Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR KERJA P6

ANALISIS CAFEIN DENGAN KLT

FASE DIAM : Fase diamnya silika gel GF 254

FASE GERAK : CHCL3 : Etanol (9,5:0,5)

15
cm
7,5
cm 8,1
cm

1,5
cm
1 2

Keterangan :

1 : Standar : larutan pembanding yang biasanya mengandung cafein agar dapat di bandingkan dengan
sampel kita maka jika tidak jauh beda dengan RF pembanding maka sampel kita teridentifikasi adanya
cafein

2 : Sampel : Sempel yang di gunakan untuk analisis kafein

NO NILAI RF STANDAR NILAI RF SAMPEL


(DISERTAI PERHITUNGAN) (DISERTAI PERHITUNGAN)

1 Rf= jarak yang ditempuh solut/jarak yang Rf= jarak yang ditempuh solut/jarak
ditempuh fase gerak yang ditempuh fase gerak
Rf standar = 7,5 cm /15 cm = 0,5 Rf sampel = 8,1 cm /15 cm = 0,54

HASIL DARI ANALISIS :


Nilai Rf yang baik adalah berkisar antara 0,2-0,8, pada gambar di atas 15 cm menunjukkan jarak
pelarut,8,1cm menunjukkan jarak tempuh sample dan 7,5cm menunjukkan jarak tempuh standarnya
maka Nilai Rf standar 0,5 merupakan nilai RF yang baik karena berkisar antara 0,2-0,8 Sedangkan Nilai
RF Sempel adalah 0,54 juga merupakan nilai RF yang baik ,Kedua nilai RF yang di dapatkan memenuhi
syarat RF yang baik hal ini menunjukkan bahwa adanya senyawa kafein dalam Sempel hasilnya dapat
dilihat pada gambar diatas.

VI. PEMBAHASAN
Praktikum tanggal 27 Agustus 2020 percobaan 6 analisis kafein dengan KLT menggunakan alat
yaitu tu plat klt silika gel GF 254 ukuran 2 x 7 cm , Chamber kromatografi dan lampu UV 254 bahannya
yaitu etanol , pembanding kafein dan kloroform CHCL3 Prinsif dari KLT adalah dimana sampel akan
berpisah berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini
biasanya menggunakan fase diam dari bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis
sampel yang ingin dipisahkan.Cara kerjanya ambil sedikit padatan dengan ujung stempel kecil larutkan
dalam kloroform CHCL3 : etanol digunakan sebagai fase gerak untuk pemisahan senyawa yang
menggunakan silica gel yang bersifat polar sebagai fasa diam dan silika gel sebagai tempat atau wadah
berjalanya sampel dan juga fase gerak yg di gunakan. Sebelum melakukan KLT kita lakukan penjenuhan
terlebih dahulu menggunakan Chamber kromatografi ,penjenuhan ini adalah agar proses elusi dapat
berjalan dengan cepat serta untuk mencegah penguapan ,setelah larutan siap dianalisis secara kualitatif
dengan kromatografi lapis tipis dengan kondisi fase diam yaitu silika gel GF 254 , fase gerak klorofrom
CHCL3 : Etanol (9,5 :0,5) , cuplikan yaitu larutan sampel dan pembanding larutan kafein dalam metanol
dan pendeteksi nya yaitu UV 254 setelah itu kita menghitung harga RF dan dibandingkan dengan RF
standar kafein Rf adalah ukuran kecepatan migrasi suatu komponen pada kromatografi (perbandingan
jarak yang ditempuh komponen terhadap jarak yang ditempuh pelarut (Fase bergerak) tunggu sampai
Sempel naik di bawa oleh fase gerak .Pada gambar di atas dapat dijelaskan 1,5cm menunjukkan sebagai
tempat totolan atau garis awal (tempat START) sampel yang akan di lakukan pengujian ketengan 15 cm
merupakan jarak pelarut,8,1cm merupakan jarak tempuh sample dan 7,5cm merupakan jarak tempuh
standarnya nilai Rf yang baik adalah berkisar antara 0,2-0,8 atau juga 1 dari gambar di atas dapat
dihitung nilai RF yaitu Nilai Rf standar 0,5 merupakan nilai RF yang baik karena berkisar antara 0,2-0,8
Sedangkan Nilai RF Sempel adalah 0,54 juga merupakan nilai RF yang baik ,Kedua nilai RF yang di
dapatkan memenuhi syarat RF yang baik hal ini menunjukkan bahwa adanya senyawa kafein dalam
Sempel.

VII.KESIMPULAN
1. Nilai Rf standar 0,5 merupakan nilai RF yang baik karena berkisar antara 0,2-0,8 Sedangkan Nilai
RF Sempel adalah 0,54 juga merupakan nilai RF yang baik ,Kedua nilai RF yang di dapatkan
memenuhi syarat RF yang baik hal ini menunjukkan bahwa adanya senyawa kafein dalam
Sempel.
2. Kondisi KLT yaitu fase diam yaitu silika gel GF 254 , fase gerak klorofrom CHCL3 : Etanol (9,5 :0,5)
, cuplikan yaitu larutan sampel dan pembanding larutan kafein dalam metanol dan pendeteksi
nya yaitu UV 25.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pratiwi Yuri ,2015 , Analisi fitokimia kromatografi lapis tipis (KLT) ,Makasar
2. Harmita, 2015, Analisis Fitokimia Buku Kedokteran EGC : Jakarta.
3. Rahmi Hidayanti,2016 Penggunaan kafein dan hukum penggunaan kafein , Jakarta
4. Fatoni, Ahmad. 2015. Analisa Secara Kualitatif dan Kuantitatif Kadar Kafein dalam Kopi Bubuk
Lokal yang Beredar di Kota Palembang menggunakan Spektrofotometri UV-Vis. Palembang :
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti
Pertiwi.
5. Gandjar, Ibnu Gholib., dan Abdul Rohman. 2015. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai