Dalam Pembelajaran
(BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MATERI SELF ASSERTIVE PADA
PESERTA DIDIK)
Lokasi : SMPN 277 Jakarta
Situasi (Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini
penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda
dalam praktik ini)
Adanya permasalahan pada peserta didik yang sulit sekali mengemukakan
pendapat atau menolak ajakan khususnya ajakan negatif yang merugikan
dirinya membuat guru BK atau praktikan tertarik untuk melakukan bimbingan
kelompok. Dalam hal ini peserta didik juga tidak dapat mengungkapkan
perasaan dan cenderung ikut-ikutan saja, mereka tidak menyadari bahwa
nantinya akan ada dampak negative yang terjadi dalam dirinya. Salah satu
faktor yang mendasari mengapa peserta didik memiliki assertive yang rendah
yaitu pola asuh orangtua yang jarang memberikan kesempatan untuk
mengutarakan pendapat dirumahnya. Orangtua tersebut juga cenderung tidak
ingin menerima masukan dari anaknya.
Tantangan :
Setelah dilakukannya identifikasi masalah, wawancara dengan wali kelas dan
wakil kepala sekolah serta pakar pendidikan, tantangan yang praktikan temui
yaitu:
1. Peserta didik masih sulit untuk menolak ajakan teman dan masih saja
mudah terpengaruh oleh ajakan temannya.
Untuk mencapai kegiatan bimbingan ini maka perlu adanya kerjasama antara
pihak sekolah dengan orangtua peserta didik agar peserta didik dapat dengan
mudah mengungkapkan pendapat atau mengungkapkan perasaan yang mereka
sedang rasakan.
Aksi
Langkah yang dilakukan dalam menghadapi tantangan tersebut adalah:
1. Pembentukan
Tahap ini mengacu pada periode waktu yang digunakan untuk perkenalan dan
untuk diskusi tentang topik seperti tujuan kelompok, apa yang diharapkan,
ketakutan, aturan kelompok, tingkat kenyamanan, dan isi kelompok. Tahap
pembentukan merupakan tahap yang hanya ada saat pertemuan pertama
dalam kegiatan bimbingan kelompok. Pada tahap ini umumnya anggota
kelompok saling memperkenalkan diri dan juga mengutarakan maksud, tujuan
serta harapan- harapannya. Pemimpin kelompok menjelaskan cara-cara dan
asas-asas di dalam kegiatan bimbingan kelompok. Selanjutnya pemimpin
kelompok mengadakan permainan yang bertujuan membentuk kehangatan di
dalam kelompok, juga terjalin hubungan yang akrab antar anggota kelompok.
2. Tahap Peralihan
3. Tahap Kegiatan
Tahap ini merupakan tahap penting yang terjadi dalam proses pelaksanaan
kegiatan bimbingan kelompok. Namun kelangsungan kegiatan ini tergantung
dari dua tahap sebelumnya. Jika dua tahap sebelumnya terlaksana dengan baik
maka kegiatan ketiga ini akan berjalan dengan lancar. Pada tahap ini,
teknik roleplay dengan kartu konseling diterapkan. Peserta didik memilih kartu
konseling yang berisi tentang peran-peran. Setelah itu mereka mengisi peranan
tertentu dan memainkan suatu adegan tentang pergaulan sosial yang
mengandung persoalan yang harus diselesaikan.
4. Tahap Pengakhiran
Selama periode ini, anggota membagikan apa yang telah mereka pelajari,
bagaimana mereka telah berubah, dan bagaimana mereka berencana untuk
menggunakan apa yang telah mereka pelajari.
Hal terakhir yang menjadi pembelajaran bagi guru BK atau praktikan didalam
kegiatan bimbingan kelompok ini yaitu guru BK akan terus belajar mengenai
metode-metode, media, teknik yang baru dan kekinian agar ketika dalam
proses pembelajaran serta proses dalam memberikan layanan dapat
memberikan materi yang inovatif dan bermakna kepada peserta didik.