Anda di halaman 1dari 49

BAB I

KONSEP DASAR KONSELING

CPMK Mampu menjelaskan konsep kunci layanan


konseling (CPL 4)
Sub-CPMK Mampu menguasai konsep Keterampilan
Dasar konseling (CPMK 1)
Materi/Pokok Pembahasan 1. Pengertian Keterampilan Dasar Konseling
2. Keterampilan eksternal dan internal dalam
Keterampilan dasar konseling
3. Karakteristik utama konselor sebagai
Helper
Waktu TM: 1x (3x50’’)
BT+BM: 1+1 (3x50’)
Indikator 1. Ketepatan dalam menjelaskan pengertian
keterampilam dasar konseling
2. Ketepatan dalam memahami Keterampilan
eksternal dan internal dalam Keterampilan
dasar konseling
3. Ketepatan dalam memahami karakteristik
utama konselor sebagai helper
Kriteria Penilaian/Bentuk Evaluasi Kriteria
Ketepatan dan Penguasaan
Bentuk Evaluasi
Keaktifan dan Ketertarikan
Bobot/Poin 5%
TM: Tatap Muka, BT: Belajar terstruktur, BM: Belajar Mandiri
TM: 2x (2x50) dibaca kuliah tata muka 2 kali (minggu) x 3 sks x 50 menit= 300 menit
(5) jam (minggu) 3sks x 60 menit= 180 menit
(BT+ BM: (1+1) x (3x60) dibaca: belajar terstruktur 1 kali (minggu x dan belajar mandiri
1 kali

A. Kegiatan Belajar 1: Keterampilan Dasar Konseling

1. Pengertian Konseling

Konseling berasal dari kata Inggris counsel, counseling. Dalam The Concise Oxford
Dictionary (1999, h. 325), kata ini diartikan sebagai: 1. memberikan nasihat kepada.
merekomendasikan (suatu rangkaian tindakan). 2 memberikan bantuan dan saran
profesional kepada (seseorang) untuk menyelesaikan masalah pribadi, sosial, atau
psikologis.
Konseling merupakan hubungan timbal balik antara konselot dan konseli. Hubungan
yang dimaksud bersifat profesioan dan bertujuan untuk membantu konseli menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi dan dilaksanakan secara berkesinambungan karean proses
konseling kecil kemungkinan hanya terjadi satu kali pertemuan
Konseling sebagai layanan professional memiliki Batasan yang lebih dari
sekedar pengertian istilah dalam kamus. Berikut dikemukakan beberapa pengertian dari
para ahli mengenai konseling tsb.
1. ''Konseling adalah aplikasi berseni dari pengetahuan dan teknik psikologis
yang diturunkan secara ilmiah untuk tujuan mengubah perilaku manusia'' (Burke,
1989, hal. 12).
2. ''Konseling terdiri dari aktivitas etis apa pun yang dilakukan konselor dalam upaya
untuk membantu konseli terlibat dalam jenis perilaku yang akan mengarah pada
penyelesaian masalah konseli'' (Krumboltz, 1965, hlm. 3).
3. ''[Konseling adalah] aktivitas ... untuk bekerja dengan individu yang berfungsi relatif
normal yang mengalami masalah perkembangan atau penyesuaian''
(Kottler &Brown, 1996, hlm. 7).
4. Konseling umumnya dicirikan oleh adanya kesepakatan yang jelas antara seorang
konselor dengan klien (konseli) untuk bertemu dalam suasana pribadi, pada
waktu tertentu, dan dalam kondisi kerahasiaan yang ketat, dengan parameter etik,
waktu yang disepakati, dan untuk tujuan yang ditentukan (Palmer, 2000).
5. Konseling sebagai hubungan yang berupa bantuan satu-satu yang berfokus kepada
pertumbuhan dan penyesuaian pribadi dan memenuhi kebutuhan akan
penyelesaian problem dan kebutuhan pengambilan keputusan (Gibson & Mitchel,
2011)
6. Konseling bukan hanya sebuah peristiwa yang terjadai diantara dua individu.
Konseling juga merupakan intitusi social yang tertanam dalam kultur masyaraka
modern. Konseling merupakan suatu hubungan profesioanl dalam
bentuk pertolongan dengan menekankan ekspolrasi dan pemahaman serta
proses penentuan diri (Mcleod, 2010)
7. Konseling merupakan hubungan profesional yang mem berikan kesempatan pada
individu, keluarga, maupun kelompok yang berbeda-beda untuk tercapainya tujuan
kesehatan mental, kehidupan yang lebih baik, tujuan dalam bidang pendidikan, dan
karier (ACA dalam Dahir, 2012). Secara lebih khusus, dalam setting pendidikan
formal, konseling adalah proses pemberian bantuan bagi siswa untuk
membantu mereka menata tujuan dan mencapai perubahan perilaku ke arah yang
lebih positif (ASCA dalam Dahir, 2012).
Video Animasi
Lebih jauh, Nelson-Jones (2005) memandang konseling sebagai “a relationship, arepertoire
of interventions, a psychological process, and in terms of its goals and clienteles”. Berikut
penjelesan Nelson-Jones mengenai empat elemen penciri konseling tersebut.
1. Konseling sebagai suatu hubungan
Hampir semua ahli setuju bahwa hubungan
konseling yang baik dengan konseli diperlukan agar
konseling bisa berjalan efektif. Beberapa ahli bahkan
menganggap hubungan konseling tidak hanya diperlukan
(necessary), tetapi cukup (sufficient) untuk terjadinya
perubahan konstruktif pada konseli. Salah satu cara
untuk
mendefinisikan konseling yaitu bahwa layanan ini melibatkan penetapan kualitas sentral
dari hubungan konseling yang baik. Kualitas hubungan yang perlu dikembangkan oleh
konselor ini, kadang-kadang disebut 'kondisi inti', antara lain pemahaman empatik, rasa
hormat dan penerimaan terhadap keadaan konseli saat ini, dan keselarasan atau
keaslian. Istilah-istilah seperti 'mendengarkan secara aktif' dan 'mendengarkan
penghargaan' adalah cara lain untuk mengungkapkan keterampilan sentral dari
konseling dasar atau hubungan bantuan. Mereka yang melihat konseling terutama
sebagai hubungan bantuan cenderung menganut teori dan praktik konseling yang
berpusat pada orang (person centered).
2. Konseling sebagai repertoar intervensi

Sebagian besar ahli menganggap hubungan


konseling itu sendiri tidak cukup atau tidak cukup cepat
dalam hasilnya untuk terjadinya perubahan konseli yang
konstruktif. Seringkali konseling membutuhkan
serangkaian intervensi tertentu di samping hubungan
konseling. Istilah alternatif untuk intervensi adalah
metode konseling atau strategi bantuan. Konselor perlu mempertimbangkan dengan
hati-hati intervensi mana yang akan digunakan, dengan konseli mana, dan dengan
probabilitas keberhasilan seperti apa. Repertoar intervensi konselor mencerminkan
orientasi teoretis mereka: misalnya, konselor psikoanalitik menggunakan intervensi
psikoanalitik, konselor rational emotive behaviour menggunakan intervensi REBT,
CBT, atau pendekatannya kogntif lainnya, dan konselor Gestalt menggunakan intervensi
Gestalt. Beberapa konselor
mungkin lebih bersifat eklektik dan menggunakan intervensi yang berasal dari berbagai
posisi teoretis.
3. Konseling sebagai proses psikologis
Baik dilihat sebagai hubungan yang dicirikan oleh
kondisi inti atau sebagai repertoar intervensi yang berasal
dari posisi teoretis yang berbeda, konseling adalah proses
psikologis. Ada berbagai alasan untuk hubungan mendasar
antara psikologi dan konseling. Tujuan konseling
memiliki komponen pikiran di dalamnya. Dalam
berbagai tingkat, semua pendekatan konseling berfokus
pada mengubah
cara orang merasakan, berpikir, dan bertindak sehingga mereka dapat menjalani hidup
mereka dengan lebih efektif. Jadi proses konseling bersifat psikologis. Konseling tidak
statis, tetapi melibatkan pergerakan antara dan di dalam pikiran konselor dan konseli.
Selain itu, sebagian besar proses konseling terjadi dalam pikiran konseli di antara sesi
dan ketika konseli membantu dirinya sendiri setelah konseling berakhir. Teori yang
mendasari dari mana tujuan dan intervensi konseling berasal adalah psikologis.
Banyak ahli teori konseling terkemuka adalah psikolog: Rogers dan Ellis adalah
contoh penting. Sebagian besar ahli teori terkemuka lainnya adalah psikiater: misalnya,
Beck dan Berne. Akhirnya, penelitian psikologis berkontribusi baik untuk menciptakan
teori konseling maupun untuk mengevaluasi proses dan hasil konseling.
4. Tujuan konseling

