1. Pengertian Konseling
Konseling berasal dari kata Inggris counsel, counseling. Dalam The Concise Oxford
Dictionary (1999, h. 325), kata ini diartikan sebagai: 1. memberikan nasihat kepada.
merekomendasikan (suatu rangkaian tindakan). 2 memberikan bantuan dan saran
profesional kepada (seseorang) untuk menyelesaikan masalah pribadi, sosial, atau
psikologis.
Konseling merupakan hubungan timbal balik antara konselot dan konseli. Hubungan
yang dimaksud bersifat profesioan dan bertujuan untuk membantu konseli menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi dan dilaksanakan secara berkesinambungan karean proses
konseling kecil kemungkinan hanya terjadi satu kali pertemuan
Konseling sebagai layanan professional memiliki Batasan yang lebih dari
sekedar pengertian istilah dalam kamus. Berikut dikemukakan beberapa pengertian dari
para ahli mengenai konseling tsb.
1. ''Konseling adalah aplikasi berseni dari pengetahuan dan teknik psikologis
yang diturunkan secara ilmiah untuk tujuan mengubah perilaku manusia'' (Burke,
1989, hal. 12).
2. ''Konseling terdiri dari aktivitas etis apa pun yang dilakukan konselor dalam upaya
untuk membantu konseli terlibat dalam jenis perilaku yang akan mengarah pada
penyelesaian masalah konseli'' (Krumboltz, 1965, hlm. 3).
3. ''[Konseling adalah] aktivitas ... untuk bekerja dengan individu yang berfungsi relatif
normal yang mengalami masalah perkembangan atau penyesuaian''
(Kottler &Brown, 1996, hlm. 7).
4. Konseling umumnya dicirikan oleh adanya kesepakatan yang jelas antara seorang
konselor dengan klien (konseli) untuk bertemu dalam suasana pribadi, pada
waktu tertentu, dan dalam kondisi kerahasiaan yang ketat, dengan parameter etik,
waktu yang disepakati, dan untuk tujuan yang ditentukan (Palmer, 2000).
5. Konseling sebagai hubungan yang berupa bantuan satu-satu yang berfokus kepada
pertumbuhan dan penyesuaian pribadi dan memenuhi kebutuhan akan
penyelesaian problem dan kebutuhan pengambilan keputusan (Gibson & Mitchel,
2011)
6. Konseling bukan hanya sebuah peristiwa yang terjadai diantara dua individu.
Konseling juga merupakan intitusi social yang tertanam dalam kultur masyaraka
modern. Konseling merupakan suatu hubungan profesioanl dalam
bentuk pertolongan dengan menekankan ekspolrasi dan pemahaman serta
proses penentuan diri (Mcleod, 2010)
7. Konseling merupakan hubungan profesional yang mem berikan kesempatan pada
individu, keluarga, maupun kelompok yang berbeda-beda untuk tercapainya tujuan
kesehatan mental, kehidupan yang lebih baik, tujuan dalam bidang pendidikan, dan
karier (ACA dalam Dahir, 2012). Secara lebih khusus, dalam setting pendidikan
formal, konseling adalah proses pemberian bantuan bagi siswa untuk
membantu mereka menata tujuan dan mencapai perubahan perilaku ke arah yang
lebih positif (ASCA dalam Dahir, 2012).
Video Animasi
Lebih jauh, Nelson-Jones (2005) memandang konseling sebagai “a relationship, arepertoire
of interventions, a psychological process, and in terms of its goals and clienteles”. Berikut
penjelesan Nelson-Jones mengenai empat elemen penciri konseling tersebut.
1. Konseling sebagai suatu hubungan
Hampir semua ahli setuju bahwa hubungan
konseling yang baik dengan konseli diperlukan agar
konseling bisa berjalan efektif. Beberapa ahli bahkan
menganggap hubungan konseling tidak hanya diperlukan
(necessary), tetapi cukup (sufficient) untuk terjadinya
perubahan konstruktif pada konseli. Salah satu cara
untuk
mendefinisikan konseling yaitu bahwa layanan ini melibatkan penetapan kualitas sentral
dari hubungan konseling yang baik. Kualitas hubungan yang perlu dikembangkan oleh
konselor ini, kadang-kadang disebut 'kondisi inti', antara lain pemahaman empatik, rasa
hormat dan penerimaan terhadap keadaan konseli saat ini, dan keselarasan atau
keaslian. Istilah-istilah seperti 'mendengarkan secara aktif' dan 'mendengarkan
penghargaan' adalah cara lain untuk mengungkapkan keterampilan sentral dari
konseling dasar atau hubungan bantuan. Mereka yang melihat konseling terutama
sebagai hubungan bantuan cenderung menganut teori dan praktik konseling yang
berpusat pada orang (person centered).
2. Konseling sebagai repertoar intervensi
Video penjelasan…
Brammer (1979) menjelaskan bahwa tahap konseling dapat dijelaskan sebagai berikut.
Phase I : Building Report
• Entry: menyiapkan konseli dan membuka hubungan konseling
• Clarification: menyatakan masalah dan alasan membutuhkan Layanan konseling.
• Structure: memformulasikan kontrak dan struktur.
• Relationship: membangun hubungan konseling.
