PROPOSAL
PRAKTEK KERJA LAPANGAN III
OLEH:
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Pembimbing
Mengetahui,
ii
[Type here]
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang
telah memberikan limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan proposal kegiatan Praktek Kerja Lapangan III yang
berjudul “Usaha Pendederan Ikan Patin Di Unit Usaha Mandiri Kecamatan
Putussibau Selatan Kabupaten Kapuas Hulu”. Penyusunan Laporan ini merupakan
salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan perkuliahan pada Semester V,
Program Studi Teknologi Budidaya Perikanan Jurusan Ilmu Kelautan dan
Perikanan PDD Politeknik Negeri Pontianak di Kabupaten Kapuas Hulu.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah membantu dan memberi dukungan
moral maupun materi.
2. Bapak H. Widodo PS, S.T., M.T, selaku Direktur Politeknik Negeri
Pontianak.
3. Bapak Jumadi Sudarso, S.St.Pi., M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Kelautan
dan Perikanan.
4. Bapak Eki Juanda, S.Pi., M.P, selaku Ketua Program Studi Teknologi
Budidaya Perikanan.
5. Bapak Windu Sukendar, S.Pi., M.Si, selaku Koordinator Praktek Kerja
Lapangan III.
6. Bapak Eki Juanda, S.Pi., M.P, selaku Dosen Pembimbing.
7. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Laporan Praktek
Kerja Lapangan III.
Penyusun
iii
[Type here]
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................... 2
iv
[Type here]
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
v
[Type here]
DAFTAR TABEL
No Teks Halaman
1. Persiapan Wadah dan Media............................................................................11
2. Seleksi Benih....................................................................................................13
3. Penebaran Benih...............................................................................................13
4. Pemberian Pakan..............................................................................................13
5. Pertumbuhan.....................................................................................................14
6. Pengelolaan Kualitas Air..................................................................................14
7. Pengendalian Hama dan Penyakit....................................................................14
8. Panen.................................................................................................................14
vi
[Type here]
DAFTAR GAMBAR
No Teks Halaman
1. Ikan Patin............................................................................................................3
vii
[Type here]
viii
[Type here]
I PENDAHULUAN
1
[Type here]
1.4 Manfaat
Manfaat dari kegiatan Kerja Praktek Lapangan III sebagai berikut :
1. Mampu melakukan setiap tahapan kegiatan dalam pendederan ikan patin
(Pangasius sp) menggunakan keramba jaring tancap.
2. Mampu menganalisis indikator keberhasilan kegiatan pendederan ikan patin
(Pangasius sp) menggunakan keramba jaring tancap.
3. Mampu menganalisis kelayakan usaha kegiatan pendederan ikan patin
(Pangasius sp) menggunakan keramba jaring tancap.
2
[Type here]
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
[Type here]
2.4 Habitat
Habitat ikan patin adalah di tepi sungai – sungai besar dan di muara – muara
sungai serta danau. Dilihat dari bentuk mulut ikan patin yang letaknya sedikit
agak ke bawah, maka ikan patin termasuk ikan yang hidup di dasar perairan. Ikan
patin sangat terkenal dan digemari oleh masyarakat karena daging ikan patin
sangat gurih dan lezat untuk dikonsumsi (Susanto & Khairul, 2007). Ikan patin
merupakan jenis ikan dasar perairan (demersal). Hal ini dibuktikan dengan bentuk
mulutnya yang melebar dan menghadap ke bawah serta kebiasaan hidupnya yang
lebih suka menetap di dasar dari pada muncul di permukaan perairan. Pada habitat
aslinya ikan patin hidup di sungai yang dalam , keruh dan memiliki dasar perairan
yang berlumpur. Ikan ini bersifat nocturnal, atau aktif melakukan aktivitas pada
4
[Type here]
malam hari. Patin hidup secara berkelompok atau bergerombol. Hal ini
merupakan faktor yang dapat merangsang nafsu makannya.
2.6 Pertumbuhan
Pemeliharaan sistem intensif dengan pemberian makanan yang cukup dapat
memacu pertumbuhan ikan patin. Hal ini berbeda dengan pemeliharaan sistem
ekstensif atau tradisional yang hanya mengharapkan pakan dari kolam (Kordi,
2005). Padat penebaran benih ikan juga mempengaruhi pertumbuhan. Ikan
tersebut akan lebih cepat tumbuhnya bila dipelihara pada padat penebaran yang
rendah dibandingkan dengan padat penebaran yang tinggi (Fadjar, 1986).
