Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANALISIS APLIKASI SIM DAN PROSES INTEGRASI PADA

PT. GARUDA FOOD

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen

Dosen Pengampu :

Dr. Kharisya Ayu Effendi, S.E., M.S.M.

Oleh :

Rizki Taqiyudin (40221100573)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WIDYATAMA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, yaitu
membuat makalah yang berjudul “ANALISIS APLIKASI SIM DAN PROSES
INTEGRASI PADA PT. GARUDA FOOD”. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini. Oleh sebab itu, saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menjadi acuan bagi penyusun
untuk menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para
pembaca dan dapat bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.

Bandung, Oktober 2023

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar isi ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1.Latar Belakang ...................................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah ................................................................................. 1

1.3.Tujuan ................................................................................................... 2

1.4.Manfaat ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1 Knowledge Management System ..........................................................3

2.2 Integrasi Bisnis pada Perusahaan........................................................... 4

2.3 Aplikasi dan Proses Integrasi pada PT. Garuda Food............................6

2.3.1 Profil PT. Garuda Food................................................................. 6

2.3.2 Aplikasi SIM pada PT. Garuda Food............................................9

2.3.3 Proses Integrasi pada PT. Garuda Food ..................................... 10

BAB III PENUTUP ...............................................................................................13

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 14

3.2 Saran ....................................................................................................14

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Knowledge sebagai salah satu faktor yang menunjang competitive advantage
pada sebuah perusahaan merupakan intangible asset, yaitu aset yang tidak
berwujud dan terukur. Perusahaan yang menghasilkan pengetahuan menggunakan
dua jenis pengetahuan, yaitu tacit knowledge dan explicit knowledge (Darudiato
& Setiawan, 2013). Berdasarkan hal tersebut, saat ini banyak perusahaan yang
telah melakukan proses integrasi knowledge management dengan IT sebagai
media penyimpanan knowledge yang selanjutnya dapat dimanfaatkan juga
sebagai media pembelajaran dan culture sharing untuk meningkatkan kinerja
perusahaan.
Integrasi bisnis sangat marak dijumpai. Hal ini bisa terjadi dalam bisnis
berbasis konvensional maupun bisnis online. Integrasi bisnis ini memiliki fungsi
untuk mengembangkan usaha. Perkembangan tersebut meliputi kemudahan
transaksi operasional. Kemudahan transaksi ini bisa didapatkan menggunakan
moota dengan sistemnya yang otomatis sehingga transaksi menjadi lebih efektif
dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diperoleh rumusan masalah


sebagai berikut.
1. Apa itu Knowledge Management System?
2. Apa itu integrasi bisnis?
3. Bagaimana pengaplikasian SIM dan proses integrasi pada PT. Garuda
Food?

1
1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat diperoleh tujuan penelitian


sebagai berikut.
1. Mengetahui definisi Knowledge Management System.
2. Mengetahui definisi integrasi bisnis.
3. Mengetahui pengaplikasian SIM dan proses integrasi pada PT. Garuda
Food

1.4 Manfaat

Bagi Penyusun

1. Dapat menambah wawasan tentang Knowledge Management System.


2. Dapat menambah wawasan tentang integrasi bisnis.
3. Dapat menambah wawasan tentang pengaplikasian SIM dan proses
integrasi pada PT. Garuda Food

