sumber Daya Manusia yang mumpuni dan memadai.
Adapun dalam pengelolaan Sumber Daya Alam ( Ekonomi ) kita bisa lihat
pembagiannya sesuai dengan bagan di bawah ini :

II. BIDANG SUMBER DAYA ALAM


( EKONOMI )
1. Bidang Pertanian, 2. Bidang Perikanan dan
Perkebunan Peternakan

3. Bidang Kehutanan dan 4. Bidang Pertambangan dan


Koservasi Energi Konservasi

5. Bidang Industri
Manufactur dan
Pengolahan

Dari bagan pembagian bidang Sumber Daya Alam ( yang bernilai


ekonomi ) tersebut diatas, setidaknya kita sudah memiliki gambaran yang
semakin jelas dalam hal pemenuhan sumber daya yang mesti benar – benar
harus bisa dikelola dengan baik agar bisa memberikan azaz manfaat bagi
kesejahteraan seluruh komponen kehidupan di negeri ini tanpa terkecuali.
Karena di tangan Sumber Daya yang sudah di paparkan dalam TATANAN
PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA di negeri ini semoga bisa menjadikan
nilai lebih dengan manfaat yang lebih baik dan benar menyentuh seluruh
lapisan kehidupan masyarakat negeri ini.

3. Selain dari dua Bidang utama yang dititik beratkan pada 2 bidang diatas,
tentunya kita juga tidak lupa bidang – bidang pendukung lainnya yang
akan membantu kinerja aktifitas roda perekonomian negeri ini seperti
yang bisa kita lihat bagan dibawah ini :
3. BIDANG PENDUKUNG

1. Bidang Administrasi 3. Bidang Kebijakan Keuangan,


Pendataan dan Perizinan Perbankan dan Moneter

2. Bidang Publikasi, Penyiaran 4. Bidang Kependudukan, Sosial,


dan Telekomunikasi Keagamaan, Kemasyarakatan

Dari ketiga bagan diatas, setidaknya kita sudah memiliki gambaran dan
kemudian bisa mulai menyusun PROGRAM KERJA, pelaksanaan PENATAAN
pergerakan roda ekonomi negeri ini kedepan.

V. PERENCANAAN TATANAN PROGRAM

Sebelum lebih jauh menguraikan pelaksanaan TATANAN PROGRAM yang


telah YAYASAN sampaikan di bab terdahulu, alangkah baiknya kita
sampaikan terlebih dahulu PERENCANAAN TATANAN PROGRAM agar lebih
mudah kita merangkum TARGET PENCAPAIAN TIAP PROGRAM tersebut.
Dalam hal perencanaan Pelaksanaan program tersebut kita bagi dalam 3
tahapan jangka waktu pelaksanaan :

