Anda di halaman 1dari 4

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa

Dalam Pembelajaran
(BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MATERI SELF ASSERTIVE PADA
PESERTA DIDIK)
Lokasi : SMPN 277 Jakarta

Lingkup Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama

Tujuan yang ingin dicapai :

a. Peserta didik dapat mengemukakan contoh perilaku assertive dalam


kehidupan sehari hari

b. Peserta didik dapat menerapkan dan membiasakan diri untuk


mengungkapkan sesuatu yang tidak sesuai dengan dirinya

Penulis : Desy Cahyani, S.Pd

Tanggal : 22 Agustus 2022

Situasi (Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini
penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda
dalam praktik ini)
Adanya permasalahan pada peserta didik yang sulit sekali mengemukakan
pendapat atau menolak ajakan khususnya ajakan negatif yang merugikan
dirinya membuat guru BK atau praktikan tertarik untuk melakukan bimbingan
kelompok. Dalam hal ini peserta didik juga tidak dapat mengungkapkan
perasaan dan cenderung ikut-ikutan saja, mereka tidak menyadari bahwa
nantinya akan ada dampak negative yang terjadi dalam dirinya. Salah satu
faktor yang mendasari mengapa peserta didik memiliki assertive yang rendah
yaitu pola asuh orangtua yang jarang memberikan kesempatan untuk
mengutarakan pendapat dirumahnya. Orangtua tersebut juga cenderung tidak
ingin menerima masukan dari anaknya.

Perilaku asertif adalah perilaku yang dilakukan untuk mengkomunikasikan


apa yang diinginkan, dirasakan dan dipikirkan kepada orang lain, namun
tetap menajaga perasaan orang lain. (Hurlock1980). Krist (dalam Silaen &
Dewi, 2015) dalam Tresnawati Ekawahyuni melakukan penelitian dengan hasil
bahwa individu dengan tingkat asertivitas yang tinggi mampu dengan berani
mengungkapkan rasa tidak setuju serta harga diri yang tinggi. Kecemasan yang
mereka miliki dapat teratasi dengan sikap tersebut, selain itu penerimaan
terhadap diri mereka juga meningkat. Individu yang berperilaku asertif dengan
baik lebih dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Alasan praktik ini perlu untuk dibagikan kepada peserta didik yaitu guru
berperan dalam memperhatikan perkembangan peserta didik, baik dalam
sosialnya atau dalam belajarnya. Dalam hal ini peserta didik memiliki
permasalahan pada bidang sosialnya. Peserta didik tidak memiliki self
assertive dalam dirinya. Peran guru BK disini yaitu mengarahkan peserta didik
dengan memberikan bimbingan kelompok dengan menggunakan media yang
menarik agar peserta didik aktif dalam mengikuti kegiatan. Pada akhirnya
tujuan yang disampaikan dapat tersampaikan dan diterima peserta didik
dengan baik.
Yang menjadi peran dan tanggung jawab dalam hal ini adalah guru BK perlu
untuk membuat perangkat pengajaran yang menarik dan bermanfaat bagi
peserta didik serta sesuai dengan materi yang disampaikan. Selain itu guru BK
juga membuat media yang lebih inovatif, yang disesuaikan dengan model
pembelajaran di abad 21 ini. Dalam hal ini guru perlu melakukan evaluasi
mengenai pembelajaran yang sudah dilakukan guna melihat sejauh mana
ketersampaian materi yang sudah diberikan. Dari hal ini guru BK dapat
memperbaiki dan mengembangkan bahan ajar sesuai dengan evaluasi yang
telah ada.

Tantangan :
Setelah dilakukannya identifikasi masalah, wawancara dengan wali kelas dan
wakil kepala sekolah serta pakar pendidikan, tantangan yang praktikan temui
yaitu:

1. Peserta didik masih sulit untuk menolak ajakan teman dan masih saja
mudah terpengaruh oleh ajakan temannya.

2. Peserta didik belum memahami dampak negatif yang mereka dapatkan


ketika mereka ikut kedalam ajakan negatif temannya

3. Banyaknya orangtua yang belum memberikan kesempatan kepada anaknya


untuk mengutarakan pendapat didalam lingkungan rumahnya. Selain itu
kebanyakan dari mereka cendering tidak ingin menerima masukan dari
anaknya.

Untuk mencapai kegiatan bimbingan ini maka perlu adanya kerjasama antara
pihak sekolah dengan orangtua peserta didik agar peserta didik dapat dengan
mudah mengungkapkan pendapat atau mengungkapkan perasaan yang mereka
sedang rasakan.