Konselor mungkin memiliki tujuan yang berbeda


untuk konseli yang berbeda. Mereka dapat membantu
konseli, misalnya, untuk menyembuhkan deprivasi
emosional masa lalu, mengelola masalah saat ini,
menangani transisi, membuat keputusan, mengelola
krisis, dan mengembangkan kecakapan hidup tertentu.
Kadang-
kadang tujuan konseling dibagi antara tujuan perbaikan dan tujuan pertumbuhan
atau perkembangan. Namun, garis pemisah antara memperbaiki kelemahan
dan mengembangkan kekuatan seringkali tidak jelas. Mencapai tujuan perbaikan
dan perkembangan dapat memiliki fungsi preventif dalam membantu konseli
menghindari kesulitan di masa depan.
Meskipun banyak konseling bersifat remedial, fokus utamanya cenderung pada
keterampilan atau kecakapan hidup yang diperlukan untuk menangani tugas-tugas
perkembangan secara memuaskan yang dihadapi kebanyakan orang biasa daripada pada
kebutuhan minoritas yang terganggu lebih parah. Tugas-tugas perkembangan adalah
tugas-tugas yang pasti dihadapi oleh kebanyakan orang di berbagai tahap kehidupan
mereka: misalnya, menjadi mandiri, mencapai keintiman, membesarkan anak, dan
menyesuaikan diri dengan usia tua. Tugas-tugas perkembangan seringkali melibatkan
pengelolaan kualitas-kualitas negatif dan membina kualitas-kualitas positif.
Pada tingkat tertinggi, fokus konseling adalah membantu konseli
mengembangkan keterampilan atau kecakapan hidup dengan cara yang membantu
proses mereka menjadi manusia sepenuhnya. Deskripsi Maslow
tentang karakteristik orang yang mengaktualisasikan
diri merupakan upaya untuk menyatakan tujuan secara positif. Karakteristik
aktualisasi dirinya meliputi kreativitas, otonomi, minat sosial, dan berpusat pada
masalah. Karakteristik lain dari manusia yang sepenuhnya dewasa termasuk
menunjukkan niat baik, kasih sayang, kemurahan hati, dan pelayanan tingkat tinggi.
Apapun posisi dan landasan teoretisnya, tujuan konseling
menekankan peningkatan tanggung jawab pribadi konseli untuk menciptakan dan
mengatur kehidupan mereka. Konseli perlu membuat pilihan yang memungkinkan
mereka merasakan, berpikir, dan bertindak secara efektif. Mereka membutuhkan
kemampuan untuk mengalami dan mengekspresikan perasaan, berpikir secara rasional
dan mengambil tindakan yang efektif untuk mencapai tujuan mereka. Konselor
cenderung paling efektif ketika mereka memungkinkan konseli untuk membantu
dirinya sendiri setelah konseling berakhir. Dengan demikian tujuan akhir konseling
adalah menolong diri sendiri, sehingga mantan konseli menjadi konselor terbaik bagi
dirinya sendiri.
Pelaksanaan konseling membutuhkan sejumlah keterampilan yang harus dikuasai oleh
konselor. Keterampilan yang dimaksud berpengaruh pada kualitas layanan konseling yang
diberikan. Secara garis besar, keterampilan yang harus dikuasai oleh konselor ketika
memberikan Layanan konseling adalah penguasaan teori atau pendekatan konseling,
keterampilan berpikir (mind-skills), dan keterampilan dasar komunikasi (Joni, 2008).
Gambar 1. Keterampilan Dasar Konselor Profesional
Guna lebih memahami perbedaan konseling dengan sejumlah tindakan yang
sering digunakan dalam membantu konseli, berikut dikumukakan beberapa hal yang secara
umum disepakati sebagai konseling, dan beberapa hal lainnya tidak/bukan konseling.
Konseling ADALAH:
• Proses yang terjadi ketika konseli dan konselor menyisihkan waktu untuk
mengeksplorasi kesulitan yang mungkin terjadi, termasuk perasaan stres atau
emosional konseli.
• Tindakan membantu konseli untuk melihat sesuatu dengan lebih jelas, mungkin
dari sudut pandang yang berbeda. Ini dapat memungkinkan konseli untuk fokus
pada perasaan, pengalaman atau perilaku, dengan tujuan memfasilitasi perubahan
positif.
• Hubungan kepercayaan. Kerahasiaan sangat penting untuk konseling yang berhasil.
Konselor profesional biasanya akan menjelaskan kepada konseli kebijakan
mereka tentang kerahasiaan.
Konseling BUKANLAH:
• Memberi nasihat.
• Menghakimi.
• Mencoba menyelesaikan masalah konseli.
• Mengharapkan atau mendorong konseli untuk berperilaku sebagaimana konselor
akan berperilaku jika dihadapkan pada masalah serupa dalam kehidupan mereka
sendiri.
• Terlibat secara emosional dengan konseli.
• Melihat masalah konseli dari sudut pandang konselor sendiri, berdasarkan sistem
nilai yang dianut oleh konselor.
Dilihat dari klasifikasi problem yang mungkin dialami oleh konseli, Shertezer dan Stones
(1980) seperti terlihat pada Gambar 1.1, menunjukkan bahwa layanan konseling terutama
ditujukan pada klasifikasi problem penyesuaian diri dan problem personal.
Gambar 1.1 Klasifikasi Problem, Hubungan Bantuan, dan Tenaga Profesional
Mencermati berbagai pengertian dan pendapat para ahli di atas, mungkin anda masih
akan mengalami kesulitan untuk memahami esensi dari istilah konseling itu. Namun
demikian, ada beberapa kata kunci yang dapat kita tarik untuk menandai layakan konseling
tersebut.

Video penjelasan…

Brammer (1979) menjelaskan bahwa tahap konseling dapat dijelaskan sebagai berikut.
Phase I : Building Report
• Entry: menyiapkan konseli dan membuka hubungan konseling
• Clarification: menyatakan masalah dan alasan membutuhkan Layanan konseling.
• Structure: memformulasikan kontrak dan struktur.
• Relationship: membangun hubungan konseling.
Phase II : Facilitating Positive Action
• Exploration: mengeksplorasi masalah, memformulasikan tujuan, merencanakan
strategi, mengumpulkan fakta, mengekspresikan perasaan, dan
mempelajari keterampilan baru.
• Consolidation: mengeksplorasi alternatif dan berlatih keterampilan baru.
• Planning: mengembangkan rencana baru menggunakan strategi yang dipilih.
• Termination: mengevaluasi hasil dan mengakhiri hubungan konseling
2. Pengertian Keterampilan Dasar Konseling

Berbicara mengenai Keterampilan dasar konseling


atau basic counseling skills, perlu dipahami mengenai
Keterampilan itu sendiri. Dalam kaitannya dengan konseling,
Keterampilan dapat dimaknasi dari beberapa sisi, meliputi:
jenis Keterampilan, tingkat penguasaan, dan pengetahuan
akan Keterampilan itu sendiri. Dilihat dari jenis Keterampilan
di antaranya Keterampilan mendengarkan atau keterampulan merespons. Dari sisi tingkat
penguasaan dapat dibedakan menjadi terampil, kurang terampil atau tidak terampil.
Dalam beberapa Kasus sering dijumpai ketika konselor menunjukkan Keterampilan
dasar konseling, mereka menunjukkan kekuatan dan kelemahannya secara bersamaan.
Nelson-Jones (2005) menjelaskan bahwa keterampilan konselor memegang nilai-nilai
humanistik. Nilai-nilai ini termasuk menghormati setiap individu, pengakuan
ketidaksempurnaan manusia, kepercayaan manusia yang bisa dididik, keyakinan akan
potensi manusia untuk alasan dan kehidupan sosial, dan keinginan yang tulus untuk dunia
yang lebih baik. Selanjutnya keterampilan konselor berhubungan dengan kerangka
teoritis yang mengintegrasikan unsur psikologi eksistensial-humanistik dan cognitive-
behavioural.

B. Kegiatan Belajar 2: Keterampilan eksternal dan internal dalam Keterampilan


dasar konseling
Tindakan pada dasarnya berasal dari pikiran individu. Apa yang terjadi dalam pikiran
mereka akan berpengaruh terhadap perilakunya. Bisa dikatakan bahwa tindakan atau
perilaku individu sebenarnya merupakan konsekuensi dari apa yang mereka pikirkan dan
bagaimana mereka mengelola pikiran tersebut (Jones, 2003b). Dengan demikian,
keterampilan berpikir dapat dipilah menjadi dua garis besar, yaitu: keterampilan eksternal
(external skills) dan Keterampilan internal (internal skills).
1. Keterampilan Eksternal dalam Konseling

Jones (2005) menegaskan bahwa keterampilan


eksternal (external skills) dapat berbentuk tindakan atau
perilaku yang dapat diamati. Secara lebih spesifik
disebutkan bahwa yang termasuk dalam keterampilan
eksternal meliputi keterampilan komunikasi dan perilaku
(communication skills/external skills). Keterampilan ini
merupakan Keterampilan hasil dari internalisasi mind-
skills
(internal skills). Pencapaian keterampilan dalam perilaku eksternal dapat diamati
berdasarkan beberapa indikator, yaitu verbal, vokal, dan bahasa tubuh. Adapun
penjelasan lebih lanjut diuraikan di sbawah ini
1. Verbal
Keterampilan verbal dapat diamati dalam beberapa dimensi di antaranya: bahasa
yang digunakan, konten atau topik yang dibicarakan, pengaturan jumlah percakapan,
serta penggunaan kata sapaan “aku”, “kamu”, “anda” atau “saudara”.

a. Konselor profesional harus mampu menggunakan bahasa yang relevan dengan


konseli. Relevansi penggunaan bahasa setidaknya memperhatikan usia, status, dan
situasi. Bahasa yang digunakan konselor yang berhadapan dengan konseli yang
duduk di bangku SMP tentunya berbeda ketika berhadapan dengan konseli yang
berstatus mahasiswa. Konselor yang menghadapi konseli di bangku SMP tidak
dibenarkan jika menggunakan bahasa-bahasa yang terlalu rumit. Hal ini
dikhawatirkan akan menimbulkan rasa bingung, sehingga proses konseling
terganggu. Dengan kata lain, pemilihan kata atau diksi menjadi hal yang sangat
diperhatikan
b. Konselor perlu menegaskan kepada konseli untuk selalu berada pada jalur yang
disepakati. Konselor berperan sebagai navigator dan moderator yang mengatur
jalannya konseling, sehingga proses konseling dapat tetap berjalan dan tetap fokus.
Dalam beberapa kasus, konseli bertindak defensif atas masalah yang dialaminya. Dia
lebih memilih untuk membicarakan hal lain daripada suatu hal yang berhubungan
dengan masalahnya. Jika ini terjadi, maka konseling akan terhambat. Oleh karena itu,
konselor tidak dibenarkan untuk larut dan selalu mengikuti kemauan konseli.
c. Konselor harus mengontrol respons yang diberikan. Konseling dapat dikatakan
berjalan dengan baik apabila konseli aktif dalam berbicara, karena bagaimana pun
konseling bukan proses memberikan ceramah dari konselor kepada konseli.
Sebagaimana salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor
adalah mendengarkan secara efektif. Melalui keterampilan ini, konselor dapat
memperoleh pemahaman secara tepat, sehingga dapat memberikan respons secara
akurat. Bukan bicara panjang lebar yang tidak ada ujung pangkalnya, ucapan
konselor padat berisi.
d. Konselor sebaiknya menggunakan kata sapaan yang tepat dan meminimalisir
penggunaan kata “kamu” yang bersifat judgemental/menghakimi. Penggunaan kata
kamu bagi sebagian individu dapat dimaknai sebagai bentuk penghakiman. Mereka
akan cenderung merasa disudutan, dijadikan sebagai pihak yang paling bersalah. Hal
ini dapat membuat konseli merasa kian terpuruk. Oleh karena itu, penggunaan kata
sapaan yang tepat menjadi poin tersendiri yang dapat membantu konseli meredakan
gejolak yang dialaminya.
2. Vokal
Pesan vokal yang disampaikan oleh individu dapat menjelasakan perasaan yang
sebenarnya dirasakan, dan bagaimana kemauan mereka untuk mendengarkan atau
memahami perasaan orang lain. Indikator vokal dimensinya meliputi: volume suara,
artikulasi, intonasi, penekanan, dan pengaturan tempo suara.

