Anda di halaman 1dari 9

AYAT DAN HADITS TENTANG EFISIENSI BERBISNIS

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Tafsir dan Hadits Ekonomi

Dosen Pengampu : Teguh Mukidin, M.Hum.

Disusun oleh :

Kelompok 2 A3MBR

1. Sabila Cahya Maulida (2250210015)

2. Muhammad Ari Dwi Himawan (2250210026)

3. Putriku Diaz Ramadhani (2250210027)

4. Ilham Ulumuddin (2250210030)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Belakangan ini, beberapa ekonom mengkritik teori efisiensi.
Mereka berpendapat kinerja saat ini sudah melenceng dari arah semula dan
hanya menguntungkan sebagian pihak dan merugikan pihak lain. Para
pelaku ekonomi hanya memikirkan kebahagiaannya sendiri dan bukan
memikirkan batasan-batasan yang harus mereka perhatikan. Mereka
dipengaruhi oleh pandangan dunia Barat yang materialistis. Islam
sepenuhnya menganjurkan efisiensi kerja, namun semua itu harus dalam
batasan hukum Islam, Al-Quran dan Sunnah.
Pada era globalisasi ekonomi saat ini, konsep efisiensi dalam
berbisnis menjadi sangat penting. Efisiensi mengacu pada kemampuan
untuk mencapai hasil maksimal dengan menggunakan sumber daya yang
ada secara optimal. Dalam konteks Islam, tafsir dan hadis ekonomi
memberikan pedoman dan prinsip-prinsip yang dapat membantu kita
memahami bagaimana efisiensi harus diterapkan dalam dunia bisnis.
Dalam makalah ini, kami akan mengeksplorasi pandangan Islam tentang
efisiensi dalam berbisnis, dengan merujuk pada tafsir Al-Quran dan hadis
ekonomi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian efisiensi
2. Efisiensi berbisnis dalam perspektif islam
3. Ayat dan hadist tentang Efisiensi berbisnis
BAB II

PEMBAHASAN

A. EFISIENSI
a. Pengertian Efisiensi
Efisiensi adalah suatu ukuran dari tingkat keberhasilan sebuah
kegiatan yang dievaluasi berdasarkan biaya / sumber daya yang digunakan
untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dalam hal ini, semakin sedikit
sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Maka
prosesnya bisa disebut lebih efisien. Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien
karena prosesnya membaik. Misalnya, lebih cepat atau lebih murah.
Efisiensi ini dapat diartikan sebagai ketepatan cara didalam melakukan
sesuatu. Serta kemampuan melaksanakan tugas dengan baik serta tepat
tanpa membuang biaya, waktu dan tenaga.
Efisien adalah kemampuan unit kerja untuk mencapai hasil dan
manfaat. Misalnya barang yang diproduksi bermanfaat bagi masyarakat.
Efisiensi adalah konsep yang sering digunakan dalam berbagai bidang
kehidupan, termasuk bisnis, industri, manajemen, dan ekonomi. Pada
dasarnya, efisiensi merujuk pada kemampuan untuk menggunakan sumber
daya melalui cara paling optimal, dan menghasilkan output maksimal,
dengan pengorbanan yang minimal.
Dalam konteks bisnis, efisiensi adalah tentang bagaimana
mengelola sumber daya, seperti waktu, uang, tenaga kerja, dan material
secara efektif, agar hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan. Di sisi
lain, Hubworks menyatakan bahwa efisiensi kerja adalah sistem yang
membantu individu atau perusahaan mencapai tingkat output maksimal
dengan menggunakan jumlah input minimal.1
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa, suatu pekerjaan akan dianggap
efisien jika menggunakan sedikit sumber daya (input), namun
menghasilkan keuntungan (output) sesuai dengan target atau harapan.
Bisnis dalam aktivitasnya merupakan kegiatan yang sangat penting bagi
1
kelangsungan hidup sehari-hari. Bisnis merupakan bagian dari kegiatan
ekonomi dan mempunyai peranan yang sangat vital dalam rangka
memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan bisnis mempengaruhi semua
tingkat kehidupan manusia baik individu, sosial, regional, nasional maupun
internasional. Tiap hari jutaan manusia melakukan kegiatan bisnis sebagai
produsen, perantara maupun sebagai konsumen (Norvadewi 2015).2
Bisnis adalah kegiatan ekonomis. Hal-hal yang terjadi dalam
kegiatan ini adalah tukar menukar, jual beli, memproduksi-memasarkan,
bekerja memperkerjakan, serta interaksi manusiawi lainnya, dengan tujuan
memperoleh keuntungan.

