Anda di halaman 1dari 3

PADI BIO PRESISI

Produktivitas hasil panen padi petani sebesar 5 ton gabah kering giling (GKG),
mengalami stagnasi sejak kurun waktu 10 tahun terakhir. Hal Ini disebabkan salah satunya
oleh tidak optimalnya penggunaan pupuk sintetis dan dan penggunaan pestisida semakin
meningkat dari tahun ke tahun.
Akibatnya kondisi tanah semakin kekurangan bahan organic dan kesuburan semakin
berkurang karena kehilangan unsur hara. Penggunaan pupuk sintetis yang tidak sesuai
kebutuhan selain membuat produktivitas tidak optimum, juga menyebabkan tanaman rentan
terhadap hama dan penyakit.
Teknologi bio pertanian presisi sebagai terobosan peningkatan produktivitas, efisiensi
biaya produksi dan ramah lingkungan berkelanjutan. Teknologi ini terdiri dari kombinasi
penggunaan mikroba bermanfaat (beneficial microbes) dan optimasi penggunaan pupuk
sintetis, pembenah tanah, serta pemanfaatan pestisida biologi dalam pencegahan dan
pengendalian hama penyakit.
Berdasarkan hasil penelitian telah ditemukan mikroba bermanfaat (beneficial microbes)
yang digunakan sebagai bagian dari komponen penelitian teknologi bio presisi yakni:
1. Mikroba dekomposer sebagai pengurai bahan organik (bersifat selulotik, lignolitik
dan proteolitik)
2. Mikroba endofitik (membangun imun tanaman)
3. Mikroba entomopatogen (pengendali hama dan penyakit)
4. Mikroba biostimulant/ mikroba pupuk hayati (penambat Nitrogen, pelarut fosfat dan
penghasil hormon pertumbuhan)
Selain itu digunakan juga komponen senyawa organik humat & fulvat serta pemupukan
sintesik yang spesifik dan optimum.
Salah satu penelitian penggunaan teknologi bio presisi oleh IPB berkolaborasi dengan
PT. Prima Agro Tech yang dimulai pada awal 2021 lalu adalah pada lahan padi seluas 1
Hektare (ha) yang berlokasi di Desa Situdam, Jatisari, Karawang. Dengan menggunakan
perbandingan benih padi Inpari 31 dan 32 dengan IPB3S, hasil panen pada lahan ini berhasil
meningkatkan produktivitas padi sebesar 9,2 ton Gabah Kering Panen (GKP) atau setara
dengan 7,2 ton GKG. Tentunya, pencapaian produksi itu lebih besar dari produktivitas padi
nasional sebesar 5,12 ton GKG.
Selain di Karawang, penelitian ini juga tengah dijalankan di beberapa sentra budidaya
padi lainnya, yakni Subang (Jawa Barat), Klaten (Jawa Tengah) serta Bojonegoro dan Ngawi
(Jawa Timur) dan lingkungan terkondisikan di stasiun lapang penelitian IPB.
Teknologi pertanian presisi bukan semata mata menekankan peningkatan produktivitas
hasil panen, namun diikuti dengan peningkatan pendapatan petani, perbaikan kualitas dan
turunnya biaya sarana produksi usahatani. Selain itu teknologi ini dapat menjadi solusi
pengurangan penggunaan pupuk sintetik yang sekarang sebagian besar adalah pupuk subsidi,
solusi pengurangan penggunaan pestisida sintetik, sekaligus menjawab masalah kelangkaan
pupuk dan dampak perubahan iklim global.
Khusus daerah endemik Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) tertentu, harus
dipetakan profil hamanya terlebih dahulu. Langkah penyehatan ekosistem secara bertahap
dengan memperbesar jumlah mikroorganisme yang berfungsi menjadi predator terhadap
hama tanaman.
SUMBER PUSTAKA
https://faperta.ipb.ac.id/pertanian-biopresisi-upaya-efisiensi-produksi-dan-penyelamatan-
ekologi/
https://industri.kontan.co.id/news/kembangkan-teknologi-bio-presisi-tanaman-padi-ipb-
berkolaborasi-dengan-prima-agro
https://www.agrofarm.co.id/2021/08/38548/

Anda mungkin juga menyukai