Anda di halaman 1dari 4

Panglima Badang

Panglima Badang nama diberi


Hidup di dunia seorang diri
Orangnya baik bijak bestari
Akhir hidupnya membangun negeri

Assalamualaikum warrahmatullahiabarakatuh …….


Yang saya hormati bapak dan ibuk dewan juri beserta hadirin yang hadir pada hari ini….

Sebelum nya perkenalkan nama saya Riska dari SD Negeri 003 Teluk Sebong. Nah teman-teman, kenapa
saya mengawali dengan sebuah pantun, agar mengajak semua untuk masuk kedalam cerita yang akan
saya bawakan dengan Judul “PANGLIMA BADANG”

Tersebutlah ada seorang pemuda bernama Badang. Ia pemuda yang berbadan


kurus,miskin namun ia rajin bekerja, dan berhati mulia. la bekerja mengambil upah dengan
menebas hutan untuk membuka ladang perkebunan baru. Setelah selesai bekerja, biasanya
Badang menangkap ikan di sungai. Setiap Sore hari sepulang dari menebas hutan, ia selalu
duduk di pinggiran sungai yang banyak ikannya. Untuk menangkap ikan di sungai, Badang harus
membuat lukah. Teman-teman tau ga apa itu lukah?, Lukah adalah perangkap ikan yang terbuat
dari bambu. Setelah ia meletakkan lukah semalaman di sungai, esok paginya sebelum
berangkat menebas ke hutan ia akan melihat lukahnya. Hasil tangkapan itu lalu dimasak dan
dijadikan bekal selama ia bekerja.
Hari ini seperti biasa sehabis pulang dari menebas hutan Badang, pergi ke sungai untuk
memasang lukahnya.
"Hari masih siang, aku akan memasang lukah saja di sungai manalah tau dapat ikan. Boleh
dijadikan lauk untuk besok" ucap Badang seorang diri. Badang pun pulang mengambil lukahnya
dan membawanya ke sungai. Sesampainya di sungai ia melihat arah yang tepat untuk
memasang lukahnya. Setelah selesai, ia pun kembali pulang.
Keesokan harinya Badang pergi kembali ke sungai. la melihat lukahnya. Sambil berjalan ia
membayangkan ikan hasil tangkapannya.
"Wah, hari ini pasti banyak ikan yang masuk ke lukahku Akan aku gulai ikan itu, em, pasti
enak," ucap Badang dalam hatinya. Sesampai di sungai, Badang langsung mengangkat lukahnya.
Badang sangat terkejut, Ternyata lukahnya kosong. Tidak ada satu ekor ikan pun di dalam lukah
tersebut. la melihat sekeliling terdapat banyak tulang dan sisik ikan berserakan. la menduga ada
binatang yang telah memakan ikan-ikan dalam lukahnya. la pun memasang lukahnya kembali
dan berangkat bekerja kehutan.
Keesokan paginya kejadian yang sama berulang dan berulang kembali. Badang pun marah
sebab semua ikan tangkapannya habis dan hanya menyisakan tulang belulang saja.
"Siapakah yang telah memakan ikanku? Habis semuanya tidak ada satu pun yang tersisa. Pandai
sungguh binatang yang mengambil ikan dalam lukah ini. Awas dia akan aku tangkap binatang
yang berani memakan ikan dalam lukahku”.

Esok sorenya badang merencakanan untuk menangkap binatang yang memakan ikan dalam
lukahnya, Badang membawa sebilah parang lalu bersembunyi di dalam semak-semak "Baiklah,
akan aku intip siapa yang makan ikan-ikan di dalam lukahku itu. Apakah kerjaan binatang
buas?"

Karena kelelahan seharian bekerja kerja membuat Badang tertidur pulas dan bermimpi.
Dalam mimpinya ia seakan akan berada dalam sebuah perahu yang penuh dengan muatan
dagang, ia juga mampu mengangkat sebuah batu besar dan melemparkannya ke udara hingga
batu itu melayang jauh dan jatuh di muara sungai. la bermimpi hidup mewah kaya raya
bersama ibu, ayah, dan adik-adiknya. Namun, di dalam mimpi ia juga menelan muntahan dari
suatu makhluk mengerikan. Badang lalu tersentak kaget dari tidur dan ketakutan.

Ketika subuh tiba, Badang benar-benar melihat makhluk mengerikan dalam mimpinya
wujud. Makhluk itu adalah hantu air atau dikenal masyarakat melayu sebagai Jembalang
Air. Ia Memiliki perawakan tinggi melebihi tinggi rumah , dengan rambut panjang
sepinggang dan janggut menutupi dada yang berbulu dan sangat menyeramkan. Ada
sepasang tanduk di kepala dan taring yang keluar dari rahang atas, matanya merah redup
seperti mata binatang liar. la mendekati lukah yang penuh ikan dan membawanya ke
pinggir sungai. la mulai melahap semua ikan-ikan yang ada dan menyisakan tulangnya saja.
Setelah habis semua ikan ia pun tertidur pulas. Dengan rasa takut dan geram, Badang pun
mengendap-endap dan mengikat rambut hantu itu dengan jaring lalu menindih jaring itu
dengan batu besar. Sambil mengayun-ayunkan parang, menghardik hantu itu.
"Hei Hantu Air, bangun kau! oh, jadi selama ini kau telah memakan ikan dalam lukahku
ya. Tak akan aku buka ikatanmu!
Tiba-tiba hantu itu berubah menjadi melas, Tuan, lepaskanlah hamba, hamba minta
maaf, hamba tidak akan mengambil ikan di dalam lukah tuan lagi. jika Tuan melepaskan
hamba, hamba berjanji akan mengabulkan semua permintaan Tuan"
Badang berpikir sejenak. Awalnya Badang ingin menjadi tidak terlihat, tapi ia takut
diburu dan kemudian dibunuh orang. Lalu Badang berkeinginan menjadi kaya raya, tapi
ia tahu segala harta yang akan dimilikinya sebenarnya milik tuannya. Setelah berpikir
panjang, akhirnya Badang pun meminta agar ia menjadi kuat supaya ia tidak lelah
mengerjakan pekerjaannya menebas hutan.
"Baiklah, jika benar yang engkau katakan, aku ingin dijadikan kuat Iagi perkasa," kata
Badang kepada Hantu Air itu.

"Baiklah, jika Tuan ingin kekuatan, maka, tuan harus menelan semua muntahan dari
mulut hamba."
"Baiklah aku akan memakan muntahanmu," ka`ta Badang dengan ragu.
Sang Hantu pun mengambil selembar daun dan memuntahkan semua ikan-ikan yang tadi
dimakannya dan Badang memakan habis semua muntahan itu. Setelah memakan muntahan
tersebut, Badang merasakan adanya kekuatan dalam dirinya.

"Mengapa tubuhku terasa lain, kau telah berbohong padaku!" teriak Badang. Hantu air
itu pun berkata," Itu tandanya kekuatan tuan telah bertambah, Tuan. Tuan boleh menguji
kekuatan Tuan." Badang pun menguji kekuatannya pada sebatang pohon di tepi sungai, ia
dengan mudah mencabut pohon itu dengan satu tangan saja sebab tangan lainnya masih
menggenggarn jaring yang mengikat rambut Hantu air.

"Baiklah Tuan, lepaskanlah hamba," kata hantu laut kepada Badang. Akhirnya Badang pun
melepaskan Hantu air dan Hantu air itu berjanji tidak akan pernah mengusik lukahnya lagi.
Dalam perjalanan pulang, Badang menguji kekuatannya pada pohon-pohon dijalan. Pohon-
pohon itu dengan mudah dicabutnya.
Suatu hari orang kaya Nira Sura ingin membuka Iahan baru yang luas di Baruah. Badang
membabat habis Iahan baru itu seorang diri dalam sekejap badang kembali ke hadapan Nira
Sura. Nira Sura mengira Badang tidak pergi ke hutan menebang pohon.
Nira Sura pun berkata, "Hai Badang awal benar kamu pulang hari ini, apa tidak ke hutan
menebang kayu?"
"Sudah Tuan, semua sudah hamba kerjakan," kata Badang sambil tersenyum.
"Betul sikit Badang, hamba tak percaya dengan apa yang kamu katakan."
"Betul Tuan, pekerjaan telah hamba selesaikan dengan baik."