Penebaran benih dilakukan pada waktu cuaca teduh, misalnya pada pagi hari atau
sore hari untuk menghindari benih mengalami stres.
5
[Type here]
6
[Type here]
2.7.4 Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan ikan patin terdiri dari beberapa bagian yaitu
manajemen pemberian pakan, manajemen kualitas, manajemen hama da penyakit,
dan pemanenan.
A. Manajemen Pakan
Pemberian pakan harus teratur dengan demikian semakin bertambahnya
jumlah pakan yang diberikan maka energi yang dihasilkan semakin besar. Selama
pemeliharaan, ikan diberi pakan buatan berupa pellet yang mengandung protein
25–35% sebanyak 3–5% dari bobot badan (Kordi, 2005).
Cara pemberian pakan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu ditebar
langsung dengan tangan atau menggunakan alat bantu, seperti ember, kaleng, atau
alat bantu pemberi pakan secara otomatis yang disebut Automatic feeder yang
bekerja menggunakan tenaga listrik dan dapat diatur sewaktu-waktu
mengeluarkan pakan. Waktu pemberian pakan dilakukan pada pagi, siang, sore
(Kordi, 2011).
B. Manajemen Kualitas Air
Kualitas air merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pendederan
benih. Kejernihan air merupakan salah satu faktor yang membuat nafsu makan
ikan meningkat. Pengolahan air dapat dilakukan dengan penyiponan dan
pergantian air sehingga kualitas air dalam wadah pemeliharaan ikan tetap stabil
sesuai dengan kebutuhan ikan. Kualitas air adalah sifat air dan kandungan mahluk
hidup, zat, energi, atau komponen lain dalam air. Agar pertumbuhan dan
kelangsungan hidup optimal, maka diperlukan kondisi lingkungan yang optimal
untuk kepentingan proses fisiologis pertumbuhan (Yuliartati, 2011). Beberapa
faktor lingkungan yang berpengaruh, antara lain : suhu, pH dan Do.
1. Suhu
Suhu mempengaruhi aktivitas metabolisme organisme, karena itu
penyebaran organisme baik dilaurtan maupun di perairan tawar dibatasi oleh suhu
perairan tersebut. Suhu air juga akan memengaruhi kekentalan (viskositas) air.
7
[Type here]
Perubahan suhu yang drastis dapat mematikan ikan karena terjadi perubahan daya
angkut darah. Suhu juga memengaruhi selera makan ikan. Ikan relatif lebih lahap
makan pada pagi dan sore hari sewaktu suhu air berkisar antara 27–28 0C. Ikan
patin hidup pada perairan dengan suhu 20–37 0C, namun ikan dapat tumbuh
dengan optimal pada suhu berkisar 27–30 0C (Kordi, 2012).
2. Dissolved Oxygen (DO)
Menurut (Nugrahaningsih, 2008), pada lingkungan perairan, kandungan
oksigen dalam air dapat dilihat melalui kandungan oksigen terlarut. Berdasarkan
hasil penelitian kualitas air dan kontaminasi polutan membuktikan bahwa oksigen
terlarut dissolved oxygen (DO) merupakan parameter paling penting sebagai
penunjang kehidupan organisme akuatik. Ketersediaan oksigen sangat
berpengaruh terhadap metabolisme dalam tubuh dan untuk kelangsungan hidup
suatu organisme. Oksigen terlarut dalam air dapat berasal dari difusi dengan udara
dan adanya proses fotosintesis dari tanaman air. Kelarutan oksigen di air menurun
dengan semakin meningkatnya salinitas, setiap peningkatan salinitas sebesar 9
mg/l mengurangi kelarutan oksigen sebanyak 5% dari yang seharusnya di air
tawar oksigen terlarut hingga dibawah 5 mg/l dapat menyebabkan gangguan pada
sistem reproduksi, pertumbuhan, dan kematian organisme budidaya.
Pada perairan dengan konsentrasi oksigen < 4 ppm ikan masih mampu
bertahan hidup, akan tetapi nafsu makan ikan akan menurun. Oksigen yang baik
untuk pemeliharaan ikan dengan konsentrasi antara 4–7 ppm (Kordi, 2012). Pada
kandungan oksigen < 3 ppm ikan patin masih dapat hidup, namun
pertumbuhannya terhambat (Kordi, 2012).