Bagi Pembaca

1. Dapat mengetahui Knowledge Management System.


2. Dapat mengetahui integrasi bisnis.
3. Dapat mengetahui pengaplikasian SIM dan proses integrasi pada PT.
Garuda Food

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Knowledge Management System


Knowledge dapat didefinisikan sebagai paduan pengalaman, nilai-nilai,
informasi kontekstual dan wawasan ahli yang digunakan sebagai landasan untuk
membantu melakukan evaluasi dan penggabungan informasi dan pengalaman
baru (Al-Alawi, 2007). Knowledge sendiri dibedakan menjadi dua kategori, yaitu
tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit knowledge merupakan pengetahuan
yang didasarkan atas pengalaman seseorang dan biasanya sulit untuk
dikomunikasikan, sedangkan explicit knowledge merupakan pengetahuan yang
dapat didokumentasikan serta dapat dilakukan sharing (Nonaka & Takeuchi,
1995).
Di antara banyak sumber daya organisasi, knowledge dinyatakan sebagai
sumber daya yang berbeda dan krusial bagi beberapa organisasi yang digunakan
untuk mempertahankan competitive advantage (Suppiah & Singh Sandhu, 2011).
Knowledge dapat dilakukan artikulasi dan penyimpanan secara independen,
konstruktif, dapat ditunjukkan (Nonaka & Takeuchi, 1995), serta mudah
dikomunikasikan melalui formulir komponen explicit pada pembagian
knowledge (Grant, 1996). Adanya ciri khas knowledge sebagai aset sumber daya
yang dimiliki oleh sebuah perusahaan menimbulkan pemikiran tentang sesuatu
yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah dokumentasi terhadap knowledge.
Keberadaan KMS pada sebuah perusahaan diyakini dapat meningkatkan
kinerjanya karena perusahaan tersebut dapat melakukan dokumentasi secara baik
terhadap pengetahuan dengan cara yang lebih terstruktur melalui sebuah sistem.
Namun, saat itu perkembangan terkait KMS belum sangat maju sehingga
dibutuhkan penelitian yang mendalam terkait fundamental untuk membuat KMS.
Pembuatan fundamental KMS tersebut sebagai acuan dalam pengembangan yang

3
selanjutnya diimplementasikan pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh
Gupta dan Govindrajan (2000) yang menjelaskan bahwa budaya organisasi
melibatkan enam kategori utama untuk membantu keberhasilan knowledge
sharing yang mana merupakan subtask penting dari sebuah KMS, yaitu
information systems, people, process, leadership, reward system dan organization
structure.

2.2 Integrasi Bisnis pada Perusahaan


Integrasi bisnis adalah penggabungan dari beberapa perusahaan menjadi suatu
perusahaan yang besar. Hal ini juga menjadi langkah awal suatu perusahaan kecil
untuk scale up menjadi perusahaan yang lebih besar. Salah satu perusahaan kecil
yang sangat berpeluang integrasi bisnis adalah UKM. Dengan integrasi bisnis,
usaha semakin berkembang dan omzet semakin naik sehingga menguntungkan
untuk ke depannya
Integrasi bisnis juga terjadi dalam dunia usaha secara online. Contoh yang
bisa dilihat adalah adanya beberapa toko online dan juga berbagai pelayanan
yang sudah terintegrasi dalam satu jaringan. Hal ini dilakukan agar sistem bisnis
menjadi efektif dan efisien. Selain itu, terdapat berbagai manfaat integrasi bisnis
terutama bagi pelaku usaha jualan online agar usahanya bisa berkembang secara
efektif.

1. Perencanaan dalam Usaha Menjadi Jelas dan Terarah


Integrasi bisnis bisa membuat perencanaan menjadi jelas dan terarah. Hal
ini dikarenakan beberapa perusahaan sebelumnya memiliki perencanaan
tersendiri untuk ke depannya yang belum terarah. Dengan adanya integrasi
bisnis, perencanaan tersebut bisa diperbaiki agar lebih jelas. Seperti dalam
perencanaan keuangan, perlengkapan, dan berbagai hal lain untuk
kedepannya.

4
Dalam dunia usaha online, integrasi bisnis biasanya dilakukan antara
supplier barang dengan pelaku sistem dropship. Kedua belah pihak saling
terintegrasi dalam satu bisnis dari produksi input hingga distribusi output.
Hal ini menunjukkan bahwa perencanaan dalam usaha sudah jelas dan
terarah.

2. Kualitas Ditingkatkan
Selain perencanaan menjadi jelas, integrasi bisnis juga membuat kualitas
semakin ditingkatkan. Beberapa perusahaan dalam integrasi bisnis
memiliki berbagai kualitas tersendiri yang akan meningkat apabila
digabung. Peningkatan kualitas tersebut bisa terwujud dalam berbagai hal
seperti proses produksi, efisiensi distribusi, cara mengelola keuangan,
kelengkapan fasilitas, dan lain-lain.