Phase II : Facilitating Positive Action
• Exploration: mengeksplorasi masalah, memformulasikan tujuan, merencanakan
strategi, mengumpulkan fakta, mengekspresikan perasaan, dan
mempelajari keterampilan baru.
• Consolidation: mengeksplorasi alternatif dan berlatih keterampilan baru.
• Planning: mengembangkan rencana baru menggunakan strategi yang dipilih.
• Termination: mengevaluasi hasil dan mengakhiri hubungan konseling
2. Pengertian Keterampilan Dasar Konseling
a. Konselor mengemas ekspresi wajah yang sesuai ketika memberikan respons terhadap
konseli. Ekspresi wajah merupakan sarana utama yang dapat menyampaikan pesan
dari bahasa tubuh. Sedikitnya ada tujuh ekspresi wajah yang dapat menjelaskan
emosi seseorang, yaitu: bahagia, menarik, terkejut, takut, sedih, marah, dan
jijik/muak. Misalnya, pergerakan bibir dan alis seseorang dapat menyampaikan
banyak informasi.
b. Konselor harus memiliki fokus pandangan yang tepat. Konselor harus
tepat memandang ke arah konseli, hal ini menggambarkan bahwa konselor
memiliki perhatian terhadap konseli, sehingga konseli merasa dihargai. Selain
itu, dengan meletakkan fokus perhatian ke arah konseli, konselor akan
mengumpulkan banyak informasi. Konseli tidak hanya menyampaikan informasi
secara verbal, namun konselor juga dapat mengamati dari ba hasa nonverbal yang
ditunjukkan.
c. Konselor diharapkan melakukan kontak mata dengan konseli. Ketika melakukan
konseling, kontak mata perlu dilakukan. Kontak mata juga dapat dimaknai sebagai
bagian dari perhatian. Kontak mata yang dilakukan secara tepat menunjukkan bahwa
konselor hadir sepenuhnya (attending) untuk konseli. Terlebih, tatapan mata konseli
juga dapat memberikan informasi penting dalam proses konseling. Apabila sulit
dilakukan, konselor dapat berlatih dengan melihat kening atau ubun-ubun konseli.
d. Konselor menunjukkan gerakan dalam porsi yang tepat. Gerakan tubuh diberikan
dengan tujuan untuk mendukung atau memperjelas kalimat yang disampaikan.
Misalnya ada konseli yang mengalami kesulitan dalam menangkap makna atau
maksud dari kalimat yang disampaikan, konselor dapat membantunya dengan
gerakan sebagai
isyarat. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa ketika melakukan gerakan
konselor tidak boleh berlebihan. Misalnya melakukan gerakan yang tidak perlu yang
justru akan membuat konseli bingung, risih, atau bahkan terganggu. Contohnya,
sering menggaruk kepala yang sebenarnya tidak gatal.
e. Konselor mengatur posisi tubuh yang mendukung kenyamanan proses konseling.
Konselor perlu menata tempat duduk yang dapat membantunya menunjukkan sikap
penerimaan. Tempat duduk akan membantu konselor untuk mengekspresikan
kecondongan tubuh. Kecondongan tubuh konselor juga merupakan isyarat yang
dapat dimaknai oleh konseli. Ketika konselor bersikap kaku, maka dimungkinkan
konseli akan merasa kurang nyaman. Contoh lain, jika konselor duduk dengan
menyandarkan punggung dan meletakkan kepalanya dibagian belakang
kursi, maka dapat memberikan kesan tidak tertarik dan kurang memberikan
perhatian
f. Konselor harus mengatur dan menentukan kedekatan (jarak) yang tepat
dengan konseli. Jarak ini ditentukan dengan beberapa pertimbangan, salah
satunya adalah memungkinkan untuk melakukan sentuhan (bila diperlukan).
Apabila jarak antara konselor dan konseli terlalu jauh, maka suasananya akan
menjadi kaku. Bahkan mungkin saja akan terjadi beberapa kendala saat sedang
melakukan komunikasi, misalnya suara tidak terdengar dengan baik. Demikian
pula sebaliknya, bila jarak terlalu dekat juga akan menghambat.
g. Konselor mengenakan pakaian yang sesuai dengan konseli. Pakaian yang digunakan
oleh konselor juga men jadi sarana penyampai pesan nonverbal. Karena di luar sesi
konseling sekalipun, beberapa jenis pakaian memang memiliki kegunaan dan makna
masing-masing. Misalnya, baju takwa identik digunakan pada acara keagamaan, baju
batik identik dipakai untuk menghadiri acara resmi, daster atau kimono digunakan
saat seseorang sedang menikmati waktu santai, dan seterusnya. Oleh karena itu,
konselor harus jeli dalam memilih baju yang akan dikenakan ketika memberikan
layanan konseling—jangan sampai salah kostum.
h. Konselor mengemas penampilan dirinya agar enak dipandang dan menarik.
Penampilan juga dapat menjelaskan bagaimana karakter individu. Penampilan ini
dilihat secara keseluruhan mulai dari tatanan rambut sampai dengan ujung kakinya.
Setidaknya konselor harus terlihat bersih, rapi, dan teratur.
2. Keterampilan Internal dalam Konseling
Kegiatan mengkonseling melibatkan dua pihak, yaitu konselor dan konseli. Modul ini
dirancang untuk meningkatkan pengetahuan anda tentang beberapa ciri proses konseling.
Dalam modul ini, anda akan mengeksplorasi dan mengenali perilaku tertentu yang
menjadikan seorang bisa menjadi calon konselor menjadi lebih baik.
Untuk mengukur kemampuan anda menjadi seorang konselor, anda akan mengenali
perilaku yang bersifat menolong yang anda sukai atau tidak sukai pada diri orang lain.
Kemudian anda akan mengenali perilaku yang sama yang ada pada diri anda sendiri, serta
memahami perilaku-perilaku mana yang efektif dan tidak efektif.
Anda akan mengenali orang-orang yang datang kepada anda dengan suatu problem
dan mengenali perilaku yang anda tunjukkan pada saat anda mendengar dan membantu
orang tersebut. Anda akan mendiskusikan dengan peserta latihan (kuliah) lainnya tentang
interaksi anda dengan orang-orang yang datang kepada anda. Melalui diskusi ini anda
akan mampu menentukan bagaimana keberhasilan anda sebagaia seorang penolong.
Apapun tipe kelompok dan latar yang anda inginkan sebagai tempat bekerja, itu penting untuk
diketahui sehingga bentuk komunikasi yang sesuai dapat ditingkatkan melalui latihan.
Catatan jawaban terhadap pertanyaan dalam Latihan 2.2 akan membantu anda
memikirkan baik-baik mengapa anda ingin mempelajari keterampilan konseling, bagaimana
latihan membantu dalam kehidupan personal anda, dan apa tujuan aktual anda sehingga
ingin menggunakan keterampilan konseling. Setelah anda menganalisis tiga tipe
informasi dan membaginya dengan kelompok, program latihan dapat disesuaikan dengan
tujuan dan dipolakan sesuai dengan latar tempat kerja yang anda ingin masuki kelak
D. Kegiatan Belajar 3: Karakteristik Utama Konselor sebagai Helper
a. Konseling melibatkan dua pihak, yaitu orang yang dibantu atau ditolong, disebut klien
(istilah baku oleh ABKIN adalah konseli) dan orang yang membantu/menolong, disebut
konselor
b. Konseli yang dibantu adalah individu yang secara umum memiliki kehidupan
psikis yang relatif normal, bukan individu yang tergolong mengalami gangguan
dan/atau sakit jiwa.
c. Pelaksana konseling (konselor) adalah orang yang telah terlatih secara professional di
bidang konseling
d. Melibatkan hubungan face-to-face yang bersifat interpersonal dan akrab.
e. Melibatkan aktivitas etis, yaitu tindakan didasarkan standar kode etik tertentu.
f. Bertujuan untuk membantu konseli yang mengatasi problem yang dihadapi dalam
tugas perkembangan dan penyesuaian diri.
g. Menggunakan teknik-teknik psikologis yang dikembangkan secara ilmiah
E. Kegiatan Belajar 3: Karakteristik Utama Konselor sebagai Helper
NIM : 220404500010
Tujuan
Dalam latihan ini anda akan menguji dan mengejek pemahan anda mengenai apa
konseling itu sebenaranya.
Petunjuk
1. Tulislah jawaban anda atas tiga pertanyaan yang diajukan berikut.
2. Kembalikan lembaran jawaban pelatih setelah ditulis.
Tugas Latihan
1. Tuliskan pengertian dengan Bahasa kamu sendiri mengenai apa sebenarnya yang
dimaksud dengan konseling itu?
= Konseling adalah proses interaktif di mana seorang professional yang di sebut konselor,
berkolaborasi dengan individua atau kelompok untuk membantu mereka mengatasi
permasalahan yang ia hadapi. Konseling ini membantu individu merasa lebih baik,
mengambil keputusan yang tepat, mengatasi kesulitan dan meningkatkan kesejahteraan
mereka.
2. Aspek-aspek apa sajakah yang esensial dari konseling yang membedakannya dengan
bentuk layanan bantuan lainnya?
= 1. Keahlian professional: konseling dilakukan oleh konselor yang memiliki
pelatihankhusus dalam bidang tersebut. Mereka memiliki pemahaman yang
mendalamtentang teori dan Teknik konseling
2. Konfidensialitas: konseling di lakukan dengan menjaga kerahasian informasipribadi klien
3. Fokus pada pengembangan pemahaman: konseling bertujuan untuk membantuklien
memahami diri mereka sendiri, masalah mereka dan cara-cara mengatasimasalah
tersebut.
4. Konseli melibatkan kerja sama antara konselor dan konseli
5. Penerapan Teknik konseling: konselor menggunakan Teknik konseling yang telahteruji
6. Fokus pada perubahan positif: konseling bertujuan untuk mencapai perubahanpositif
dalam kehidupan klienkombinasi dari aspek-aspek ini membuat konseling menjadi layanan
bantuan yang unik.
3. Menurut anda, apakah tindakan guru BK memberikan nasihat pada siswa yang
menunjukkan suatu perilaku negatif untuk menghentikan perbuatan negatifnya itu bisa
disebut konseling? Kemukakan alasan anda.