3. pH Air
pH air mempengaruhi tingkat kesururan perairan karena mempengaruhi
kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat
membunuh ikan. Pada pH rendah (keasaman yang tinggi) kandungan oksigen
terlarut akan berkurang, sebagai akibatnya konsumsi oksigen menurun, aktivitas
pernapasan akan naik, dan selera makan akan berkurang. Hal yang sebaliknya
terjadi pada suasana basa. Atas dasar ini, maka pemeliharaan ikan akan berhasil
baik dalam air dengan pH 6,5–8,5, dan pH optimum untuk pertumbuhan adalah 7-
8. Pada cukup toleran terhadap pH antara 5–9 (Kordi, 2012).
8
[Type here]
9
[Type here]
mengalami pendarahan pada bagian tubuh terutama dibagian dada, perut dan
pangkal sirip.
D. Pamanenan
Pemanenan merupakan tahap akhir dari kegiatan budidaya yang dilakukan
setelah ikan mencapai ukuran tertentu. Pemanenan dilakukan pada pagi hari ketika
suhu masih rendah guna menghindari stres pada ikan. Menurut pernyataan
(Kordi, 2010) bahwa pemanenan ikan dilakukan dengan cara menangkap ikan
secara hati-hati menggunakan dengan seser (jaring tangan) atau dengan tangan
dan dipindahkan kedalam wadah yang telah disiapkan.
2.8 Analisis Usaha
Menurut Rahardi et al., (2008), dalam Luftiyanah dan Djubaidah (2020)
analisis usaha dalam bidang perikanan merupakan pemeriksaan keuangan untuk
mengetahui sampai dimana keberhasilan yang telah di capai selama usaha
perikanan itu berlangsung. Dengan analisis usaha ini, pengusaha membuat
perhitungan dan menentukan tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan
keuntungan dalam usahanya. Aspek-aspek penting yang terdapat dalam analisis
usaha menurut Mahyuddin (2008), adalah sebagai berikut:
2.8.1 Biaya Investasi
Biaya investasi adalah jumlah modal yang dikeluarkan untuk memulai
usaha. Biaya investasi biasanya digunakan untuk pengadaan peralatan proses
produksi dan sarana penunjangnya.
2.8.2 Biaya Produksi
Biaya produksi adalah modal harus dikeluarkan untuk memproduksi benih
ikan. Biaya produksi tidak hanya berbentuk uang, tetapi juga bisa berupa tenaga
kerja, induk, sewa lahan, dan semua yang dapat dimanfaatkan untuk proses
produksi benih ikan. Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi ikan patin
dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan relativ. Biaya tetap adalah biaya yang
tetap dikeluarkan walaupun usaha pendederan ikan patin tidak dijalankan.
Sedangkan biaya relative adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan
kegiatan produksi.
2.8.3 Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah uang yang diperoleh dari hasil penjualan benih.
10
[Type here]
2.8.4 Keuntungan
Keuntungan merupakan selisih antara pendapatan dengan total biaya
(produksi). Keuntungan diperoleh jika selisih antara pendapatan dengan total
biaya adalah positif.
11
[Type here]
III. METODOLOGI
12
[Type here]
akan diolah dan dianalisis seperti banyak dilakukan oleh ahli sejarah, sastra dan
bahasa (Hendra, 2012).
3.3.2 Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan para ilmuan hanya dapat
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui
observasi (Sugiyono, 2016).
3.3.3 Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawaban pun telah disiapkan.
Dengan wawancara teknik ini setiap responden diberi pertanyaan yang sama, dan
pengumpul data mencatatnya. Maka pengumpul data juga dapat menggunakan
alat bantu seperti telepon seluler, gambar, brosur dan material lain yang dapat
membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar (Sugiyono, 2016).
3.3.4 Partisipasi
Partisipasi adalah penelitian yang terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil
melakukan pengamatan, penelitian ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh
sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya, maka data yang diperoleh akan
lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap
perilaku yang nampak (Sugiyono, 2016).