a. Konselor profesional diharapkan mampu mengatur volume suaranya. Volume ini


berkaitan dengan apakah suaranya keras atau terlalu pelan. Ketika melaksanakan
layanan konseling, konselor harus mengatur suaranya pada takaran yang
sesuai sehingga menimbulkan suasana nyaman bagi konselinya. Bagi sebagian
individu mungkin hal ini bukan suatu hal yang sulit untuk dilakukan. Namun bagi
individu
tertentu, mungkin saja ini merupakan hambatan. Misalnya, ada individu yang me miliki
kebiasaan memelankan suaranya setiap akhir kalimat yang diucapkan. Begitu pula
sebaliknya, berbicara terlalu keras atau berapiapi juga kurang sesuai dalam proses
konseling. Langkah terbaik adalah membuat variasi volume suara secara tepat,
artinya konselor mengetahui kapan harus bersuara keras dan pelan.
b. Konselor harus berbicara menggunakan artikulasi yang jelas. Pengucapan konselor
harus tegas, “a” untuk “a”, “e” untuk “e”, dan seterusnya. Pelaksanaan layanan
konseling akan terhambat apabila konselor bermasalah dalam artikulasi. Sangat
dimungkinkan konseli merasa kurang nyaman dan tidak terbantu jika konselor
menggunakan pengucapan yang tidak jelas, atau terkesan menggumam. Artikulasi ini
memberikan sumbangan besar terhadap pemahaman konseli atas apa yang diucap
kan oleh konselor. Dengan demikian, apa yang dimaksudkan oleh konselor dapat
tersampaikan dengan baik.
c. Konselor diharapkan memiliki kemampuan untuk mengatur intonasi ketika berbicara.
Intonasi ini berkaitan erat dengan tinggi rendahnya suatu nada. Misalnya konselor
menyampaikan beberapa kalimat yang panjang, tidak dibenarkan bila nada yang
digunakan adalah sama, misalnya datar. Konselor harus jeli dalam memilih waktu
yang tepat kapan harus meninggikan dan merendahkan nada bicaranya dalam
penyampaian kalimat tertentu. Hal ini memungkinkan bagi konseli untuk tetap
tertarik dengan apa yang disampaikan oleh konselor, sehingga perhatiannya
tidak teralihkan karenamerasa bosan.
d. Konselor profesional sebaiknya memiliki Keterampilan memberikan penekanan pada
kalimat yang disampaikannya. Sejumlah kalimat yang disampaikan oleh konselor
tentu memiliki poin penting yang menjadi fokus dan harus ditekankan. Hal ini bukan
berarti bahwa kata atau kalimat lain menjadi tidak penting sama sekali. Kalimat
tersebut berfungsi sebagai informasi pendukung yang mempercantik dan membantu
agar poin yang dimaksud tersampaikan dengan baik. Oleh karena itu,
konselor harus mengidentifikasi secara tepat kata mana yang perlu mendapat
penekanan tersendiri, sehingga konseli dapat memahami bahwa itu merupakan suatu
yang yang penting dan menjadikannya sebagai fokus perhatian.
e. Konselor perlu memiliki keterampilan dalam melakukan pengaturan tempo atau
kecepatan saat berbicara. Kecepatan saat berbicara bukan semata-mata membahas
mengenai seberapa cepat kata-kata diucapkan,melainkan juga durasi atau tempo
antara satu kata dan kata yang lain. Artinya, konselor harus mampu memberikan
jeda secara tepat. Dengan demikian, konselor tidak dibenarkan berbicara terlalu
cepat,
namun juga tidak memberikan jeda terlalu lama sehingga membuat konseli menunggu
kata apa yang akan diucapkan konselor selanjutnya
3. Bahasa Tubuh
Proses konseling tidak lepas dari bahasa tubuh yang disampaikan oleh konselor.
Ketika konselor mendengarkan atau berbicara keseluruhan, bahasa tubuhnya dapat diamati
dengan baik. Adapun sejumlah dimensi dari bahasa tubu meliputi: ekspresi wajah, fokus
pandangan, kontak mata, gerakan, posisi tubuh, kedekatan (jarak), pakaian, dan
penampilan.

a. Konselor mengemas ekspresi wajah yang sesuai ketika memberikan respons terhadap
konseli. Ekspresi wajah merupakan sarana utama yang dapat menyampaikan pesan
dari bahasa tubuh. Sedikitnya ada tujuh ekspresi wajah yang dapat menjelaskan
emosi seseorang, yaitu: bahagia, menarik, terkejut, takut, sedih, marah, dan
jijik/muak. Misalnya, pergerakan bibir dan alis seseorang dapat menyampaikan
banyak informasi.
b. Konselor harus memiliki fokus pandangan yang tepat. Konselor harus
tepat memandang ke arah konseli, hal ini menggambarkan bahwa konselor
memiliki perhatian terhadap konseli, sehingga konseli merasa dihargai. Selain
itu, dengan meletakkan fokus perhatian ke arah konseli, konselor akan
mengumpulkan banyak informasi. Konseli tidak hanya menyampaikan informasi
secara verbal, namun konselor juga dapat mengamati dari ba hasa nonverbal yang
ditunjukkan.
c. Konselor diharapkan melakukan kontak mata dengan konseli. Ketika melakukan
konseling, kontak mata perlu dilakukan. Kontak mata juga dapat dimaknai sebagai
bagian dari perhatian. Kontak mata yang dilakukan secara tepat menunjukkan bahwa
konselor hadir sepenuhnya (attending) untuk konseli. Terlebih, tatapan mata konseli
juga dapat memberikan informasi penting dalam proses konseling. Apabila sulit
dilakukan, konselor dapat berlatih dengan melihat kening atau ubun-ubun konseli.
d. Konselor menunjukkan gerakan dalam porsi yang tepat. Gerakan tubuh diberikan
dengan tujuan untuk mendukung atau memperjelas kalimat yang disampaikan.
Misalnya ada konseli yang mengalami kesulitan dalam menangkap makna atau
maksud dari kalimat yang disampaikan, konselor dapat membantunya dengan
gerakan sebagai
isyarat. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa ketika melakukan gerakan
konselor tidak boleh berlebihan. Misalnya melakukan gerakan yang tidak perlu yang
justru akan membuat konseli bingung, risih, atau bahkan terganggu. Contohnya,
sering menggaruk kepala yang sebenarnya tidak gatal.
e. Konselor mengatur posisi tubuh yang mendukung kenyamanan proses konseling.
Konselor perlu menata tempat duduk yang dapat membantunya menunjukkan sikap
penerimaan. Tempat duduk akan membantu konselor untuk mengekspresikan
kecondongan tubuh. Kecondongan tubuh konselor juga merupakan isyarat yang
dapat dimaknai oleh konseli. Ketika konselor bersikap kaku, maka dimungkinkan
konseli akan merasa kurang nyaman. Contoh lain, jika konselor duduk dengan
menyandarkan punggung dan meletakkan kepalanya dibagian belakang
kursi, maka dapat memberikan kesan tidak tertarik dan kurang memberikan
perhatian
f. Konselor harus mengatur dan menentukan kedekatan (jarak) yang tepat
dengan konseli. Jarak ini ditentukan dengan beberapa pertimbangan, salah
satunya adalah memungkinkan untuk melakukan sentuhan (bila diperlukan).
Apabila jarak antara konselor dan konseli terlalu jauh, maka suasananya akan
menjadi kaku. Bahkan mungkin saja akan terjadi beberapa kendala saat sedang
melakukan komunikasi, misalnya suara tidak terdengar dengan baik. Demikian
pula sebaliknya, bila jarak terlalu dekat juga akan menghambat.
g. Konselor mengenakan pakaian yang sesuai dengan konseli. Pakaian yang digunakan
oleh konselor juga men jadi sarana penyampai pesan nonverbal. Karena di luar sesi
konseling sekalipun, beberapa jenis pakaian memang memiliki kegunaan dan makna
masing-masing. Misalnya, baju takwa identik digunakan pada acara keagamaan, baju
batik identik dipakai untuk menghadiri acara resmi, daster atau kimono digunakan
saat seseorang sedang menikmati waktu santai, dan seterusnya. Oleh karena itu,
konselor harus jeli dalam memilih baju yang akan dikenakan ketika memberikan
layanan konseling—jangan sampai salah kostum.
h. Konselor mengemas penampilan dirinya agar enak dipandang dan menarik.
Penampilan juga dapat menjelaskan bagaimana karakter individu. Penampilan ini
dilihat secara keseluruhan mulai dari tatanan rambut sampai dengan ujung kakinya.
Setidaknya konselor harus terlihat bersih, rapi, dan teratur.
2. Keterampilan Internal dalam Konseling

Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya bahwa keterampilan eksternal muncul


sebagai konsekuensi dari keterampilan internal (mind-skills). Keterampilan berpikir (mind-
skills/internal skills) merupakan keterampilan yang berhubungan dengan proses mental
konselor saat melakukan layanan konseling (Jones, 2005). Mind skills dijabarkan menjadi
enam komponen, meliputi: (1) menciptakan peraturan yang membantu; (2) menciptakan
persepsi yang membantu; (3) menciptakan wicara diri yang membantu; (4) menciptakan
citra visual yang membantu; (5) menciptakan penjelasan yang membantu; dan (6)
menciptakan pengharapan yang membantu. Apabila konselor dapat memenuhi keenam
komponen dan diinternalisasi dalam dirinya, maka akan keluar dalam bentuk keterampilan
eksternal yang dapat diamati pada pola komunikasi dan perilakunya seperti yang diulas
sebelumnya

C. Kegiatan Belajar 3: Karakteristik Utama Konselor sebagai Helper

Kegiatan mengkonseling melibatkan dua pihak, yaitu konselor dan konseli. Modul ini
dirancang untuk meningkatkan pengetahuan anda tentang beberapa ciri proses konseling.
Dalam modul ini, anda akan mengeksplorasi dan mengenali perilaku tertentu yang
menjadikan seorang bisa menjadi calon konselor menjadi lebih baik.
Untuk mengukur kemampuan anda menjadi seorang konselor, anda akan mengenali
perilaku yang bersifat menolong yang anda sukai atau tidak sukai pada diri orang lain.
Kemudian anda akan mengenali perilaku yang sama yang ada pada diri anda sendiri, serta
memahami perilaku-perilaku mana yang efektif dan tidak efektif.
Anda akan mengenali orang-orang yang datang kepada anda dengan suatu problem
dan mengenali perilaku yang anda tunjukkan pada saat anda mendengar dan membantu
orang tersebut. Anda akan mendiskusikan dengan peserta latihan (kuliah) lainnya tentang
interaksi anda dengan orang-orang yang datang kepada anda. Melalui diskusi ini anda
akan mampu menentukan bagaimana keberhasilan anda sebagaia seorang penolong.

Latihan pertama, Latihan 2.1 disebut Prates berupa pertanyaan untuk


pemeriksaan diri (self test). Maksud latihan ini adalah agar anda dapat menggali dan
menganalisis pengetahuan anda dalam berkomunikasi secara efektif. Latihan 2.2 dalam
modul ini dimaksudkan untuk menentukan dan memantapkan minat anda, apakah anda bisa
menjadi seorang pemimpin yang efektif dalam kelompok komunitas tertentu, seperti
sekolah, organisasi, unit layanan remaja, atau program kegiatan tertentu lainnya dalam
masyarakat.

Apapun tipe kelompok dan latar yang anda inginkan sebagai tempat bekerja, itu penting untuk
diketahui sehingga bentuk komunikasi yang sesuai dapat ditingkatkan melalui latihan.
Catatan jawaban terhadap pertanyaan dalam Latihan 2.2 akan membantu anda
memikirkan baik-baik mengapa anda ingin mempelajari keterampilan konseling, bagaimana
latihan membantu dalam kehidupan personal anda, dan apa tujuan aktual anda sehingga
ingin menggunakan keterampilan konseling. Setelah anda menganalisis tiga tipe
informasi dan membaginya dengan kelompok, program latihan dapat disesuaikan dengan
tujuan dan dipolakan sesuai dengan latar tempat kerja yang anda ingin masuki kelak
D. Kegiatan Belajar 3: Karakteristik Utama Konselor sebagai Helper

a. Konseling melibatkan dua pihak, yaitu orang yang dibantu atau ditolong, disebut klien
(istilah baku oleh ABKIN adalah konseli) dan orang yang membantu/menolong, disebut
konselor
b. Konseli yang dibantu adalah individu yang secara umum memiliki kehidupan
psikis yang relatif normal, bukan individu yang tergolong mengalami gangguan
dan/atau sakit jiwa.
c. Pelaksana konseling (konselor) adalah orang yang telah terlatih secara professional di
bidang konseling
d. Melibatkan hubungan face-to-face yang bersifat interpersonal dan akrab.
e. Melibatkan aktivitas etis, yaitu tindakan didasarkan standar kode etik tertentu.
f. Bertujuan untuk membantu konseli yang mengatasi problem yang dihadapi dalam
tugas perkembangan dan penyesuaian diri.
g. Menggunakan teknik-teknik psikologis yang dikembangkan secara ilmiah
E. Kegiatan Belajar 3: Karakteristik Utama Konselor sebagai Helper

Latihan 1.1 Mengecek Pemahaman Mengenai Konseling

Nama : Muslimah Putri Buhari

NIM : 220404500010

Tanggal : 8 September 2023

Tujuan
Dalam latihan ini anda akan menguji dan mengejek pemahan anda mengenai apa
konseling itu sebenaranya.

Petunjuk
1. Tulislah jawaban anda atas tiga pertanyaan yang diajukan berikut.
2. Kembalikan lembaran jawaban pelatih setelah ditulis.

Tugas Latihan
1. Tuliskan pengertian dengan Bahasa kamu sendiri mengenai apa sebenarnya yang
dimaksud dengan konseling itu?
= Konseling adalah proses interaktif di mana seorang professional yang di sebut konselor,
berkolaborasi dengan individua atau kelompok untuk membantu mereka mengatasi
permasalahan yang ia hadapi. Konseling ini membantu individu merasa lebih baik,
mengambil keputusan yang tepat, mengatasi kesulitan dan meningkatkan kesejahteraan
mereka.

2. Aspek-aspek apa sajakah yang esensial dari konseling yang membedakannya dengan
bentuk layanan bantuan lainnya?
= 1. Keahlian professional: konseling dilakukan oleh konselor yang memiliki
pelatihankhusus dalam bidang tersebut. Mereka memiliki pemahaman yang
mendalamtentang teori dan Teknik konseling
2. Konfidensialitas: konseling di lakukan dengan menjaga kerahasian informasipribadi klien
3. Fokus pada pengembangan pemahaman: konseling bertujuan untuk membantuklien
memahami diri mereka sendiri, masalah mereka dan cara-cara mengatasimasalah
tersebut.
4. Konseli melibatkan kerja sama antara konselor dan konseli
5. Penerapan Teknik konseling: konselor menggunakan Teknik konseling yang telahteruji
6. Fokus pada perubahan positif: konseling bertujuan untuk mencapai perubahanpositif
dalam kehidupan klienkombinasi dari aspek-aspek ini membuat konseling menjadi layanan
bantuan yang unik.

3. Menurut anda, apakah tindakan guru BK memberikan nasihat pada siswa yang
menunjukkan suatu perilaku negatif untuk menghentikan perbuatan negatifnya itu bisa
disebut konseling? Kemukakan alasan anda.
= Tindakan guru BK memberikan nasihat pada siswa yang menunjukkan perilaku negatif
sebagai upaya untuk menghentikan perbuatan negatifnya dapat dianggap sebagai bentuk
konseling yang sederhana. Namun, perlu diingat bahwa konseling dalam konteks sekolah
biasanya melibatkan lebih dari sekadar memberikan nasihat. Konselor sekolah atau guru
BK yang berkompeten akan cenderung mengikuti proses konseling yang lebih terstruktur,
yang mencakup langkah-langkah seperti:
1. Evaluasi: Konselor akan berusaha memahami dengan lebih mendalam penyebabperilaku
negatif siswa dengan melakukan evaluasi yang komprehensif.
2. Pembentukan Hubungan: Membangun hubungan percaya dengan siswa,
sehinggamereka merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah mereka.
3. Identifikasi Tujuan: Bersama siswa, menetapkan tujuan yang jelas untukperubahan
perilaku atau pemecahan masalah.
4. Penggunaan Teknik Konseling: Menerapkan teknik konseling yang sesuai,
sepertimendengarkan aktif, memberikan umpan balik, dan membantu siswamerencanakan
langkah-langkah konkret untuk perubahan.
5. Pemantauan dan Evaluasi: Terus memantau perkembangan siswa, mengevaluasiapakah
tujuan telah tercapai, dan jika tidak, mengubah rencana sesuai kebutuhan.
6. Pengakhiran Konseling: Mengakhiri proses konseling secara tepat ketika tujuantelah
tercapai atau ketika siswa telah memperoleh keterampilan yang cukup untukmengatasi
masalah mereka sendiri. Jadi, meskipun memberikan nasihat adalah bagian dari proses
konseling, konseling dalam konteks sekolah biasanya melibatkan pendekatan yang lebih
terstruktur,berfokus pada pemahaman yang lebih dalam terhadap masalah siswa dan
perubahan positif yang berkelanjutan.
Latihan 1.2 Problem Siswa yang Butuh Konseling

Nama :Muslimah Putri Buhari

NIM : 220404500010

Tanggal : 8 September 2023

Tujuan
Dalam latihan ini anda akan menguji dan mengejek pemahan anda mengenai
problem apa saja yang dapat dan tidak dapat ditangan melalui konseling.

Petunjuk
1. Perhatikan jenis ganguan/problem yang ditulis di kolom 2 pada tabel berikut. Lingkari
nomor jenis ganguan/problem yang umum dialami oleh siswa di sekolah
2. Selanjutnya, di kolom 2 tentukan apakah jenis ganguan tsb dapat ditangani melalui
konseling atau tidak (beri tanda cocok kolom yang sesuai. Lalu tuliskan alasannya
di kolom 3

Tugas Latihan
1. Gangguan/problem yang bisai ditangani melalui layanan konseling

Dapatkah ditangani
No Jenis Ganguan/Problem melalui konseling? Alasan
Ya, bisa Tidak
Bisa
1. Stres belajar √ Gangguan stres belajar
dapat ditangani melalui
konseling. Konseling dapat
menjadi alat yang efektif
untuk membantu siswa
yang mengalami stres
belajar mengidentifikasi
penyebab stres,
mengembangkan strategi
mengatasi stres, dan
meningkatkan keterampilan
belajar mereka. Beberapa
cara konseling dapat
membantu mengatasi
gangguan stres belajar
meliputi:
1. Pemahaman Penyebab
Stres: Konselor dapat
bekerja dengan siswa untuk
memahami penyebab stres
belajar, seperti tekanan
akademik, kecemasan ujian, masalah
organisasi, atau masalah
interpersonal.
2. Pengembangan Strategi
Mengatasi Stres: Konselor dapat
membantu siswa mengembangkan
strategi konkret untuk mengatasi
stres, seperti manajemen waktu yang
lebih baik, relaksasi, atau teknik
koping lainnya.
3. Pembentukan Kebiasaan Belajar
yang Sehat: Konselor dapat
memberikan nasihat tentang
bagaimana membentuk kebiasaan
belajar yang sehat dan efektif,
termasuk teknik belajar yang efisien.
2. Patah hati ditinggal pacar √ Patah hati akibat di tinggal pacar
dapat ditangani melalui konseling,
terutama jika perasaan patah hati
tersebut sangat memengaruhi
kesejahteraan emosional dan mental
seseorang. Konseling dapat
memberikan dukungan, pemahaman,
dan alat-alat untuk mengatasi
perasaan yang muncul akibat
hubungan yang berakhir.
3. Depresi berat √ Depresi berat dapat diatasi melalui
konseling, terutamajika konseling
tersebut dilakukan oleh seorang
profesional kesehatanmental yang
Berpengalaman danberlisensi seperti
seorang psikolog atau psikiater.
Konseling untuk depresi berat sering
menggunakan pendekatan terapi
berbicara, seperti TerapiKognitif
Perilaku (CBT) atauTerapi
Psikodinamik, dan inidapat
membantu individu
yang mengalami depresiberat
dengan beberapa
cara:
Identifikasi dan PengolahanPikiran
Negatif: Terapi kognitif membantu
individumengidentifikasi pikiran-
pikiran negatif yang mungkin
memperburukdepresi dan
menggantikannya denganpemikiran
yang lebih sehat dan realistis.
Pengembangan Keterampilan Koping:
Konseling dapat membantu individu
mengembangkanketerampilan koping
yang lebih baik untuk mengatasi
stres dan perasaan negatif.