= Tindakan guru BK memberikan nasihat pada siswa yang menunjukkan perilaku negatif
sebagai upaya untuk menghentikan perbuatan negatifnya dapat dianggap sebagai bentuk
konseling yang sederhana. Namun, perlu diingat bahwa konseling dalam konteks sekolah
biasanya melibatkan lebih dari sekadar memberikan nasihat. Konselor sekolah atau guru
BK yang berkompeten akan cenderung mengikuti proses konseling yang lebih terstruktur,
yang mencakup langkah-langkah seperti:
1. Evaluasi: Konselor akan berusaha memahami dengan lebih mendalam penyebabperilaku
negatif siswa dengan melakukan evaluasi yang komprehensif.
2. Pembentukan Hubungan: Membangun hubungan percaya dengan siswa,
sehinggamereka merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah mereka.
3. Identifikasi Tujuan: Bersama siswa, menetapkan tujuan yang jelas untukperubahan
perilaku atau pemecahan masalah.
4. Penggunaan Teknik Konseling: Menerapkan teknik konseling yang sesuai,
sepertimendengarkan aktif, memberikan umpan balik, dan membantu siswamerencanakan
langkah-langkah konkret untuk perubahan.
5. Pemantauan dan Evaluasi: Terus memantau perkembangan siswa, mengevaluasiapakah
tujuan telah tercapai, dan jika tidak, mengubah rencana sesuai kebutuhan.
6. Pengakhiran Konseling: Mengakhiri proses konseling secara tepat ketika tujuantelah
tercapai atau ketika siswa telah memperoleh keterampilan yang cukup untukmengatasi
masalah mereka sendiri. Jadi, meskipun memberikan nasihat adalah bagian dari proses
konseling, konseling dalam konteks sekolah biasanya melibatkan pendekatan yang lebih
terstruktur,berfokus pada pemahaman yang lebih dalam terhadap masalah siswa dan
perubahan positif yang berkelanjutan.
Latihan 1.2 Problem Siswa yang Butuh Konseling
NIM : 220404500010
Tujuan
Dalam latihan ini anda akan menguji dan mengejek pemahan anda mengenai
problem apa saja yang dapat dan tidak dapat ditangan melalui konseling.
Petunjuk
1. Perhatikan jenis ganguan/problem yang ditulis di kolom 2 pada tabel berikut. Lingkari
nomor jenis ganguan/problem yang umum dialami oleh siswa di sekolah
2. Selanjutnya, di kolom 2 tentukan apakah jenis ganguan tsb dapat ditangani melalui
konseling atau tidak (beri tanda cocok kolom yang sesuai. Lalu tuliskan alasannya
di kolom 3
Tugas Latihan
1. Gangguan/problem yang bisai ditangani melalui layanan konseling
Dapatkah ditangani
No Jenis Ganguan/Problem melalui konseling? Alasan
Ya, bisa Tidak
Bisa
1. Stres belajar √ Gangguan stres belajar
dapat ditangani melalui
konseling. Konseling dapat
menjadi alat yang efektif
untuk membantu siswa
yang mengalami stres
belajar mengidentifikasi
penyebab stres,
mengembangkan strategi
mengatasi stres, dan
meningkatkan keterampilan
belajar mereka. Beberapa
cara konseling dapat
membantu mengatasi
gangguan stres belajar
meliputi:
1. Pemahaman Penyebab
Stres: Konselor dapat
bekerja dengan siswa untuk
memahami penyebab stres
belajar, seperti tekanan
akademik, kecemasan ujian, masalah
organisasi, atau masalah
interpersonal.
2. Pengembangan Strategi
Mengatasi Stres: Konselor dapat
membantu siswa mengembangkan
strategi konkret untuk mengatasi
stres, seperti manajemen waktu yang
lebih baik, relaksasi, atau teknik
koping lainnya.
3. Pembentukan Kebiasaan Belajar
yang Sehat: Konselor dapat
memberikan nasihat tentang
bagaimana membentuk kebiasaan
belajar yang sehat dan efektif,
termasuk teknik belajar yang efisien.
2. Patah hati ditinggal pacar √ Patah hati akibat di tinggal pacar
dapat ditangani melalui konseling,
terutama jika perasaan patah hati
tersebut sangat memengaruhi
kesejahteraan emosional dan mental
seseorang. Konseling dapat
memberikan dukungan, pemahaman,
dan alat-alat untuk mengatasi
perasaan yang muncul akibat
hubungan yang berakhir.
3. Depresi berat √ Depresi berat dapat diatasi melalui
konseling, terutamajika konseling
tersebut dilakukan oleh seorang
profesional kesehatanmental yang
Berpengalaman danberlisensi seperti
seorang psikolog atau psikiater.
Konseling untuk depresi berat sering
menggunakan pendekatan terapi
berbicara, seperti TerapiKognitif
Perilaku (CBT) atauTerapi
Psikodinamik, dan inidapat
membantu individu
yang mengalami depresiberat
dengan beberapa
cara:
Identifikasi dan PengolahanPikiran
Negatif: Terapi kognitif membantu
individumengidentifikasi pikiran-
pikiran negatif yang mungkin
memperburukdepresi dan
menggantikannya denganpemikiran
yang lebih sehat dan realistis.
Pengembangan Keterampilan Koping:
Konseling dapat membantu individu
mengembangkanketerampilan koping
yang lebih baik untuk mengatasi
stres dan perasaan negatif.