3.4 Jenis Data
3.4.1 Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama biasanya
dapat melalui angket dan wawancara (Sedarmayanti dan Hidayat, 2011). Adapun
data primer yang diperlukan dalam praktek kerja lapangan (PKL) III adalah
sebagai berikut:
1. Persiapan Wadah dan Media
Data yang akan diambil dari persiapan wadah dan media dapat dilihat pada
tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Persiapan wadah dan Media
No Jenis Dara Cara pengambilan data
1. Jenis wadah Observasi
2. Ukuran wadah Partisipasi
3. Tinggi air Partisipasi
13
[Type here]
2. Seleksi Benih
Data Yang Akan Diambil dari seleksi benih kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) III dapat dilihat di tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Seleksi Benih
No Jenis Data Cara pengambilan data
1. Asal benih Partisipasi
2. Ciri-ciri benih Partisipasi
3. Ukuran benih Partisipasi
4. Jumlah benih yang diseleksi Partisipasi
5. Cara seleksi benih Partisipasi
3. Penebaran Benih
Data penebaran benih yang akan di ambil dari kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) III dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Penebaran Benih
No Jenis Data Cara pengambilan data
1. Jumlah benih Partisipasi
2. Cara penebaran benih Partisipasi
3. Waktu penebaran benih Partisipasi
4. Padat dan tebar Partisipasi
4. Pemberian Pakan
Data pemberian pakan yang akan di ambil dari kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) III dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 4. Pemberian Pakan
No Jenis Data Cara pengambilan data
1. Jenis pakan Observasi
2. Ukuran pakan Partisipasi
3. Dosis pakan Partisipasi
4. Frekuensi pemberian pakan Partisipasi
5. Jumlah pakan Partisipasi
6. Waktu pemberian pakan Partisipasi
14
[Type here]
5. Pertumbuhan
Data pertumbuhan yang akan di ambil dari kegiatan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) II dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini :
Tabel 5. Pertumbuhan
No Jenis Data Cara pengambilan data
1. Pertumbuhan mutlak Partisipasi
2. Pertumbuhan relatif Partisipasi
3. Pertumbuhan harian Partisipasi
4. Sampling berat dan panjang Partisipasi
5. Waktu panen Partisipasi
8. Panen
15
[Type here]
Data panen yang akan diambil dari kegiatan Kerja Praktek Lapangan (PKL)
II dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini :
Tabel 8. Panen
No Jenis Data Cara pengambilan data
1. Cara panen Partisipasi
2. Waktu panen Partisipasi
3. Jumlah panen Partisipasi
4. Ukuran panen Partisipasi
5. Survival rate Partisipasi
6. FCR Partisipasi
16
[Type here]
Pertumbuhan yang diukur meliputi panjang dan bobot tubuh ikan gabus.
Pengukuran dilakukan pada awal dan akhir pemeliharaan (Mulyadi et al., 2016).
Data hasil pengukuran digunakan untuk mengetahui pertumbuhan panjang mutlak
dan bobot mutlak dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
W=Wt – Wo
Keterangan :
W = Pertumbuhan bobot mutlak ikan yang dipelihara (g)
Wo = Bobot ikan pada awal pemeliharaan (g)
Wt = Bobot ikan pada akhir pemeliharaan (g)
L = Lt – Lo
Keterangan:
L = Pertumbuhan panjang mutlak ikan yang dipelihara (cm)
Lt = Panjang ikan pada akhir pemeliharaan (cm)
Lo = Panjang ikan pada awal pemeliharaan (cm)
2. Laju Pertumbuhan Relatif (Relative Growth Rate/RGR)
Menurut pendapat (Rukmini, 2013), laju pertumbuhan relatif dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
wt −wo
H= ×100%
wo
Keterangan:
H = Kecepatan pertumbuhan relatif
Wt = Berat akhir ikan (g)
Wo = Berat awal ikan (g)
17
[Type here]
Nt
SR= x 100 %
No
Keterangan:
18
[Type here]
19
[Type here]
dikatakan layak jika nilai R/C ratio lebih besar dari 1 (R/C ratio > 1). Semakin
tinggi nilai R/C ratio maka tingkat keuntungan suatu usaha akan semakin tinggi
(Mahyuddin, 2010).
total investasi ×1 tahun
PP=
keuntungan
total biaya
BEP Produksi= =¿ kg/ekor
harta penjualan
total biaya
BEP harga = =R p
total produksi
20