Peningkatan kualitas bisnis juga bisa dilihat pada integrasi bisnis antara
supplier dan reseller suatu barang. Integrasi bisnis membuat produk yang
dihasilkan semakin berkualitas dan pemasaran juga semakin luas. Selain
itu, kualitas transaksi perusahaan juga bisa meningkat. Terdapat cara
alternatif agar transaksi bisa semakin meningkat kualitasnya yaitu dengan
moota. Dengan menggunakan situs ini, transaksi keuangan perusahaan
akan lebih efektif karena sistemnya otomatis dan informasinya jelas.

3. Kemudahan Investasi
Integrasi bisnis juga membuat investasi menjadi mudah. Hal ini juga
membuat dana yang dibutuhkan untuk investasi kemungkinan besar
mencukupi karena gabungan dari beberapa perusahaan besar. Oleh karena
itu, investasi menjadi lebih mudah dan lancar dengan adanya integrasi
bisnis.

4. Mengurangi Persaingan

5
Integrasi bisnis juga mengurangi persaingan usaha secara konvensional
maupun online. Dalam usaha online, hal ini bisa mengurangi persaingan
antar penjual karena bisnisnya terintegrasi. Selain itu, para pelanggan akan
tertarik untuk belanja online di para penjual yang bisnisnya sudah
terintegrasi karena kualitasnya meningkat.

2.3 Aplikasi dan Proses Integrasi pada PT. Garuda Food


2.3.1 Profil PT. Garuda Food
Saat ini PT. Garudafood Putra Putri Jaya (GPPJ) merupakan gabungan
dari PT Tudung Putra Jaya, PT Garudafood Jaya, dan PT Garuda Putra
Putri Jaya. Kesemuanya merger pada November 2000. Cikal bakal
berdirinya Garudafood adalah diawali dengan dibentuknya PT Tudung
Putra Jaya (TPJ) pada tahun 1979 di Pati Jawa Tengah oleh almarhum
Darmo Putro yang memulai usahanya sebagai produsen tepung tapioka.
TPJ secara khusus memproduksi kacang kulit sampai akhirnya pada tahun
1987 mulai menggunakan merek Kacang Garuda sebagai produk
unggulannya. Sementara PT Garuda Putra Putri Jaya sendiri baru dibentuk
pada tahun 1995 berkonsentrasi memproduksi kacang oven dan 2 kacang
salut seperti : kacang atom, kacang madu, dan kacang telur. Sedangkan PT
Garudafood Jaya merupakan salah satu unit usaha Garudafood yang
memproduksi makanan biskuit.
Dengan digabungnya beberapa unit usaha ke dalam PT GPPJ,
pengembangan terus dilakukan. GPPJ telah memiliki beberapa pabrikan
dengan teknologi mesin yang canggih dalam setiap proses pengolahan
makanan. Beberapa pabrikan GPPJ di antaranya berada di kota Pati, Gresik,
Bandung dan Bandar Lampung Untuk menjamin Kacang Garuda dapat
dinikmati oleh Konsumen di seluruh pelosok negeri dan tersedia dalam
jumlah yang cukup, jaringan distribusi Garudafood terus diperkokoh
dengan mendirikan PT Sinar Niaga Sejahtera pada tahun 1994. Sejalan
dengan berkembangnya waktu, perusahaan yang tadinya berfungsi sebagai

6
perusahaan pendukung ini akhirnya dapat menjadi profit center tersendiri
bagi kelompok usahanya.
Seiring kemajuan demi kemajuan yang dicapai produk kacang
garingnya, perusahaan terus melakukan inovasi dengan melakukan upaya
diversifikasi produk dan penerapan mesin-mesin baru berteknologi modern.
Pada tahun 1995, melalui PT Garuda Putra Putri Jaya, perusahaan
mendirikan pabrik kacang lapis yang meliputi : kacang atom, kacang telur
dan kacang madu. Ekspansi ke beragam produk kacang ini ternyata
mendapat sambutan hangat dari pasar. Buktinya, meskipun masih baru,
daya serap pasar atas produk kacang lapis ini ternyata mampu melampaui
prestasi yang dicapai oleh produk kacang garing.
Untuk menjamin pasokan bahan baku utama (kacang tanah) yang
berkualitas tinggi dan tersedia sesuai kapasitas produksi pabrik, tahun 1996
didirikan PT Bumi Mekar Tani, yang bergerak di bidang perkebunan
kacang. Selain memiliki kebun kacang sendiri, untuk menampung hasil
panen kacang para petani dengan harga bersaing, perusahaan ini banyak
menjalin kerja sama dengan para 3 petani kacang, khususnya di kawasan
Jawa Tengah dan Jawa Barat. Dengan demikian, secara aktif perusahaan
mengembangkan sistem kemitraan usaha yang saling menguntungkan bagi
kedua belah pihak.
Pada akhirnya seluruh jerih payah, keseriusan dan profesionalitas
seluruh karyawan Garudafood dapat membuahkan hasil nyata yang sangat
mengagumkan. Dari hasil surveinya yang berjudul Study Regarding Snack
Industry and Marketing in Indonesia, 1998, Corinthian Infopharma
Corpora (CIC) menemukan bahwa Kacang Garuda berhasil menguasai
65% pangsa pasar produk makanan kacang di Indonesia, jauh
meninggalkan merek produk kacang di posisi kedua yang menguasai 20%,
sedangkan 15% lainnya diperebutkan oleh berbagai merk.
Untuk memperkokoh basis di industri makanan ringan, tahun 1997
perusahaan memasuki pasar biskuit melalui PT Garudafood Jaya.

