Anda di halaman 1dari 10

Judul Artikel P I C O T

1 Perbandingan Kualitas Pasien Penyakit Terapi dengan Terapi Hemodialisis Dalam studi yang dilakukan oleh Lamanya proses penelitian ini yaitu selama 2
Hidup Antara Pasien Gagal Ginjal Kronik Hemodialisa dengan pembanding Ramadhan dan rekan-rekan (2017) di bulan, dari bulan Agustus - Oktober 2019
Penyakit Ginjal Kronik yang di RSUD Abdul Continuous Semarang, hasil menunjukkan bahwa
Menjalani Terapi CAPD Wahab Sjahranie Ambulatory ada perbedaan dalam kualitas hidup
dengan Hemodialisis di Samarinda Peritoneal Dialysis antara pasien GGK yang menjalani
RSUD Abdul Wahab (CAPD) hemodialisis (HD) dan Continous
Sjahranie Samarinda Ambulatory Peritoneal Dialysis
(CAPD). Pasien CAPD memiliki
kualitas hidup yang lebih tinggi rata-
rata dibandingkan dengan pasien
GGK yang menjalani HD. Mayoritas
pasien GGK yang menjalani CAPD
juga memiliki kualitas hidup yang
memadai, dengan sekitar 14 pasien
(58%) mencapai tingkat tersebut.

Di sisi lain, penelitian yang dilakukan


oleh Elizabeth dan rekan-rekan (2014)
di Brazil menunjukkan bahwa kualitas
hidup antara pasien CAPD dan HD
serupa, kecuali dalam hal persepsi
rasa sakit. Pasien CAPD mengalami
tingkat rasa sakit yang lebih rendah
dibandingkan dengan pasien HD,
meskipun domain lainnya memiliki
kesamaan. Hal ini mungkin dapat
menjelaskan mengapa penggunaan
CAPD lebih umum.

Secara umum, temuan ini


menunjukkan bahwa kualitas hidup
rata-rata pasien GGK yang menjalani
CAPD lebih baik dibandingkan
dengan pasien GGK yang menjalani
HD. Hal ini konsisten dengan teori
Munib (2017) yang menyatakan
bahwa pasien GGK yang memilih
CAPD cenderung menghadapi
pengalaman yang lebih mudah dan
praktis dibandingkan dengan proses
HD. CAPD dapat dilakukan di rumah,
memungkinkan kontrol yang lebih
baik terhadap asupan protein dan
mineral, serta tekanan darah dan
anemia, tanpa memerlukan mesin
hemodialisis. Akibatnya, CAPD dapat
berjalan efektif tanpa mengganggu
aktivitas harian pasien, yang
berdampak positif pada kualitas hidup
mereka. (Nusantara et al., 2021)