4. Phobia di tempat ramai √ Phobia terhadap tempat ramai, yang


disebut sebagai agorafobia, dapat
diatasi melalui konseling. Konseling
atau terapi adalah salah satu
pendekatan yang efektif untuk
mengatasi gangguankecemasan
sepertiagorafobia. Terapis yang
berpengalaman dalammengatasi
kecemasan akanmembantu individu
menghadapi dan mengatasiketakutan
mereka terhadapsituasi sosial atau
tempat- tempat ramai.
Berikut adalah beberapa cara
konseling dapat membantu
mengatasiagorafobia atau phobia
tempat ramai:
Exposure Therapy: Terapis dapat
menggunakan terapi paparan untuk
membantuindividu terbiasa dengan
situasi yang mereka takuti. Ini
dilakukan secarabertahap, mulai dari
situasiyang kurang menakutkan
hingga yang lebih menantang.
Kognitif Perilaku: Terapi Kognitif
Perilaku (CBT) dapat membantu
individu mengidentifikasi pikiran
negatif dan cara-cara berpikir yang
tidak sehat yang berkaitan dengan
phobia mereka. Terapis akan
membantu merekamenggantikan
pikiran-pikiran tersebut dengan
pemikiran yang lebih realistis dan
positif.
Teknik Relaksasi: Terapis dapat
mengajarkan teknik- teknik relaksasi,
seperti pernapasan dalam atau
meditasi, untuk membantu individu
mengatasikecemasan saat mereka
menghadapi situasi yang
menakutkan.
5. Bingung memilih jurusan √ Bingung memilih jurusanadalah
masalah yang seringdihadapi oleh
banyak orang. Konseling karierdapat
sangat membantudalam mengatasi
kebingungan tersebut.Seorang
konselor karier dapat membantu
Andamengeksplorasi minat,bakat,
nilai-nilai, dan tujuan Anda untuk
mencari jurusan yang sesuai. Mereka
juga dapatmemberikan informasi
tentang berbagai pilihanjurusan dan
peluang karier yang tersedia. Jadi,
jika Anda merasa bingungdalam
memilih jurusan, pertimbangkan
untukmencari bantuan dari
seorang konselor karier.
6. Selalu pusing karena √ Penyebab pusing karena tekanan
tekanan darah rendah darah rendah dapat bervariasi, dan
konselingmungkin tidak selalu
menjadi
solusi utama. Tekanan darahrendah
dapat disebabkan oleh
faktor fisik, seperti dehidrasi,
gangguan medis, atau obat- obatan
tertentu. Namun, jikatekanan darah
rendah Anda terkait dengan
kecemasan,stres, atau masalah
emosional,konseling psikologis atau
terapi bisa
membantu.Konseling dapat
membantu Anda mengatasi stres,
kecemasan, atau masalah emosional
yang mungkin mempengaruhi
tekanan darah Anda. Namun, perlu
diingat bahwa pengobatan tekanan
darah rendah yang tepat akan
bergantung pada
penyebabnya. Jika Anda mengalami
gejala tekanan darah rendah yang
kronis atauparah, penting untuk
berkonsultasi dengan seorang
profesional medis untuk
diagnosis dan pengelolaanyang
tepat.
7. Terlambat ke sekolah √ Terlambat ke sekolahkarena jalanan
karena jalanan macet macetumumnya bukan masalahyang
dapat diatasi melalui konseling.
Penyebab
keterlambatan seperti ini biasanya
bersifat eksternal dan tidak terkait
dengan masalah emosional atau
psikologis individu.

Untuk mengatasi keterlambatan ke


sekolahakibat lalu lintas macet, Anda
mungkin perlumempertimbangkan
solusi praktis seperti:
Menyusun jadwalberangkat lebih
awal.
Mencari rute alternatif atau
menggunakan transportasiumum jika
memungkinkan.Berbicara dengan
sekolahuntuk mencari solusi atau
pengecualian dalam kasus tertentu.
Konseling umumnya lebihcocok untuk
mengatasimasalah psikologis atau
emosional yang memengaruhi kinerja
atau kesejahteraan seseorang, bukan
untuk masalah lalu lintas atau
keterlambatan akibat situasi
eksternal.
8. Stres tramatik (Post √ stres traumatik dapatdiatasi melalui
traumatic stress disorder) konseling. Terapi atau konseling
psikologis merupakan salahsatu
metode yang efektifuntuk membantu
individu mengatasi stres traumatik
atau gangguan stres pasca-trauma
(PTSD). Konselor atau terapis yang
terlatihdalam pengelolaan trauma
dapat bekerja dengan Anda untuk:
Mengidentifikasi danmemahami
reaksi dan gejala stres traumatik.
Mengembangkan strategiuntuk
mengelolakecemasan, ketakutan, dan
gejala lainnya.
Mengatasi perasaan danpikiran yang
terkait dengantrauma.
Membantu Anda meresapidan
mengatasi pengalamantraumatis
Anda.
Mengembangkan keterampilan
koping yanglebih sehat.
Memfasilitasi proses penyembuhan
danpemulihan.
Penting untuk mencari bantuan dari
seorang profesional yang
berpengalaman dalammerawat stres
traumatikkarena ini adalah kondisi
serius yang memerlukanperhatian
yang tepat.Terapis dapat
menggunakan berbagai teknik
terapeutik sepertiterapi kognitif
perilaku,terapi bicara, terapi EMDR
(Eye MovementDesensitization and
Reprocessing), atau terapi lain yang
sesuai untuk membantu Anda
mengatasistres traumatik dan
meningkatkan kualitas
hidup Anda.
9. Cemas menghadapi ujian √ Kecemasan menghadapi ujian adalah
masalah umum yang dapat diatasi
melalui konseling atau terapi.
Konselor atau terapis dapat
membantuAnda mengatasi
kecemasanujian dengan:
Mengidentifikasi sumberkecemasan
Anda.
Mengajarkan teknik relaksasi dan
pernapasan untuk mengurangi
kecemasan.
Memberikan dukunganemosional dan
dukungan psikologis selama periode
ujian.
Mengatasi pikiran negatif atau rasa
takut yangmungkin muncul sebelum
atau selama ujian.
Mengajarkan keterampilan
manajemen waktu danperencanaan
studi yang efektif.
Konseling dapat membantuAnda
memahami lebih baikperasaan Anda
terkait ujiandan memberikan alat-alat
yang diperlukan untuk mengatasi
kecemasansehingga Anda dapat
menghadapi ujian dengan lebih
percaya diri dan lebih
efektif. Jika kecemasanmengganggu
kemampuan anda dalam ujian atau
aktivitas sehari-hari,pertimbangkan
untukmencari bantuan dari seorang
profesional terlatih
dalam bidang ini.
10. Sulit memahami pelajaran √ Ketika seseorangmengalami kesulitan
matematika dalammemahami pelajaran
matematika, biasanyakonseling tidak
menjadi solusi utama. Konseling
biasanya berfokus pada masalah
psikologis atau emosional, sementara
kesulitan dalam mata pelajaran
sepertimatematika biasanya lebih
terkait dengan faktor akademik.
Untuk mengatasi kesulitan dalam
memahamimatematika, lebih baik
mencari bantuan dari seorang tutor
matematikaatau guru yang
berpengalaman dalammata
pelajaran tersebut.Mereka dapat
memberikan penjelasan yang lebih
terperinci, metodepembelajaran yang
sesuai, dan dukungan akademik yang
diperlukan untuk membantu Anda
memahami materi dengan lebih
baik.

2. Jika suatu gangguan atau problem yang dialami oleh siswa ternyata tidak mampu
dilayani oleh konselor (guru BK) di sekolah, tindakan apa yang harus dilakukan oleh
guru BK tersebut.

= Jika seorang guru BK di sekolah merasa bahwa gangguan atau masalah yang
dihadapi oleh seorang siswa tidak dapat ditangani dengan baik olehnya, maka
langkah-langkah berikut dapat diambil:

Rujuk ke Profesional Terkait: Guru BK dapat merujuk siswa tersebut kepada


profesional kesehatan mental atau spesialis lain yang memiliki keterampilan dan
pengalaman dalam menangani masalah yang lebih kompleks. Ini bisa berarti
merujukke seorang psikolog, psikiater, pekerja sosial, atau konselor terapis yang
lebihberpengalaman dalam kasus tersebut.

Berkomunikasi dengan Orang Tua: Guru BK juga dapat berkomunikasi dengan


orangtua atau wali siswa untuk menginformasikan masalah yang dihadapi
danmendiskusikan opsi perawatan yang lebih lanjut di luar lingkungan sekolah.
Kerjasamadengan orang tua sangat penting dalam memberikan dukungan yang
diperlukan kepada siswa.

Kolaborasi dengan Tim Sekolah: Guru BK dapat berkolaborasi dengan tim sekolah
yang melibatkan kepala sekolah, guru-guru lain, dan tenaga profesional lainnya
untuk mencari solusi yang sesuai untuk siswa tersebut. Ini bisa melibatkan
pengembangan rencana dukungan individu atau intervensi yang disesuaikan dengan
kebutuhan siswa.

Mencari Sumber Daya Eksternal: Guru BK dapat mencari sumber daya eksternal
seperti lembaga bantuan kesehatan mental, lembaga sosial, atau organisasi non-
pemerintah yang dapat membantu dalam menangani masalah tersebut.

Penting untuk diingat bahwa kesejahteraan siswa adalah prioritas utama, dan jika guruBK
merasa tidak dapat menangani masalah dengan sendirian, maka berkolaborasi
dengan profesional lain atau mencari bantuan eksternal adalah langkah yang
bijak untuk
memastikan siswa mendapatkan perawatan yang sesuai.
Latihan 2.1 Prates Kemampuan Komunikasi

Nama :Muslimah Putri Buhari

NIM : 220404500010

Tanggal : 8 September 2023

Pengantar
Konselor adalah orang dengan kecenderungan yang bersifat menolong. Orang yang
bersifat menolong adalah orang yang mengenal dengan baik dirinya sendiri dan bersifat
tulus (tidak pura-pura) ketika berbicara dengan orang lain. Saat berbicara dengan
orang lain, orang yang bersifat menolong dapat memahami dan menghormati perasaan
orang yang diajaknya berbicara. Orang yang bersifat menolong memiliki rasa percaya diri
dan semua tindakannya sangat alami. Orang yang bersifat menolong dapat menyesuaikan
diri dengan mudah dengan berbagai ragam orang yang berbeda-beda dan cakap
mengemukakan perasaannya pada orang lain pada saat yang tepat.

Tujuan

Dalam latihan ini anda akan belajar:


1. Memantapkan minat pribadi anda terhadap program latihan konseling.
2. Memantapkan komitmen diri anda untuk berpartisipasi sebagai peserta pelatihan konseling.

Petunjuk untuk Pernyataan 1 sampai 5


1. Halaman berikut berisi lima pernyataan yang diumpamakan disampaikan oleh orang lain
kepada anda.
2. Berilah nilai pada masing-masing empat tanggapan atas pernyataan tsb berdasarkan
tingkat kemenolongan tanggapan tersebut, yaitu
a. T (tinggi) = Tanggapan yang betul-betul menolong dan memenuhi semua kondisi
yang digambarkan dalam ciri tanggapan yang bersifat menolong.
b. S (sedang) = Tanggapan yang agak menolong orang lain dan memenuhi sebagian
dari kondisi yang digambarkan dalam ciri tanggapan yang bersifat menolong.
c. R (rendah) = Tanggapan yang tidak menolong orang lain, dan sama sekali tidak
memenuhi kondisi yang digambarkan dalam ciri tanggapan yang bersifat menolong.

Tugas Latihan
Pernyataan 1
Orangtua saya tidak mengisinkan saya keluar rumah hingga larut malam. Mereka selalu
mengingatkan, saya bisa mengalami masalah jika selalu keluyuran bersama para teman-
teman saya itu.
Tanggapan untuk Pernyataan 1

a. Apa yang pernah kamu lakukan sehingga orangtua T S R


tidak mempercayai anda?
b. Jika mereka tidak tahu, tentu meraka tidak akan sakit T S R
hati. Kesalahan kamu karena telah memberi tahu
terlalu banyak apa yang telah kamu lakukan.
c. Kadang-kadang memang sulit menerima pikiran- T S R
pikiran orangtua seperti itu.
d. Memang merepotkan kalau orangtua tidakmengisinkan T S R
bergaul dengan para pemuda tsb.Sepertinya orangtua
tidak mempercayai alasan yang
kamu sampaikan.

Pernyataan 2
Orang-orang congkak itu tidak mau bicara dengan saya. Mereka pikir kalau diri mereka lebihbaik
daripada saya. Siapa sih yang butuh mereka.
Tanggapan untuk Pernyataan 2

a. Kenapa kamu tidak berhenti saja mengomeli masalahitu, T S R


banyak orang lain bisa diajak bicara.
b. Kamu marah karena berpikir kalau orang-orang itu T S R
menganggap dirimu tidak cukup berarti untuk diajak
bergaul.
c. Kamu ingin bergaul dengan mereka tapi mereka T S R
tampaknya tidak berminat, dan itu membuat kamu
bingung apa yang seharusnya dilakukan.
d. Cara yang saya gunakan menghadapi orang angkuh T S R
seperti itu adalah mengambil jarak sejauh mungkin
dari diri mereka.
Pernyataan 3
Nilai saya sangat mengecewakan. Gara-gara itu, orangtua melarang saya ke mana-mana
selama sebulan ini, dan saya juga kehilangan uang jajan. Saya tidak tahu kejadian buruk apalagi
yang akan terjadi.
Tangapan untuk Pernyataan 3

a. Keadaan sulit ini kamu rasakan begitu menyulitkan T S R


sehingga kamu khawatir apakah keadaan lainnya juga
akan menjadi buruk.
b. Hati-hatilah, bakal banyak lagi kejadian yang lebih T S R
buruk yang bakal menimpamu
c. Saya tahu apa yang kamu maksudkan. Saya pernah T S R
mengalami hal yang sama. Ketika itu, saya betul- betul
merasa segala sesuatunya menjadi buruk
d. Berhentilah mengasihani anda sendiri. Itu tidak akan T S R
banyak menolong

Pernyataan 4
Saya sudah berusaha keras bermain dengan baik di klub sepak bola itu. Tapi apa yang saya capai
sangat memalukan, karena ternyata saya tidak pernah bisa bermain bola dengan baik.
Tanggapan untuk Pernyataan 4

a. Kadang-kadang memang kamu harus menghadapi T S R


kenyataan bahwa kamu memang tidak dapat
berbakat main sepak bola
b. Kadang-kadang sulit mengharapkan menjadi pintar T S R
main sepak bola sekalipun kamu telah melakukan
yang terbaik yang kamu bisa
c. Kenapa kamu tidak keluar saja dari klub itu? T S R
d. Memang apa saja yang sudah kamu lakukan untuk T S R
mampu bermain sepak bola?.

Pernyataan 5
Saya punya beberapa kawan baru yang tidak disukai oleh orangtua saya karena rambutnyayang
panjang. Tapi orangtua saya sebenarnya belum mengenal mereka.
Tanggapan untuk Pernyataan 5

a. Apa yang sudah kamu lakukan sehingga orangtua T S R


tidak menyukai kawan-kawanmu itu?
b. Kenapa kamu tidak menuruti orangtua saja dan T S R
mencari lagi teman baru?
c. Itu yang membuat kamu merasa kalau orangtua tidak T S R
percaya pada dirimu dalam memilih kawan baru
d. Tidak usah peduli orangtua. Bergaullah dengan T S R
kawan-kawan baru yang kamu inginkan itu.

Petunjuk Untuk Pernyataan 6 Sampai 10


Untuk setiap pernyataan berikut, tulislah tanggapan yang anda anggap
menolong buat orang yang mengemukakan pernyataan tersebut.

Pernyataan 6
Sudah saya ingatkan agar dia tidak mengungkapkan rahasia itu kepada orang lain. Tapi
sekarang seluruh sekolah sudah tahu. Saya sungguh ingin mencekiknya.
Tulis apa yang anda ingin katakan :
= Perilaku seperti itu akan merugikan dirinya sendiri danorang lain karena sudah di ingatkan
tetapi dia tetap mengungkapkan rahasia itu kepada orang lain.

Pernyataan 7
Saya benci sekolah ini. Sekolah yang tahun lalu saya tinggalkan itu jauh lebih hebat dan
unggul. Sekarang rasanya saya tidak ingin lagi datang ke sekolah ini.
Tulis apa yang ingin anda katakan :
= Seharusnya kamu harus bisa lebih bersyukur karena tidak semua orang bisa seberuntung
dirimu. Bisa bersekolah dan menempuh Pendidikan yang tinggi
Pernyataan 8
Saya sungguh tidak suka tinggal bersama saudara saya dalam satu kamar. Dia sangat tidakteratur
dan tidak mau mempedulikan saya.
Tulis apa yang ingin anda katakan :
= Seharusnya kamu bersyukur karena orang lain di luarsana juga ingin memiliki saudara dan
tidak merasa kesepian

Pernyataan 9
Saya sungguh benci dosen jam pertama saya. Gara-gara saya terlambat, dia bilang saya tidakboleh
mengikuti mata kuliahnya.
Tulis apa yang anda katakan :
= kamu harus memanagement waktu sesuai dengan jam mata kuliah dosen anda karena itu
adalah kelalaian yang anda perbuat seharusnya anda tidak menyalahkan dosen anda
atas kesalahan yang anda sendiri perbuat.

Pernyataan 10
Saya ingin ibu memberi kelonggaran dan membiarkan saya melakukan apa yang saya
inginkan. Tapi dia selalu marah dan mengomel jika saya hendak pergi keluar rumah.
Tulis apa yang anda katakan :
= Situasi seperti ini bisa sulit. Mungkin ada cara untuk berbicaradengan ibu
Anda tentang perasaan dan keinginan Anda. Cobalah untuk memiliki percakapanyang
jujur dan empati dengan dia untuk mencari solusi yang saling menguntungkan.
Latihan 2.2 Alasan Mengikuti Latihan

Nama :Muslimah Putri Buhari

NIM : 220404500010

Tanggal :8 September 2023

Tujuan
Dalam latihan ini anda akan menguji alasan pribadi anda mempelajari keterampilan
komunikasi yang menjadi dasar dari keteramplan konseling.

Petunjuk
3. Tulislah jawaban anda atas tiga pertanyaan yang diajukan.
4. Kembalikan lembaran jawaban pelatih setelah ditulis.

Tugas Latihan
4. Dalam jenis situasi apa sajakan anda merencanakan akan menggunakan
keterampilan komunikasi?
Saya dapat merencanakan untuk menggunakan keterampilan komunikasi dalam
berbagai situasi, termasuk:
Situasi Kerja: Saat berkomunikasi dengan rekan kerja, atasan, atau klien untuk
membahas proyek, presentasi, atau pertemuan bisnis.
Situasi Sosial: Ketika berinteraksi dengan teman, keluarga, atau orang lain dalam
kehidupan sehari-hari untuk menjalin hubungan sosial yang baik.
Pertemuan Publik: Saat berbicara di depan umum, memberikan presentasi, atau
berpartisipasi dalam seminar atau konferensi.
Situasi Konflik: Untuk mengatasi konflik atau perbedaan pendapat dengan cara
yangkonstruktif dan empatik.
Situasi Pendidikan: Dalam proses pembelajaran, baik sebagai siswa
yang berpartisipasi dalam diskusi kelas atau sebagai pengajar yang menjelaskan
materi kepada siswa.
Situasi Layanan Pelanggan: Saat berinteraksi dengan pelanggan atau konsumen
untukmemberikan informasi, menyelesaikan masalah, atau memberikan dukungan.
Situasi Persuasi: Ketika ingin meyakinkan orang lain tentang suatu gagasan,
produk,atau pendapat.
Situasi Penulisan: Dalam penulisan surat, email, laporan, atau konten online
untukmenyampaikan pesan dengan jelas dan efektif.
Situasi Pribadi: Dalam berbicara tentang perasaan, impian, atau rencana pribadi
kepada orang yang penting dalam hidup Anda.
Situasi Kepemimpinan: Ketika memimpin tim atau kelompok untuk mengatur,
memotivasi, dan mencapai tujuan bersama.
Keterampilan komunikasi sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, dan penting
untuk merencanakannya sesuai dengan konteks dan tujuan komunikasi.

5. Bagaimanakah keterampilan komunikasi itu dapat digunakan dalam kehidupan


pribadianda?
Keterampilan komunikasi sangat penting dalam kehidupan pribadi saya seperti
halnya dalam kehidupan orang lain. Beberapa contoh cara saya menggunakan
keterampilan komunikasi dalam kehidupan pribadi saya meliputi:
Hubungan Pribadi: Saya menggunakan keterampilan komunikasi untuk menjaga
hubungan yang baik dengan keluarga, teman-teman, dan orang yang saya
pedulikan. Ini termasuk berbicara terbuka tentang perasaan, mendengarkan
dengan baik, dan memecahkan masalah jika ada konflik.
Keseharian: Saya menggunakannya dalam percakapan sehari-hari, seperti berbicara
tentang rencana, membahas topik yang menarik, atau hanya berbagi cerita sehari-
hari dengan orang-orang terdekat.
Kesadaran Diri: Keterampilan komunikasi membantu saya dalam memahami dan
mengelola perasaan dan emosi pribadi. Ini membantu saya menjadi lebih sadar akan
bagaimana perasaan saya memengaruhi interaksi dengan orang lain.
Pertemanan: Dalam membangun dan merawat pertemanan, keterampilan
komunikasi membantu saya untuk memahami dan mendukung teman-teman saya
dalam berbagai situasi.
Rencana Pribadi: Saya menggunakannya untuk merencanakan masa depan,
berbicara tentang tujuan pribadi, dan mencari dukungan atau masukan dari orang
lain.
Pendengaran Aktif: Saya selalu berusaha untuk mendengarkan secara aktif ketika
seseorang berbicara kepada saya, sehingga mereka merasa didengar dan dihargai.
Menyampaikan Empati: Keterampilan komunikasi membantu saya dalam
menyampaikan empati ketika teman atau keluarga mengalami kesulitan atau
kesedihan.
Dengan menggunakan keterampilan komunikasi ini dalam kehidupan pribadi saya,
saya dapat menjalin hubungan yang lebih sehat, lebih baik memahami diri sendiri
dan orang lain, serta merencanakan dan mencapai tujuan pribadi dengan lebih
efektif.

6. Alasan apa yang anda miliki untuk bergabung dalam kelompok latihan (ikut
matakuliah)ini?

Keterampilan Konseling: Matakuliah ini mengajarkan keterampilan dasar dalam


melakukan konseling, seperti mendengarkan aktif, mengajukan pertanyaan terbuka,
dan memberikan dukungan emosional. Ini berguna dalam berbagai profesi, termasuk
psikologi, pekerja sosial, dan kesehatan mental.
Pemahaman Manusia: Melalui mikrokonseling, siswa dapat memahami lebih baik
perilaku, emosi, dan pemikiran manusia. Ini dapat bermanfaat dalam berbagai
bidang, termasuk manajemen, pendidikan, dan hubungan antarpribadi.
Berpikir Kritis: Konseling melibatkan pemikiran kritis dan analisis situasi. Ini
membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir analitis yang berguna
dalam
pemecahan masalah sehari-hari.
Hubungan Antarpribadi: Keterampilan yang dipelajari dalam mikrokonseling dapat
meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan membangun hubungan antarpribadi
yang lebih baik, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.
Dukungan Emosional: Pelatihan ini dapat membantu siswa memberikan dukungan
emosional yang lebih baik kepada orang lain yang mungkin mengalami kesulitan
atau stres.
Kepemimpinan dan Manajemen: Kemampuan konseling dapat berguna dalam peran
kepemimpinan dan manajemen, membantu memahami dan memotivasi anggota
tim atau karyawan.
Kesehatan Mental: Dalam lingkungan kesehatan, pengetahuan tentang mikrokonseling
dapat membantu dalam pemahaman dan penanganan masalah kesehatan mental.
Pengembangan Diri: Studi mikrokonseling dapat memungkinkan pengembangan
pribadi yang lebih baik, membantu siswa mengenali dan mengelola emosi mereka
sendiri.
Kebutuhan Profesional: Bagi mereka yang ingin berkarir dalam bidang terkait
konseling, seperti psikoterapi atau pekerjaan sosial, matakuliah ini adalah dasar
penting.
Membantu Orang Lain: Banyak orang memilih mempelajari mikrokonseling karena
mereka ingin belajar cara membantu orang lain mengatasi masalah dan kesulitan
dalam hidup mereka.
Dalam rangkaian alasan tersebut, matakuliah mikrokonseling dapat menjadi berharga
dalam banyak konteks dan profesi yang berbeda, membantu individu untuk
mengembangkan keterampilan yang mendalam dan pemahaman tentang aspek-aspek
manusia yang kompleks.
Latihan 2.3 Mengeksplorasi Perilaku Penolong

Nama :Muslimah Putri Buhari

NIM :220404500010

Tanggal : 8 September 2023

Pengantar
Perilaku tertentu menjadikan seseorang penolong lebih baik daripada yang lainnya.
Berhubungan dengan orang lain yang menolong kita melibatkan ciri-ciri seperti seberapa
baik orang itu mendengarkan kita, memberi perhatian paa kita, dan sebagainya. Agar anda
dapat menyadari bagaimana anda berhubungan dengan orang lain dalam peranan menlng,
amatilah perilaku orang lain.

Tujuan
Dalam latihan ini anda akan berlajar:
1. Mengetahui perilaku menolong yang anda sukai dan/atau yang anda tidak sukai pada
orang lain.
2. Mengetahui perilaku yang efektif dan yang tidak efektf.

Petunjuk
1. Sebelum pertemuan berikutnya, tulislah daftar tiga orang yang anda senangi untuk
diajak bicara dan membagi problem.
2. Di bawah nama setiap orang dalam daftar itu, berilah tanda cek sejajar dengan ciri
keterampilan dan perilaku personal yang ditunjukkan olehnya.
3. Buat catatan khusus dan persiapan untuk mendiskusikan dengan anggota kelompok lain
alasan anda mencek jawaban tertentu.
4. Cobalah catat dan kumpulkan (brainstorming) semua perilaku yang tampaknya sangat
menolong anda.

Tugas Latihan

Nama Nama Nama


Orang yang biasa saya tempai
membagi problem saya
Naya Anis Lulu

a. Mencurahkan perhatian pada √ √ √


saya
b. Tampak mendengarkan saya √ √ √
c. Saya percaya orang itu bisa √ √ √
menjaga rahasia
d. Tidak memandang remeh √ √ √
problem saya
e. Terus terang mengenai √
problem saya
f. Terbuka mengungkap √
perasaanya sendiri
g. Memahami apa yang saya √ √ √
katakan
√ √ √
h. Selalu memberikan solusi
√ √ √
i. Memberikan tanggapan yang
bai k

j. Menjadi pihak pertama yang
bergerak Ketika saya
mengalami masalah

Pada ruang kosong ini di bawah ini, gambarkanlah perilaku verbal ataupun nonverbal yang
anda nilai penting anda lakukan sebagai seorang penolong:
= Mencurahkan perhatian padasaya, Tampak mendengarkan saya, Saya percaya orang
itubisa menjaga rahasia, Tidak memandang remeh problem saya, Selalu memberikan
solusi, Memberikan tanggapan yang baik, Menjadi pihak pertama yang bergerak Ketika
saya mengalami masalah : ketiga teman sharing saya memiliki persamaan dan perilaku
yang sama terhadap beberapa pernyataan tersebut tetapi pada bagian Memahami apa
yang saya katakan, terus terang mengenai problem saya, Terbuka mengungkap
perasaannya sendiri saya menceklis Naya karena merasa dia lebih memperlihatkan
perilaku yang sesuai dengan pernyataan tersebut. Beberapa perilaku yang saya rasa
tampak sangat menolong saya yaitu : Tampak mendengarkan saya, Menjadi pihak
pertama yang bergerak Ketika saya mengalami masalah.

Pada ruang kosong ini di bawah ini, gambarkanlah perilaku verbal ataupun nonverbal
yanganda nilai penting anda lakukan sebagai seorang penolong:

Perilaku Verbal:
• Mendengarkan dengan penuh perhatian kepada orang yang membutuhkan
bantuan.
• Mengajukan pertanyaan untuk memahami situasi dengan lebih baik.
• Memberikan dukungan verbal dengan kata-kata yang positif dan penyemangat.
• Mengkomunikasikan informasi dengan jelas dan ringkas.
• Menggunakan bahasa yang sopan dan menghormati individu yang menerima
bantuan.

Perilaku Nonverbal:
• Menunjukkan empati melalui ekspresi wajah yang empatik dan kontak mata.
• Menunjukkan ketenangan dan kestabilan dalam gerakan tubuh.
• Memberikan isyarat nonverbal yang mendukung pesan verbal, seperti
mengangguk atau mengangkat alis sebagai respon.
• Menggunakan bahasa tubuh yang terbuka dan ramah untuk membangun rasa
percaya diri.
• Menghormati ruang pribadi individu dengan menjaga jarak yang sesuai.
• Semua perilaku ini dapat membantu Anda menjadi penolong yang efektif dan
membantu individu yang memerlukan bantuan dengan lebih baik.
Latihan 2.4 Bagaimanakah Saya Menolong

Nama :Muslimah Putri Buhari

NIM :220404500010

Tanggal : 8 September 2023


Pengantar
Sebagai seorang penolong bagi orang lain, anda akan bisa efektif bila
anda mempertunjukkan ciri perilaku yang disukai oleh orang yang anda tolong itu. Amatilah
daan nilialah diri anda ketika berhubungan dengannya untuk menyelesaikan tugas latihan
berikut. Tujuan
Dalam latihan ini anda akan belajar :
1. Mengetahui ciri perilaku menolong anda yang disukai oleh orang lain.
2. Mengenal ciri perilaku yang efektif dan tidak efektif dalam proses menolong.
Petunjuk
1. Sebelum pertemuan berikutnya, identifikasi dan catatlah orang yang datang pada anda
untuk membicarakan suatu problem.
2. Berilah tanda cek di samping perilaku yang anda gunakan menghadapi orang-orang
tersebut.
3. Buat persiapan untuk mendiskusikan alasan anda memberi tanda cek pada kolom
tertentu. 4. Analisilah tanda cek anda pada Latihan 2.1 dan 2.2 untuk menentukan apa
yang anda
anggap sebagai perilaku untuk menentukan apa yang anda anggap sebagai perilaku yang
efektif.