2. Jika suatu gangguan atau problem yang dialami oleh siswa ternyata tidak mampu
dilayani oleh konselor (guru BK) di sekolah, tindakan apa yang harus dilakukan oleh
guru BK tersebut.
= Jika seorang guru BK di sekolah merasa bahwa gangguan atau masalah yang
dihadapi oleh seorang siswa tidak dapat ditangani dengan baik olehnya, maka
langkah-langkah berikut dapat diambil:
Kolaborasi dengan Tim Sekolah: Guru BK dapat berkolaborasi dengan tim sekolah
yang melibatkan kepala sekolah, guru-guru lain, dan tenaga profesional lainnya
untuk mencari solusi yang sesuai untuk siswa tersebut. Ini bisa melibatkan
pengembangan rencana dukungan individu atau intervensi yang disesuaikan dengan
kebutuhan siswa.
Mencari Sumber Daya Eksternal: Guru BK dapat mencari sumber daya eksternal
seperti lembaga bantuan kesehatan mental, lembaga sosial, atau organisasi non-
pemerintah yang dapat membantu dalam menangani masalah tersebut.
Penting untuk diingat bahwa kesejahteraan siswa adalah prioritas utama, dan jika guruBK
merasa tidak dapat menangani masalah dengan sendirian, maka berkolaborasi
dengan profesional lain atau mencari bantuan eksternal adalah langkah yang
bijak untuk
memastikan siswa mendapatkan perawatan yang sesuai.
Latihan 2.1 Prates Kemampuan Komunikasi
NIM : 220404500010
Pengantar
Konselor adalah orang dengan kecenderungan yang bersifat menolong. Orang yang
bersifat menolong adalah orang yang mengenal dengan baik dirinya sendiri dan bersifat
tulus (tidak pura-pura) ketika berbicara dengan orang lain. Saat berbicara dengan
orang lain, orang yang bersifat menolong dapat memahami dan menghormati perasaan
orang yang diajaknya berbicara. Orang yang bersifat menolong memiliki rasa percaya diri
dan semua tindakannya sangat alami. Orang yang bersifat menolong dapat menyesuaikan
diri dengan mudah dengan berbagai ragam orang yang berbeda-beda dan cakap
mengemukakan perasaannya pada orang lain pada saat yang tepat.
Tujuan
Tugas Latihan
Pernyataan 1
Orangtua saya tidak mengisinkan saya keluar rumah hingga larut malam. Mereka selalu
mengingatkan, saya bisa mengalami masalah jika selalu keluyuran bersama para teman-
teman saya itu.
Tanggapan untuk Pernyataan 1
Pernyataan 2
Orang-orang congkak itu tidak mau bicara dengan saya. Mereka pikir kalau diri mereka lebihbaik
daripada saya. Siapa sih yang butuh mereka.
Tanggapan untuk Pernyataan 2
Pernyataan 4
Saya sudah berusaha keras bermain dengan baik di klub sepak bola itu. Tapi apa yang saya capai
sangat memalukan, karena ternyata saya tidak pernah bisa bermain bola dengan baik.
Tanggapan untuk Pernyataan 4
Pernyataan 5
Saya punya beberapa kawan baru yang tidak disukai oleh orangtua saya karena rambutnyayang
panjang. Tapi orangtua saya sebenarnya belum mengenal mereka.
Tanggapan untuk Pernyataan 5
Pernyataan 6
Sudah saya ingatkan agar dia tidak mengungkapkan rahasia itu kepada orang lain. Tapi
sekarang seluruh sekolah sudah tahu. Saya sungguh ingin mencekiknya.
Tulis apa yang anda ingin katakan :
= Perilaku seperti itu akan merugikan dirinya sendiri danorang lain karena sudah di ingatkan
tetapi dia tetap mengungkapkan rahasia itu kepada orang lain.
Pernyataan 7
Saya benci sekolah ini. Sekolah yang tahun lalu saya tinggalkan itu jauh lebih hebat dan
unggul. Sekarang rasanya saya tidak ingin lagi datang ke sekolah ini.
Tulis apa yang ingin anda katakan :
= Seharusnya kamu harus bisa lebih bersyukur karena tidak semua orang bisa seberuntung
dirimu. Bisa bersekolah dan menempuh Pendidikan yang tinggi
Pernyataan 8
Saya sungguh tidak suka tinggal bersama saudara saya dalam satu kamar. Dia sangat tidakteratur
dan tidak mau mempedulikan saya.
Tulis apa yang ingin anda katakan :
= Seharusnya kamu bersyukur karena orang lain di luarsana juga ingin memiliki saudara dan
tidak merasa kesepian
Pernyataan 9
Saya sungguh benci dosen jam pertama saya. Gara-gara saya terlambat, dia bilang saya tidakboleh
mengikuti mata kuliahnya.
Tulis apa yang anda katakan :
= kamu harus memanagement waktu sesuai dengan jam mata kuliah dosen anda karena itu
adalah kelalaian yang anda perbuat seharusnya anda tidak menyalahkan dosen anda
atas kesalahan yang anda sendiri perbuat.
Pernyataan 10
Saya ingin ibu memberi kelonggaran dan membiarkan saya melakukan apa yang saya
inginkan. Tapi dia selalu marah dan mengomel jika saya hendak pergi keluar rumah.