5.1. PROGRAM JANGKA PENDEK

Dalam program Jangka Pendek ini/tahunan, Yayasan Keluarga


Kartasura Nusantara akan menitik beratkan pada beberapa hal yang
menjadi point utamanya seperti yang tercantum di bawah ini :
5.1.1. Bidang Keadministrasian
5.1.1.1. Pembaharuan akta Yayasan dan Pendaftaran di
Kementrian Hukum dan HAM.
5.1.1.2. Pendokumentasian Kegiatan Keadministrasian
Kesekretariatan Yayasan seperti ( surat menyurat,
pembuatan kartu anggota ).
5.1.1.3. Pendokumentasian Keanggotaan meliputi ( Pembuatan
KTA, Pembuatan Iuran Anggota )
5.1.2. Bidang Organisasi
5.1.2.1. Pembaharuan Struktur Organisasi
5.1.2.2. Evaluasi dan Penyesuaian AD/ART Yayasan
5.1.2.3. Sosialisasi AD/ART kepada Pengurus dan Anggota, serta
pada public ( baik itu pada lembaga pemerintahan dll )
5.1.2.4. Diklat Pengurus dan anggota sebagai bentuk pendidikan
dan juga latihan keorganisasian yang berhubungan
dengan kegiatan Yayasan.
5.1.3. Bidang Sarana dan Prasarana
5.1.3.1. Penyediaan Bangunan Kantor Yayasan
5.1.3.2. Pembuatan Gedung Yayasan
5.1.4. Bidang Pendidikan
Adapun kegiatan pelaksanaan jangka pendek di bidang Pendidikan
adalah sebagai berikut
5.1.4.1. Pendidikan yang di utamakan dengan melakukan
pendataan dan pengelolaan keluarga serta anggota
sebagai wujud kepedulian Yayasan dalam membantu
pengembangan SDM Yayasan.
5.1.4.2. Melakukan inverntarisasi tenaga Pendidik dan Terdidik
dalam bidang keilmuan sesuai bidang masing – masing
5.1.5. Bidang Ekonomi
5.1.5.1. Pennggalangan dan Pengelolaan iuran dan sumbangan
5.1.5.2. Evaluasi dan Pemberdayaan Ekonmi dengan
mengembangkan Aset Yayasan
5.1.5.3. Pengembangan kegiatan Yayasan baik melalui
pembentukan unit – unit usaha sebagai penggerak
ekonomi Yayasan dan kegiatan ekonomi lainnya
5.1.6. Bidang Kesejahteraan
5.1.6.1. Renumerisasi bagai Pengurus, Anggota dan Pegawai
dalam lingkup yayasan
5.1.6.2. Menejemen Evaluasi insentif bagi Pengurus, Anggota dan
Tenaga Pegawai dalam ruang lingkup Yayasan.
5.1.7. Bidang Kerohanian
5.1.7.1. Penyelenggaraan Pendidikan Kerohanian sesuai dengan
Keyakinan, Kepercayaan dan Agama masing – masing.
5.1.7.2. Penyelenggaraan Event – event Keagamaan baik secara
mandiri atau bekerjasama dengan pihak lain seperti,
lembaga pemerintahan, organisasi kemasyarakatan dll

5.2 PROGRAM JANGKA PANJANG


Target dan Pencapaian Kegiatan Yayasan dalam Jangka Panjang
sesuai dengan kegiatan masing – masing bidang yang ada dalam Yayasan
yang tercantum dalam Program Jangka Pendek dengan
berkesinambungan. juga menjadi skala prioritas sebagai bentuk
pencapaian target kinerja Yayasan yang meliputi hal berikut :

5.2.1. Bidang Administrasi


5.2.1.1. Penerapan Sistem Menejemen Keadministrasian yang Up
TO Date.
5.2.1.2. Pencapaian Nilai Standar Kelayakan Sistem Administrasi
Kelembagaan yang baik.
5.2.2. Bidang Organisasi
5.2.2.1. Pengembangan Menejement AD/ART disesuaikan dengan
kebutuhan yang sudah dilaksanakan pada Program Jangka
Pendek, sekaligus sebagai Bahan Evaluasi Pencapaian
Program Kerja Jangka Pendek
5.2.2.2. Pengembangan Kerjasama dengan Lembaga dan Organisasi
serta masyarakat sebagai bentuk Pengembangan Aktifitas
dan kinerja Yayasan dari Program Jangka Pendek.
5.2.3. Bidang Sarana dan Prasarana
5.2.3.1. Evaluasi terhadap kebutuhan Sarana dan Prasarana
Yayasan yang sudah ada, dan melakukan Identifikasi
terhadap kebutuhan Jangka Panjang sesuai dengan
aktifitas dan Program Kerja Yayasan ke depannya
5.2.3.2. Pengembangan kebutuhan Sarana dan Prasarana yang
sesuai dengan kebutuhan aktifitas program dan
penggunaannya pun disesuaikan dengan kekinian
kebutuhan pendukung kinerja YAYASAN.