Tugas Latihan
Orang yang datang kepada saya untuk
membicarakan suatu problem (tulis nama
Perilaku Saya samaran)
N A L

√ √ √
a. Saya melihat ke arahnya
b. Saya berusaha memahami √ √ √
problemnya
c. Saya mengemukakan pada apa √ √ √
yang saya pahami
d. Saya mengemukakan perasaan √
saya secara terus terang

e. Saya membantunya √ √ √
menentukan jalan keluar
f. Saya memandang problenya √ √ √
secara serius

3. Saya mencek ke tiganya pada bagian Saya melihat kearahnya, saya berusaha memahami
problemnya, saya mengemukakan pada apa yang saya pahami, sayamembantunya
menentukan jalan keluar, saya memandang probblemnya secara serius.Karena saya merasa
bahwa perilaku yang saya berikan akan menolong mereka tapi hanya pada bagian saya
mengemukakan perasaan saya secara terus terang hanya kepada fira karena saya merasa
lebih nyaman dan percaya bercerita kepadanya.

4. Jika seseorang datang kepada saya untuk membicarakan suatu problem, maka saya akan
berinteraksi dengannya dengan cara berikut (gambarkanlah)

langkah-langkah yang dapat Anda lakukan adalah:

• Dengarkan dengan baik: Berikan perhatian penuh pada orang tersebut dan biarkan
mereka berbicara tanpa interupsi.
• Tunjukkan empati: Cobalah untuk memahami perasaan dan perspektif mereka.
• Tanyakan pertanyaan: Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang masalah tersebut.
• Berikan dukungan: Tawarkan dukungan moral atau praktis, jika memungkinkan.
• Ajukan solusi: Jika Anda memiliki saran atau ide untuk membantu mereka mengatasi
masalah tersebut, bagikan dengan baik dan dengan penuh hormat.
• Tetaplah terbuka: Pastikan mereka merasa nyaman untuk berbicara dengan Anda
kapan saja jika mereka membutuhkan bantuan lebih lanjut.
• Jangan memaksa solusi: Ingatlah bahwa tidak semua masalah memiliki solusi yang
mudah. Terkadang, yang terbaik yang bisa Anda lakukan adalah mendengarkan dan
memberikan dukungan.
• Selalu penting untuk berbicara dengan hormat dan merasa terbuka terhadap
pengalaman dan perasaan orang lain.
Latihan 2.5 Mempraktikkan Perilaku Menolong

Nama :Muslimah Putri Buhari

NIM :220404500010

Tanggal : 8 September 2023

Pengantar
Satu cara penting untuk mempelajar perilaku yang bersifat monolong adalah dengan
memulai mengunakanya dalam kelompok latihan bersama tema-teman yang juga belajar
dan ingin memperaktikkannya. Kegiatan ini akan menyenagkan begitu anda memulai
melihat perilaku menolong itu ditunjukkan.
Tujuan
Dalam latihan ini anda akan belajar :
1. Mempraktikan perilaku menolong.
2. Memberi balikan berkenaan perilaku menolong.
Petunjuk
1. Bentukkanlah kelompok beranggotakan tiga orang. Seorang bertindak sebagai konselor,
seorang sebagai konseli yang mengemukakan suatu problem selama kira-kira tiga menit,
dan seorang lagi bertindak sabagai pemberi balikan kepada atas perilaku anda.
2. Sebagai pemberi balikan, gunakanlah Daftar Cek yang disediakan untuk mencek perilaku
pendengar. Gunakan catatan anda setelah mendiskusikan balikan anda kepada konselor.
3. Ubahlah peranan dan ulangi butir nomor 2.
4. Ubahlah peranan lagi sehingga setiap anggota berkesempatan bertindak sebagai konseli,
konselor, dan pemberi balikan.
5. Diskusikan pengalaman anda pada kelompok besar (diskusi kelas).

DAFTAR CEK PERILAKU KONSELOR

Petunjuk
1. Ketika anda bertindak sebagai pemberi balikan, berikanlah tanda cek perilaku-
perilakuberikut yang anda amati dilakukan oleh pemeran konselor.
√ Melihat ke arah konseli.
√ Berusaha memahami problem konseli.
√ Mengemukakan pemahamannya pada konseli.
√ Mengemukakan persaannya secara jujur.
√ Membantu menemukan jalan keluar.
√ Memperlakukan problem secara serius.
2. Setelah konseli dan konselor selesai berbicara, berikanlah balikan kepada pemeran
konselor sesuai perilaku yang anda amati
1 . Selalu menanggapi konseli dengan senyuman .
2. Berdiam diri dengan anggukan guna memberikan kesempatan konseli
untuk berbicara 3. Menanggapi dengan diikuti dengan gerakan tangan dan sentuhan
kepada konseli
4. Sikap tenang yang mempermudah pengekspresian perasaan konseli
5. Cara duduk yang condong agak kedepan ketika mendengarkan
6. Tidak menyudutkan konseli
7. Tidak menganggap remeh permasalahan konseli
1. Setelah konseli dan konselor selesai berbicara, berikanlah balikan kepada pemeran
konselor sesuai perilaku yang anda amati.

F. Tugas/Quiz
• Buatkan Infografis mengenai perbedaan konseling ,nasehat dan bimbingan
• Identifkasi fenomena yang terjadi saat ini mengenai pelaksanaan konseling di
sekolah

• INFOGRAFIS
• Identifikasi fenomena yang terjadi saat ini mengenai pelaksanaan konseling di sekolah!
= Secara umum, pelaksanaan layanan bimbingan konseling yang ada di sekolah ditujukan agar
dapat membantu siswa secara optimal memahami diri, menyesuaikan diri, dan juga dalam hal
mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Sehingga dalam pelaksanaannya
guru BK (konselor) dituntut untuk dekat, akrab dan bersahabat dengan segala kepribadian siswa
agar memudahkan dalam melakukan layanan konseling di sekolah. Akan tetapi, berbanding
terbalik terkait fenomena yang terjadi di lapangan mengenai pelaksanaan konseling di sekolah,
fenomena yang kerap terjadi diantaranya yaitu :
1) Guru BK (konselor) dianggap sebagai polisi sekolah
Siswa sekolah memiliki persepsi negatif terhadap layanan bimbingan dan konseling ,
suatu persepsi yang salah dari siswa adalah guru Bimbingan konseling disebut polisi
sekolah. Tak jarang siswa beranggapan bahwa mereka dipanggil oleh guru Bimbingan dan
konseling jika mereka “bermasalah” atau melanggar aturan sekolah, seperti bolos,
sering terlambat, tawuran, berkelahi,merokok, dan lain sebagainya. Persepsi siswa ini
muncul dari pengalaman yang dialaminya.
Guru BK yang sering terlihat di sekolah melaksanakan tugasnya ketika menghadapi siswa
yang melanggar aturan, dengan demikian guru BK akan dianggap oleh siswa sebagai
polisi sekolah.Pemahaman siswa yang salah mengenai tugas dan fungsi BK juga akan
berpengaruh terhadap minat dari siswa untuk berkonsultasi kepada guru BK mengenai
pembelajaran, karier ataupun hubungan pertemanan. Sehingga pelayanan BK di sekolah
tidak berjalan optimal disebabkan karena siswa tidak datang secara sukarela. Siswa
menemui guru BK ketika dipanggil oleh pihak sekolah untuk membahas dan
mengkonsultasikan masalahnya dengan guru BK. Siswa juga mengalami ketakutan dan
kekhawatiran jika sudah dipanggil oleh guru BK, apalagi jika orang tua mereka juga ikut
serta dipanggil oleh pihak sekolah. Kondisi ini menambah persepsi bahwa guru BK adalah
polisi sekolah.

2) Manajemen sekolah dan sarana pendukung yang tidak memadai bagi guru BK
Tidak adanya alokasi waktu khusus bagi guru BK dalam melakukan pelayanan dan
konseling dan juga, kurangnya sarana yang memadai bagi guru BK untuk
melakukan pelaksanaan layanan konseling. Problematika guru BK tidak memperoleh jam
masuk kelas di setiap minggu. Guru BK tidak memperoleh jam untuk masuk kelas dalam
memberikan bimbingan, sehingga pelayanan dan bimbingan konseling tidak dapat
dilakukan secara maksimal.
Masalah sarana atau tidak adanya ruang khusus BK yang dapat digunakan oleh
siswa dalam berkonsultasi dengan perasaan aman dan tidak khawatir kerahasiaan
informasi terjaga. Konselor membutuhkan ruang khusus untuk menjadi ruang
konsultasidengan konsuli. Ruang khusus ini dapat terpenuhi jika kepala sekolah memiliki
pemahaman yang luas mengenai bimbingan dan konseling. Kepala sekolah dapat
menyediakan anggaran
agar ruang khusus ini dapat terpenuhi. Manajemen pelayanan bimbingan konseling
memiliki prinsip perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.

3) Kurangnya Profesionalisme guru BK


Problematika bagi pelaksanaan pelayanan dan bimbingan dan konseling muncul
karena masalah profesionalisme guru BK. Layanan BK tidak dilaksanakan secara
terprogram, kurangnya kerjasama dengan guru mata, kompetensi konselor yang minim,
hal yang juga penting yang perlu dikuasai oleh konselor yaitu penguasaan teknologi
dalam membantu proses pelayanan bimbingan dan konseling namun tak jarang
konselor memiliki keterbatasan dalam penguasaan IT. Masalah lain terkait dengan
profesionalisme guru BK yaang membuat terkendala pelaksanaan pelayanan bimbingan
dan konseling yaitu guru BK tidak berasal dari latar belakang ilmu bimbingan dan
konseling.

G. Referensi

The Concise Oxford Dictionary (1999). The Concise Oxford Dictionary (10th edition). New
York: Oxford University Press. Internet Archive (online),
https://archive.org/details/conciseoxforddic0010unse
Burke, J. F. (1989). Contemporary approaches to psychotherapy and counseling: The
self-regulation model. Pacific Grove, CA: Brooks/Cole.

Anda mungkin juga menyukai