b. Efisiensi Dalam Pandangan Islam


Kata efisiensi dalam pengertian ekonomi konvensional ternyata
tidak termasuk di dalam literatur Islam. Dalam literatur Islam, hal ini sudah
dikenal melalui beberapa pemahaman salah satunya dalam pemahaman
untuk berusaha meraih hasil yang terbaik.
Sejatinya semenjak awal perkembangan Islam, Nabi SAW selalu
mengajarkan kepada para sahabat untuk selalu mengerjakan segala
pekerjaan (amal) seefektif dan seefisien mungkin. Dengan pelbagai
pemahaman dari beliau sendiri hingga para sahabat mengerti bagaimana
meletakkan kata (efisien) ini pada tempatnya. Sebagai contoh, nabi
Muhammad telah memperlihatkan kewibawaanya yang tinggi dengan
menekankan pada ihsan (kemurahan hati) dan itqan (kesempurnaan).
Beliau bersabda bahwa “Allah SWT telah mewajibkan ihsan atas segala
sesuatu”, dan bahwa “Allah SWT mencintai seseorang apabila ia
mengerjakan sesuatu, ia melakukannya dengan sempurna (itqan).” 3 Bahkan
Nabi SAW meletakan nilai keislaman seseorang tatkala seorang muslim
mampu mengoptimalkan pribadinya se-efisien mungkin, arti efisien dalam
konteks ini pastinya adalah mengerjakan segala pekerjaan yang bermanfaat
2
3
Hadits pertama dari Syaddad ibnu Aws dalam sahih Muslim, bab al-Amr bi ihsan fi ad-dhabh wa al-qatl, vol. 3 No.
37, hal. 1548; sedangkan hadits kedua dari sayyidah Aisyah di dalam syu’ab al-iman dari al-baihaqi, 1990, vol. 4,
no. 5312 hal. 334.
dan meninggalkan pekerjaan yang membuang-buang waktu dan tidak
bermanfaat. Sebagaimana sabda beliau SAW : 4

Dari hadis di atas, nampak bahwa yang menentukan kualitas


keislaman seorang adalah kemampuannya untuk memilah-milah pekerjaan,
mana yang perlu dikerjakan dan mana yang tidak dengan seefesien
mungkin. Namun arti efisien di sini tetaplah dalam koridor syari’at yang
ada dan sebagaimana unsur yang membangun efisiesi yang islami
sebagaimana dijelaskan di atas, yaitu unsur kebaikan (ihsan) dan
kesempurnaan (itqan).
Maka sedikitnya bisa ditarik kesimpulan, bahwa pengertian
efisiensi menurut Islam tidaklah sama menurut teori ekonomi
konvensional. Hal ini karena orientasi kehidupan seorang manusia muslim
tidaklah terbatas hanya pada dunianya saja, tetapi adanya integrasi
kehidupan dunia dan akhirat, di mana dunia hanyalah ladang bagi
kehidupan di akhirat. Akhirnya, sangat mungkin terjadi dalam pelaksanaan
efisiensi secara Islam tidak sesuai dengan efisiensi secara konvensional
ataupun sebaliknya. Kalau yang menjadi batasan ekonomi konvensional
adalah legalitas dan aturan hukum pidana asalkan hukum yang berlaku itu
sesuai dengan syariat, maka sesuai pula dengan pandangan Islam.

B. AYAT DAN HADIST TENTANG EFISIENSI DALAM BERBISNIS

4
HR. Ahmad, Abu ya’la dan Tirmidzi (dikutip dari kitab Al-Maqasid Al-Hasanah karangan As-Sakhowi, Juz I, hal.
227) al-Maktabah Syameela
BAB III

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai