Anda di halaman 1dari 7

PPPK

Analis Sumber Daya Manusia Aparatur


1. Nilai Ambang Batas (KEPMENPAN RB NOMOR 652 TAHUN 2023) – Di sahkan 13
September 2023.

Nilai Nilai
Jumlah
Seleksi Kompetensi Durasi Ambang Kumulatif Bobot
Soal
Batas Maks
Teknis 90 450 √5x0
Manajerial Paling Tinggi 4
25 Paling Rendah 1
120” Tidak Menjawab 0
117 180
Sosial Kultural Paling Tinggi 4
20 Paling Rendah 1
Tidak Menjawab 0
Wawancara Paling Tinggi 4
10 10” 24 40 Paling Rendah 1
Tidak Menjawab 0
TOTAL 145 130” 366 670

2. Kisi-Kisi untuk PPPK


a. Kompetensi Teknis
Analis Sumber Daya Manusia Aparatur Kabupaten Bekasi PERMENPAN RB NOMOR
NOMOR 37 TAHUN 2020.
- Tugas Jabatan Fungsional Analis SDM Aparatur yaitu melakukan pengelolaan sistem
SDM Aparatur melalui kegiatan perumusan, analisis, evaluasi, pengembangan,
asistensi, konsultasi dan penyusunan saran kebijakan dalam konteks kebutuhan serta
kepentingan terbaik organisasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
praktik SDM profesional mutakhir.
- Pembahasan:
1. Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. (UU No 5 Tahun 2014).
1) Penyusunan dan pengembangan kebutuhan
Diimplementasikan dengan membuat perencanaan kebutuhan ASN 5 tahunan
yang berdasarkan ANJAB (Analisis Jabatan), ABK (Analisis Beban Kerja), yang
dalam penyusunannya mempertimbangkan jumlah, pangkat, dan kualifikasi
pegawai yang ada.
2) Pengadaan
Terdapat rekrutmen pegawai yang terbuka
3) Pengembangan Karier
Berupa kebijakan yang berdasarkan hasil pemetaan talenta melaui assesmen,
analisis kesenjangan kompetensi dan kesenjangan kinerja, Talent Pool (ASN
yang potensial), rencana suksesi berdasarkan pola karir instansi.
4) Promosi dan mutasi
Contohnya pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi dengan seleksi terbuka.
Sehingga mengatasi spoil system dan jual beli jabatan.
5) Penilaian Kinerja
Penetapan target kinerja, evaluasi kinerja secara berkala (Berkelanjutan)
dengan metode yang objektif.
6) Penggajian, Penghargaan, dan disiplin.
Istansi mengaitkan penilaian kinerja dan disiplin dengan memberikan
tunjangan kinerja dan memberi penghargaan berdasarkan nilai dasar, kode
etik dan kode prilaku.
7) Jaminan dan Perlindungan
Instansi memberikan jaminan dan perlindungan diluar dari jaminan Kesehatan
dan jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan pension yang diberikan oleh
pemrintah nasional serta kemudahan pelayanan administrasi bagi pegawai.
2. KASN Bertugas:
1) Menjaga netralitas ASN
2) Melakukan pengawasan atas pembinaan profesi ASN,
3) Melaporkan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan manjemen asn kepada
presiden.
3. KASN terdiri atas: (7 orang)
1) 1 orang ketua merangkap anggota
2) 1 orang wakil ketua merangkap anggota
3) 5 orang anggota.
4. LAN adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang diberi kewenangan
melakukan pengkajian dan pendidikan dan pelatihan ASN sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini. (Baca terkait LAN – hlmn 29)
5. BKN adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang diberi kewenangan
melakukan pembinaan dan menyelenggarakan Manajemen ASN secara nasional
sebagaimana diatur dalam undangundang ini. (Baca terkait LAN – hlmn 29)