7
Meskipun di tengah krisis ekonomi, merek biskuit Danza dan Gery berhasil
melakukan penetrasi pasar, untuk tahap I (karena keterbatasan kapasitas),
ke sejumlah pasar wafer stick di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Selanjutnya, di tengah hebatnya krisis ekonomi, Mei 1998 perusahaan
memberanikan diri masuk ke bisnis jelly melalui PT Triteguh Manunggal
Sejati. Meskipun relatif baru, pertumbuhan laba atas penjualan
memperlihatkan bahwa bisnis ini berpeluang besar untuk tumbuh.
Permintaan pasar dari semua jaringan distribusi selalu bergerak naik.
Permintaan pasar dari luar negeri, seperti negaranegara Timur Tengah, juga
terus meningkat.
Sejumlah industri makanan ringan kini mulai bernaung di bawah
payung Garudafood. Sesuai visi dan misinya, kelompok usaha ini tentu saja
tidak cepat berpuas diri dengan prestasi yang telah dicapai selama ini.
Berbagai inovasi terus dilakukan untuk terus membuat produk-produk baru
yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Semua itu dilakukan, tidak lain demi
kepuasan yang sebesar- besarnya bagi para konsumen yang merupakan
penentu hidup matinya sebuah perusahaan.
Kini di atas areal lebih dari 35 hektar yang tersebar di berbagai lokasi,
telah berdiri pabrik-pabrik industri Garudafood yang didukung oleh mesin
dan peralatan berteknologi modern. Mesin oven yang mencakup drying
machine dan roasting machine, misalnya, khusus didatangkan dari Belgia
dan Jerman. Selain itu, kini Garudafood juga mulai memesan mesin-mesin
yang didisain secara khusus sesuai dengan kebutuhan spesifik dari produk-
produk yang dikembangkan. Hal ini tercapai berkat kerjasama yang
simultan dan terencana antara Divisi Pemasaran ,Divisi Riset dan
Pengembangan serta Divisi Produksi. Yang pada akhirnya, mampu
menyuguhkan beraneka macam produk makanan dan minuman yang
inovatif dan berstandar internasional, dengan tetap mengacu kepada selera
dan kepuasan pelanggan.

