BAB I
PROGRAM
PENDAHULUAN
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
UNIT RAWAT JALAN
Mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan pelayanan rumah
sakit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber
daya yang tersedia di rumah sakit secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan
secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosial budaya
dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat.
Peningkatan mutu secara menyeluruh meningkatkan keselamatan pasien dan
memperkecil risiko pada pasien dan staf secara berkesinambungan.
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan keseluruhan
upaya dan kegiatan secara komprehensif dan integratif memantau dan menilai mutu
kesehatan, memecahkan masalah-masalah yang ada dan mencari jalan keluarnya,
sehingga mutu pelayanan kesehatan diharapkan lebih baik.
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisa
insiden, kepemimpinan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi
solusi untuk meminimalkna timbulnya risiko, mencegah rejadinya cidera yang
diesebabkan oleh kesalahan akibat dilaksanakannya suatu tindakan/tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
i
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………………………….. i
………………
Daftar Isi…………………………………………………………….……………... ii
Bab I Pendahuluan……………………………………….……………………... 1
Bab II Latar Belakang………………………………….………………………... 2
Bab III Tujuan………………………………………….. 5
………………...............
Bab IV Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan………….………………….…… 6
Bab V Cara Melaksanakan Kegiatan……………...…..………………….……... 7
Bab VI Sasaran………………………………………………………………….. 8
Bab VII Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi…………………………….…... 9
Bab VIII Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan…………………………... 20
Bab IX Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan…….……………………. 21
Bab X Pembiayaan dan Anggaran………………………………………...….. 25
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Mutu pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan pelayanan rumah sakit
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar
profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di
rumah sakit secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan memuaskan
sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosial budaya dengan memperhatikan keterbatasan
dan kemampuan pemerintah dan masyarakat.
Peningkatan mutu secara menyeluruh meningkatkan keselamatan pasien dan
memperkecil risiko pada pasien dan staf secara berkesinambungan.
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan keseluruhan upaya dan
kegiatan secara komprehensif dan integratif memantau dan menilai mutu kesehatan,
memecahkan masalah-masalah yang ada dan mencari jalan keluarnya, sehingga mutu
pelayanan kesehatan diharapkan lebih baik.
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisa insiden, kepemimpinan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkna timbulnya risiko,
mencegah rejadinya cidera yang diesebabkan oleh kesalahan akibat dilaksanakannya suatu
tindakan/tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
1
BAB II
LATAR BELAKANG
Upaya kesehatan adalah tiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan peningkatan mutu
dan keselamatan pasien yang digerakkan oleh pimpinan rumah sakit dengan cara melakukan
perencanaan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta memperkecil risiko.
Dalam hal upaya peningkatan mutu dibutuhkan penetapan indikator mutu area klinik,
indikator area manajemen, indikator internasional library dan sasaran keselamatan pasien,
penetapan prioritas pada proses yang utama, kritikal, risiko tinggi dan cederung bermasalah
dimulai dari jajaran direksi sampai seluruh instalasi/unit kerja terkait dan pengumpulan data,
validasi, analisa data dan rancangan proses baru.
Pelayanan di rumah sakit selain memperhatikan mutu harus menjamin keselamatan
pasien dimana keselamatan pasien ( patient safety ) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Asuhan pasien yang diberikan oleh tenaga medis, paramedis dan penunjang dapat
terjadi kejadian yang tidak diharapkan dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
cedera yang dapat dicegah, selanjutnya disebut insiden keselamatan pasien. Insiden
Keselamatan Pasien (IKP) terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris
Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian Potensial Cedera (KPC).
Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) (Adverse event ) adalah suatu kejadian insiden
yang mengakibatkan cedera pada pasien, analisa dilakukan terhadap hal-hal :
a. Semua reaksi transfusi yang terjadi di RS
b. Semua kejadian kesalahan obat,jika terjadi sesuai definisi yang ditetapkan rumah sakit
c. Semua kejadian kesalahan medis (medical error)adalah kejadian yang merugikan
pasien,akibat pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya
dapat dicegah. Tujuan pencegahanMedication error :
2
- Menurunkan insiden ancaman keselamatan pasien dalam medication error
- Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien
- Meminimalkan potensi terjadinya kerugian
- Menanggapi pihak yang mengalami cedera dengan segera dan selayaknya
- Mengantisipasi dan merencanakan pertanggungjawaban jika terjadi kerugian
- Membantu praktisi kesehatan dan lembaga terkait untuk dapat menelusuri kesalahan
obat.
d. Kejadian tidak diharapkan (KTD) atau pola kejadian yang tidak diharapkan dalam
keadaan sedasi atau selama dilakukan anestesi
e. Kejadian lain, seperti ledakan infeksi mendadak (infection outbreak)
Kejadian Nyaris Cidera ( KNC/Near miss ) adalah terjadinya insiden yang belum
sampai terpapar ke pasien atau upaya proaktif manakala kemungkinan terjadi dalam rangka
mencegah kemungkinan itu betul terjadi, dalam hal pemberian obat meliputi 4 fase,
Prescribing adalah fase penulisan resep, obat yang diresepkan tidak tepat indikasi, tidak tepat
pasien atau kontraindikasi, tidak tepat obat, tidak tepat dosis dan aturan pakai, Fase
transcribing adalah fase pada saat pembacaan resep untuk proses dispensing, Fase dispensing
adalah fase pada saat penyiapan hingga saat penyerahan resep, Fase administrasion adalah
proses penggunaan obat.
Kejadian Tidak Cedera ( KTC, no harm incident ) adalah suatu kejadian insiden yang
sudah terpapar ke pasien tetapi tidak menimbulkan cedera.
Kondisi Potensial Cedera (KPC/reportable circumstance ) adalah suatu kondisi/
situasi yang sangat berpotensi untukmenimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
Kejadian Sentinel ( Sentinel Event ) adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian
atau cedera yang serius, meliputi :
a. Kematian yang tidak diduga dan tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien atau
kondisi yang mendasari penyakitnya
b. Kehilangan fungsi yang tidak terkait dengan perjalanan penyakit pasien
c. Salah prosedur
Berdasarkan hal tersebut diatas diperlukan pengelolaan KTD, KNC, KTC, KPC dansentinel.
Rumah sakit perlu menggunakan pendekatan proaktif melaksanakan manajemen risiko
yang meliputi identifikasi (kejadian/insiden, sebab kejadian/insiden, dan dampak), analisa,
pengelolaan risiko, pengendalian risiko, monitoring dan evaluasi.Failure Mode Effect and
3
Analysis (FMEA) adalah pendekatan proaktif dalam melaksanakan manajemen risiko
dilaksanakan dengan :
1. Identifikasi dari risiko
2. Menetapkan prioritas risiko
3. Pelaporan risiko
4. Manajemen risiko
5. Penyelidikan KTD
FMEA sebagai alat yang digunakan untuk melakukan analisa dari akibat suatu kejadian
yang berujung pada risiko tinggi dan dilaksanakan setahun sekali.
Rumah Sakit Islam Sunan Kudus dengan visi menjadi rumah sakit swasta Islam
yang unggul di Provinsi Jawa Tengah. Untuk mencapai visi tersebut maka perlu dibuat
program peningkatam mutu dan keselamatan pasien sebagai arah dalam kegiatan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Rumah Sakit Islam “SUNAN KUDUS”
4
BAB III
TUJUAN
A. Tujuan Umum
Terlaksananya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dan mengurangi risiko
terhadap pasien dan staf dalam proses klinis maupun lingkungan fisik dalam
melaksanakan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien di unit rawat jalan.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien dan staf
2. Meningkatkan kemampuan pemberi asuhan pelayanan, manajemen dan staf
3. Meningkatkan pelaksanaan pengelolaan risiko
4. Meningkatkan kepuasan pelanggan
5
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
6
BAB V
1
.
4.P Action :
l
perbaikan atau
a
proses
n baru
:
2. Do :
P / Check :
3. Study
e a. pelatihan dan
a. struktur/input sosialisasi
r
b. proses b. pelaksanaan
e kegiatan
c. output
n c. pengumpulan data
c d. validasi data
a
n
a
a
n
Dalam pelaksanaan PMKP di Unit Rawat Jalan dengan menggunakan siklus PDSA
1. Plan : membuat rencana kerja program peningkatan mutu Unit Rawat Jalan serta
form pengumpulan data pada sensus harian PMKP.
2. Do : melaksanakan pengumpulan data mutu Unit Rawat Jalan dan pelaksanaan
program PMKP Unit Rawat Jalan
3. Study : melakukan analisa dan validasi data atas data yang terkumpul
4. Action : melaksanakan tindak lanjut atas hasil yang didapatkan. Pelaksanaan
kegiatan melalui pertemuan rutin bulanan, Audit kepatuhan pelaksanaan Indikator
7
dan melakukan Evaluasi Indikator area klinis, Indikator Area Manajemen, Sasaran
Keselamatan Pasien secara rutin oleh kepala Unit rawat jalan.
BAB VI
SASARAN
8
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
- Mensosialisasikan
Program PMKP Unit
1b Rawat Jalan kepada
semua staff
- Melaksanakan program
1c PMKP Unit Rawat jalan
-
1d - Melakukan monitoring
9
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI
NO KEGIATAN
I
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III
V
evaluasi Program PMKP
Unit Rawat Jalan
- Melakukan identifikasi
indikator mutu pelayanan
Unit Rawat Jalan sesuai
3a dengan SPM dan kamus
indikator
10
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI
NO KEGIATAN
I
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III
V
pemilihan indikator area
klinis, SKP dan profil
Pengumpulan data indikator
4 yang sudah ditetapkan
11
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI
NO KEGIATAN
I
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III
V
- Melakukan analisa data
5b internal
12
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI
NO KEGIATAN
I
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III
V
13
JAN FEB MAR APRIL MEI JUNI
NO KEGIATAN
I
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III
V
peralatan medis, pengaman
kebakaran dan manajemen
resiko
11 Penilaian kinerja staff
Melakukan penilaian kinerja
11a
staf klinis dan non klinis
12 Penilaian kinerja Unit
Melakukan penilaian kinerja
unit dengan melihat jumlah
12a
kunjungan dan kepuasan
pelanggan
Lanjutan…
14
JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
NO KEGIATAN
I
I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
V
Kepemimpinan dan
1 perencanaan
Menyusun Program
1a Kerja PMKP Unit
Rawat Jalan
Mensosialisasikan
Program PMKP Unit
1b Rawat Jalan kepada
semua staff
Melaksanakan
1c program PMKP Unit
Rawat jalan
Melakukan
monitoring evaluasi
1d Program PMKP Unit
Rawat Jalan
15
JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
NO KEGIATAN
I
I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
V
Mengikuti Pelatihan SESUAI RENCANA
PMKP (Pengumpulan
2a Data, Analisis dan
Validasi Data)
Penyusunan Indikator
3 Mutu Unit Rawat
Jalan
Melakukan
identifikasi indikator
mutu pelayanan Unit
3a Rawat Jalan sesuai
dengan SPM dan
kamus indikator
16
JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
NO KEGIATAN
I
I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
V
ditetapkan
Melakukan analisa
5b data internal
Pelaporan J I K A T E R J A D I I N S I D E N
6
kejadianIKP
Mencatat dan J I K A T E R J A D I I N S I D E N
melaporkan kejadian
6a IKP (KTD,
KNC,KTC,KPC dan
Sentinel)
7 Proses Peningkatan
Mutu Pelayanan dan
17
JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
NO KEGIATAN
I
I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
V
Keselamatan Pasien
Membuat analisa
7a Problem/Gap
Program manajemen
8
resiko
- Pendekatan proaktif
meliputi identifikasi
dari resiko, prioritas
resiko, pelaporan
8a resiko, manajemen
resiko, Analisa
dengan FMEA
- RTL FMEA
8b (rancangan ulang)
Monitoring dan
8c Evaluasi Rancangan
ulang
9 Pelaporan kejadian J I K A T E R J A D I I N S I D E N
18
JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER
NO KEGIATAN
I
I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
V
insiden infeksi
nosokomial (PPI)
Melakukan pencatatan
dan pelaporan
9a
kejadian infeksi
nosokomial
Pelaporan kejadian J I K A T E R JA D I I N S I D E N
10 insiden kecelakaan
kerja (K3)
Melakukan
pengelolaan peralatan
10a medis, pengaman
kebakaran dan
manajemen resiko
11 Penilaian kinerja staff
Melakukan penilaian
11a kinerja staf klinis dan
non klinis
12 Penilaian kinerja Unit
Melakukan penilaian
kinerja unit dengan
12a melihat jumlah
kunjungan dan
kepuasan pelanggan
19
BAB VIII
1. Pelaporan hasil IAK, JCILM, IAM dan SKP dilakukan oleh PIC ke sub
komite mutu melalui komputer berbasis exel setiap bulan dan insiden
keselamatan pasien (KTD, Sentinel, KNC) oleh petugas rumah sakit ke sub
komite keselamatan pasien atau ke tim komplain oleh pengunjung /
pendamping / keluarga pasien setiap ada kejadian.
