Anda di halaman 1dari 2

Lapsus Warta Fragmen Quran Keislaman Ramadhan Opini Tokoh Hikmah Download Kesehatan

Lainnya OPINI Ayo Mondok: Beberapa Alasan Pentingnya Belajar di Pesantren Selasa, 9 Juni
2015 | 02:07 WIB Oleh Abdul Rahman Wahid Pondok pesantren pada awalnya di-setting
sebagai lembaga pendidikan non-formal. Surau, Masjid dan pemondokan santri menjadi
ruang aktifitas sentral para santri belajar ilmu. Ilmu yang dipelajari secara umum berkutat pada
persoalan disiplin ilmu agama (baca; Islam), semisal fiqh, tasawwuf, nahwu, shorof, tauhid,
tajwid dan semacamnya. <>Teks-teks yang jadi rujukan juga seputar kitab kuning klasik, sebuah
karya cendikiawan Islam (Ulama) yang rata-rata ditulis pada abad pertengahan. Hal semacam
itu membuat beberapa kalangan menjuluki kaum pesantren sebagai kaum tradisionalis.
Seiring berjalannya waktu, tuntutan zaman kian kompleks. Pesatnya keilmuan yang semakin
spesifik serta perkembangan teknologi terus menuntut pesantren tetap bisa menjadi lembaga
pendidikan yang selalu survive. Alhasil, pesantren juga membuka pendidikan umum mulai dari
SD-MI, SLTP-MTs, SMA-SMK-MA-MAK, bahkan Perguruan Tinggi. Sungguh ini capaian yang
luar biasa. Selain menjadi lembaga pendidikan agama, pesantren juga membuka ruang untuk
siapa saja yang ingin memperdalami ilmu umum. Keberadaan itu ternyata tidak membuat
pesantren aman dalam memuluskan ajarannya. Munculnya pesantren-pesantren baru yang
sebenarnya berada dalam naungan aliran Islam transnasional menjadi tantangan pesantren
yang sudah lama ada. Pesantren baru muncul dengan mengedapankan ilmu umum semata,
pengetahuan bahasa Inggris dan bahasa Arab menjadi tawaran untuk menarik animo para orang
tua agar memondokkan anaknya di pesantrennya. Gerakan "Ayo Mondok" yang dipelopori oleh
Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU menjadi signal bahwa lembaga pendidikan pesantren
bukan lembaga alternatif. Akan tetapi, pesantren dengan segala bentuknya merupakan
lembaga unggulan. Memang, jika dilihat dari redaksi bahasa, gerakan tersebut seakan-akan
hanya ajakan untuk orang tua agar memondokkan anaknya di pesantren. Ajakan tersebut
diperuntukkan agar orang tua tidak memondokkan anaknya di pesantren yang salah. Karena,
meskipun menempuh pendidikan di pesantren bukan jaminan mereka sudah berada di tempat
yang benar. Jika pesantren yang ditempati berideologi Islam garis keras, maka sejatinya
mereka tidak nyantri. Akan tetapi, mereka dididik untuk menjadi para "teroris" dengan alasan
"jihad". Setelah keluar sebagai alumni mereka malah mencoreng nama Islam itu sendiri. Untuk
itulah, gerakan "Ayo Mondok" menjadi sebuah kampanye penting agar orang tua tidak salah
menitipkan anaknya untuk belajar di pesantren. Pentingnya Mondok Banyak hal kenapa orang
tua penting memondokkan anaknya di pesantren yang benar. Menurut pengalaman penulis
sendiri, ada beberapa hal kenapa penting menempuh pendidikan di pesantren, tentunya
pesantren yang berada di bawah asuhan kiai-kiai Nahdlatul Ulama (NU). Di antaranya pertama,
pesantren NU memiliki sanad keilmuan yang jelas. Segala yang dipelajari di pesantren NU
bisa dipertanggungjawabkan. Jika kita runtut, ilmu yang dikonsumsi alurnya jelas sampai
kepada Nabi Muhammad SAW. Oleh karenanya, kita tak perlu khawatir atas kebenaran ilmu
yang dipelajari di pesantren NU. Karena itu sudah sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad
SAW yang besok bertanggung jawab dihadapan Allah Yang Maha Esa. Kedua, pesantren
mengajarkan kita untuk tidak berpikir oposisi-binner. Sebuah gaya berpikir yang selalu
mempertentangkan setiap perbedaan. Tak heran, jika gerakan feminisme menjadi kekuatan
matriarki yang menindas kaum lelaki, semisal. Atau sosialisme menentang otoriterianisme, lalu
menjadi otoriterianisme dengan bentuk baru. Nah, di pesantren kita diajarkan bahwa perbedaan
itu adalah sunnatullah. Perbedaan tidak perlu dipertentangkan, akan tetapi disikapi secara arif
agar bisa berjalan beriringan. Pelajaran sejarah yang bisa kita petik adalah saat terjadi perang
sesama sahabat Rasulullah. Ketika beberapa kelompok memberi dukungan kepada salah satu
sahabat, bahkan ada yang memilih menyalahkan keduanya. Ulama Ahlussunnah memilih tidak