5.2.4. Bidang Pendidikan


5.2.4.1. Pencapaian Pendidikan dalam hal ini berhubungan
dengan Pendidikan SDM Formal dan Informal serta
pendidikan yang berkaitan dengan bidang
kelembagaan/keorganisasian.
5.2.4.2. Penyelenggaraan Pendidikan Pengembangan Keahlian
SDM dengan menyelenggarakan Pendidikan Formal,
informal/kursus serta diklat.
5.2.5. Bidang Ekonomi dan Keuangan
5.2.5.1. Pemetaan Sumber Perekonomian YAYASAN.
5.2.5.2. Pembentukan Unit – unit Usaha yang berfungsi sebagai
pendukung roda ekonomi Yayasan.
5.2.6. Bidang Kesejahteraan Sosial
5.2.6.1. Menejemen Kesejahteraan YAYASAN baik untuk
pengurus, pengelola dan untuk SDM yang turut serta
menjalankan aktifitas kegiatan YAYASAN sehari – hari
5.2.6.2. Turut serta dalam rangka kepedulian lingkungan dan
masyarakat sekitar YAYASAN pada khususnya, maupun
masyarakat luar umumnya
VI. PELAKSANAAN TATANAN PROGRAM

Pada dasarnya, pelaksanaan Tatanan Prgram YAYASAN KELUARGA


KARTOSURO NUSANTARA, dilakukan secara Proporsional dengan Sistem
Pengawasan berjalan. Maksud dari hal tersebut yaitu, Pelaksanaan Program di
sesuai dengan situasi dan kondisi kebutuhan dan kemendesakan dari masing
– masing bidang. Tentunya disesuaikan pula dengan anggaran yang ada. Agar
minimal dari kebutuhan yang terkecil program dapat dilaksanakan terlebih
dahulu. Setelah itu akan terkonsentrasikan pada kemendesakan kebutuhan
masing – masing bidang. Agar apa yang menjadi TUJUAN DAN PENCAPAIAN
TARGET PROGRAM bisa diselesaikan dengan baik.
Beberapa contoh dari TUJUAN DAN PENCAPAIAN TARGET PORGRAM
yaitu dengan focus pada hal berikut :
a) Pemberdayaan SDM
b) Pemberdayaan Unit Usaha
c) Peningkatan Perekonomian
d) Peningkatan Kesejahteraan, ekonomi, social, keagamaan, budaya dan
kemanusiaan.
Adapun tujuan Program kerja tersebut mengacu atas dasar prinsip :
a) Keberlanjutan
Berusaha mengembangkan hubungan yang kuat dengan masyarakat,
dalam menjalankan program yang berdaya guna dan multi-guna, sehingga
program dapat berjalan secara berkesinambungan.
b) Kolaborasi
Berupaya menjalin kerjasama dengan pemerintah, swasta, komunitas,
masyarakat, dan lembaga lainnya untuk melaksanakan dan mendukung
berjalannya program tersebut.
c) Terintegrasi dan Transparan
Bejalan atas dasar keterbukaan dan kejujuran dengan semua pemangku
kepentingan, serta berkomitmen untuk menegakkan standart tinggi
perilaku dan etika.
Sesuai dengan paparan dalam diatas, selanjutnya kita akan memulai
memetakan point pokok yang mampu menggerak masing – masing bidang
dengan memulai langkah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi hal – hal/pekerjaan apa saja yang ada dalam masing –
masing bidang.
2. Menginventarisasinya
3. Mengelompokkan
4. Membuat spesifikasi pekerjaan
5. Membuat diskripsi terhadap item/hal/pekerjaan yang bidang yang
bersangkutan
6. Membuat bobot/nilai/kredit terhadap progress pekerjaan yang dilakukan
sebagai kontrol dan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan
tersebut

Baiklah sekarang mari kita mulai pekerjaan kita dengan TATANAN


PROGRAM sesuai dengan BIDANG – BIDANG yang sudah kita petakan ke dalam
bagan di bab terdahulu.