Aksi
Langkah yang dilakukan dalam menghadapi tantangan tersebut adalah:

1. Guru BK menciptakan strategi pembelajaran pada bimbingan kelompok


dengan menggunakan metode dan media yang menarik minat peserta didik
agar peserta didik dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dan antusias.
2. Guru menggunakan media berbasis TPACK dengan tayangan melalui infocus.
Materi bimbingan diberikan dalam bentuk canva dan video yang menarik
peserta didik agar mereka dapat memahami materi yang telah diberikan

3. Guru BK juga berkolaborasi dengan orangtua peserta didik untuk melihat


bagaimana perkembangan peserta didik ketika berada dirumah

Selain hal diatas, guru BK menerapkan layanan bimbingan kelompok dengan


menggunakan metode braindstorming dan bermain peran dengan
menggunakan kartu konseling kepada peserta didik. langkah – langkah
bimbingan kelompok dengan menggunakan kartu peran adalah sebagai berikut:

1. Pembentukan

Tahap ini mengacu pada periode waktu yang digunakan untuk perkenalan dan
untuk diskusi tentang topik seperti tujuan kelompok, apa yang diharapkan,
ketakutan, aturan kelompok, tingkat kenyamanan, dan isi kelompok. Tahap
pembentukan merupakan tahap yang hanya ada saat pertemuan pertama
dalam kegiatan bimbingan kelompok. Pada tahap ini umumnya anggota
kelompok saling memperkenalkan diri dan juga mengutarakan maksud, tujuan
serta harapan- harapannya. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara dan
asas-asas di dalam kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya pemimpin
kelompok mengadakan permainan yang bertujuan membentuk kehangatan di
dalam kelompok, juga terjalin hubungan yang akrab antar anggota kelompok.

2. Tahap Peralihan

Dalam tahap peralihan dijelaskan kegiatan yang akan di jalani. Diharapkan


pemimpin kelompok terlebih dahulu untuk menanyakan kesiapan para anggota
kelompok untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Hal yang lebih baik
adalah melihat dan mempelajari suasana kelompok apakah sudah benar-benar
siap untuk mengikuti kegiatan. Kalau dirasa belum siap, pemimpin kelompok
mengulangi lagi penjelasannya secara rinci.

3. Tahap Kegiatan

Tahap ini merupakan tahap penting yang terjadi dalam proses pelaksanaan
kegiatan bimbingan kelompok. Namun kelangsungan kegiatan ini tergantung
dari dua tahap sebelumnya. Jika dua tahap sebelumnya terlaksana dengan baik
maka kegiatan ketiga ini akan berjalan dengan lancar. Pada tahap ini,
teknik roleplay dengan kartu konseling diterapkan. Peserta didik memilih kartu
konseling yang berisi tentang peran-peran. Setelah itu mereka mengisi peranan
tertentu dan memainkan suatu adegan tentang pergaulan sosial yang
mengandung persoalan yang harus diselesaikan.
4. Tahap Pengakhiran
Selama periode ini, anggota membagikan apa yang telah mereka pelajari,
bagaimana mereka telah berubah, dan bagaimana mereka berencana untuk
menggunakan apa yang telah mereka pelajari.

Refleksi Hasil dan dampak


Dampak dari penerapan layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan
metode brainstorming serta media canva dan kartu peran membuat peserta
didik terlihat tertarik untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok ini. Peserta
didik terlihat memiliki semangat serta sangat kooperatif saat berdiskusi dengan
kelompok. Dalam praktik bermain peran mengenai kartu yang sudah
didiskusikan, peserta didik memiliki antusiasme yang tinggi. Mereka dengan
mudah dan lugas mempraktikan dalam setiap dialog yang diucapkan. Dari hal
ini terlihat peserta didik dapat memahami penjelasan yang diberika serta
memahami isi dari video yang ditampilkan saat kegiatan bimbingan kelompok.
Sehingga dalam proses penerapan teknik, peserta didik dapat dengan mudah
mempraktikan apa yang mereka pahami tersebut.

Hal terakhir yang menjadi pembelajaran bagi guru BK atau praktikan didalam
kegiatan bimbingan kelompok ini yaitu guru BK akan terus belajar mengenai
metode-metode, media, teknik yang baru dan kekinian agar ketika dalam
proses pembelajaran serta proses dalam memberikan layanan dapat
memberikan materi yang inovatif dan bermakna kepada peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai