Anda di halaman 1dari 7

2.1.2.

Ciri-Ciri Perkembangan di Masa Akhir Kanak-Kanak

Adapun ciri-ciri perkembangan yang terjadi pada masa kanak-

kanak, yaitu:

UNIVERSITAS MEDAN AREA

1/24

1. Perkembangan Fisik

Pada masa akhir anak-anak, kenaikan tinggi pertahun adalah 2 sampai 3 inci. Kenaikan berat badan lebih
bervariasi daripada kenaikan tinggi badan, berkisar antara 3 sampai 5 pon pertahun ERSIT UNTV

Pada periode ini ditandai oleh adanya tambahan kemampuan yang disebut system of operation (satuan
langkah berfikir) yang bermanfaat untuk mengkoordinasikan pemikiran dan ide dengan peristiwa
tertentu ke dalam pemikirannya sendiri. Pada dasarnya perkembangan kognitif anak ditinjau dari
karakteristiknya sudah sama dengan kemampuan kognitif orang dewasa. Namun masih ada
keterbatasan kapasitas dalam mengkoordinasikan pemikirannya. Pada periode ini anak baru mampu
berfikir MIETA sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa kongkrit. Pada usia 10-11
tahun perkembangan kecerdasan nak sangat cepat, sehingga kemampuan memahami hal-hal yang
abstrak semakin meningkat (Hurlock, 1980)

3. Perkembangan Bahasa
Sclama masa kanak-kanak akhir, anak mengalami kemajuan dalam kosa kata serta tata bahasa mereka.
Saat anak masuk sekolah dasar, mereka memperoleh keahlian yang memungkinkan mereka untuk

Kecenderungan anak usia 6-11 tahun untuk bergaul dengan teman sebaya, membentuk kelompok, dan
membuat kesepakatan antara mereka. Teman-temannya terkadang mendapatkan perhatian dan
prioritas daripada orangtuannya (Santrock, 2007). Akhir masa kanak-kanak sering disebut sebagai "usia
berkelompok", karena ditandai dengan adanya mint terhadap aktivitas teman-teman dan
meningkathryn keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota METAREA suatu kelompok, dan
merasa tidak puas bila tidak bersama teman- temannya (Hurlock, 1980).

Pola emosi umum dari akhir masa kanak-kanak berbeda dari pola emosi awal masa kanak-kanak dalam
dua hal. Pertama, jenis situasi yang membangkitkan emosi dan kedua, bentuk ungkapannya. Perubahan
tersebut lebih merupakan akibat dari meluasnya pengalaman dan belajarnya dari pada proses
pematangan diri (Hurlock, 1980). Pada akhir masa kanak-kanak, anak sering mengalami emosi yang
hebat. Meningginya emosi pada akhir masa kanak-kanak dapat disebabkan karena keadaan fisik atau
lingkungan. Kalau anak sakit atau lelah, ia cenderung cepat marah, rewel, dan umumnya sulit dihadapi
Sebelum masa kanak-kanak RS berakhir, emosi sedang mengalami puncaknya (Hurlock, 1980).
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa ciri

num dari perkembangan pada masa akhir kanak kanak mencakup

perkembangan fisik, kecerdasan, bahasa, sosial, dan emosi.

2. Ciri Masa Kanak-kanak Akhir

Q:

Menurut Hurlock (2003) masa kanak-kanak akhir berlangsung antara usia 6 tahun sampai usia dimana
individu menjadi matang secara seksual. Matang secara seksual yang dimaksud adalah ketika individu
mengalami masa pubertas atau akhil baligh atau ketika individu sudah mengalami masa menstruasi.
Pada masa tersebut anak akan mengalami perubahan penyesuaian sosial pada anak.
Adapun ciri-ciri akhir masa kanak-kanak menurut Hurlock (2003), yakni: Label yang digunakan oleh
Orang Tua, maksudnya adalah bagi sebagian orang tua masa ini adalah masa yang sulit karena anak
mulai tidak memperdulikan orang tuanya, pada anak laki-laki mulai tidak bertanggung jawab pada benda
miliknya, anak mulai terpengaruh oleh teman-temannya.

Label yang digunakan oleh para pendidik, yakni guru atau para

pendidik menyebut anak-anak akhir dengan usia sekolah dasar

4/31

14

karena pada usia tersebut anak pada umumnya masih duduk di

bangku sekolah dasar, selain itu pada usia ini adalah masa kritis anak-

anak untuk berprestasi meraih suksesnya.

Label yang digunakan oleh Ahli Psikologi, artinya para ahli atau ilmuwan psikologi akan menyebut masa
ini sebagai usia berkelompok. Masa akhir merupakan masa anak-anak mulai tertarik pada perhatian
teman sebayanya dan munculnya keinginan diterima sebagai anggota kelompok. Ahli psikologi lain
menyebut masa ini sebagai usia penyesuaian diri.

3. Tugas Perkembangan Masa Kanak-kanak Akhir


Menurut Hurlock (2003) kegagalan penerimaan sebagai anggota kelompok akan mengakibatkan pola
perilaku yang tidak matang. Tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak bukan hanya menjadi
tanggung jawab orang tua tetapi, juga menjadi tanggung jawab guru di sekolah dan teman-teman
sebayanya.

Hurlock (2003) juga menambahkan tugas perkembangan masa kanak- kanak akhir adalah
pengembangan keterampilan menulis, membaca, berhitung, pengembangan sikap terhadap kelompok
sosial. Tugas perkembangan anak laki-laki lebih baik dan lebih matang daripada anak perempuan
dikarenakan anak perempuan lebih banyak diawasi dan dibimbing orang tua daripada anak laki-laki.

Desmita (2012) membagi tahapan perkembangan anak usia sekolah dasar

yang menjadi dua fase, yakni anak usia 6-9 tahun dikategorikan dalam masa

5/31

15

kanak-kanak tengah dan anak usia 10-12 tahun dikategorikan dalam masa

kanak-kanak akhir. Havighurst (dalam Desmita, 2012) menyebutkan tugas

perkembangan anak usia sekolah dasar yang meliputi: ⚫ Penguasaan keterampilan fisik yang diperlukan
dalam permainan dan

aktivitas fisik.

Kemampuan membina hidup sehat.


⚫ Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok di sekolah dan di rumah.

⚫ Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelaminnya. Belajar membaca, menulis, dan
berhitung agar mampu berpartisipasi

dan mulai berperan dalam masyarakat dan bersosialisasi.

■ Memperoleh berbagai konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif

Izzaty, dkk (2008) tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak akhir adalah sebagai berikut: (a)
belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain, (b) mengembangkan sikap yang sehat
mengenai diri sendiri. (c) belajar bergaul dan bersosialisasi dengan teman sebaya, (d). mulai
mengembangkan peran sosial sebagai pria dan wanita. (e) mengembangkan keterampilan-keterampilan
dasar untuk membaca, menulis dan berhitung. (f) mengembangkan pengertian-pengertian yang
diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, (g) mengembangkan kata batin, moral dan skala nilai, (h)
mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga. (1) mencapai kebebasan pribadi.

Collins (dalam Salkind, 2010) membagi tugas perkembangan menjadi 3

aspek, yaitu: (a). aspek fisik berupa peningkatan kemampuan dalam aktivitas

6/31

16
dan tugas fisik, (b) aspek kognisi yang berada pada tahap operasional kongkret berfokus pada kejadian
sekarang, peningkatan pengetahuan dan keterampilan, mengembangkan self efficacy, (c). aspek sosial
berupa pencapaian bentuk relasi dengan orang terdekat, mempertahankan harga diri. mampu
merundingkan tuntutan individualitas dengan konformitas, mampu mencapai identitas diri.

Masa akhir kanak-kanak atau yang kerap dikenal dengan usia sekolah dasar (SD) adalah masa
perkembangan kehidupan yang berlangsung sejak usia enam tahun sampai seorang anak beralih ke
masa remaja dan menjadi matang secara seksual. Akhir masa kanak-kanak ditandai oleh situasi dominan
yang dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak (Hurlock, 1980). Menurut
Kohnstam (dalam Sumanto, 2014) menamakan masa akhir kanak-kanak (Later Chilhood) atau masa anak
sekolah ini dengan sebutan masa intelektual. Masa perkembangan akhir kanak-kanak berada diusia 9-12
tahun dimana anak-anak telah siap untuk mendapatkan pendidikan di sekolah dan perkembangannya
berpusat pada aspek intelek. Adapun Erikson menekankan masa ini sebagai masa timbulnya "sence of
accomplishment" dimana anak-anak pada masa ini merasa siap untuk menerima tuntutan yang dapat
timbul dari orang lain dan melaksanakan/ menyelesaikan tuntutan itu.

Pada umumnya para pendidik mengidentitaskan masa akhir kanak-kanak sebagai usia sekolah dasar
dimana akhir kanak-kanak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting
untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan mempelajari pelbagai keterampilan
penting tertentu, baik keterampilan kurikuler maupun ekstrakulikuler (Hurlock, 1980). Masih menurut
Hurlock (1980) para ahli Psikologi mengidentitaskan masa akhir kanak-kanak sebagai usia berkelompok
dan usia penyesuaian diri yang artinya

bahwa perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai
anggota kelompok sehingga anak akan berusaha menyesuaikan diri dengan standar yang disetujui
kelompok tersebut baik didalam penampilan, gaya berbicara, dan berperilaku.

Untuk memperoleh tempat didalam kelompok sosial, akhir masa kanak- kanak sekiranya mampu
menyelesaikan tugas perkembangan baik secara kognitif, fisik maupun kepribadiannya (Hurlock, 1980).
Menurut Hurlock (1980) dijelaskan bahwa tugas dan perkembangan bagi masa akhir kanak-kanak yaitu
mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum. membangun
sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh, belajar menyesuaikan diri
dengan teman-teman seusianya, mulai mengembangkan peran sosial pria dan wanita secara tepat,
mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung.
mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari- hari,
mengembangkan hati nurani, pengertian tata moral dan tingkatan nilai, mengembangkan sikap
terhadap kelompok-kelompok sosial, serta mencapai kebebasan pribadi.

Pada umumnya, akhir masa kanak-kanak merupakan periode yang relatif tenang yang berlangsung
sampai mulainya masa puber, Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu pertama, peranan yang harus
dilakukan oleh anak yang lebih besar sudah terumus secara jelas dan anak tahu bagaimana
melaksanakannya. Kedua, permainan dan olahraga merupakan bentuk pelampiasan emosi yang
tertahan. Terakhir, dengan meningkatnya keterampilan yang dimiliki maka anak tidak banyak mengalami
kekecewaan dalam usahanya untuk menyelesaikan pelbagai macam tugas dibandingkan dengan pada
saat anak masih dalam masa prasekolah (Hurlock, 1980).

Dalam perkembangan masa akhir kanak-kanak, permasalahan perkembangan seringkali muncul pada
bahaya Emosional. Hal ini dibenarkan oleh Hurlock (1980) dimana seorang anak akan dianggap tidak
matang oleh teman- teman sebaya maupun orang-orang dewasa apabila ia menunjukkan pola-pola
ekspresi emosi yang kurang menyenangkan, seperti amarah yang meledak-ledak, perilaku iri hati atau
cemburu yang terlalu kuat sehingga menimbulkan perilaku menyerang. Agresif merupakan setiap
tindakan yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai orang lain (Taylor, Peplau, & Sears, 2009).
Menurut Buss dan Perry (1992), terdapat empat aspek perilaku agresif yang didasari dari tiga dimensi
dasar yaitu motorik, afektif, dan kognitif. Empat aspek perilaku agresif yang pertama adalah Physical
aggression yaitu tindakan agresi melalui respon motorik dalam bentuk fisik, kedua Verbal aggression
yaitu tindakan agresi dalam bentuk penolakan dan ancaman melalui respon vokal dalam bentuk verbal,
ketiga adalah Anger yang merupakan emosi negatif yang disebabkan oleh harapan yang tidak terpenuhi
dan bentuk ekspresinya dapat menyakiti orang lain serta dirinya sendiri. dan yang terakhir yaitu Hostility
yang merupakan tindakan yang mengekspresikan kebencian, permusuhan, antagonisme, ataupun
kemarahan yang berlebihan kepada pihak lain.

Menurut Baron & byme (2005), harapan yang seharusnya terjadi pada akhir kanak-kanak adalah bahwa
perilaku anak dapat terkendali, tidak menyerang dan tidak menyakiti baik itu secara verbal maupun
secara fisik. Penelitian ini penting dilakukan guna mengurangi dampak-dampak yang terjadi akibat
perilaku agresi,

Anda mungkin juga menyukai