Fungsi dari BKN diantaranya:
1) pembinaan penyelenggaraan Manajemen ASN;
2) penyelenggaraan Manajemen ASN dalam bidang pertimbangan teknis formasi,
pengadaan, perpindahan antarinstansi, persetujuan kenaikan pangkat,
pensiun; dan
3) penyimpanan informasi Pegawai ASN yang telah dimutakhirkan oleh Instansi
Pemerintah serta bertanggung jawab atas pengelolaan dan pengembangan
Sistem Informasi ASN.
BKN Bertugas:
1) mengendalikan seleksi calon Pegawai ASN.
2) membina dan menyelenggarakan penilaian kompetensi serta mengevaluasi
pelaksanaan penilaian kinerja Pegawai ASN oleh Instansi Pemerintah;
3) membina Jabatan Fungsional di bidang kepegawaian;
4) mengelola dan mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN berbasis
kompetensi didukung oleh sistem informasi kearsipan yang komprehensif;
5) menyusun norma, standar, dan prosedur teknis pelaksanaan kebijakan
Manajemen ASN;
6) menyelenggarakan administrasi kepegawaian ASN; dan
7) mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan norma, standar, dan prosedur
manajemen kepegawaian ASN.
6. Manjemen PNS
1) penyusunan dan penetapan kebutuhan;
2) pengadaan;
3) pangkat dan jabatan;
4) pengembangan karier;
5) pola karier; (dengan pertimbangan integritas dan moralitas)
Pengembangan karir PNS dilakukan dengan berdasarkan kualifikasi,
kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan instansi.
Kompetensi yang dimaksud adalah Kompetensi teknis (tingkat dan
spesialisasi Pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman kerja
secara teknis), Kompetensi manajerial (Pendidikan, pelatihan struktural atau
manajemen, dan pengalaman kepemimpinan), Kompetensi soial kultural
(Pengalaman kerja yang berkaitan dengan Masyarakat majemuk dalam hal
agama, suku, dan budaya hingga wawasan kebangsaan).
6) promosi;
7) mutasi;
a. Mutasi PNS di satu instansi pusat atau daerah dilakukan oleh pejabat
pengawas kepegawaian,
b. Mutasi PNS antar kabupaten kota dalam satu provinsi di ditetapkan oleh
gubernur atas pertimbangan kepala BKN.
c. Mutasi PNS provinsi/kabupaten/kota ke pusat atau sebaliknya ditetapkan
oleh kepala BKN.
d. Mutasi antar PNS pusat ditetapkan oleh kepala BKN.
8) penilaian kinerja;
9) penggajian dan tunjangan;
10) penghargaan;
11) disiplin;
12) pemberhentian;
13) jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan
14) perlindungan.
7. Manajemen PPPK
1) penetapan kebutuhan;
Dilakukan untuk jangka waktu 5 tahun dan diperinci per 1 tahun berdasaekan
prioritas kebutuhan.
2) pengadaan;
3) penilaian kinerja;
4) penggajian dan tunjangan;
5) pengembangan kompetensi;
6) pemberian penghargaan;
7) disiplin;
8) pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan
9) perlindungan.
8. JPT (Jabatan Pimpinan Tinggi)
a. Pengisian JPT Utama dan madya (hanya tingkat nasional)
b. Pengisian JPT Pratama (di tingkat nasional atau kabupaten/kota tingkat
provinsi)
9. Jabatan ASN menurut UU No 5 Tahun 2014 Aparatur sipil negar.
1) Eselon Ia kepala Lembaga non kementrian = Jabatan Pimpinan Tinggi Utama
2) Eselon Ia dan Ib = Jabatan Pimpinan Tinggi Madya
3) Eselon II = Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
4) Eselon III = Jabatan Administrator
5) Eselon IV = Jabatan Pengawas
6) Eselon V = Jabatan Pelaksana