Akhirnya Badang menceritakan semua kejadian yang ia alami. Nira Sura terenyuh
mendengar kisah Badang, Nira Sura lalu membebaskan Badang dari status budaknya dengan
syarat bahwa Badang tidak boleh pamer kekuatan dan hanya menolong sesama untuk
kebaikan. setelah bebas dari budak Nira sura, akhirnya Badangpun pergi ke Temasik, Ternasek
merupakan daerah pada masa itu. suatu hari ia melihat 50 orang mendorong sebuah kapal
besar yang berat ke laut. menawarkan bantuannya. "Tuan, bolehkan saya membantu tuan
sekalian?" "Ah... Tuan tidak akan mampu mendorongnya, apa Iagi badan terlalu kecil." Insya
allah atas izin Allah hamba dapat melakukannya" kata Badang merendah diri. Namun, mereka
tidak mempercayainya.

Akhirnya Raja Seri Rena Wikrama (juga disebut Raja Seri Rena Wira Kerma) mengirim 300
orang untuk mendorong kapal perang itu kelaut. Namun, semuanya sia sia belaka, kapal itu
tidak bergerak sedikit pun dari tempatnya. Ketika Raja mengetahui permintaan Badang ditolak,
Raja berinisiatif memberikan kesempatan pada Badang untuk mencoba. "Baiklah, coba
panggilkan Badang untuk segera menghadap beta," kata raja kepada pengawal istana. Akhirnya
Badang pun menghadap sang raja.
"Badang hamba akan memberi kesempatan kepada Tuan hamba untuk mendorong kapal tersebut,"
kata sang raja. Dengan dilihat 300 orang dan Raja Seri Rena Wikrama' Badang berhasil mendorong
kapal itu ke laut tanpa bantuan orang lain. Kapal tersebut berhasil di turunkan Badang tanpa bantuan
dari siapa pun. Semua mata Yang melihat terkejut dan tidak percaya melihat kejadian Yang baru
dialami mereka. "Badang, maukah tuan, beta angkat menjadi Panglima Militer Tertinggi di
temasik?" tanya sang raja. “baiklah baginda” jawab badang

Sejak saat itu Badang sering dimintai tolong dalam hal kebaikan. Suatu hari raja
meminta Badang untuk mengumpulkan daun kuras Yang enak rasanya di Kuala sayong
Sumatera Utara, Badang berlayar sendiri ke sana. setibanya ia memanjat sebuah pohon kuras,
tapi dahan pohon tersebut rapuh lalu Badang terhempas jatuh dan kepalanya menghantam
batu. Sungguh ajaib, batu itu terbelah dua sedangkan kepala Badang tidak terluka sedikit pun!
Batu Belah saat ini masih ada di Aceh.

Seiring berjalannya waktu, ketenaran Badang terdengar hingga ke India. Raja India ingin
menguji kekuatan Badang dengan kesatria mereka yang bernama Nadi Bijaya (atau Wadi
Bijaya). Mereka membawa tujuh buah kapal penuh muatan barang dagang sesuai dengan
titah (perintah Raja India) bahwa yang kalah harus menyerahkan tujuh kapal penuh barang
dagang. Tantangan ini disambut ramah oleh Raja Seri Rena Wikrama. Badang lalu bertarung
melawan Nadi Bijaya, tetapi dari hasilnya selalu imbang. Akhirnya, Nadi Bijaya mengusulkan
agar siapa yang mampu mengangkat batu besar di depan istana sebagai pemenangnya. Lalu
Nadi mengangkat batu besar itu setinggi lutut dan meletakkannya kembali ke tanah. Ketika
giliran Badang, ia mengangkat batu hingga ke atas kepala lalu melemparkannya ke laut

"Baiklah, ternyata Tuan memang kuat karena perjanjian kita maka beta
menyerahkan tujuh buah kapal dagang kepada Badang," kata Nadi Bijaya.

Badang terus berhikmad dengan kerajaan Temasik. la mulai merasa bosan dengan
kehidupannya dan mengundurkan diri sebagai Kesatria Temasek dan kembali ke Sumatera.
Di sana ia menghabiskan sisa hidupnya dan meninggal. Raja India yang pernah mengirim
Nadi Bijaya merasa sedih mendengar kematian Badang. la lalu mengirim batu pualam indah
untuk ditempatkan bagian kepala makam Badang. la meninggal dan dimakamkan di Pulau
Tanjung Balai Karimun Indonesia yang berada di wilayah Kepulauan Riau dan berdekatan
dengan Singapura Temasek

Anda mungkin juga menyukai