2 Hubungan Dampak Terapi Populasi pada Dalam penelitian ini tidak ada kelompok Dampak hemodialisis dalam tidak ada waktu yang spesifik yang disebutkan
penelitian ini adalah melihat pengaruh atau penelitian ini pada pasien dengan
Hemodialisis Terhadap pembanding yang dalam penelitian ini
semua penderita dampak hemodialisa gagal ginjal kronik adalah mengalami
Kualitas Hidup Pasien penyakit gagal terhadap kualitas hidup disebutkan dalam hipotensi. Hipotensi dapat terjadi
ginjal kronik yang pada pasien gagal ginjal selama terapi dialisis ketika cairan
dengan Gagal Ginjal penelitian ini
sedang menjalani kronik yang menjalani dikeluarkan. Terjadinya hipotensi
hemodialisis terapu hemodialisa. dimungkinkan karena pemakaian
Hemodialisa merupakan dialisat asetat, rendahnya dialysis
salah satu metode natrium, penyakit jantung, atero
pengobatan gagal ginjal sklerotik, neuropati otonomik, dan
tahap akhir yang kelebihan berat cairan. selain itu juga
dianggap dapat terapi ini mempengaruhi dan bahkan
menyelamatkan jiwa sangat mempengaruhi beban kerja
pasien. Hemodalisa jantung. Dampak selanjutnya adalah
adalah salah satu mengalami kram otot yang
tindakan terbaik saat ini disebabkan karena penururnan
untuk pasien yang volume cairan ekstra selular yang
terkena gagal ginjal mengakibatkan peningkatan
kronik untuk ultrafiltrasi rate atau konsentrasi Na +
meningkatkan kualitas dalam konsentrat tidak adekuat. Lalu
hidupnya. mengalami mual/muntah dan merasa
pusing atau sakit kepala yang terjadi
akibat dari hipotensi yang terjadi
selama terapi dialisis ketika cairan
dikeluarkan. Dalam penelitian ini
disebutkan bahwa dampak atau efek
dari hemodialisa pada pasien dengan
gagal ginjal kronik tidak
mempengaruhi kualitas
hidup (Marianna & Astutik, n.d.)
3 Hubungan lama menjalani Jumlah populasi Jenis penelitian ini Perbedaan hasil Teridentifikasi distribusi karakteristik Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2019 di
terapi hemodialisis dengan dalam penelitian ini adalah studi analitik penelitian tersebut pasien dengan Penyakit ginjal Kronis Ruang Hemodialisa RS Dr Sitanala Tangerang
kualitas hidup pasien ada 35 pasien , observasional dengan kemungkinan terjadi yang menjalani terapi hemodialisis di
penyakit ginjal kronik di setengah banyak 18 rancangan cross karena adanya ruang hemodialisa RS Dr Sitanala
ruang hemodialisa rumah responden adalah sectional. Variabel variasi data dari para Tangerang lebih dari setengah
sakit DR Sitanala laki-laki (51%) independen adalah responden. sebanyak 20 responden dengan hasil
Tangerang. memilliki kualitas lamanya menjalani Penelitian lain yang 57 % usia >50 tahun dan lebih dari
hidup yang buruk. terapi HD, sedangkan mendukung setengah sebanyak 18 responden
variabel dependen menyimpulkan tidak dengan hasil 51 % laki-laki.
adalah kualitas hidup terdapat hubungan Teridentifikasi rata-rata lama pasien
pada pasien PGK antara lama Penyakit ginjal Kronis menjalani
dengan. Penelitian menjalani terapi hemodialisis di ruang
dilakukan pada bulan hemodialisis dengan hemodialisa RS Dr Sitanala
Maret 2019 di Ruang kualitas hidup pasien Tangerang hasil lebih dari setengah
Hemodialisa RS Dr di beberapa tempat sebanyak 19 responden dengan hasil
Sitanala Tangerang. di Indonesia Juga 54 % sudah menjalanai terapi
Populasi penelitian ini antara lain dilakukan hemodialisis selama ≥ 2 tahun.
adalah Total sampling penelitian oleh
pasien Penyakit ginjal Rahman, dkk pada Teridentifikasi kualitas hidup pasien
kronis yang menjalani tahun 2016 di RSUP Penyakit ginjal Kronis yang menjalani
HD di Ruang Kandou Manado terapi hemodialisis di ruang
Hemodialisa RS Dr dengan (p-value > hemodialisa RS Dr Sitanala
Sitanala Tangerang. 0,579),15 begitu Tangerang Berdasarkan tabel
Sampel penelitian yang juga hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari setengah
dipilih adalah subjek di RSU Cut Meutia sebanyak 18 responden dengan hasil
yang diambil dari Kabupaten Aceh 51 % memiliki kualita
populasi studi dengan Utara (p-value = hidup yang buruk.
(Fitriani et al., 2020)
metode purposive 0,227) dimana tidak
sampling yang ada hubungan yang
memenuhi kriteria bermakna antara
inklusi dan tidak lama menjalani
memiliki kriteria hemodialisis dengan
eksklusi. Kriteria kualitas hidup .Hasil
inklusi subjek: bersedia penelitian
menjadi responden, mendominasi bahwa
pasien penyakit ginjal tidak terbukti adanya
kronik yang menjalani hubungan antara
hemodialisis rutin 2 kali lama menjalani
seminggu dan pasien hemodialisis dengan
dalam kesadaran kualitas hidup
compos mentis. Kriteria pasien. Hal ini dapat
eksklusi subjek: usia disebabkan karena
lebih dari 65 tahun, kualitas hidup
memiliki gangguan merupakan suatu
indra pendengaran atau perasaan subjektif
penglihatan dan pasien yang dimiliki oleh
dengan gangguan masing-masing
psikiatri. individu dan hal ini
Hasil studi diperoleh tidak dipengaruhi
dengan cara wawancara oleh faktor eksternal.
menggunakan kuesioner
dengan menggunakan
Kuesioner Kidney
Disease Quality of Life
Short Form menentukan
kualitas hidup pasien
Penyakit ginjal kronis
yang menjalani
HD.Data dianalisis
secara statistik
berdasarkan variabel
yang dinilai
menggunakan sistem
komputerisasi yaitu
analisis univariat dan
bivariat. Analisis
univariat dilakukan
untuk melihat distribusi
frekuensi dari masing-
masing variabel
independen dan
variabel dependen.
Analisis bivariat
dilakukan untuk
menganalisis hubungan
antara variabel
independen dan
variabel dependen.