berkomentar. Diamnya Ahlussunnah bukan tanpa alasan, sikap diam tanpa komentar merupakan
pernyataan tersirat bahwa keduanya sama-sama mempunyai dasar alasan atas perang yang
mereka kobarkan. Keduanya sama-sama sahabat Rasulullah dan perbedaan pandangan itu
hal yang biasa terjadi, tak terkecuali sahabat Nabi sendiri. Ketiga, kita dikenalkan tentang
konsep barokah. Dalam kehidupan pesantren, barokah menjadi hal penting yang dijadikan
pegangan santri. Sering kali kita mendengar, setinggi apapun ilmu yang didapatkan jika tidak
mendapatkan barokah Kiainya, maka ilmu yang didapat akan sia-sia. Dalam pandangan
pesantren tabarrukan atau biasa disebut barokah mempunyai makna penambahan kebagusan
dari Allah, ziyadatul khair. Artinya, setiap waktu semakin bertambah baik. Barokah merupakan
sebuah kekuatan rasa yang dimiliki oleh Kiai dan dipercaya mampu melegitimasi ilmu yang
diperoleh santri, manfaat atau tidak. Barokah tidak semata-mata bisa hadir dari seorang Kiai.
Artinya, untuk mendapatkan titel bahwa seorang Kiai memiliki kekuatan barokah biasanya
terletak pada sejauhmana Kiai tersebut memilki karomah. Karomah sendiri merupakan sebuah
pengetahuan yang telah mengkristal pada diri seorang Kiai. Tentunya, ilmu yang pernah
dipelajarinya telah menyatu dengan dirinya. Nah, Kiai seperti ini akan terlihat begitu karismatik
di depan santri-santrinya dan masyarakat pada umumnya. Ternyata, hal semacam ini tidak
hanya diakui oleh kalangan pesantren. Seorang tokoh sosiologi, Max Weber juga mengakui akan
kebenaran ini. Dalam menjelaskan rasionalisasi, Weber mengakui bahwa ilmu-ilmu sosial harus
berkaitan dengan fenomena spiritual atau ideal. Alasannya, sebagai ciri-ciri khas dari manusia
yang tidak berada dalam jangkauan bidang ilmu-ilmu alam. Nah, yang semacam ini dalam
pesantren biasa disebut dengan barokah dan karomah. Sesuatu yang selama ini kita anggap
mistis, ternyata hanya persoalan rasio akal belum mampu menjangkaunya. Sebenarnya ini
adalah hal yang rasional, suatu saat bisa dibuktikan. Keempat, dari pesantren kita akan diajarkan
bagaimana bersosial. Tanpa disadari, dalam kehidupan santri menyimpan segudang pelajaran
hidup. Hal sederhana, semisal bagaimana santri makan bersama dengan menggunakan talam.
Dari situ kita bisa lihat, bahwa kebersamaan dalam pesantren itu sangat diutamakan. Tanpa
melihat dari mana asalnya, miskin, kaya bahkan keturunannya. Pesantren tak pernah mengenal
kasta, semua diperlakukan sama, santri. Kelima, selain persoalan di atas, hal paling penting
yang bisa didapat dari pesantren adalah "Akhlak". Akhlak yang dimaksud di sini bukan sekedar
persoalan etika semata. Karena etika lebih kepada persoalan pola sikap dan pola ucap.
Semisal, seorang koruptor yang sosialnya bagus tidak bisa dikatakan berakhlak. Karena apa
yang ia lakukan tidak sesuai dengan kebenaran hatinya. Akan tetapi, akhlak jauh melampaui
itu. Seseorang yang berakhlak, baik tindakan, perkataan, pikiran maupun perasaannya akan
berjalan secara beriringan. Keempatnya tidak mungkin bertentangan. Contoh yang bisa kita
ambil, ketika Nabi Muhammad SAW mengutuk seseorang yang munafik. Seperti kita mafhum,
munafik adalah seorang yang ucapan dan tindakan, pikiran serta hatinya tidak sesuai. Dari
contoh itu bisa kita petik, bahwa akhlak meliputi persoalan pola sikap, pola ucap, pola pikir dan
pola rasa (hati). Bagaimanapun juga, Nabi Muhammad SAW diutus ke dunia, tak lain dan tak
bukan untuk menyempurnakan akhlak manusia, Innama bu'itstu liutammima makarimal akhlaq.
Ini hanya sekelumit pengalaman dari penulis yang pernah mengenyam pendidikan di pesantren.
Tentu masih banyak hal lain yang bisa dijadikan alasan kenapa mondok (nyantri) itu penting.
Ada segudang pelajaran dan pengalaman yang hanya bisa kita dapatkan dari pondok pesantren.
Untuk itu, Ayo Mondok. *) Abdul Rahman Wahid, Kader PMII Ashram Bangsa Yogyakarta, penulis
juga pernah nyantri di Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1 Ganjaran Gondanglegi Malang,
Yayasan KH. Yahya Syabrowi. Tags

Sumber: https://www.nu.or.id/opini/
ayo-mondok-beberapa-alasan-pentingnya-belajar-di-pesantren-kgnGD

___
Download NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap! https://nu.or.id/superapp
(Android/iOS)

Anda mungkin juga menyukai