2. Evaluasi hasil IAK, JCILM, IAM, dan SKP dilakukan tiap 1 bulan dan
evaluasi IKP dilakukan untuk grading rendah (biru)1 minggudiselesaikan
dengan prosedur rutin, kalau moderate (sedang) dilakukan paling lama 2
minggu oleh manajer atau pimpinan klinis, kalau tinggi paling lama 45 hari
dengan RCA oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (KMKP),
sedangkan merah diselesaikan paling lama 45 hari dengan RCA oleh
Direktur.
3. Laporan evaluasi disampaikan oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
setiap 1 bulan sekali.
20
BAB IX
1. Pencatatan hasil IAK, JCIIL, IAM dan SKP dilakukan oleh PIC di program
excel yang sudah disambungkan melalui server rumah sakit.
2. Petugas validator melakukan validasi pengukuran indikator mutu.
3. Hasil evaluasi pencapaian indikator kunci IAK, IAM, SKP tiap 1 bulan
diinformasikan kepada kepala unit.
21
PENETAPAN PRIORITAS MASALAH UNIT RAWAT JALAN
22
High Risk High Volume Problem Prone JUMLAH
(nilai x bobot = skor) (nilai x bobot = skor) (nilai x bobot = skor)
Rentang Nilai = 1 – 5 Rentang Nilai = 1 – 5 Rentang Nilai = 1 – 5
Bobot = 50 Bobot = 30 Bobot = 20
Urutan
No Area Indikator Indikator U S G Total skor
Prioritas
Angka ketidak lengkapan assesmen awal medis
1 Assesmen Terhadap Area Klinik 2 2 2 6 3
dalam 2 jam pada pasien rawat jalan
23
B. PEMILIHAN INDIKATOR AREA MANAJEMEN
Urutan
No Area Indikator Indikator U S G Total skor
Prioritas
Harapan dan kepuasan pasien
1 Waktu Tunggu di Rawat Jalan ≤ 60 menit 4 4 4 12 1
dan keluarga
Harapan dan kepuasan pasien
2 Kesesuaian buka pelayanan sesuai ketentuan 1 2 1 4 4
dan keluarga
Harapan dan kepuasan pasien
3 Kepuasan pelanggan pada rawat jalan ≥ 90 % 3 2 2 7 2
dan keluarga
Urutan
No Area Indikator Indikator U S G Total skor
Prioritas
1 Identifikasi pasien Kepatuhan Identifikasi pasien rawat jalan 2 2 2 6 3
Kepatuhan Identifikasi pasien resiko jatuh rawat
2 Pengurangan resiko jatuh 2 2 2 6 3
jalan
24
BAB X
PEMBIAYAAN DAN ANGGARAN
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien ini dibiayai oleh anggaran RSI “Sunan
Kudus” tahun anggaran 2022. Rancangan ini bisa dijadikan acuan untuk menyiapkan
anggaran pelaksaan kegiatan program Komite Mutu Dan Keselamatan Pasien sekarang dan
selanjutnya.
25
26