10. PPK atau pejabat pembina kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian
Pegawai ASN dan pembinaan manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai
dengan Peraturan perundang undangan. Permenpan RB No 38 Tahun 2017
(Standar Kompetensi Jabatan).
11. Kamus kompetensi adalah kumpulan kompetensi yang meliputi nama kompetensi,
definisi kompetensi, deskripsi dan level kompetensi serta indikator perilaku.
12. Kamus kompetensi Sosial Kultural di susun dan ditetapkan oleh MENPANRB
(berdasarkan Permenpan no 38 Tahun 2017) Lampiran II peraturan ini.
13. Kamus Kompetensi Manajerial di susun dan ditetapkan oleh MENPANRB
(berdasarkan Permenpan no 38 Tahun 2017) Lampiran III peraturan ini.
14. Kamus Kompetensi Teknis disusun oleh PPK (Pejabat Pembina Kepegawaian
instansi pusat) atas persetujuan dari MenpanRB.
15. Tim penyusun kamus kompetensi teknis dibentuk di kementrian/Lembaga sesuai
urusan pemerintah sesuai dengan kewenangannya. (Permenpan RB No 38 Tahun
2017.
a. Contoh: Tim Penyusun Kamus kompetensi teknis di kementrian Kesehatan
maka akan Menyusun kompetensi teknis urusan kementrian Kesehatan. Tim
Penyusun Kamus kompetensi teknis di kementrian Ketenagakerjaan maka
akan Menyusun kompetensi teknis urusan kementrian ketenagakerjaan.
b. Jumlah tim penyusun di masing-masing kementrian atau Lembaga paling
sedikit adalah 7 orang (Jumlah tim penyusun harus gasal atau ganjil). Ketua
merangkap anggota, merangkap anggota dan anggota.
c. Syarat menjadi Tim penyusun: PNS yang menduduki JPT (Utama, Madya,
Pratama), Administrasi, Pengawas, Pelaksana atau fungsional.
16. 5 Level indikator perilaku (PermenpanRB No 38 Tahun 2017:
a. Level 1 Paham/pengembangan (awareness/being developed) dengan kriteria:
Kemampuanpekerjaan teknis sederhana dengan aturan yang jelas namun
memerlukan pengawasan langsung dari orang lain, Keterampilan yang tidak
memerlukan kemampuan khusus, Pemahaman dasar prinsip teori dan praktek
tanpa bantuan dan pengawasan org lain, bertanggung jawab atas pekerjaan
sendiri.
b. Level 2 (Basic/ dasar) dengan kriteria: tugas teknis dengan alat, prosedur dan
metode yang sudah baku, pemahaman teori praktek tanpa bantuan dan
pengawasan org lain, pengetahuan dan keterampilan yang memerlukan
pelatihan tingkat dasar, kemampuan untuk bertanggung jawab atas pekerjaan
sendiri dan dapat diberi tanggung jawab membantu pekerjaan orang lain
untuk tugas yang sederhana.
c. Level 3 (menengah/ intermediet) dengan kriteria: tugas teknis yang lebih
spesifik dengan menganalisis informasi secara terbatas dan pilihan metode
untuk menyelesaikan permasalahan, Pemahaman teori praktek tanpa bantuan
orang lain dan pengawasan. Dengan kecepatan yang tepat dan penyelesaian
pekerjaan yang lebih cepat, kepercayaan diri dan kemampuan yang yang
menunjukan kelancaran dan ketangkasan dalam praktek pekerjaan,
bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab
atas pekerjaan tim dan kelompok.
d. Level 4 (Mumpuni/advance) dengan kriteria sebagai berikut: Ilmu
pengetahuan teori dan praktek yang mendapat pengakuan ditingkat instansi,
mampu mengembangkan dan menerapkan pendekatan mono disipliner/satu
bidang keilmuan dan kemampuan melakukan uji kompetensi memiliki
kemampuan pengajaran dan menjadi mentor di tingkat instansi.
e. Level 5 (Expert) dengan kriteria: Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan
atau iptek yang mendapat pengakuan nasional maupun internasional,
megembangkan dan menerapkan pendekatan multi, dan inter disipliner.
Menjadi mentor tingkat nasional dan internasional.
17. Standar kompetensi ASN: Permenpan RB No. 38 Tahun 2017
1) identitas jabatan (Nama jabatan, uraian/ihtisar jabatan, dan kode jabatan).
2) kompetensi jabatan, dan (kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan
kompetensi sosial kultural)
3) persyaratan jabatan (Pangkat, kualifikasi pendidikan, jenis pelatihan, dan
pengalaman kerja).
18. Kode Standar Kompetensi Jabatan: Permenpan RB No 38 Tahun 2017
1) Satu digit pertama: Kelompok jabatan
2) Dua digit selanjutnya: Tingkatan jabatan
3) Enam digit berikutnya: urusan pemerintahan
4) Tiga digit berikutnya: nomor urut jabatan yang sudah ditetapkan standar
kompetensinya.
19. Dalam kamus kompetensi manajerial dan sosial kultural yang sudah di jelaskan
dalam lampiran II dan lampiran III di permenpan RB No 38 Tahun 2017. Masing-
masing kompetensi terdapat 5 level. ASN akan mendapatkan salah satu dari 5 lvel
tersebut sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh ASN tersebut.