Tulis apa yang anda katakan :
= Situasi seperti ini bisa sulit. Mungkin ada cara untuk berbicaradengan ibu
Anda tentang perasaan dan keinginan Anda. Cobalah untuk memiliki percakapanyang
jujur dan empati dengan dia untuk mencari solusi yang saling menguntungkan.
Latihan 2.2 Alasan Mengikuti Latihan
NIM : 220404500010
Tujuan
Dalam latihan ini anda akan menguji alasan pribadi anda mempelajari keterampilan
komunikasi yang menjadi dasar dari keteramplan konseling.
Petunjuk
3. Tulislah jawaban anda atas tiga pertanyaan yang diajukan.
4. Kembalikan lembaran jawaban pelatih setelah ditulis.
Tugas Latihan
4. Dalam jenis situasi apa sajakan anda merencanakan akan menggunakan
keterampilan komunikasi?
Saya dapat merencanakan untuk menggunakan keterampilan komunikasi dalam
berbagai situasi, termasuk:
Situasi Kerja: Saat berkomunikasi dengan rekan kerja, atasan, atau klien untuk
membahas proyek, presentasi, atau pertemuan bisnis.
Situasi Sosial: Ketika berinteraksi dengan teman, keluarga, atau orang lain dalam
kehidupan sehari-hari untuk menjalin hubungan sosial yang baik.
Pertemuan Publik: Saat berbicara di depan umum, memberikan presentasi, atau
berpartisipasi dalam seminar atau konferensi.
Situasi Konflik: Untuk mengatasi konflik atau perbedaan pendapat dengan cara
yangkonstruktif dan empatik.
Situasi Pendidikan: Dalam proses pembelajaran, baik sebagai siswa
yang berpartisipasi dalam diskusi kelas atau sebagai pengajar yang menjelaskan
materi kepada siswa.
Situasi Layanan Pelanggan: Saat berinteraksi dengan pelanggan atau konsumen
untukmemberikan informasi, menyelesaikan masalah, atau memberikan dukungan.
Situasi Persuasi: Ketika ingin meyakinkan orang lain tentang suatu gagasan,
produk,atau pendapat.
Situasi Penulisan: Dalam penulisan surat, email, laporan, atau konten online
untukmenyampaikan pesan dengan jelas dan efektif.
Situasi Pribadi: Dalam berbicara tentang perasaan, impian, atau rencana pribadi
kepada orang yang penting dalam hidup Anda.
Situasi Kepemimpinan: Ketika memimpin tim atau kelompok untuk mengatur,
memotivasi, dan mencapai tujuan bersama.
Keterampilan komunikasi sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, dan penting
untuk merencanakannya sesuai dengan konteks dan tujuan komunikasi.
6. Alasan apa yang anda miliki untuk bergabung dalam kelompok latihan (ikut
matakuliah)ini?
NIM :220404500010
Pengantar
Perilaku tertentu menjadikan seseorang penolong lebih baik daripada yang lainnya.
Berhubungan dengan orang lain yang menolong kita melibatkan ciri-ciri seperti seberapa
baik orang itu mendengarkan kita, memberi perhatian paa kita, dan sebagainya. Agar anda
dapat menyadari bagaimana anda berhubungan dengan orang lain dalam peranan menlng,
amatilah perilaku orang lain.
Tujuan
Dalam latihan ini anda akan berlajar:
1. Mengetahui perilaku menolong yang anda sukai dan/atau yang anda tidak sukai pada
orang lain.
2. Mengetahui perilaku yang efektif dan yang tidak efektf.
Petunjuk
1. Sebelum pertemuan berikutnya, tulislah daftar tiga orang yang anda senangi untuk
diajak bicara dan membagi problem.
2. Di bawah nama setiap orang dalam daftar itu, berilah tanda cek sejajar dengan ciri
keterampilan dan perilaku personal yang ditunjukkan olehnya.
3. Buat catatan khusus dan persiapan untuk mendiskusikan dengan anggota kelompok lain
alasan anda mencek jawaban tertentu.
4. Cobalah catat dan kumpulkan (brainstorming) semua perilaku yang tampaknya sangat
menolong anda.
Tugas Latihan
Pada ruang kosong ini di bawah ini, gambarkanlah perilaku verbal ataupun nonverbal yang
anda nilai penting anda lakukan sebagai seorang penolong:
= Mencurahkan perhatian padasaya, Tampak mendengarkan saya, Saya percaya orang
itubisa menjaga rahasia, Tidak memandang remeh problem saya, Selalu memberikan
solusi, Memberikan tanggapan yang baik, Menjadi pihak pertama yang bergerak Ketika
saya mengalami masalah : ketiga teman sharing saya memiliki persamaan dan perilaku
yang sama terhadap beberapa pernyataan tersebut tetapi pada bagian Memahami apa
yang saya katakan, terus terang mengenai problem saya, Terbuka mengungkap
perasaannya sendiri saya menceklis Naya karena merasa dia lebih memperlihatkan
perilaku yang sesuai dengan pernyataan tersebut. Beberapa perilaku yang saya rasa
tampak sangat menolong saya yaitu : Tampak mendengarkan saya, Menjadi pihak
pertama yang bergerak Ketika saya mengalami masalah.