4 Hubungan Lama Menjalani Populasi : Jenis penelitian ini Tidak ada kelompok Pada kelompok 31 responden yang Dalam jurnal ini tidak ditunjukkan kapan
Hemodialisis dengan Pasien penyakit adalah studi analitik perbandingan dalam diikutsertakan, 18 di antaranya penelitian dilakukan
Kualitas Hidup Pasien gagal ginjal observasional dengan jurnal ini mengalami tingkat kualitas hidup
Penyakit Ginjal Kronik kronis dengan rancangan cross yang rendah. Faktor-faktor yang
dengan Diabetes Melitus di diabetes melitus sectional. Variabel menyebabkan kualitas hidup yang
RSUP Dr. M Djamil Padang di RSUP Dr. M. independen adalah kurang baik pada responden ini
Djamil Padang lamanya menjalani melibatkan perkembangan penyakit
Sampel : terapi hemodialisa, ginjal kronis yang semakin parah serta
Penelitian ini sedangkan variabel tekanan psikologis yang muncul
dilakukan dependen adalah selama mereka menjalani terapi
terhadap 31 kualitas hidup pada hemodialisis. Selain itu, adanya
orang pasien pasien penyakit gagal sejumlah penyakit tambahan pada
PGK dengan ginjal kronis dengan pasien hemodialisis juga turut
DM yang diabetes melitus. berperan dalam memengaruhi
menjalani buruknya kualitas hidup mereka, salah
hemodialisis di satunya adalah penyakit diabetes
RSUP Dr. M. melitus. Pasien HD dengan DM
Djamil Padang. memiliki risiko kematian lebih tinggi
dibandingkan dengan pasien HD
tanpa DM. Hal ini disebabkan oleh
dampak DM pada berbagai organ
tubuh, termasuk gangguan
penglihatan, masalah jantung,
kerusakan ginjal, gangguan
serebrovaskuler dan vaskuler perifer,
bahkan mencapai tingkat amputasi.
Kondisi ini mengakibatkan
pembatasan dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari dan juga
membatasi kemampuan untuk bekerja.
Kualitas hidup pasien yang sedang
menjalani HD seringkali mengalami
penurunan karena terpaksa melakukan
perubahan dalam rutinitas hidup
mereka. Terutama bagi pasien yang
baru-baru ini memulai terapi HD,
mereka mungkin merasa belum siap
untuk menerima dan beradaptasi
dengan perubahan yang terjadi dalam
kehidupan mereka. Ketidakmampuan,
ketergantungan pada bantuan orang
lain, serta biaya pengobatan yang
tinggi dapat mengganggu aktivitas
sehari-hari yang biasa mereka
lakukan. Masalah ini akan memiliki
dampak yang luas, melibatkan aspek
biologis, psikologis, sosial, dan
spiritual. (Wahyuni et al., 2018)

5 FAKTOR-FAKTOR YANG Pada penelitian Penelitian ini dilakukan Tidak ada kelompok Dari beberapa hubungan yang Dalam penelitian tidak di tunjukkan kapan
MEMPENGARUHI KUALITAS tersebut populasinya untuk mengetahui faktor pembanding dalam memepengaruhi kualitas hidup ternyata penelitian tersebut dilakukan
HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL adalah semua pasien faktor yang penelitian tersebut, faktor yang paling nampak yaitu lamanya
KRONIK (GGK) YANG gagal ginjal kronik mempengaruhi kualitas hanya beberapa menjalani terapi hemodialisa maka
MENJALANI TERAPI (GGK) yang menjalani hidup pasien gagal ginjal perbedaan hubungan diharapkan pasien semakin memahami
HEMODIALISA DI RSU ROYAL terapi hemodialisa di kronik yang menjalani antara umur, jenis pentingnya kepatuhan terhadap proses
PRIMA MEDAN RSU Royal Prima terapi hemodialisa kelamin, pendidikan, hemodialisa sehingga pasien dapat
Medan Tahun 2019. setelah peneliti lamanya menjalani merasakan manfaat dari terapi
Dengan sebelumnya telah terapi hemodialisa hemodialisa tersebut.
(Sarastika et al., 2019)
menggunakan total mewawancarai 5 orang
sampling sebanyak pasien gagal ginjal kronik
70 orang responden. yang sedang menjalani
terapi hemodialisa
mengatakan penurunan
kualitas hidup yang
dirasakan.
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, D., Dwi Pratiwi, R., Saputra, R., Silvia Haningrum, K., Widya Dharma Husada Tangerang, Stik., Pajajaran No, J., Selatan, T., & Sakit Umum Kabupateng Tangerang, R. (2020). HUBUNGAN LAMA
MENJALANI TERAPI HEMODIALISIS DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RUANG HEMODIALISA RUMAH SAKIT DR SITANALA TANGERANG Edu Dharma Journal. Edu
Dharma Journal, 4(1). http://openjournal.wdh.ac.id/index.php/edudharma

Marianna, S., & Astutik, S. (n.d.). HUBUNGAN DAMPAK TERAPI HEMODIALISA TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN DENGAN GAGAL GINJAL. Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice.