Contoh :

Integritas: Kode Kompetensi M.01 (Manajerial 01)

Level 1 = Mampu bertindak sesuai nilai, norma, etika organisasi dalam kapasitas
pribadi.
Level 2 = Mampu mengingatkan, mengajak rekan kerja untuk bertindak sesuai
nilai, norma, dan etika organisasi.
Level 3 = Mampu memastikan, menanamkan keyakinan bersama agar anggota
yang dipimpin bertindak sesuai nilai, norma, dan etika organisasi
dalam lingkup formal.
Level 4 = Mampu menciptakan situasi kerja yang mendorong kepatuhan pada
nilai, norma, dan etika organisasi.
Level 5 = Mampu menjadi role model dalam penerapan standar kedilan dan
etika di tingkat nasional.

20. Standar Kompetensi ASN: (Hal ini berdasarkan pada: Kamus kompetensi teknis.
kamus kompetensi manajerial dan kamus kompetensi sosial kultural).
1) Standar kompetensi jabatan pimpinan tinggi.
2) Standar kompetensi jabatan administrasi
3) Standar kompetensi jabatan fungsional.
21. penyelenggaraan kebijakan dan manajemen ASN berdasarkan pada asas
kepastian hukum, profesionalitas, proporsionalitas, keterpaduan, delegasi,
netralitas, akuntabilitas, efektif dan efisien, keterbukaan, non diskriminatif,
persatuan dan kesatuan, keadilan dan kesetaraan (UU No. 5 Tahun 2014).
22. Pasal 69 UU No. 5 Tahun 2014, pengembangan karier PNS berdasarkan pada
kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja dan kebutuhan instansi pemerintah,
serta mempertimbangkan integritas dan moralitas.
- Analis SDM Aparatur Ahli Pertama, meliputi:
1) menyusun kebutuhan aparatur sipil negara sesuai pedoman dan peraturan
perundang- undangan;
2) menyusun rancangan pengadaan aparatur sipil negara sesuai pedoman dan
peraturan perundang-undangan;
3) menyusun kerangka kerja pangkat dan jabatan aparatur sipil negara sesuai
pedoman dan peraturan perundang-undangan;
4) menyusun kerangka kerja pengembangan karier aparatur sipil negara sesuai
pedoman dan peraturan perundang-undangan;
5) menyusun pola karier aparatur sipil negara sesuai pedoman dan peraturan
perundangundangan;
6) menyusun kerangka kerja promosi aparatur sipil negara sesuai pedoman dan
peraturan perundang-undangan;
7) menganalisis proses promosi aparatur sipil negara;
8) menyusun kerangka kerja mutasi aparatur sipil negara sesuai pedoman dan
peraturan perundang-undangan;
9) menyusun kerangka kerja penugasan aparatur sipil negara sesuai pedoman dan
peraturan perundang-undangan;
10) merancang kebutuhan dan rencana pengembangan kompetensi aparatur sipil
negara;
11) menyusun kerangka kerja sistem manajemen kinerja aparatur sipil negara
terintegrasi sesuai pedoman dan paraturan perundangan;
12) menyusun perencanaan kinerja aparatur sipil negara;
13) melakukan monitoring/pemantauan kinerja aparatur sipil negara;
14) melaksanakan layanan konseling kinerja pegawai;
15) menyusun instrumen penetapan penciptaan ide baru dan/atau cara baru dalam
peningkatan kinerja yang bermanfaat bagi organisasi/ Negara;
16) menyusun dokumen tindak lanjut penilaian kinerja;
17) menganalisis pelaksanaan pembayaran tunjangan kinerja dan/atau penghargaan
lain berdasarkan laporan dokumen penilaian kinerja;
18) merancang manajemen kinerja organisasi berdasarkan ballance scorecard atau
sistem lain;
19) menyusun kerangka kerja disiplin aparatur sipil negara sesuai pedoman dan
peraturan perundang-undangan;
20) menyusun kerangka kerja sistem penghargaan aparatur sipil negara sesuai
pedoman dan peraturan perundang-undangan;
21) menyusun kerangka kerja sistem penggajian, tunjangan dan fasilitas aparatur sipil
negara sesuai pedoman dan peraturan perundang-undangan;
22) menyusun kerangka kerja pemberhentian aparatur sipil negara sesuai pedoman
dan peraturan perundang-undangan;
23) menyusun kerangka kerja jaminan pensiun dan jaminan hari tua aparatur sipil
negara sesuai pedoman dan peraturan perundang-undangan;
24) menyusun kerangka kerja perlindungan aparatur sipil negara sesuai pedoman dan
peraturan perundang-undangan;
25) menyusun kerangka kerja cuti aparatur sipil negara sesuai pedoman dan peraturan
perundang-undangan;
26) menyusun kerangka kerja sistem informasi aparatur sipil negara sesuai pedoman
dan peraturan perundang-undangan;
27) menyusun kerangka kerja sistem manajemen SDM aparatur strategik berberbasis
kompetensi atau talenta/reformasi birokrasi/zona integritas sesuai pedoman dan
peraturan perundangan-undangan;
28) menyusun struktur/kelembagaan/tatalaksana/ proses bisnis unit kerja/instansi;
29) menyusun kerangka kerja proses penyusunan kebijakan/regulasi bidang sumber
daya manusia aparatur; dan
30) melaksanakan asistensi dan konsultasi pengelolaan sistem kepegawaian aparatur
sipil negara/sumber daya manusia aparatu
a. Kompetensi Manajerial (Lampiran Nomor II Permenpan RB No 38 Tahun 2017)
b. Kompetensi Sosial Kultural (Lampiran Nomor III Permenpan RB No 38 Tahun 2017)
c. Wawancara

Anda mungkin juga menyukai