8
2.3.2 Aplikasi SIM pada PT. Garuda Food
Aplikasi SIM pada PT. Garuda Food adalah ERP. Penerapan ERP Pada
PT. Garuda Food, Jakarta PT.Garuda Food Indonesia yang merupakan anak
perusahaan Tudung Group.yang memproduksi makanan dan minuman.
Perusahaan ini berskala nasional dalam memperkejakan 19.000 karyawan.
Untuk memudahkan proses data dari menelusuri status penjualan,
persediaan, pengiriman, dan pembuatan faktur, serta perkiraan bahan baku
dan kebutuhan sumber daya manusia Garuda Food Indonesia
mengimplemantasikan ERP untuk proses dalam kegiatan perusahaan.
Garuda Food memakai sistem ERP bertujuan untuk mengintegrasikan
dan mengoptomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek
operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. ERP
berkembang dari manufacturing resource planning (MRP II) dimana MRP
II sendiri adalah hasil evolusi dari material requirement planning (MRP)
yang berkembang sebelumnya.
Sistem ERP secara modular biasanya menangani proses manufaktur,
logistik, distribusi, persediaan, pengapalan, invoice dan akunting
perusahaan. Ini berarti bahwa sistem ini nanti akan membantu mengontrol
aktivitas bisnis seperti penjualan, pengiriman, produksi, manajemen
persediaan, manajemen kualitas dan sumber dayamanusia. ERP sering
disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan bahwa
pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini.
Berbeda dengan Front Office System yang langsung berurusan dengan
pelanggan seperti sistem untuk e-Commerce, Costumer Relationship
Management (CRM), e-Government dan lain-lain. Garuda Food
merupakan perusahaan besar yang telah menjadi produsen makanan dan
minuman di Indonesia. Maka Garuda Food membuka cabang-cabang di
daerah-daerah untuk memudahkan pengiriman atau melakukan pemasaran
di daerah tertentu. Oleh sebab itu Garuda Food melakukan hubungan ERP
yang di setiap cabangnya telah menerapkan sistem ERP.

9
Pada prinsipnya, dengan sistem ERP Garuda Food dapat dijalankan
secara optimal dan dapat mengurangi biaya-biaya operasional yang tidak
efisien seperti biaya inventory (slow moving part, dll.), biaya kerugian
akibat ‘achine fault dll. Dinegara-negara maju yang sudah didukung oleh
infrastruktur yang memadaipun, mereka sudah dapat menerapkan konsep
JIT (Just-In-Time). Di sini, segala sumberdaya untuk produksi benar-benar
disediakan hanya pada saat diperlukan (fast moving). Termasuk juga
penyedian suku cadang untuk maintenance, jadwal perbaikan (service)
untuk mencegah terjadinya machine fault, inventory, dsb.
Garuda Food memerlukan efisiensi dan komputerisasi dari segi
penjualan, maka ada tambahan bagi konsep ERP yang bernama Sales Force
Automation (SFA). Sistem ini merupakan suatu bagian penting dari suatu
rantai pengadaan (Supply Chain) ERP. Pada dasarnya, Sales yang
dilengkapi dengan SFA dapat bekerja lebih efisien karena semua informasi
mengenai suatu pelanggan atau produk yang dipasarkan ada di databasenya.
Garuda Food bersifat assemble-to-order atau make-to-order, sistem
ERP dapat juga dilengkapi dengan Sales Configuration System (SCS).
Dengan SCS, Sales dapat memberikan penawaran serta proposal yang
dilengkapi dengan gambar, spesifikasi, harga berdasarkan
keinginan/pesanan pelanggan.

2.3.3 Proses Integrasi pada PT. Garuda Food


Proses integrasi dilakukan dengan menggunakan strategi korporasi.
Strategi Korporasi adalah menentukan arah kebijakan perusahaan secara
keseluruhan tentang orientasi umum terhadap pertumbuhan dan manajemen
bisnis dan lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan
jasa. Perhatian utama strategi korporasi ialah mengenali area bisnis di mana
perusahaan harus memusatkan perhatian untuk beroperasi dan bersaing
untuk maksimisasi profit dalam jangka panjang.
1. Konsentrasi pada satu bisnis

10
Keuntungan utama bila konsentrasi pada satu area bisnis ialah agar
dapat memanfaatkan seluruh sumberdaya untuk sukses bersaing di
bisnis yang di pilih. Strategi ini terutama sesuai untuk industri yang
tumbuh cepat yang membutuhkan sumberdaya besar dengan prospek
laba besar. Keuntungan lain dari konsentrasi ialah perusahaan
melakukan apa yang paling ketahuinya dan tidak melakukan apa yang
kurang dikuasai (sticks to its knitting).