Nusantara, D. T. H., Irawiraman, H., & Devianto, N. (2021). Perbandingan Kualitas Hidup Antara Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi CAPD dengan Hemodialisis di RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda. Jurnal Sains Dan Kesehatan, 3(3), 365–369. https://doi.org/10.25026/jsk.v3i3.299

Sarastika, Y., Kisan, K., Mendrofa, O., & Siahaan, J. V. (2019). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI
RSU ROYAL PRIMA MEDAN. Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam I/BB Medan, 4(1), 53. https://doi.org/10.34008/jurhesti.v4i1.93

Wahyuni, P., Miro, S., & Kurniawan, E. (2018). Hubungan Lama Menjalani Hemodialisis dengan Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik dengan Diabetes Melitus di RSUP Dr. M Djamil Padang. In
Jurnal Kesehatan Andalas (Vol. 7, Issue 4). http://jurnal.fk.unand.ac.id

KESIMPULAN
Metode PICOT adalah sebuah pendekatan sistematis yang digunakan dalam penelitian ilmiah untuk merumuskan pertanyaan penelitian yang jelas dan terfokus. PICOT merupakan
singkatan dari lima elemen kunci yang harus diidentifikasi dalam merumuskan pertanyaan penelitian, yaitu:
1.Population (Populasi): Ini mengacu pada kelompok pasien atau populasi yang akan menjadi subjek penelitian. Dalam kasus gagal ginjal hemodialisis, populasi ini akan
mencakup pasien dengan gagal ginjal yang menjalani hemodialisis.
2. Intervention (Intervensi): Intervensi adalah tindakan atau perawatan yang akan dievaluasi dalam penelitian. Dalam hal ini, intervensi bisa berupa jenis perawatan, obat-obatan,
atau prosedur medis yang akan digunakan dalam pengelolaan gagal ginjal hemodialisis. Misalnya, penelitian dapat fokus pada efektivitas suatu jenis obat tertentu atau metode
pengobatan lainnya.
3. Comparison (Perbandingan): Ini adalah kelompok perbandingan atau kondisi yang akan digunakan untuk membandingkan efek dari intervensi yang dipilih. Dalam penelitian
medis, ini bisa berupa kelompok kontrol yang tidak menerima intervensi atau kelompok yang menerima perawatan atau tindakan yang berbeda.
4. Outcome (Hasil): Hasil adalah parameter yang akan diukur atau dinilai dalam penelitian. Dalam kasus gagal ginjal hemodialisis, hasil bisa berupa perbaikan dalam fungsi ginjal,
tingkat komplikasi, kualitas hidup pasien, atau parameter medis lainnya.
5. Time (Waktu): Ini mencakup periode waktu yang akan diamati dalam penelitian. Dalam penelitian gagal ginjal hemodialisis, waktu dapat mencakup berapa lama pasien dipantau
setelah menerima intervensi atau perawatan tertentu.
Dengan menggunakan metode PICOT, penelitian tentang gagal ginjal hemodialisis dapat dirumuskan dengan lebih jelas. Sebagai contoh, pertanyaan penelitian yang dapat
dirumuskan dengan metode PICOT adalah:
"Apakah penggunaan obat X (Intervensi) lebih efektif dalam meningkatkan fungsi ginjal pasien dengan gagal ginjal yang menjalani hemodialisis (Populasi) dibandingkan dengan
kelompok kontrol yang menerima perawatan rutin (Perbandingan) dalam jangka waktu satu tahun (Waktu), dalam hal peningkatan tingkat filtrasi glomerulus dan mengurangi
tingkat komplikasi (Hasil)?"
Dengan menggunakan metode PICOT, penelitian dapat dirancang dengan lebih terstruktur dan fokus, sehingga hasilnya lebih relevan dan dapat memberikan panduan yang lebih
baik dalam pengelolaan gagal ginjal hemodialisis.

Anda mungkin juga menyukai