1) TATANAN PROGRAM BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA

Bidang Sumber Daya kita tempatkan pada point pertama dengan


tujuan, bahwa sebagai subjek yang akan mengerjakan semua tugas dan
pekerjaan yang ada dalam lingkup tersebut. Adapun TATANAN PROGRAM
BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA itu yang paling mendasar dan pokok
dengan pendidikan, adapun pendidikan yang dimaksud seperti yang ada
dalam bagan terdahulu namun akan kita titik beratkan pada TARGET
PENCAPAIAN PENDIDIKAN harus mampu menghasilkan SUMBER DAYA
MANUSIA yang memiliki kriteria seperti dibawah ini :
a. SDM Yang Memiliki Keyakinan dan Beragama Kuat
b. SDM Yang Mengenyam Pendidikan Baik Secara Formal dan Non Formal
c. SDM Yang Memiliki Jiwa dan Karakter serta Mengerti Jatidirinya
d. SDM Yang Mampu Mengenal, Mengerti dan Mampu Menguasai IT
e. SDM Yang Memiliki Wawasan dengan Sudut Pandang Yang Luas(Tidak
Sempit)
f. SDM Yang Mampu Merawat Adat dan Budaya Kearifan
g. SDM Yang Memiliki Rasa Aji, menghargai, menghormati sehingga
menjadi Manusia Yang Beradab Arif dan Bijak.

Dari TARGET PENCAPAIAN TATANAN PROGRAM BIDANG SUMBER


DAYA MANUSIA tersebut diatas kita sudah bisa menarik sebuah
GAMBARAN dengan kondisi TARGET PENCAPAIAN tersebut Bagaimana
nantinya Kesiapan dan kesigapan SDM serta TERCIPTA GENERASI YANG
CERDAS bangsa ini dalam menyongng kehidupan negeri ini kedepan.
Dimana nantinya SDM tersebut yang akan menempati posisi PENGENDALI
LAJU PERGERAKAN RODA KEHIDUPAN di negeri ini. Sebab jika target
pencapaian pendidikan SDM kita tidak bisa mencapai yang sudah di
targetkan, sudah bisa kita simpulkan, bahwa SDM kita kemungkinan tidak
akan bisa dengan mudah MEMEGANG KENDALI RODA PEREKONOMIAN
NEGERI INI dalam melakukan PERJALANAN MENUJU KEHIDUPAN KE
MASA YANG AKAN DATANG.

2) TATANAN PROGAM SUMBER DAYA ALAM ( EKONOMI )

Dengan Tatanan Program Sumber Daya Aalam ( sebagai dasar


sumber daya ekonomis ), diharapkan mampu mencapai target sebagai
berikut :
a. Sumber Daya Alam ( Ekonomi ) yang ada dan sudah di petakan baik
secara status kepemilikan dan pemanfaatanya, diharapkan akan dapat
mempermudah penataannya sehingga ketika pengelolaan itu
terlaksana dapat memiliki azaz manfaat yang lebih baik dan berdaya
guna bagi seluruh lapisan masyarkat negeri ini.
b. Akan lebih mudah dalam menentukan dan mengawasi mekanisme serta
proses penentuan dan juga pembuatan kebijakan hukum dan
perundang – undangan sehubungan dengan pengelolaan Sumber Daya
Alam tersebut, dengan bijak.
c. Tidak terjadinya tumpang tindih atas Status Kepemilikan SDA yang ada di
negeri ini karena sudah dipetakan, didentifikasi dan di inventarisasi
dengan baik dari segala sudut ketentuan dan kebijakan yang sesuai dengan
peraturan hokum serta perundang – undangan yang sesuai dengan
PANCASILA, UUD 1945 dan GBHN.

Dari Perspektif uraian tersebut diatas di akhir Perspektif ini saya


lampirkan Struktur Bagan Kepengurusan dan juga Struktur Tatanan Program
Bidang Kegiatan yang akan berjalan. Agar lebih mudah dipahami seluruh
anggota Yayasan dan kalangan masyarakat gambaran dari aktifitas Yayasan
Keluarga Kartasura Nusantara kedepan.
Semoga apa yang menjadi harapan dan cita – cita para leluhur pendiri
negeri ini bisa berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan kehidupan yang
TOTO TITI TENTREM KERTARAHARJA GEMAH RIPAH LOH JINAWI, dan
BALDATUN TOYYIBATUN WA RABBUN GHOFUR. Amin Ya Robbal ‘alamin.

Anda mungkin juga menyukai