2. Integrasi Vertikal.
Strategi integrasi vertikal ialah:
1. Integrasi hulu, dimana perusahaan memproduksi sendiri bahan baku
(backward atau upstream integration, atau integrasi hulu),
2. Integrasi hilir (forward atau downstream integration), yaitu
perusahaan mendistribusi/menjual sendiri produk. Tujuan utama ialah
memperkuat posisi kompetitif dari bisnis inti.
Dikenal pula:
1. Integrasi penuh full integration di mana perusahaan memproduksi
seluruh input tertentu untuk proses produksi atau mendistribusi seluruh
output melalui operasi sendiri.
2. Taper integration adalah jika perusahaan memproduksi hanya
sebagian dari input tertentu, dan mendistribusi sendiri hanya sebagian
dari produk yang dihasilkan.
3. Diversifikasi
Perusahaan umumnya melakukan diversifikasi karena mempunyai
kelebihan finansial. Diversifikasi dapat dilakukan dengan berbagai
cara :
(a) Memiliki dan memperbaiki (acquiring & restructuring)
•Mengambil alih perusahaan yang tidak sehat dan
meyehatkannya.

11
•Perusahaan yang diambil alih dapat dalam industri
yangberbeda.
•Penyehatan dapat dilakukan melalui:
•Mengganti top manajemen
•Menjual asset tidak produktif
•Memperbaiki pilar-pilar keunggulan kompetilif
•Menerapakan sistem insentif yang tepat.

(b) Mentransfer kompetensi. Strategi diversifikasi berdasarkan


transfer kompetensi:
•Mentransfer dari perusahaan lama ke yang baru.
•Mentransfer dari perusahaan baru ke yang lama.
•Dapat meningkalkan keunggulan kompetitif. Contoh: Rockwell
International

(c) Menciptakan economies of scope


Economies of scope terjadi bila beberapa unit bisnis
menggunakan sumberdaya yang sama seperti saluran distribusi,
iklan, R&D, dll. Contoh: Proctor & Gamble dalam produksi
diaper dan paper towel, dengan saluran distribusi sama, R & D
sama.
Diversifikasi yang ekstensif cenderung menurunkan laba
perusahaan; ternyata lebih banyak perusahaan yang diakuisisi
dilepas kembali dari pada dipertahankan.

4. Aliansi Strategis
Persekutuan antara perusahaan yang menggabungkan sumber daya,
kemampuan dan core competence untuk mencapai tujuan bersama.
Bentuknya : Joint venture, R&D, kontrak layanan pelanggan, dll.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keberadaan KMS pada sebuah perusahaan diyakini dapat meningkatkan
kinerjanya karena perusahaan tersebut dapat melakukan dokumentasi secara baik
terhadap pengetahuan dengan cara yang lebih terstruktur melalui sebuah sistem.
Integrasi bisnis adalah penggabungan dari beberapa perusahaan menjadi suatu
perusahaan yang besar. Hal ini juga menjadi langkah awal suatu perusahaan kecil
untuk scale up menjadi perusahaan yang lebih besar.
Aplikasi SIM yang diterapkan di PT. Garuda Food adalah ERP. Garuda Food
memakai sistem ERP bertujuan untuk mengintegrasikan dan mengoptomasikan
proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun
distribusi di perusahaan bersangkutan.
Sementara Proses integrasi dilakukan dengan menggunakan strategi korporasi.
Strategi Korporasi adalah menentukan arah kebijakan perusahaan secara
keseluruhan tentang orientasi umum terhadap pertumbuhan dan manajemen bisnis
dan lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa

3.2 Saran
Sebaiknya perusahaan harus memiliki KMS untuk meningkatkan kinerja
perusahaan dan integrasi bisnis untuk membuat perusahaan menjadi lebih besar.
Selain itu, implementasi aplikasi SIM mengintegrasikan dan mengoptomasikan
proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun
distribusi di perusahaan bersangkutan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Al-Alawi, A. I. (2007). Organizational culture and knowledge sharing: critical

success factors. Journal of …, 11(2), 22–42.

Grant, R. M. (1996). Toward a Knowledge-Based Theory of The Firm. Strategic

ManagementJournal, 17(Knowledge and The Firm), 109–122

Integrasi bisnis diambil dari

https://moota.co/mengenal-integrasi-bisnis-dan-manfaatnya-bagi-perusahaan/

Strategi PT. Garuda Food diambil dari

http://arik_mgt.student.fkip.uns.ac.id/2009/06/16/pri-kon/

Nonaka, I., & Takeuchi, H. (1995). Knowledge-Creating Company. Knowledge-

Creating Company, (December 1991), 3–19.

14

Anda mungkin juga menyukai