Pada ruang kosong ini di bawah ini, gambarkanlah perilaku verbal ataupun nonverbal
yanganda nilai penting anda lakukan sebagai seorang penolong:
Perilaku Verbal:
• Mendengarkan dengan penuh perhatian kepada orang yang membutuhkan
bantuan.
• Mengajukan pertanyaan untuk memahami situasi dengan lebih baik.
• Memberikan dukungan verbal dengan kata-kata yang positif dan penyemangat.
• Mengkomunikasikan informasi dengan jelas dan ringkas.
• Menggunakan bahasa yang sopan dan menghormati individu yang menerima
bantuan.
Perilaku Nonverbal:
• Menunjukkan empati melalui ekspresi wajah yang empatik dan kontak mata.
• Menunjukkan ketenangan dan kestabilan dalam gerakan tubuh.
• Memberikan isyarat nonverbal yang mendukung pesan verbal, seperti
mengangguk atau mengangkat alis sebagai respon.
• Menggunakan bahasa tubuh yang terbuka dan ramah untuk membangun rasa
percaya diri.
• Menghormati ruang pribadi individu dengan menjaga jarak yang sesuai.
• Semua perilaku ini dapat membantu Anda menjadi penolong yang efektif dan
membantu individu yang memerlukan bantuan dengan lebih baik.
Latihan 2.4 Bagaimanakah Saya Menolong
NIM :220404500010
Tugas Latihan
Orang yang datang kepada saya untuk
membicarakan suatu problem (tulis nama
Perilaku Saya samaran)
N A L
√ √ √
a. Saya melihat ke arahnya
b. Saya berusaha memahami √ √ √
problemnya
c. Saya mengemukakan pada apa √ √ √
yang saya pahami
d. Saya mengemukakan perasaan √
saya secara terus terang
e. Saya membantunya √ √ √
menentukan jalan keluar
f. Saya memandang problenya √ √ √
secara serius
3. Saya mencek ke tiganya pada bagian Saya melihat kearahnya, saya berusaha memahami
problemnya, saya mengemukakan pada apa yang saya pahami, sayamembantunya
menentukan jalan keluar, saya memandang probblemnya secara serius.Karena saya merasa
bahwa perilaku yang saya berikan akan menolong mereka tapi hanya pada bagian saya
mengemukakan perasaan saya secara terus terang hanya kepada fira karena saya merasa
lebih nyaman dan percaya bercerita kepadanya.
4. Jika seseorang datang kepada saya untuk membicarakan suatu problem, maka saya akan
berinteraksi dengannya dengan cara berikut (gambarkanlah)
• Dengarkan dengan baik: Berikan perhatian penuh pada orang tersebut dan biarkan
mereka berbicara tanpa interupsi.
• Tunjukkan empati: Cobalah untuk memahami perasaan dan perspektif mereka.
• Tanyakan pertanyaan: Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang masalah tersebut.
• Berikan dukungan: Tawarkan dukungan moral atau praktis, jika memungkinkan.
• Ajukan solusi: Jika Anda memiliki saran atau ide untuk membantu mereka mengatasi
masalah tersebut, bagikan dengan baik dan dengan penuh hormat.
• Tetaplah terbuka: Pastikan mereka merasa nyaman untuk berbicara dengan Anda
kapan saja jika mereka membutuhkan bantuan lebih lanjut.
• Jangan memaksa solusi: Ingatlah bahwa tidak semua masalah memiliki solusi yang
mudah. Terkadang, yang terbaik yang bisa Anda lakukan adalah mendengarkan dan
memberikan dukungan.
• Selalu penting untuk berbicara dengan hormat dan merasa terbuka terhadap
pengalaman dan perasaan orang lain.
Latihan 2.5 Mempraktikkan Perilaku Menolong
NIM :220404500010
Pengantar
Satu cara penting untuk mempelajar perilaku yang bersifat monolong adalah dengan
memulai mengunakanya dalam kelompok latihan bersama tema-teman yang juga belajar
dan ingin memperaktikkannya. Kegiatan ini akan menyenagkan begitu anda memulai
melihat perilaku menolong itu ditunjukkan.
Tujuan
Dalam latihan ini anda akan belajar :
1. Mempraktikan perilaku menolong.
2. Memberi balikan berkenaan perilaku menolong.
Petunjuk
1. Bentukkanlah kelompok beranggotakan tiga orang. Seorang bertindak sebagai konselor,
seorang sebagai konseli yang mengemukakan suatu problem selama kira-kira tiga menit,
dan seorang lagi bertindak sabagai pemberi balikan kepada atas perilaku anda.
2. Sebagai pemberi balikan, gunakanlah Daftar Cek yang disediakan untuk mencek perilaku
pendengar. Gunakan catatan anda setelah mendiskusikan balikan anda kepada konselor.
3. Ubahlah peranan dan ulangi butir nomor 2.
4. Ubahlah peranan lagi sehingga setiap anggota berkesempatan bertindak sebagai konseli,
konselor, dan pemberi balikan.
5. Diskusikan pengalaman anda pada kelompok besar (diskusi kelas).
Petunjuk
1. Ketika anda bertindak sebagai pemberi balikan, berikanlah tanda cek perilaku-
perilakuberikut yang anda amati dilakukan oleh pemeran konselor.
√ Melihat ke arah konseli.
√ Berusaha memahami problem konseli.
√ Mengemukakan pemahamannya pada konseli.
√ Mengemukakan persaannya secara jujur.
√ Membantu menemukan jalan keluar.
√ Memperlakukan problem secara serius.
2. Setelah konseli dan konselor selesai berbicara, berikanlah balikan kepada pemeran
konselor sesuai perilaku yang anda amati
1 . Selalu menanggapi konseli dengan senyuman .
2. Berdiam diri dengan anggukan guna memberikan kesempatan konseli
untuk berbicara 3. Menanggapi dengan diikuti dengan gerakan tangan dan sentuhan
kepada konseli
4. Sikap tenang yang mempermudah pengekspresian perasaan konseli
5. Cara duduk yang condong agak kedepan ketika mendengarkan
6. Tidak menyudutkan konseli
7. Tidak menganggap remeh permasalahan konseli
1. Setelah konseli dan konselor selesai berbicara, berikanlah balikan kepada pemeran
konselor sesuai perilaku yang anda amati.
F. Tugas/Quiz
• Buatkan Infografis mengenai perbedaan konseling ,nasehat dan bimbingan
• Identifkasi fenomena yang terjadi saat ini mengenai pelaksanaan konseling di
sekolah
• INFOGRAFIS
• Identifikasi fenomena yang terjadi saat ini mengenai pelaksanaan konseling di sekolah!
= Secara umum, pelaksanaan layanan bimbingan konseling yang ada di sekolah ditujukan agar
dapat membantu siswa secara optimal memahami diri, menyesuaikan diri, dan juga dalam hal
mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki oleh siswa. Sehingga dalam pelaksanaannya
guru BK (konselor) dituntut untuk dekat, akrab dan bersahabat dengan segala kepribadian siswa
agar memudahkan dalam melakukan layanan konseling di sekolah. Akan tetapi, berbanding
terbalik terkait fenomena yang terjadi di lapangan mengenai pelaksanaan konseling di sekolah,
fenomena yang kerap terjadi diantaranya yaitu :
1) Guru BK (konselor) dianggap sebagai polisi sekolah
Siswa sekolah memiliki persepsi negatif terhadap layanan bimbingan dan konseling ,
suatu persepsi yang salah dari siswa adalah guru Bimbingan konseling disebut polisi
sekolah. Tak jarang siswa beranggapan bahwa mereka dipanggil oleh guru Bimbingan dan
konseling jika mereka “bermasalah” atau melanggar aturan sekolah, seperti bolos,
sering terlambat, tawuran, berkelahi,merokok, dan lain sebagainya. Persepsi siswa ini
muncul dari pengalaman yang dialaminya.
Guru BK yang sering terlihat di sekolah melaksanakan tugasnya ketika menghadapi siswa
yang melanggar aturan, dengan demikian guru BK akan dianggap oleh siswa sebagai
polisi sekolah.Pemahaman siswa yang salah mengenai tugas dan fungsi BK juga akan
berpengaruh terhadap minat dari siswa untuk berkonsultasi kepada guru BK mengenai
pembelajaran, karier ataupun hubungan pertemanan. Sehingga pelayanan BK di sekolah
tidak berjalan optimal disebabkan karena siswa tidak datang secara sukarela. Siswa
menemui guru BK ketika dipanggil oleh pihak sekolah untuk membahas dan
mengkonsultasikan masalahnya dengan guru BK. Siswa juga mengalami ketakutan dan
kekhawatiran jika sudah dipanggil oleh guru BK, apalagi jika orang tua mereka juga ikut
serta dipanggil oleh pihak sekolah. Kondisi ini menambah persepsi bahwa guru BK adalah
polisi sekolah.
2) Manajemen sekolah dan sarana pendukung yang tidak memadai bagi guru BK
Tidak adanya alokasi waktu khusus bagi guru BK dalam melakukan pelayanan dan
konseling dan juga, kurangnya sarana yang memadai bagi guru BK untuk
melakukan pelaksanaan layanan konseling. Problematika guru BK tidak memperoleh jam
masuk kelas di setiap minggu. Guru BK tidak memperoleh jam untuk masuk kelas dalam
memberikan bimbingan, sehingga pelayanan dan bimbingan konseling tidak dapat
dilakukan secara maksimal.
Masalah sarana atau tidak adanya ruang khusus BK yang dapat digunakan oleh
siswa dalam berkonsultasi dengan perasaan aman dan tidak khawatir kerahasiaan
informasi terjaga. Konselor membutuhkan ruang khusus untuk menjadi ruang
konsultasidengan konsuli. Ruang khusus ini dapat terpenuhi jika kepala sekolah memiliki
pemahaman yang luas mengenai bimbingan dan konseling. Kepala sekolah dapat
menyediakan anggaran
agar ruang khusus ini dapat terpenuhi. Manajemen pelayanan bimbingan konseling
memiliki prinsip perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi.
G. Referensi
The Concise Oxford Dictionary (1999). The Concise Oxford Dictionary (10th edition). New
York: Oxford University Press. Internet Archive (online),
https://archive.org/details/conciseoxforddic0010unse
Burke, J. F. (1989). Contemporary approaches to psychotherapy and counseling: The
self-regulation model. Pacific Grove, CA: Brooks/Cole.